BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAGAN KLASIFIKASI DAFTAR TAJUK SUBYEK TESAURUS

MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI

KATALOGISASI : bagian dari kegiatan pengolahan bahan perpustakaan Sri Mulyani

KATALOGISASI. M Hadi Pranoto, SIP. BIMTEK Katalogisasi Desember 2017

BAB III TINGKAT KESESUAIAN DESKRIPSI BIBLIOGRAFI BAHAN MONOGRAF DENGAN AACR2 PADA PERPUSTAKAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD PARDEDE MEDAN

KEGIATAN UTAMA DI PERPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Tujuan dan Fungsi Katalog Tujuan Katalog Semua perpustakaan mempunyai tujuan agar koleksi yang dimiliki

MODUL 4 SARANA TEMU KEMBALI TERBITAN BERSERI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGOLAHAN TERBITAN BERSERI DI PERPUSTAKAAN UIN SUNAN AMPEL Oleh: Aries Hamidah

INTERNSHIP & CAREER DEVELOPMENT (ICD) FE UNS 1

BIBLIOGRAFI BERANOTASI SKRIPSI BERTAJUK ISLAM DI MINANGKABAU TAHUN KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB IAIN IMAM BONJOL PADANG

Panduan Praktis Pengatalogan Dengan Program Aplikasi INLISLite versi 2.1.2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki,1993:1.6). secara kontinu oleh pemakainya sebagai sumber informasi.

KATALOGISASI. M Hadi Pranoto, SIP. BIMTEK Perpustakaan Sekolah 18 April 2018

PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB III HASIL PENGEMBANGAN

BAB II PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA

TINJAUAN TEORITIS PADA PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Katalog dan Minat Baca

PENAMPILAN MAJALAH ILMIAH: STANDAR DAN PENERAPANNYA ABSTRAK

ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE

BAB II LANDASAN TEORI. dan studi. Selanjutnya pasal 8 dari Peraturan Presiden No. 20, 1961

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

PETUNJUK TEKNIS INVENTARISASI KOLEKSI PERPUSTAKAAN

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 38 PETUNJUK TEKNIS KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA MONOGRAF

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA

SISTEM PELAYANAN PERPUSTAKAAN

MANFAAT NOMOR PANGGIL DALAM KEGIATAN PERPUSTAKAAN

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS SYARIAH UIN IMAM BONJOL PADANG

Panduan Praktis Pengohan Bahan Pustaka Dengan Program Aplikasi INLISLite Versi 3 Oleh Aristianto Hakim, S.IPI 1

DATABASE PERPUSTAKAAN

KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Definisi Perpustakaan dan Perpustakaan Perguruan Tinggi

MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun gudang penyimpanan buku yang hanya berfungsi untuk menampung. buku-buku tanpa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) PERPUSTAKAAN

PERMASALAHAN DALAM MENGUMPULAN DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

Pemanfaatan Online Public Access Catalogue (OPAC) Sebagai Sarana Sistem Temu Balik Pada Perpustakaan

PEDOMAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN RSC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT PELAYANAN JASA INFORMASI

AACR2Revisi 2002 pemuktahiran 2005 Suharyanto Pustakawan pada Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

PEDOMAN TEKNIS PENULISAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

INVENTARISASI BAHAN PUSTAKA DAN PEMBUATAN LAPORAN PENGEMBANGAN KOLEKSI. Oleh : Damayanty, S.Sos.

PEDOMAN PENULISAN TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA

: Melakukan proses pengkatalogan buku. : Buku baru untuk diproses

PETUNJUK TEKNIS KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA NON BUKU

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

Pedoman Penulisan Tugas Akhir PROGRAM DIPLOMA-3

Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Scopus Periode 2010-April 2016

PEMBUATAN INDEKS BERANOTASI JURNAL SUBJEK EKONOMI DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG

TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR. Fakultas Teknik Elektro 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM TEMU KEMBALI KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA BARAT

Tata Cara Penulisan Laporan Praktikum

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PROGRAM SARJANA DAN DIPLOMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Pengelolaan Perpustakaan

Tugas Tutorial Mata Kuliah: Pengolahan Terbitan Berseri RANGKUMAN MODUL 6 PUST2250 (BUKU MATERI PENGOLAHAN TERBITAN BERSERI) Dibuat Oleh:

PENYUSUNAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI SERI BACAAN SASTRA KOLEKSI PERPUSTAKAAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PEMBUATAN INDEKS BERANOTASI JURNAL ILMIAH BIDANG HUMANIORA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

PETUNJUK TEKNIS INPUT DATA TERBITAN BERKALA MAJALAH/ JURNAL/ BULETIN/ TERBITAN BERKALA LAINNYA Untuk Tingkat Deskriptor Pustaka

Cara Menjadi Pustakawan Ahli Pertama yang Sukses: Penyamaan Persepsi Butir-Butir Kegiatan Pustakawan Ahli Pertama

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 5

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ORGANISASI DAN ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH. Dra.ZURNI ZAHARA. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

I. PENGANTAR UNSUR POKOK RANCANGAN USULAN PENELITIAN

SISTEMATIKA KULIAH KERJA PAMONG (KKP)

PELATIHAN KLASIFIKASI BUKU DAN PEMBUATAN KARTU KATALOG BUKU BAGI PETUGAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGKAT SEKOLAH DASAR (SD) DI KOTA SINGARAJA.


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian. 1.2 Tujuan

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN

KATA PENGANTAR. Assalamu Alaikum Wr. Wb.

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 6

PANDUAN PENULISAN USULAN PENELITIAN TUGAS METODOLOGI PENELITIAN PRODI AKUNTANSI DAN MANAJEMEN FAK EKONOMI UNIKOM

Katalogisasi KATALOGISASI DOKUMEN. Sri Rahayu. 1. Pendahuluan

PROFIL PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS WIDYATAMA : PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BANDUNG

TEKNIK DAN TATA CARA PENULISAN LAPORAN MAGANG

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Tinggi Secara umum perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada sebuah perguruan tinggi. Perpustakaan ini dinanungi oleh perguruan tinggi dimana perpustakaan itu berada. Semua kebijakan yang akan dilakukan oleh perpustakaan harus diketahui oleh perguruan tinggi yang bersangkutan. Secara keseluruhan perpustakaan perguruan tinggi termasuk ke dalam ruang lingkup perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi sering juga disebut sebagai jantung universitas. Penyelengaraanya dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi yang bersangkutan. Menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 51), Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahanya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi,dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Tujuan perguruan tinggi di Indonesia dikenal dengan nama Tri Darma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat). Maka perpustakaan perguruan tinggi pun bertujuan membantu melaksanakan ketiga darma perguruan tinggi. Berdasarkan pendapat dan uraian diatas, dapat diketahui bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang berada dalam ruang lingkup perguruan tinggi yang turut dalam menjalankan Tri Darma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat). Dengan cara mengumpulkan informasi dan menyebarluaskanya kepada penggunanya.

2.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi Berdirinya sebuah perpustakaan perguruan tinggi tidak lepas dari tujuan awal didirikanya perpustakaan tersebut, yaitu untuk menunjang program Tri Darma perguruan tinggi. Secara umum tujuan perpustakaan perguruan tinggi menurut Sulistyo-Basuki (1993:52) adalah : 1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga adsminitrasi perguruan tinggi. 2. Menyediakan bahan pustaka rujukan (refrensi) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama sampai pada mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar. 3. Menyediakan ruang belajar bagi pemakai perpustakaan 4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai. 5. Menyeddiakan jasa informasi aktif yang tidak terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga indrustri lokal. Sedangkan menurut Hasugian (2009 : 80 ) Tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan didirikanya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat perguruan tinggi. 2.2.1 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Sebagai pusat informasi di suatu perguruan tinggi, perpustakaan perguruan tinggi selalu berusaha semaksial mungkin dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Untuk itu perpustakaan perguruan tinggi harus mampu melakukan fungsinya sebagai perpustakaan pada sebuah perguruan tinggi. Dapat diketahui bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi terbagi kedalam berbagai fungsi, seperti fungsi edukasi, informasi, riset, rekreasi dan deposit. Selain itu

fungsi perpustakaan perguruan tinggi juga mencakup proses pemgumpulan informasi, pengolahan dan pemanfaatan penyebaran informasi. Di dalam buku pedoman (2004 : 3) fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran. 2. Fungsi Informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah di akses oleh pencari dan pengguna informasi 3. Fungsi Riset Perpustakaan mempersembahkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. 4. Fungsi Rekreasi Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk perpustakan.fungsi Publikasi 5. Perpustakaan juga selayaknya membantu melakukan publikasi karya yang di hasilkan oleh perguruan tinggi yakni sivitas akademik dan sivitas non akademik. 2.2.2 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi Setiap perpustakaan memiliki tugas masing-masing begitu juga dengan perpustakaan perguruan tinggi. Informasi yang diberikan pengguna yang dilayani oleh setiap jenis perpustakaan berbeda-beda. Dalam Buku Perpustakaan Nasioal RI (1999 : 5) tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah : 1. Mengikuti perkembangan perkuliahan dan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pengajaran. 2. Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka studinya. 3. Mengikuti perkembangan program-program penelitian yang diselenggarakan di lingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi peneliti. 4. Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang baru baik terbitan cetak maupun tidak tercetak. 5. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan pengguna mengakses perpustakaan lain maupun pangkalan-pangkalan data melalui jaringan

lokal (intranet) maupun global (internet) dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi yang diperlukan. Dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi (2004 : 3 ) dinyatakan bahwa Tugas perpustakaan perguruan tinggi negeri adalah mengembangkan koleksi, merawat dan mengolah bahan perpustakaan serta memberi layanan perpustakaan. Dari kajian di atas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk menunjang dalam perkuliahan dengan menyediakan bahanbahan untuk pengajaran. Selain itu juga untuk memuktahirkan koleksi yang telah ada sebelumnya. 2.3 Koleksi Perpustakaan Salah satu unsur pokok dari perpustakaan adalah koleksi perpustakaan. Dengan adanya paradigma baru dapat disimpulkan bahwa, salah satu kritea dalam penilaian layanan perpustakaan melalui kualitas koleksinya. Dalam buku Pedoman Pembinaan dan koleksi dan pengetahuan Literature (1998 : 2 ) menyatakan bahwa Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna informasi. Sedangkan menurut Ade Kohar (2003 : 6) Koleksi perpustakaan adalah mencakup berbagai format bahan sesuai dengan perkembanagan dan kebutuhan alternatif para pemakai perpustakaan terhadap rekam media informasi. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang ada sesuai dengan kebutuhan sivista akademika dan dapat digunakan oleh para pengguna perpustakaan. 2.3.1 Koleksi Terbitan Berseri Koleksi terbitan berseri merupakan sumber informasi yang sangat penting dan harus di miliki oleh setiap perpustakaan. Hal tersebut dapat dikatakan karena terbitan berseri memuat informasi berupa peristiwa yang aktual dan terpercaya. Selain itu frekuensi terbitan berseri pada umumnya lebih cepat dari buku pada waktu yang sama.

Menurut Siregar ( 2013 : 1 ) Terbitan berseri adalah salah satu dan merupakan koleksi yang penting di perpustakaan, karena terbitan ini merupakan koleksi yang memuat informasi terbaru tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan dalam Buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (2000 : 12 ) mendefinisikan terbitan berseri adalah terbitan yang diterbitkan terus menerus dengan jangka waktu tertentu. Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa terbitan berseri merupakan publikasi yang diterbitkan secara berkesinambungan dan diterbitkan dalam kurun waktu yang tertentu. 2.3.2 Ciri-Ciri Terbitan Berseri Secara umum terbitan Berseri berbeda dengan buku teks. Perbedaan tersebut dapat diketahui dengan melihat ciri-ciri terbitan berseri. Siregar (2013:2) menjelaskan bahwa ciri-ciri terbitan berseri adalah : 1. Dalam satu kali terbit memuat beberapa artikel atau tulisan yang ditulis oleh beberapa orang,mungkin dengan topik yang sama atau topik yang berbeda dengan gaya bahasa masing-masing. 2. Artikel yang menjadi isi dan terbitan berseri biasanya tidak terlalu panjang malah sangat pendek jika dibandingkan dengan tulisan yang dimuat pada buku atau monograf. 3. Tulisan yang dimuat dalam terbitan berseri tersebut menyampaikan informasi seperti berita,peristiwa, penemuan, dan gagasan-gagasan baru atau sesuatu yang dianggap menarik perhatian masyarakat banyak. 4. Terbitan Berseri dikelola oleh sekelompok orang yang biasanya dikenal dengan nama redaksi. Redaksi tersebutlah yang mengolah dan bertanggung jawab atas terbitan tersebut. 5. Terbitan Berseri merupakan arsip ilmiah yang telah diketahui oleh masyarakat umum. 6. Terbit secara berkelanjutan atau secara terus menerus dengan memiliki kala /waktu terbit yang sering disebut dengan frakuensi terbit misalnya harian, bulanan, tiga bulanan, enam bulanan, tahunan dan sebagainya. 7. Memiliki sistem kontrol Internasional. Ciri ini dikenal dengan nomor ISSN (International Standard Serial Number)

Terbitan Berseri mempunyai ciri atau karateristik yang membedakan dengan publikasi atau koleksi lain yakni (Lasa HS, 1994): 1. Dalam satu kali terbit memuat beberapa karangan yang ditulis oleh beberapa orang dengan topik yang berbeda dan gaya bahasa yang berlainan. 2. Artikel atau tulisan pada umumnya tidak terlalu panjang sebagaimana pada buku teks. 3. Menyampaikan berita, peristiwa, penemuan atau ide-ide baru atau sesuatu yang dianggap menarik oleh masyarakat pada umumnya. 4. Dikelola oleh sekelompok orang yang kemudian membentuk perkumpulan,organisasi maupun susunan redaksi. 5. Merupakan bentuk arsip ilmiah yang telah diketahui oleh masyarakat umum. 6. Terbit terus menerus dengan memiliki kala waktu frekuensi terbit tertentu. Setelah mengetahui ciri-ciri dari terbitan berseri, pengguna ataupun pertugas perpustakaan dapat dengan mudah mengetahui dan membedakan antara terbitan berseri dan koleksi lainya. Namun perlu diketahui bahwa terbitan berseri tidak hanya dalam bentuk tercetak tetapi juga ada dalam bentuk rekaman. 2.3.3 Jenis Koleksi Terbitan Berseri Di dalam buku Terbitan berseri pengelolaan dan pemgolahan ( 2013 : 4) Jenis terbitan berseri terbagi atas : 1. Surat kabar/koran 2. Terbitan berkala(periodicals) atau majalah 3. Advances in 4. Buku Tahunan 5. Seri Monograf 6. Prosiding 7. Transaction dan Memoir Sedangkan Menurut Lasa, HS ( 1994 : 22) terbitan berkala terbagi sebagai berikut : 1. Majalah Umum 2. Majalah Teknis 3. Majalah Ilmiah 4. Majalah Ilmiah Populer

2.3.4 Pengadaan Terbitan Berseri Untuk mengadakan terbitan berseri di suatu perpustakaan, lembaga, pada prinsipnya sama dengan pengadaaan koleksi lainya. Namum dalam pengadaan terbitan berseri memiliki prosedur yang berbeda. Didalam buku Pengelolaan Terbitan Berkala ( 1994 : 25) prosedur pengadaan terbitan berseri sebagai berikut: 1. Melanggan/beli 2. Minta sumbangan/hadiah 3. Tukar Menukar 4. Menerima titipan Sedangkan menurut Siregar (2013 : 16 ) pengadaan terbitan berseri dapat dilakukan dengan cara : 1. Melalui Penerbitan itu sendiri 2. Melalui Hadiah 3. Melalui Pertukaran 4. Melalui Pembelian 2.3.5 Pengolahan Terbitan Berseri Prosedur pemilihan majalah sama seperti pemilihan buku, dimana pemilihan dilaksanakan oleh orang yang berwenang memilih bahan pustaka baik atas kemauan sendiri maupun permintaan perpustakaan. Semua terbitan berseri yang diterima oleh perpustakaan harus diproses. Sebab informasi yang dikandungnya berupa masalah yang aktual/menarik. Menurut Lasa, HS ( 1994 : 39) langkah-langkah dalam melakukan pengolahan terbitan berseri adalah sebagai berikut: 1. Pemeriksaaan Judul majalah yang diterima hendaknya diperiksa lebih dulu apakah diterima sebagai hadiah/sumbangan, langganan, tukar atau sekedar titipan. Pada majalah hadiah atau tukar-menukar biasanya ada blangko, surat tanda terima yang harus segera diisi dan segera dikembalikan. 2. Pemberian cap, tanda Pemberian stempel atau cap ini diletakan pada halaman paling depan yakni halaman setelah sampul/cover, asal tidak dikenakan pada tulisan.

3. Pencatatan Pencatatan dapat dipilih diantara beberapa cara, antara lain sistem kartu registrasi/dicatat dalam buku investarisasi 4. Pembuatan kartu katalog Semua majalah maupun terbitan berseri lainya yang diterima oleh perpustakaan perlu dibuatkan daftar/katalaog. Katalog ini dapat berbentuk buku/printed catalog maupun kartu/card catalog. 2.4 Pengatalogan Terbitan Berseri Pengatalogan adalah proses membuat wakil bahan pustaka. Pengatalogan meliputi 2 (dua) kegiatan pokok yaitu pengatalogan deskriptif dan pengatalogan subjek. Menurut Buku Terbitan Berseri Pengelolaan dan Pengolahan (Siregar, Belling 2013 : 23) bahwa Pengatalogan Deskriptif adalah kegiatan untuk membuat data bibliografi dan deskripsi fisik yang dianggap penting untuk mengenali suatu bahan pustaka. Dalam Pengatalogan dilakukan pekerjaan membuat deskripsi bibliografi dan penentuan titik pendekatan melalui peenetuan titik pendekatan melalui penentuan tajuk entri utama baik berdasarkan nama, pengarang, dan judul sesuai dengan pedoman pegatalogan yang digunakan. Setelah memahami proses klasifikasi, penentuan tajuk subjek dan deskrispsi bibliografi, langkah selanjutnya untuk melengkapi sistem pengolahan adalah dengan membuat katalog, yaitu kartu yang berisi keterangan-keterangan mengenai sebuah buku yang dilayankan. Ukuran katalog adalah 7.5cm x 12.5cm dengan tata pengetikan tertentu sesuai dengan sistem atau aturan yang berlaku. Kartu katalog menurut jenisnya ada lima macam, yaitu: kartu katalog pengarang, judul, subyek, shelflist, dan kartu katalog subyek klasifikasi. Untuk setiap buku setidaknya memiliki empat jenis, yaitu katalog pengarang,judul,subjek,shelflist (Sumardji: 1978,41). Katalog bisa dituangkan dimana saja sesuai selera pengelola bahan pustaka. Hanya saja perlu dipertimbangkan kebutuhan pemakai dan jumlah koleksi yang dimiliki. Misalnya, kalau koleksi dalam jumlah kecil (perpustakaan pribadi), katalog cukup ditulis pada buku atau kertas yang difungsikan untuk temu baliknya, tetapi jika dibuat katalog sebenarnya jauh lebih baik.

Menurut Suwarno di dalam buku Pengetahuan Dasar Kepustakaan (2010) Untuk perpustakaan, idealnya katalog diketik dalam kertas khusus katalog. Tata pengetikan kartu katalog diatur sebagai berikut : 1. Call number atau nomor panggil Call number diketik di sudut kiri atas, dengan mengetik nomor kelas yang kira-kira berjarak 1/2 cm dari tepi kiri dan 1/2 cm dari atas. Kemudian dibawahnya diketikan tiga huruf kependekan nama pengarang, dan kemudian diketikan pula satu huruf kecil yang diambil dari huruf paling depan judul yang dicantumkan. Contoh : 375 NAS K 2. Nama Pengarang Nama pengarang diketik mulai dari indensi pertama sejajar dengan 3 huruf kependekanya pada call number. Pengetikan nama pengarang diutamakan terlebih dahulu nama keluarganya, kemudian nama kecilnya (nama depan), dan ditulis dengan huruf kapital untuk kata pertama nama yang dicantumkan. Contoh : Nama sebenarnya = Syarifudin Amir Nama di katalog = AMIR, Syarifudin 3. Judul Judul diketik pada indensi kedua baris berikutnya di bawah huruf ke-4 cantuman nama pengarang. Jika ada judul tambahan atau anak judul, diberi tanda titik dua (:) setelah judul utama dicantumkan. Kemudian diketik pula nama pengarang tanpa dibalik dengan dibatasi tanda garis miring (/) kemudian diteruskan dengan mengetik keterangan edisi yang dibatasi dengan tanda titik dan strip panjang atau dua strip (.--) Contoh : Jalan Menuju Surga / Jalaudin Saktinaga.-Edisi ke 2. Hukum Perkawinan: Aspek dan proses penetapan / Romly Kartika.-Edisi ke-1. 4. Impresum atau Imprint Impresum atau Imprint diketik setelah pengetikan judul, pengarang dan keterangan edisi (bila ada) yang dibatasi dengan tanda. sebelum imprint ini dicantumkan. Contoh : Hukum Perkawinan: Aspek dan proses penetapan / Romly Kartika. Edisi ke 1. Jakarta: Gramedia,2006..

5. Kolasi Kolasi diketik mulai dari kedua baris berikutnya (dibawah huruf ke 4). Jika tidak cukup diketik pada 1 baris,lannjutanya diketik pada baris berikutnya mulai indensi pertama. Contoh: ix, 241hlm.: Ilus.;21cm 6. Anotasi atau catatan Anotasi diketik dibawah kolasi dan diberi jarak satu spasi. Anotasi ini tidak selalu digunakan disetiap katalog, karena hanya sebagai catatan khusus bagi buku yang memiliki ciri khusus dan perlu diberi catatan. Contoh : Catatan: Buku ini berdasarkan KBK 7. Tracking atau Jejakan Tracking adalah keterangan lebih lanjut mengenai buku yang bersangkutan. Diketik lurus dengan indensi pertama pada deskripsi bibliografi diatasnya. Ditulis dengan angka untuk menuliskan subjek atau kata kunci temu baliknya, dan angka romawi untuk keterangan judul, dan pengarang setelah pengarang utama. Contoh : 1.Ekonomi 2.Akuntansi I.Judul II.Aris, Yudi III.Rambe, Arifin Jadi, pengetikan katalog bisa dilakukan jika konsep kerangka penulisanya telah dibuat atau diketahui. Berikut bagan kerangka penulisan dalam katalog : Nama Pengarang Call Number Judul:anak judul/pengarang. ket.edisi. Imprint (Kota terbit: Penerbit, tahun terbit). Kolasi (tebal: Ilustrasi; ukuran buku, dll ) Anotasi ISBN Tracing

2.4.1 Tujuan Pengatalogan Tujuan pengatalogan perpustakaan pertama sekali dikemukakan oleh cutter pada tahun 1867. Menurut Hasugian di dalam buku dasar-dasar ilmu perpustakaan dan informasi (2009 : 151) tujuan pengatalogan adalah : 1. Katalog perpustakaan dapat digunakan oleh pengguna untuk menemukan bahan Pustaka yang diinginkanya berdasarkan pengarang, judul, maupun subjeknya. Pengertian ini menjelaskan bahwa fungsi katalog perpustakaan sebagai sarana atau alat bantu dalam temu balik informasi di perpustakaan. 2. Katalog dapat menunjukan dokumen apa saja yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan. katalog perpustakaan berfungsi sebagai suatu sistem komunikasi yang dapat menunjukan kekayaan koleksi. 3. Katalog dapat membantu pada pemilihan sebuah buku berdasarkan edisinya, atau berdasarkan karakternya sastra atau topik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengatalogan adalah sebagai sarana temu balik informasi, sistem komunikasi dan sebagai daftar invertaris koleksi di suatu perpustakaan. 2.4.2 Fungsi Pengatalogan Terbitan berseri Tulisan, ulasan yang dimuat oleh terbitan berseri ini meruapakan ide atau gagasan asli seorang atau beberapa pengarang yang disusun ringkas sehingga sering disebut dengan literatur primer. terbitan ini sangat berguna untuk memajukan studi dan merupakan sarana yang lebih efektif dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Menurut Lasa ( 1994 : 21 ) fungsi pengatalogan terbitan berseri sebagai berikut : 1. Dapat memberikan ruang untuk menampung ide, gagasan, pengalaman beberapa orang. dalam lembaran-lembaran itulah dituangkan karangan, ulasan maupun hasil wawancara dengan beberapa ahli. 2. Menyampaikan gagasan, ide dan penemuan baru dalam bidang tertentu. 3. Memberikan gambaran, potret peristiwa/ kejadian serta situasi yang terjadi di bidang politik, ekonomi, kebudayaan serta perkembangan baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.4.3 Sumber Informasi Pengatalogan Sumber informasi dalam pengatalogan deskriptif adalah bagian-bagian dari bahan pustaka atau sumber yang mencantumkan informasi yang dibutuhkan untuk membuat suatu deskripsi katalog sebuah bahan pustaka. Dalam hal ini yang disebut dengan sumber informasi utama yaitu bagian utama dari bahan pustaka tersebut yang memuat informasi yang sangat dibutuhkan dalam pengatalogan. Menurut Buku Terbitan Berseri Pengelolaan dan Pengolahan (Siregar, Belling:2013,27) ada beberapa sumber informasi yang perlu diketahui, yaitu : 1. Halaman Judul / Title Page Halaman judul merupakan sumber informasi utama. Halaman judul yang dimaksudkan adalah lembaran yang terbit bersamaan dengan nomor terakhir dari suatu volume tersebut. Jika tidak ada halaman judul tersebut karena pengatalog tidak dapat menunggu nomor terakhir volume tersebut untuk dikatalog, maka dapat digunakan kedua. Apabila terbitan pertama juga tidak dimiliki oleh perpustakaan, karena perpustakaan tidak melanggan terbitan berseri tersebut mulai dari nomor pertama maka sebagai sumber informasi utama yang ketiga adalah halaman judul nomor pertama yang dimiliki perpustakaan. 2. Cover / Sampul Cover adalah bagian depan / muka sebuah terbitan berseri, yang biasanya disain Gambar dan tulisan dibuat menarik. Cover dapat digunakan sebagai sumber informasiterbitan tersebut jika tidak mempunyai halaman judul. 3. Caption Caption adalah judul dan informasi lainya yang diletakan pada bagian atas dari halaman pertama yang berisi teks. Dengan kata lain dapat disebut bahwa caption adalah judul utama (headline) pada awal teks atau chapter dari suatu buku atau majalah. Dalam bentuk mikro, caption berarti identifikasi singkat tentang bahan fotograf yang dapat dibaca tanpa menggunakan alat baca. 4. Mashead Mashead adalah pernyataan dari judul, kepemilikan,editor,tarif/harga berlangganan dan sebagainya dari sebuah terbitan berseri. Untuk koran disebut dengan halaman editorial, yaitu halaman muka sebelah atas koran tersebut. Untuk majalah maupun jurnal biasanya di atas daftar isi majalah tersebut. 5. Halaman Editorial Halaman editorial adalah halaman yang mencantumkan informasi bibliografis terbitan tersebut, yamg mencakup judul, kepemilikan, penerbit, tim editor, frekwensi terbit dan sebagainya.

6. Kolofon Kolofon adalah sebuah pernyataan yang terdapat pada halaman akhir sebuah terbitan yang memberikan informasi tentang salah satu atau lebih informasi, yaitu judul,pengarang,penerbit,tahun penerbitan atau tahun penerbitan atau tahun pencetakan dan informasi lainya. Deskripsi bibliografi terbitan berseri terdiri dari 8 daerah, tiap daerah mempunyai sumber informasi masing-masing. Jika informasi tidak ditemukan pada sumber yang ditetapkan bagi daerah, maka informasi tersebut harus ditempatkan diantara kurung siku [ ], sedangkan tanda baca yang digunakan sama dengan tanda baca yang digunakan katalogisasi monograf. Menurut Siregar (2013 : 28) sumber informasi tiap daerah deskripsi bibliografi adalah sebagai berikut : 1. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab, informasinya diidentifikasi dari sumber informasi utama yaitu dari halaman judul. 2. Untuk daerah edisi, daerah penomoran dan/atau penanda urutan kronologi huruf,serta daerah penerbitan, distribusi, ketiga-tiganya menggunaka sumber informasi utama yaitu halaman judul serta halaman-halaman permulaan lain, kolophon. 3. Sedangkan untuk daerah deskripsi fisik dan daerah seri, informasinya dicatat dari sumber informasi yang berasal dari terbitan berseri yang dikatalog. 4. Terakhir, untuk daerah catatan dan daerah nomor standar, informasinya dapat dicatat dari sumber informasi apa saja. Sumber informasi yang utama menurut prioritas adalah : 1. Judul dan keterangan penanggung jawab : Halaman judul atau pengganti halaman judul 2. Edisi : Halaman judul atau pengganti halaman judul 3. Penomoran : Halaman judul atau pengganti Halaman judul,halaman lain,halaman permulaan / pendahuluan.

4. Penerbitan dan distribusi : Halaman judul atau pengganti, halaman judul, halaman lain dan halaman permulaan/pendahuluan 5. Deskripsi fisik : Terbitan itu sendiri 6. Seri : Terbitan itu sendiri 7. Catatan : Publikasi itu sendiri 8. Nomor standar (ISSN) : Publikasi itu sendiri Yang dimaksud halaman lainya adalah seperti sampul, caption,mashead dan halaman editorial. Sumber lain adalah semua sumber yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi terbitan tersebut, baik dalam terbitan maupun dari terbitan lainya, seperti kata pengantar, pendahuluan, teks, lampiran atau bahan yang menyertainya dan sebagainnya. Pencantuman informasi yang diperoleh dari luar sumber informasi utama tersebut dalam katalog dicatat antara kurung siku [ ]. Dalam pengatalogan, pustakawan harus memperhatikan secara cermat beberapa hal yang kemungkinan akan ditemui sehubungan dengan sumber informasi yang digunakan dalam pengatalogan terbitan berseri, antara lain : 1. Judul sebenarnya hanya ditemukan pada satu sumber informasi Jika hal ini ditemui, maka kataloger harus mencantumkan dalam catatan dari mana informasi itu diperoleh, misalnya : Judul hanya pada caption, maka harus dinyatakan dalam catatan. 2. Judul sebenarnya ditemukan pada beberapa (lebih dari satu) sumber informasi Ada kalanya judul terdapat pada sumber informasi, dengan tampilan yang berbeda, misalnya tampilan judul pada halaman judul dan sampul berbeda. Contoh : halaman judul sebuah jurnal Pada halaman sampul Indonesia Journal of Crop Science Volume 1 INDONESIA JOURNAL OF CROP SCIENCE Ministri of Agriculture Agency for Agriculture Research and Development Agencny for agriculture Research

Republic of Indonesia Volume 1, no.1,pp 1-64 januari 1985 3. Dalam satu sumber tercantum lebih dari satu judul sebenarnya Contoh : OR SPEKTRUM Operation research-spektrum Organ der Deutschen Gesellschaft Fur Operation Research Band 1 helt 1 1979 OR spectrum ISSN 0171-6468 spinger- Velag Berlin Heidelberg New York Jika pustakawan menemui judul seperti ini maka harus ditentukan judul mana yang digunakan sebagai judul sebenarnya 4. Lebih dari satu sumber utama Satu terbitan memiliki dari satu sumber informasi, seperti halaman judul dan halaman judul tambahan, namun memuat informasi yang berbeda. Dalam hal ini pustakawan harus memutuskan judul mana yang digunakan sebagai judul sebenarnya. 2.4.3.1 Peraturan-Peraturan Katalogisasi Deskriptif Menurut Peraturan Katalogisasi Indonesia (Perpustakaan Nasional RI : 1994,27) menjelaskan bahwa 1. Peraturan-peraturan ini didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam ISBD(S),International Standard Bibliographic Description for Serials, ISBD(S) prepared by the joint Working Group set up by the IFLA commitee on Catalouging and the IFLA Commitee on Cataloguing and the IFLA Commitee on Serials Publications. 2. Organisasi dan struktur daripada katalogisasi deskriptif terbitan berseri menurut ISBD(S) terdiri atas bidang-bidang menurut urutan sebagai berikut:

a. Bidang judul dan keterangan penanggung jawab - Judul biasa - Judul paralel - Informasi judul lain (judul tambahan dsb) - Keterangan penanggung jawab b. Bidang edisi - Keterangan edisi - Keterangan edisi paralel, bila ada - Keterangan penanggung jawab yang berhubungan dengan edisi, bila ada c. Bidang penomoran d. Bidang penerbitan dan distribusi (impresum) - Tempat penerbitan dan distribusi - Nama penerbit/distributor - Tanggal penerbitan e. Bidang deskripsi fisik - Luasnya bahan - Keterangan ilustrasi - Ukuran - Bahan yang diikutsertakan f. Bidang seri - Judul biasa seri - Judul pararel seri - ISSN - Penomoran - Judul subseri g. Bidang catatan h. Bidang ISSN 3. Penggunaan tanda-tanda baca (Pungtuasi) Unsur-unsur dari deskripsi bibliografi dipisahkan satu dengan yang berikutnya oleh tanda baca tertentu, termasuk spasi dan pengguna simbol. Berikut ini adalah penggunaaan tanda baca dalam garis besar. Pada penguraian tiap bidang akan diberikan secara terperinci. Tiap bidang dari deskripsi bibliografis, kecuali bidang pertama, didahului oleh titik, spasi, garis, spasi (.--), kecuali bidang itu telah dengan jelas dipisahkan dari bidang yang mendahuluinya oleh indensi atau lain-lain cara, umpamanya bidang itu selalu dimulai pada baris yang baru. Tiap unsur pertama dari tiap bidang (kecuali unsur pertama dari bidang pertama) didahului oleh titik, spasi, garis, spasi. Setiap bidang atau unsur yang tidak terdapat dalam deskripsi diabaikan, demikian juga tanda-tanda baca yang mengapitnya.

Bila suatu unsur terakhir dengan suku kata yang dipersingkat biasanya adalah suatu titik, dan tanda baca yang harus mengikutinya adalah suatu titik, maka tanda titik yang menyatakan singkatan kata itu dihilangkan. Simbol simbol berikut yang diapakai di semua bidang 4. Sumber Informasi yang digunakan untuk menguraikan suatau terbitan berseri merupakan dasar dari penguraian terbitan itu sebagai keseluruhan dan diambil dari sumber tertentu menurut urutan prioritas yang telah ditetapkan. Urutan prioritas itu adalah: - halaman judul atau pengganti halaman judul - lain-lain halaman pendahuluan - lain-lain bagian (kata pengantar atau pendahuluan, teks, lampiran) 5. Sumber utama informasi untuk tiap bidang, sumber utamanya ditentukan. Informasi yang diperoleh dari sumber utama, dimasukan dalam kurung siku [] atau dinyatakan dalam catatan. 6. Bahasa dan abjad daripada deskripsi bibliografis, kecuali bidang pertama, didahului oleh titik, spasi, garis, spasi (.--), kecuali bidang itu telah dengan jelas dipisahkan dari bidang yang mendahuluinya oleh indensi atau lainlain cara, umpamanua bidang itu selalu dimulai pada baris yang baru. 7. Singkatan-singkatan yang ditetapkan dalam ISBD (S) untuk abjad latin: Bidang 1 dan 2 et al. = et alii (and other, dan lain-lain) Bidang 4 s.l Bidang 4 s.n a. Bidang 5 ilus. = ilustrasi b. Bidang 5 cm. = centimetres = sine loco (tempat penerbitan tidak diketahui) = sine nomine (penerbit atau pencetak tidak diketahui) 8. Pemakaian huruf besar (ump. Kata pertama dari judul biasa, seri atau catatan). Lain huruf besar harus diikuti dengan penggunaan bahasa dalam mana informasi diberikan (dalam bidang 2,3,4, dan 6) atau bahasa dari kataloger (dalam bidang 5, 7 dan 8) 9. Contoh-contoh kartu dengan perincian unsur-unsur ISBN(S), berikut ini beberapa contoh kartu deskripsi terbitan berseri dengan perincian unsurunsur dari bidang-bidang ISBD Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam melakukan pada terbitan berseri berpedoman kepada peraturan-peraturan katalogisasi deksriptif dala melakukan pengatalogan.

2.4.4 Deskripsi Katalog Terbitan Berseri Pada pengatalogan terbitan berseri menggunakan pola-pola deskripsi katalog terbitan berseri. Menurut Siregar ( 2013 : 40 ) penulisan deskripsi bibliografi dalam katalog terbagi dalam tiga pola yang dapat digunakan yaitu : 1. Pola berparagraf Membuat susunan deskripsi bibliografi dengan membaginya dalam lima paragraf yang susunanya sebagai berikut : Judul sebenarnya = judul paralel : judul tambahan atau anak judul/pernyataan tanggung jawab pertama; pernyataan penanggung jawab kedua; pernyataan penanggung jawab ketiga. edisi/ pernyataan tabggung jawab yang berhubungan dengan edisi tersebut. Tempat terbit : nama penerbit, tahun terbit Jumlah halaman/jumlah jilid : ilustrasi ; ukuran + lampiran.-- (pernyataan seri : sub seri ; nomor seri, nomor standar seri ISSN) Catatan Nomor standar (ISSN) 2. Pola setengah berparagraf Pola setengah paragraf mempunyai prinsip sama dengan pola paragraf, namun jumlah paragrafnya hanya 4 ( empat). Perbedaan terletak pada paragraf kedua/daerah penerbitan digabungkan dengan paragraf pertama. Judul sebenarnya = judul paralel : judul tambahan atau anak judul/pernyataan tanggung jawab pertama; pernyataan penanggung jawab kedua; pernyataan penanggung jawab ketiga. edisi/ pernyataan tabggung jawab yang berhubungan dengan edisi tersebut. Tempat terbit : nama penerbit, tahun terbit Jumlah halaman/jumlah jilid : ilustrasi ; ukuran + lampiran.-- (pernyataan seri : sub seri ; nomor seri, nomor standar seri ISSN) Catatan Nomor standar (ISSN) 3. Pola tidak berparagraf Dalam pola penulisan deskripsi bibliografi dilakukan dengan menulis seluruh deskripsi secara bersambung, dan setiap daerah diawali dengan tanda. kecuali daerah judul. Judul sebenarnya = judul paralel : judul tambahan atau anak judul/pernyataan Tanggung jawab pertama; pernyataan tanggung jawab kedua; pernyataan tanggung jawab ketiga. edisi / pernyataan penanggung jawab yang berhubungan dengan edisi tersebut. tempat terbit : nama penerbit, tahun penerbitan -. jumlah halaman/jumlah jilid : ilustrasi ; ukuran +

lampiran.-- (penyataan seri : sub seri; nomor seri, nomor standar seri (ISSN). Catatan. ISSN. Sedangkan didalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi ( 1994 : 40 ) pola deskripsi pengatalogan terbitan berseri terbagi dalam beberapa bidang yaitu : 1. Jumlah jilid Unsur pertama dari bidang deskripsi fisik adalah jumlah jilid. Unsur ini hanya diberikan bila terbitan berseri telah berhenti terbit. Contoh :. -- 32 jil. 2. Keterangan ilustrasi Unsur pertama yang merupakan unsur kedua bidang deskripsi fisik, adalah juga unsur fakulatif. Hanya diberikan bila ilustrasi merupakan sifat khas untuk terbitan berseri bersangkutan. 3. Ukuran Publikasi Unsur ketiga dari bidang deskripsi fisik adalah ukuran publikasi, unsur ini dinyatakan dengan ukuran sentimeter. Yang diukur adalah tinggi publikasi, paralel dengan punnggungnya dan dibulatkan ke atas. 4. Keterangan tentang bahan yang diikutsertakan Unsur keempat dari bidang deskripsi fisik adalah keterangan tentang bahan yang diikutsertakan. Unsur ini adalah fakultatif. Keterangan tentang bahan apa saja yang mengikutsertakan suatu terbitan berseri dapat diberikan bila ternyata bahan itu direncanakan untuk dikeluarkan secara teratur dan terusmenerus. Bila tidak demikian maka keterangan ini dapat diberikan dalam catatan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada pola-pola dekskripsi terbitan berseri digunakan untuk mengetahui kondisi fisik suatu terbitan berseri di suatu perpustakaan. 2.4.5 Kendala Pengatalogan terbitan berseri Layanan terbitan berseri memerlukan penangan serius mengingat koleksi. Koleksi ini sering dimanfaatkan oleh pengguna dalam penelitian dalam ilmu pengembangan. Kendala pengatalogan terbitan berseri : 1. Dari sisi perpustakaan Perpustakaan sering menghadapi kendala dalam kontiyuntas berlangganan terbitan berseri yang ada karena permasalahan biaya berlangganan yang tinggi, jarak yang jauh dari penerbit. 2. Dari sisi pengguna Kurangnya pengetahuan pengguna dalam mendapatkan informasi yang sesuai dan relevan, kurangnya informasi yang tepat bagi pengguna menyangkut koleksi yang ada dan cara mendapatkanya.