2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENERAPAN MODEL SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

M 2015 PENERAPAN TEKNIK BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik yang sudah lalu maupun yang terbaru. Teks berita adalah naskah

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Berbicara merupakan salah satu dari empat aspek

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. terampil berbahasa. Adapun keterampilan berbahasa itu mencakup empat

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rianti Febriani Setia, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Stella Talitha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Windy Tantriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuma Yudhayana, 2015 Efektivitas Teknik Examples Non-Examples Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. melainkan harus melalui proses pembelajaran dengan waktu yang lama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa dianggap sebagai alat komunikasi dalam mengungkapkan pikiran

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis argumentasi merupakan salah satu keterampilan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya.

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

Berdasarkan Kurikulum 2013 Pembelajaran Bahasa Indonesia bermula. pada pengembangan kompetensi dalam ranah sikap (KI-1 dan KI-2), pengetahuan

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, ternyata pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Debby Agita Viantiputri,2014

I. PENDAHULUAN. itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

PENERAPAN MODEL CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAB 1 PENDAHULUAN. memprihatinkan. Guru dengan lancarnya menerangkan berbagai macam teori,

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan erat dengan prosesproses yang mendasari bahasa. Semakin terampil seseorang berbahasa, maka semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan tersebut dapat diperoleh dan dikuasai melalui praktik dan banyak berlatih. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir. (Tarigan, 1994 hlm.1) Menulis merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa sehingga diharapkan siswa mampu menguasai keterampilan menulis baik tulisan sastra ataupun nonsastra. Keterampilan menulis membutuhkan beberapa keterampilan yang cukup kompleks dan sulit. Ketika menulis, siswa membutuhkan pengetahuan dan keterampilan seperti dalam pemilihan kata, gaya bahasa, hubungan antarparagraf dan keterampilan dalam menyusun kalimat sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Berdasarkan hal di atas kemampuan menulis tentu merupakan keterampilan yang sangat sulit dan memerlukan kemahiran dalam tiga keterampilan lainnya, karena keempat keterampilan berbahasa ini saling berhubungan erat satu sama lain. Bahkan, dari ketiga keterampilan lainnya terkadang lahir ide ataupun bahasan untuk menulis. Maka tak heran, dalam pembelajaran di sekolah kemampuan menulis merupakan salah satu standar dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang harus dicapai pada semua jenjang pendidikan, termasuk di jenjang Sekolah Menengah Pertama. Melalui kemampuan menulis diharapkan siswa mampu menulis dengan keterampilan yang memadai. Hal ini tercermin pada kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk mampu

2 menulis berbagai teks bacaan yang disajikan dalam buku teks dengan baik dan benar. Saat ini pembelajaran di sekolah telah menggunakan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 bermuara pada pengembangan kompetensi dalam ranah sikap (KI-1 dan KI-2), pengetahuan (KI-3), dan keterampilan (KI-4). Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan berbasis teks. Prinsip pembelajaran bahasa berbasis teks ini adalah, siswa diharapkan memandang bahasa sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata-kata atau kaidah kebahasaan. Pendekatan berbasis teks yang dikembangkan pada kurikulum ini diaplikasikan melalui KBM yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4) mereka dalam memahami dan menyusun berbagai jenis teks sesuai dengan jenjang. Dalam Kurikulum 2013 ini, bahasa Indonesia berbasis teks menekankan pada pemahaman terhadap jenis, kaidah, dan konteks suatu teks. Pada Kurikulum 2013 penulisan teks menjadi salah satu aspek yang sangat penting dan sekaligus merupakan alat ukur untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa menguasai keterampilan menulis. Selain itu, melalui keterampilan menulis kemampuan pemahaman siswa mengenai teks tersebut dapat terukur dan terlihat dari teks yang telah ia buat. Salah satu jenis teks yang terdapat dalam Kurikulum 2013 saat ini adalah teks diskusi. Tujuan teks diskusi adalah untuk membahas suatu isu, dilihat lebih dari satu perspektif, dengan memaparkan argumen yang mendukung dan menentang isu tersebut (Emilia, 2011 hlm.122). Teks diskusi ini termasuk baru dalam pembelajaran bahasa Indonesia karena pada kurikulum sebelumnya siswa biasanya diajarkan mengenai jenis-jenis karangan dan paragraf. Pada pembelajaran di sekolah siswa diharapkan mampu menulis teks diskusi. Maka dalam pembelajaran di kelas guru tidak hanya memberikan pemaparan mengenai strukur dan kaidah bahasa teks diskusi saja, namun guru memberikan pula contoh dan langkah-langkah menulis yang harus dilakukan oleh siswa. Pemaparan tersebut sesuai dengan Kurikulum 2013 saat ini dan telah

3 tercantum di dalam buku teks siswa. Dengan diberikannya pemahaman mengenai cara menulis tentu memudahkan siswa untuk memulai sebuah tulisan dan dengan diberikannya sebuah contoh siswa akan mengetahui bagaimana tulisan yang benar dan baik secara visual. Selain pemberian materi dan contoh kepada siswa, tentu metode yang digunakan oleh guru pun memiliki peran penting selain materi yang diajarkan oleh guru. Saat ini, ketika guru mengajar cenderung menggunakan pembelajaran konvensional, sehingga hasil pembelajaran yang diperoleh kurang maksimal. Metode yang digunakan oleh guru masih monoton, yaitu menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Metode tersebut tentu membosankan, terutama untuk pembelajaran menulis. Ketika pembelajaran menulis guru memerlukan metode yang bersifat inovatif dan kreatif, sehingga mampu membangkitkan dan merangsang minat siswa untuk menulis karena kegiatan menulis memerlukan kreativitas tinggi yang harus dimiliki siswa. Ketika siswa sudah merasa malas dari di mulainya pembelajaran, maka pembelajaran menulis pun tidak akan berjalan dengan efektif. Dalam hal ini, guru harus memilih metode-metode yang inovatif untuk digunakan dalam pembelajaran. Guru diharapkan mampu menciptakan atau menggunakan metodemetode yang inovatif, terutama ketika guru memberikan materi ajar mengenai keterampilan menulis. Dengan guru menggunakan metode yang inovatif, maka mampu membantu siswa dalam menyerap informasi dan memperkuat pemahamannya mengenai materi ajar yang disampaikan. Selain itu, dengan guru menggunakan metode yang inovatif, guru mampu membangun minat siswa dalam pembelajaran menulis yang notabene siswa malas atau tidak tertarik terhadap pembelajaran menulis dalam pelajaran bahasa Indonesia. Pada saat ini kemampuan menulis masih jarang dimiliki para siswa di sekolah. Pembelajaran menulis di sekolah selama ini belum optimal baik dari segi kualitas dan kuantitas. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru pun tidak menarik dan monoton. Guru belum menggunakan metode pembelajaran menulis secara variatif dan inovatif. Kebanyakan dalam pembelajaran, terutama

4 pembelajaran menulis guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan. Hal tersebut semakin membuat siswa malas dan tidak berminat ketika pembelajaran menulis berlangsung, karena motivasi siswa dari awal pembelajaran tidak terbangun. Pada pembelajaran menulis siswa banyak mengalami kesulitan. Siswa mengalami kesulitan untuk membuat suatu tulisan bahkan untuk memulai tulisan yang akan mereka buat. Siswa bingung bagaimana harus memulai suatu tulisan. Hal tersebut terjadi karena ketika pembelajaran menulis biasanya guru tidak mengajarkan siswa langkah-langkah menulis yang harus dikuasai siswa sebelum siswa ditugaskan untuk membuat suatu tulisan. Selain itu, guru pula tidak memberikan gambaran ataupun rangsangan mengenai apa yang harus ditulis oleh siswa. Ketika pembelajaran berlangsung, guru hanya memperlihatkan contohcontoh tulisan tanpa memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai tulisan tersebut kepada siswa, guru kemudian menugaskan siswa untuk membuat suatu tulisan. Hal tersebut justru membuat siswa bingung dan membuat siswa malas untuk menulis, karena dalam benaknya siswa merasa bahwa kegiatan menulis itu sulit dan tidak menyenangkan. Jika guru menggunakan metode yang inovatif tentu kesulitan-kesulitan siswa dalam hal menulis dapat teratasi. Ketika guru menggunakan metode yang inovatif dan menarik tentu akan mampu membangun minat siswa ketika pembelajaran berlangsung. Hal tersebut akan membangun suasana belajar yang menyenangkan ketika dalam proses pemberian materi. Selain itu, guru mampu merangsang stimulus siswa dengan menampilkan foto, video ataupun alat peraga lainnya yang dapat merangsang ide kreatif siswa untuk memulai tulisan mereka. Guru pun dapat memberikan siswa latihan setiap harinya, misalnya menulis buku harian atau jurnal agar siswa terbiasa menulis. Hal tersebut sesuai dengan yang dipaparkan oleh Alwasilah (2007 hlm.105), bahwa cara jitu untuk mengembangkan kemampuan menulis adalah dengan cara menulis catatan harian. Cara tersebut dirasa cukup efektif untuk membangun minat siswa terhadap

5 kegiatan menulis, walaupun tulisan yang dibuat siswa masih berkisar mengenai pengalaman mereka. Berdasarkan beberapa masalah di atas maka diperlukan model pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan siswa keterampilan menulis. Model pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) merupakan model pembelajaran yang mengharapkan siswa mampu berpikir kritis dalam melihat suatu permasalahan sekaligus dapat mengukur tingkat kinerja kooperatif siswa dalam kelompok. Menurut Hanlie Murray, dkk. (1998), model pembelajaran pemecahan masalah merupakan model pembelajaran yang menjadikan masalah (problem) sebagai isu utamanya. (Huda, 2013 hlm. 273) Model Pemecahan Masalah (problem solving) sudah banyak diterapkan dalam beberapa penelitian seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Ike Sulistianti (2010) mengenai kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa siswa kelas eksperimen mampu menulis paragraf argumentasi dengan menggunakan model Problem Solving. Kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi kelas eksperimen meningkat. Hal tersebut terbukti dalam perolehan skor rata-rata yang dihasilkan saat pascates sebesar 71,68 lebih besar dibandingkan skor rata-rata ketika prates sebesar 61,73. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ike Sulistianti, Tri Langgari Desi C (2013) memilih untuk meneliti mengenai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dan mengetahui profil kemampuan berpikir kritis siswa SMA menggunakan model pembelajaran Problem Solving. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa adanya peningkatan prestasi belajar siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan model Problem Solving. Prestasi belajar siswa di kelas eksperimen meningkat, hal tersebut terbukti dalam rata-rata skor prates yang diperoleh sebesar 46,81 dan rata-rata skor pascates sebesar 80,14 dengan nilai gain 33,3.

6 Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik ingin meneliti mengenai keefektifan model Pemecahan Masalah (Problem Solving) dalam pembelajaran menulis teks diskusi. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti jelas berbeda dengan penelitian-penelitian tardahulu. Penelitian ini diterapkan pada Kurikulum 2013 yang baru diuji cobakan kurang dari setahun di sekolah-sekolah Indonesia. Peneliti pun tertarik meneliti metode ini yang akan diterapkan pada siswa SMP Negeri 5 Cimahi kelas VIII tahun ajaran 2014-2015. Model pemecahan masalah ini dirasa tepat digunakan dalam pembelajaran menulis teks diskusi karena selain siswa diharapkan mampu menulis teks diskusi, siswa pun diberikan kesempatan untuk berdiskusi saling bertukar pikiran dalam menguasai konsep materi. Selain itu, siswa diharapkan mampu berpikir kritis dalam melihat suatu permasalahan. B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut. 1. Siswa masih merasa kesulitan dalam menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan dan mengembangkan tulisan berupa teks diskusi. 2. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariasi, masih bersifat konvensional sehingga kurangnya rangsangan yang dapat menginspirasi siswa. C. Batasan Masalah Penelitian Penelitian untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa sangatlah umum. Maka, penulis melakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini, agar penelitian dapat terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian. Masalah dalam penelitian ini memfokuskan perhatian pada penerapan metode pembelajaran

7 pemecahan masalah yang menggunakan media video mengenai suatu isu atau permasalahan untuk merangsang peserta didik menghasilkan tulisan teks diskusi. D. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kemampuan siswa di kelas eksperimen dalam menulis teks diskusi sebelum diberi perlakuan dengan penerapan model pembelajaran pemecahan masalah? 2. Bagaimanakah kemampuan siswa di kelas eksperimen dalam menulis teks diskusi sesudah diberi perlakuan dengan penerapan model pembelajaran pemecahan masalah? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan siswa di kelas eksperimen dalam menulis teks diskusi sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan penerapan model pembelajaran pemecahan masalah? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumsan masalah di atas, tujuan penelitian ini antara lain. 1. untuk mendeskripsikan kemampuan siswa di kelas eksperimen dalam menulis teks diskusi sebelum diberi perlakuan dengan penerapan model pembelajaran pemecahan masalah. 2. untuk mendeskripsikan kemampuan siswa di kelas eksperimen dalam menulis teks diskusi sesudah diberi perlakuan dengan penerapan model pembelajaran pemecahan masalah. 3. Untuk mendeskripsikan apakah terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan siswa di kelas eksperimen dalam menulis teks diskusi sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan penerapan model pembelajaran pemecahan masalah. F. Manfaat Penelitian

8 Jika tujuan penelitian ini tercapai, secara umum diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk guru-guru ketika mengajar keterampilan menulis di kelas. Memberikan kemudahan dan metode inovatif baru agar siswa tidak merasa jenuh dan bosan ketika pembelajaran berlangsung. Secara khusus manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dan membantu guru untuk menentukan suatu metode pembelajaran inovatif dan kreatif yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran, sehingga mampu menarik perhatian dan minat siswa untuk menulis. Selain itu, dapat memberikan alternatif pemilihan metode dalam pembelajaran menulis teks diskusi. 2. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks diskusi secara baik dan terampil. 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam menerapkan model pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran menulis teks diskusi. Selain itu, agar peneliti dapat mengetahui tingkat keberhasilan penerapan metode ini.