PENERAPAN ALAT PENCAMPUR BUMBU DI SENTRA INDUSTRI KECIL KERIPIK TEMPE SANAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang

RANCANG BANGUN ALAT PENCAMPUR BUMBU PADA INDUSTRI KECIL KERIPIK TEMPE

Rancang Bangun Mesin Pengolahan Kopi Terpadu

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

Penerapan Alat Steaming Oven Untuk Peningkatan Produksi Rotan Di UD. Rukun Rotan Malang

BAB I PENDAHULUAN. R.S. Bridger dalam bukunya yang berjudul Introducton to Ergonomics,

Peranan Lembaga Keuangan terhadap Produksi Keripik Singkong Berkapasitas 8 Ton/Hari UD Rezeki Baru di Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Perancangan Alat Pembuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERANCANGAN STASIUN KERJA YANG ERGONOMIS GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PEMBUATAN SOUVENIR BERBAHAN LIMBAH LAMPU TL

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PELEBUR LIMBAH KACA

SLING CUTTING TEKNOLOGI PEMOTONG YANGKO YANG EFEKTIF DAN EFISIEN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS UKM MULYA

PENDAHULUAN. sebagai bahan baku atau bahan tambahan untuk membuat berbagai jenis makanan.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PEMBERDAYAAN UKM KRIPIK SINGKONG RASA GADUNG DI DESA PULE KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI ABSTRAK

MATA KULIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN KRIPIK TEMPE

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang merupakan hasil budi daya manusia (made-man). Hal ini. menaklukkan alam lingkungannya. Tujuan pokok manusia

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur di Indonesia, sekarang ini mengalami. pangsa pasar tidak hanya lokal tetapi internasional. Industri seperti ini

Usaha Cireng Isi yang Lagi Booming

Penerapan Mesin Pencetak Batako Untuk Meningkatkan Hasil Produksi Di Desa Jatiguwi Sumberpucung Malang

PERANCANGAN MEJA KERJA UNTUK ALAT PRES PLASTIK YANG ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

PELUANG USAHA JAMUR KRIUK

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. produk, teknologi, pemasaran, namun juga input yang cukup penting yaitu

ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD.

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. Snabol Reborn (Snack Bolyn baru dengan Sayuran,Buah dan Menambah Rasa Baru Coklat dan Susu Keju)

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI KECIL PEMBUATAN KOTAK KARTON MELALUI PERBAIKAN DESAIN FASILITAS KERJA

DAFTAR PUSTAKA. Alexander, DC., 1986, The Practice and Management of Industrial Ergonomics, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

PERANCANGAN ALAT PEMINTAL BENANG ERGONOMIS KERAJINAN TENUN IKAT

BAB V AKSI MEWUJUDKAN KEMBALI HARAPAN MASYARAKAT NELAYAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

I. PENDAHULUAN. jagung mengandung pati 54,1-71,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6-12,0%.

Tujuan penggunaan antropometri pemakai :

BAB I PENDAHULUAN. UMKM dan penyerapan tenaga kerja yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGABDIAN MASYARAKAT PADA UMKM BAKSO SAPI

REKAYASA MESIN UNTUK INDUSTRI KECIL PAKAN TERNAK UNGGAS DI KLATEN

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 2, Juni IbM WIRAUSAHA KRUPUK DI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

INOVASI PENGOLAHAN LIMBAH TAHU GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT KAMPUNG SIDO BINANGUN KECAMATAN WAY SEPUTIH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

PELUANG BISNIS USAHA MIE AYAM. Oleh : NAMA : YATIMAN KELAS : S1 SI 2C NIM :

Rancang Bangun Alat Pemotong Bulu Ayam Untuk Mendukung Pembuatan Produk Shuttle Cock Daerah Pengrajin Serengan Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT.

PENINGKATAN EFISIENSI PADA PRODUKSI SAMBAL MELALUI SCALE-UP ALAT PENGGILING BAHAN BAKU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Kasus Pengembangan Usaha : Kolaborasi PTS, PRA dan IKM Keripik Tempe Pedan

Namun, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai bisnis nasi kuning.

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai

BAB I PENDAHULUAN. industri kecil perlu ditingkatkan, maka perlu peningkatan sarana-sarana atau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ALAT PENGADUK ADONAN WINGKO BABAT KAPASITAS 100 KG UNTUK USAHA PEMBUATAN WINGKO BABAT DI KOTA SEMARANG

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

PERANCANGAN ALAT PENYARING TAHU SECARA ERGONOMIS

PENGEMBANGAN USAHA MIKRO INDUSTRI KREATIF KERUPUK PULI

APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA

Rancang Bangun Mesin Pemipil Jagung Untuk Meningkatkan Hasil Pemipilan Jagung Kelompok Tani Desa Kuala Dua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OLAHAN JAMUR TIRAM JAMUR GORENG CRISPY DAN KRIPIK JAMUR TIRAM TINJAUAN SEDERHANA PRAKTISI JAMUR TIRAM. Disusun oleh: Team Kampoeng Djamoer

PROPOSAL USAHA KERIPIK BAYAM LIRA

BAB I PENDAHULUAN. jasa (Herawati, 2008). Pengelolaan tenaga kerja secara produktif adalah kunci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS KRIPIK PISANG DENGAN MESIN PERAJANG DI DESA JATI KECAMATAN UDANAWU KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya dengan bercocok tanam.tanah Indonesia yang subur dan iklimnya yang tropis

PEMBERDAYAAN KOPERASI INSAN FATHONAH MELALUI PRODUKSI ANEKA OLAHAN KETELA. Oleh : Edy Legowo. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

KEBON BINATANG (Kerupuk Puli Bentuk Obat Nyamuk Buatan Tangan Sendiri) ABSTRAK

Jurnal OPSI Vol 10 No 2 Desember 2017 ISSN OPSI Jurnal Optimasi Sistem Industri

Peluang Bisnis Modal Kecil, Keripik Jamur Aneka Rasa

BAB I PENDAHULUAN. saling mendukung di antara masing-masing bagian. Bagian produksi merupakan

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

BISNIS KERIPIK PISANG PELUANGNYA KIAN CEMERLANG

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah.

Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan )

BAB II IDENTIFIKASI DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Dengan bekerja, manusia berharap akan memperoleh suatu

Transkripsi:

PENERAPAN ALAT PENCAMPUR BUMBU DI SENTRA INDUSTRI KECIL KERIPIK TEMPE SANAN Peniel I. Gultom 1, Priscilla Tamara 2, Erni J. Sinaga 2, Mujiono 2 1 Jurusan Teknik Mesin DIII, FTI ITN Malang 2 Jurusan Teknik Industri DIII, FTI ITN Malang E-mail: peniel_immanuel@yahoo.com ABSTRAK Salah satu makanan ringan khas Malang yang telah dikenal luas oleh masyarakat dengan rasa yang enak dan cocok untuk oleh-oleh adalah keripik tempe. Sentra industri keripik tempe yang cukup besar dan terkenal di Malang adalah wilayah Sanan, kota Malang. Kendala yang dihadapi oleh home industry keripik tempe Sanan ini salah satunya pada proses pencampuran bumbu keripik tempe. Dengan menggunakan alat pencampur bumbu manual, membutuhkan waktu yang cukup lama dan melelahkan untuk memenuhi target produksi ± 40 kg keripik tempe per hari. Selain itu proses pencampuran bumbu ini membutuhkan 2 orang pekerja dimana yang seorang bertugas memutar alat dan seorang lainnya bertugas menaburkan tepung bumbu dari bagian atas alat. Hal ini juga menyebabkan banyaknya tepung bumbu yang terbuang dan kurangnya higienitas produk. Oleh karena itu untuk meningkatkan produktifitas yang optimal harus diimbangi dengan alat pencampur bumbu keripik tempe yang efisien guna mendukung kegiatan tersebut, sehingga dapat meminimumkan waktu kerja dan kondisi fisik operator tidak terlalu lelah, dengan memanfaatkan hasil penelitian terdahulu. Rancangan alat dari penelitian terdahulu kemudian diwujudkan dalam ukuran yang sesungguhnya untuk dapat diterapkan pada UKM keripik tempe. Sebagai hasilnya alat pencampur bumbu dapat digunakan dengan baik dan sangat membantu proses produksi di UKM mitra. Kata kunci : alat pencampur bumbu, keripik tempe, proses produksi PENDAHULUAN Sentra industri keripik tempe yang cukup besar dan terkenal di Malang adalah wilayah Sanan, kota Malang. Banyak sekali home industry keripik tempe mulai dari yang kecil hingga yang mempunyai showroom (toko) yang cukup besar. Keripik tempe aneka rasa yang dijual pada umumnya diproduksi secara manual dan tradisional. Kemajuan teknologi membuat persaingan usaha semakin ketat dalam memenuhi tuntutan konsumen. Salah satu kendala yang dihadapi oleh home industry keripik tempe Sanan ini adalah proses produksi yang masih menggunakan alat manual yang dapat berpengaruh pada jumlah produksi dan higienitas produk. Salah satunya pada proses pencampuran bumbu keripik tempe. Dengan menggunakan alat pencampur bumbu manual, membutuhkan waktu yang cukup lama dan melelahkan untuk memenuhi target produksi ± 40 kg keripik tempe per hari. Selain itu proses pencampuran bumbu ini membutuhkan 2 orang pekerja dimana yang seorang bertugas memutar alat dan seorang lainnya bertugas menaburkan tepung bumbu dari bagian atas alat. Hal ini juga menyebabkan banyaknya tepung bumbu yang terbuang dan kurangnya higienitas produk. Sikap kerja yang kurang nyaman dan efisien dapat menyebabkan hasil yang kurang memuaskan dan dapat menyebabkan pekerja mudah lelah dan sakit. Maka permasalahan yang dihadapi oleh UKM mitra pengabdian sebagai wakil dari banyak UKM yang terdapat di Sanan adalah alat yang ada saat ini kurang aman dan nyaman (kurang ergonomis), alat pencampur bumbu saat ini masih dijalankan secara manual, bumbu banyak yang terbuang, sulit untuk memasukkan dan mengeluarkan keripik tempe serta sulit dibersihkan. Jurnal FLYWHEEL, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 9

METODE PELAKSANAAN A. Rencana Kegiatan Dalam rencana kegiatan ini akan dimulai dengan observasi secara menyeluruh tentang segala aktifitas mitra dalam proses produksi keripik tempe Sanan sehingga akan didapatkan rincian kebutuhan dan identifikasi permasalahan utama yang menjadi prioritas bagi mitra. Setelah itu tim pengabdian akan mencari solusi yang tepat untuk memecahkan permasalahan mitra. Kemudian alat pencampur bumbu akan diuji coba dilokasi mitra untuk dapat diketahui hasilnya. B. Alur Kegiatan Observasi lapangan : mendata segala aktifitas dan kebutuhan mitra Identifikasi Masalah : menggali masalah utama dari mitra Analisis Masalah : mencari solusi yang tepat untuk memecahkan permasalahan mitra Mewujudkan solusi dalam bentuk alat pencampur bumbu keripik tempe berpartisipasi aktif dalam memberikan informasi seputar produksi keripik tempe dari bahan mentah hingga penjualannya serta segala permasalahannya. Selain itu beliau juga menyediakan tempat dan perlengkapan guna kelancaran kegiatan pengabdian ini. Selain itu mitra akan berpartisipasi secara aktif baik dari segi tenaga dan pikiran serta biaya sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan yang mereka miliki. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Mitra UD. Bawang Jaya Makmur adalah industri kecil yang memproduksi keripik tempe berbentuk bulat dengan merk dagang keripik tempe Cap Bawang, yang dikemas dalam satu ukuran yaitu 150 gr, dalam dua jenis kemasan yaitu kemasan plastik transparan dan kemasan aluminium foil yang disebut kemasan premium. Saat ini mempunyai toko di Jl. R. Tumenggung Suryo No.24A, Malang sedangkan proses produksinya dikerjakan di Jl Sanan VI/4, Malang. Mempekerjakan 14 orang karyawan dengan sistem upah mingguan. B. Kebutuhan Produksi Pada hari-hari biasa produksi keripik tempe rata-rata 40 kg/hari. Pada saat ada pesanan dan menjelang hari-hari besar produksi meningkat menjadi rata-rata 100 kg/hari. Bahan baku tempe yang digunakan dipasok dari KUD setempat yang memang memproduksi tempe khusus untuk sentra industri keripik tempe Sanan. Uji coba dan serah terima produk Gambar 1. Alur Kegiatan Pengabdian C. Partisipasi Mitra Bapak Didik sebagai mitra adalah salah satu dari pemilik UKM keripik tempe Sanan yang mempunyai toko sendiri. Beliau Gambar 2. Tempe Batangan Jenis Bulat Sebagai Bahan Baku Jurnal FLYWHEEL, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 10

C. Macam Rasa Dari 100 kg keripik tempe yang diberi bumbu perisa hanya 75 kg saja, sisanya sebanyak 25 kg tidak diberi bumbu atau yang biasa disebut rasa Original. Adapun keripik tempe Cap Bawang mempunyai 18 macam rasa yaitu : Original Pizza Balado Ayam Bawang Pedas Pedas Manis Ayam Bawang Barbeque Ayam Lada Hitam Sapi Panggang Sambal Udang Jagung Manis Jagung Bakar Cuttle Fish Rumput Laut Spaghetti Keju Tom Yum Ayam Bakar Gambar 4. Proses Pembuatan Keripik Tempe Gambar 3. Keripik Tempe Cap Bawang D. Proses Pembuatan Keripik Tempe Proses pembuatan keripik tempe adalah sebagai berikut : E. Hasil Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu berupa rancangan alat pencampur bumbu keripik tempe yang telah dirancang dan dihitung secara ergonomis. Adapun hasil rancangan tersebut yaitu : Jurnal FLYWHEEL, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 11

3. 4. Gambar 5. Rancangan Alat Pencampur Bumbu Keripik Tempe F. Perwujudan Hasil Rancangan Setelah didapatkan dimensi yang optimal dari hasil penelitian terdahulu maka dibuatlah alat pencampur bumbu keripik tempe yang sesungguhnya. 1. Gambar 6. 1 4 Pembuatan Alat Pencampur Bumbu Keripik Tempe Material yang digunakan untuk membuat alat pencampur bumbu keripik tempe adalah : - Rangka : Besi siku - Tabung pencampur : Stainless Steel - Tutup tabung : Akrilik - Motor : 1 PK 2. Gambar 7. Alat Pencampur Bumbu Keripik Tempe Jurnal FLYWHEEL, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 12

G. Aktifitas Pencampuran Bumbu Aktifitas Lama Aktifitas lama yaitu aktifitas pencampuran bumbu keripik tempe dengan menggunakan alat lama yang masih manual. Alat ini membutuhkan dua (2) orang karyawan untuk menjalankannya. Adapun urutan kegiatannya adalah sebagai berikut : Memasukkan keripik tempe ke dalam alat pencampur bumbu Memutar alat pencampur bumbu sambil menaburkan bumbu perisa Mengeluarkan keripik tempe dari alat pencampur bumbu Kegiatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Proses pencampuran bumbu dilakukan per 5 kg keripik tempe, dilakukan oleh 2 orang pekerja. Seorang pekerja memutar alat dan yang lain menaburkan bumbu dari bagian atas alat. Urutan pencampuran bumbu dimulai dari bumbu perisa yang berwarna putih (misalnya rasa rumput laut, spagetti, dan lainnya), kemudian bumbu perisa yang berwarna kuning (rasa jagung manis dan keju), lalu bumbu perisa yang berwarna kecoklatan (rasa ayam lada hitam, ayam bakar dan sapi panggang) dan yang terakhir bumbu perisa yang berwarna merah (rasa pedas manis, sambal udang dan lainnya). Pada saat pergantian bumbu perisa, alat hanya dibersihkan dengan kain lap saja. Setelah pencampuran bumbu selesai semua alat dicuci bersih. Aktifitas Baru Menggunakan Alat Pencampur Bumbu Aktifitas baru yaitu aktifitas pencampuran bumbu keripik tempe dengan menggunakan alat pencampur bumbu keripik tempe hasil penelitian terdahulu. Alat ini hanya membutuhkan seorang karyawan untuk menjalankannya, sehingga lebih hemat tenaga kerja. Adapun urutan kegiatannya adalah sebagai berikut : Buka petutup tabung. Taruh keripik tempe kedalamnya (kapasitas maksimal 8 kg). Hidupkan alat pencampur bumbu keripik tempe. Selagi alat berputar taburkan bumbu keripik tempe. Matikan alat. Keluarkan seluruh keripik tempe dengan cara memiringkan alat pencampur bumbu keripik tempe. Bersihkan alat dengan kain lap. Tutup tabung wadah dengan penutupnya. Dengan sistem operasional yang mudah dan praktis seperti yang dilakukan diatas diharapkan pekerja yang akan menggunakan alat pencampur bumbu keripik tempe dapat bekerja dengan optimal. H. Penerapan Alat Pencampur Bumbu Di UKM Mitra Gambar 8. Posisi Alat di UKM Mitra Gambar 9. Pemilik UKM Mitra mencoba alat Jurnal FLYWHEEL, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 13

I. Hasil Penerapan Alat Baru Uji coba alat di UKM Mitra berjalan dengan baik. Namun terdapat sedikit perbaikan yang dilakukan yaitu daya motor penggerak yang awalnya adalah 1 PK diturunkan menjadi ¾ PK. Hal ini dilakukan untuk menurunkan kecepatan putaran alat. Jika alat pencampur terlalu cepat berputar akan menyebabkan keripik tempe banyak yang rusak (pecah). Setelah dilakukan penggantian motor, akhirnya alat bekerja dengan baik dan hasilnya memuaskan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan pengamatan terdapat beberapa tahapan dalam proses pembuatan keripik tempe dimana pada hampir tiaptiap tahapan masih memiliki kekurangan karena proses pengerjaan yang masih manual. 2. Dengan digunakannya alat pencampur bumbu ini dapat mempercepat waktu proses pencampuran bumbu dan meminimalkan tenaga yang dikeluarkan oleh pekerja. 3. Alat pencampur bumbu ini membuat pekerjaan pencampuran bumbu menjadi lebih efektif dan efisien baik dalam proses keluar masuknya keripik tempe ke dalam alat, proses pencampuran bumbu dan proses pembersihan alat. Saran Alat pencampur bumbu keripik tempe ini walaupun dapat mempercepat proses pembuatan keripik tempe namun belum maksimal untuk keseluruhan proses produksi. Untuk lebih meningkatkan output produksi lebih baik bila pada tiap-tiap tahapan proses pembuatan keripik tempe dilakukan dengan menggunakan alat yang lebih efektif. DAFTAR PUSTAKA Pheasant, S., 1991. Ergonomics, Work and Health. MacMillan Academic and Profesional Ltd, London. Panero Julianus, Zelnik Martin. 2003. Human Dimension And Interior Space, London. Suma mur P.K. 1989. Ergonomi untuk Produktifitas Kerja, CV Haji Masagung, Jakarta. Sutalaksana, Iftikar., 1979. Teknik Tata Cara, ITB, Bandung. Tamara, Priscila, N. Budiharti, S. Andjar Sari, 2013, Perancangan Alat Pencampur Bumbu Pada Industri Kecil Keripik Tempe, Jurnal Industri Inovatif, Vol. 3 No. 1, ITN Malang. Tarwaka, Solichul H. Bakri, Lilik Sudiajeng., 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Uniba Press, Surakarta Tabel 1. Perbandingan Cara Kerja Manual Dengan Alat Baru Jurnal FLYWHEEL, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 14