Penelitian Desain (Design Research) halaman 1

dokumen-dokumen yang mirip
Penelitian Desain. Hongki Julie Yogyakarta, 18 April 2017

SIKLUS KEDUA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SEKOLAH DASAR DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

MEMBANDINGKAN BILANGAN PECAHAN MENGGUNAKAN FRACTION CIRCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

LINTASAN BELAJAR UNTUK MEMBELAJARKAN MATERI SISTEM PERSAMAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DENGAN DENGAN PENDEKATAN PMR UNTUK SISWA KELAS VIII

DESAIN ATURAN SINUS DAN ATURAN COSINUS BERBASIS PMRI

MAKALAH. diajukan untuk Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan disusun oleh: Achmad Fauzi, S.Pd.Si

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Alur Belajar Pecahan Berbasis Realistic Mathematics Education

DESAIN PEMBELAJARAN MATERI PENGUKURAN SUDUT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK KELAS VI. Abstrak

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL KELERENG DALAM OPERASI PENGURANGAN DI KELAS I SD

Desain Pembelajaran Aturan Sinus dan Aturan Cosinus Berbasis PMRI untuk Mengetahui Strategi Siswa

Pembelajaran Pecahan Senilai dengan Bermain Lego

Desain Pembelajaran Operasi Bilangan Rasional Menggunakan Pola Busana Di Kelas X SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rianti Aprilia, 2015

P 30 PENJUMLAHAN BILANGAN DESIMAL MELALUI PERMAINAN RODA DESIMAL

MODEL FRACTION CIRCLE UNTUK MENDORONG PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN PECAHAN

Pemanfaatan Lego pada Pembelajaran Pola Bilangan

Educational Design Research : a Theoretical Framework for Action. Oleh : Dindin Abdul Muiz Lidinillah

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti mencoba membuat suatu desain

BAB III METODE PENELETIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, kita harus mendukung siswa dalam

BAB III METODE PENILITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti membuat suatu desain

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

KARAKTERISTIK INTERTWINING DALAM PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERSTANDAR NCTM BERNUANSA COGNITIVE LOAD THEORY UNTUK SMK KELAS X

PENELITIAN PENGEMBANGAN DALAM PENDIDIKAN

Kreano 6 (1) (2015): Kreano. Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif

PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP INTEGRAL SEBAGAI ANTI TURUNAN, SUATU DESAIN RISET PADA KALKULUS INTEGRAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Desain Didaktis Konsep Mengukur Sudut di Kelas V Sekolah Dasar

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DIMENSI TIGA DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK SISWA 1. PENDAHULUAN

DESAIN PEMBELAJARAN PELUANG DENGAN PENDEKATAN PMRI MENGGUNAKAN KUPON UNDIAN UNTUK SISWA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. berbagai sudut pandang yang tidak bisa dipisahkan. Jika dilihat dari sudut

PEMANFAATAN BUDAYA TRADISIONAL UNTUK MEMBANTU KEGIATAN INVESTIGASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

Menggunakan Kubus Satuan Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Pengukuran Volume

Pengebangan Design Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bilangan Desimal Siswa Sekolah Dasar

DESAIN PEMBELAJARAN OPERASI PECAHAN MENGGUNAKAN KERTAS BERPETAK DI KELAS IV. Lukluk Khuriyati 1. Abstrak

Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia pada Materi Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP

IDENTIFIKASI MASALAH DAN KEBUTUHAN DALAM IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan-tujuan dalam penelitian, maka kita harus

PENDISAINAN HYPOTETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) CERITA MALIN KUNDANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DESAIN BAHAN AJAR BERBASIS AKTIVITAS PEMECAHAN MASALAH PADA POKOK BAHASAN BARISAN DAN DERET

DESAIN PEMBELAJARAN MATERI OPERASI PADA HIMPUNAN MENGGUNAKAN PERMAINAN LEMON NIPIS

Pengembangan Bahan Ajar dengan Model Group Investigation dalam Memfasilitasi Pemahaman Konsep Matematika

P 32 MODEL DISAIN DIDAKTIS PEMBAGIAN PECAHAN BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Pembelajaran Persentase Yang Bermakna Melalui Pembelajaran Matematika Realistik

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan Van den Akker (1999:3-5) tujuan penelitian pengembangan bisa

KETERAMPILAN MAHASISWA DALAM MELAKUKAN PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS RISET

MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA MENGENAI LUAS BANGUN DATAR SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBASIS KONSTRUKTIVITAS PADA MATERI DINAMIKA

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENGGUNAAN ICEBERG DALAM PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

Trajektori dalam Pembelajaran Matematika. Nurdin (Dosen Pendidikan Matematika UVRI Makasar)

Desain Materi Bangun Datar Menggunakan Origami Berkonteks Tangram di SD Kelas II

VALIDASI PENGEMBANGAN MODUL FISIKA DASAR BERBASIS PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MAHASISWA STKIP PGRI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tirana Auliya Nugraha, 2013

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL KNOS-KGS PADA KONSEP EKOSISTEM KELAS X SEMESTER GENAP

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PEMANFAATAN KOPERASI SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PMRI DI KELAS VII

BAB III METODE PENELITIAN. siswa dalam penyelesaian operasi hitung bentuk aljabar. Strategi yang

Educational Design Research: a Theoretical Framework for Action

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING

ABSTRAK DAN OUTLINE EXECUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING

PEMBELAJARAN TENTANG PERSENTASE DENGAN BATERAI HANDPHONE DI KELAS V SD NEGERI 119 PALEMBANG

DESAIN PEMBELAJARAN LUAS SEGI BANYAK MENGGUNAKAN TANGRAM BERPETAK DI KELAS IV

PEMBELAJARAN KONSEP PERKALIAN MELALUI HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DENGAN MERONCE KARET YEYE. Bernadetta Eswindha

LAPORAN AKHIR RESEARCH IN ACTION DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN JAM MEKANO PADA POKOK BAHASAN PENGUKURAN SUDUT DAN WAKTU DI KELAS IV SD.

DESAIN PEMBELAJARAN MATERI PERBANDINGAN MENGGUNAKAN KONTEKS RESEP EMPEK-EMPEK UNTUK MEDUKUNG KEMAMPUAN BERNALAR SISWA SMP

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN STATISTIKA BERBASIS IT MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION UNTUK KELAS VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Desain Pembelajaran Materi Belah Ketupat Menggunakan Kain Jumputan Palembang untuk Siswa Kelas VII

DESAIN PEMBELAJARAN HUBUNGAN SUDUT PUSAT, PANJANG BUSUR, DAN LUAS JURING LINGKARAN MENGGUNAKAN PEMODELAN MARTABAK

DESAIN DIDAKTIS KONSEP LUAS DAERAH LAYANG-LAYANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

DESAIN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN KONTEKS PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA VEGETATIF PADA MATERI BENTUK PANGKAT DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

1

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

DESAIN PEMBELAJARAN FUNGSI MENGGUNAKAN RECEIPT PEMBAYARAN LISTRIK DI KELAS VIII

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA MODEL PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK SMK PERKEBUNAN BERTEMAKAN KOPI DAN KAKAO. Randi Pratama Murtikusuma 6

RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo Persada D E P O K

Kreano 6 (1) (2015): Kreano. Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif

DESAIN PEMBELAJARAN SUDUT MENGGUNAKAN KONTEKS RUMAH LIMAS DI KELAS VII

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BAGI SISWA SMP KELAS VII DENGAN SETING MODEL KOOPERATIF MURDER

DESAIN PEMBELAJARAN PENYELESAIAN PERSAMAAN KUADRAT MELALUI PENDEKATAN GEOMETRIS

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PEMODELAN MATEMATIKA TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat

Pengaruh Pendekatan RME terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Materi Operasi Hitung Campuran di Kelas IV SD IT Adzkia I Padang

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA (LKM) BERORIENTASI CHARACTER BUILDING PADA MATAKULIAH ANALISIS VEKTOR

BAB III METODE PENELITIAN

Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring dalam Pembelajaran Segitiga

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENGAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMR BERBANTUAN CD INTERAKTIF PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA

UJIAN AKHIR SEMESTER. Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan. Dosen Pengampu : Prof. Dr. Siti Partini dan Dr. Muh Farozin, M. Pd.

P 19 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Teori Peluang Berbasis RME Untuk Meningkatkan Pemahaman, Penalaran, Dan Komunikasi Matematik Siswa SLTA

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DAN RELEVANSINYA DENGAN KTSP 1. Oleh: Rahmah Johar 2

PENGGUNAAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DALAM PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DI SEKOLAH DASAR

Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN MICROSOFT EXCEL

Transkripsi:

Penelitian Desain (Design Research) / Penelitian Pengembangan Oleh Hongki Julie Menurut Akker, Gravemeijer, McKeney, dan Nieveen (dalam Akker, Gravemeijer, McKeney, dan Nieveen, 2006), penelitian desain dapat dikarakteristikkan sebagai: 1. Intervensionis: penelitian mengarah pada suatu intervensi pada desain dalam dunia nyata. 2. Iteratif: penelitian memasukkan suatu pendekatan siklik pada desain, evaluasi, dan revisi. 3. Berorientasi pada proses: suatu model penelitian yang menghindari pengukuran masukan dan keluaran, fokus pada pemahaman dan memperbaiki intervensi. 4. Berorientasi pada kegunaan: manfaat dari desain diukur dengan melihat kepraktisan desain bagi pengguna dalam kenyataan. 5. Berorientasi pada teori: desain (paling sedikit sebagian) dibuat berdasarkan teoriteori yang sudah ada, dan pengujian lapangan dari desain memberi kontribusi pada pembangunan teori. Nieveen, 2006) ada tiga fase dalam penelitian desain, yaitu 1. Fase pertama: persiapan uji coba desain Nieveen, 2006), persiapan untuk uji coba desain dimulai dengan mengklarifikasi tujuantujuan yang akan dicapai oleh siswa setelah mereka belajar matematika (endpoints). Setelah selesai menetapkan tujuan yang akan dicapai siswa, peneliti kemudian harus menentukan titik-titik awal pembelajaran (starting points). Sesudah tujuan yang akan dicapai siswa dan titik-titik awal pembelajaran selesai diformulasikan, maka tugas selanjutnya dari peneliti adalah memformulasikan dugaan teori pembelajaran lokal (a conjecturer local instruction theory) dari desain yang akan diujicobakan. Persiapan untuk uji coba desain di suatu kelas dimulai dengan mengklarifikasi tujuan-tujuan pembelajaran matematika. Tujuan-tujuan ini tidak dapat diambil begitu saja dari kurikulum yang sudah dikembangkan oleh suatu sekolah, karena peneliti dalam Penelitian Desain (Design Research) halaman 1

penelitian pengembangan harus mencoba untuk menemukan cara yang lebih baik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah dibuat. Untuk mampu mengembangkan suatu dugaan teori pembelajaran lokal, peneliti harus mempertimbangkan titik awal (starting points) pembelajaran. Dalam hal ini, literatur-literatur penelitian yang ada dapat berguna. Untuk melengkapi studi literatur, peneliti harus mengadakan pengujian sebelum menguji coba desain yang dibuatnya. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan awal siswa yang akan mengalami proses pembelajaran berdasarkan desain yang dibuat oleh peneliti. Di dalam melakukan pengujian, peneliti dapat menggunakan instrumen-instrumen pengujian yang sudah ada. Selain pengujian secara tertulis, peneliti juga perlu melakukan wawancara untuk mengetahui secara lebih mendalam pengetahuan awal siswa (preknowledge). Teori pembelajaran lokal berisi: dugaan bagaimana proses pembelajaran akan terjadi, dugaan aktivitas pembelajaran yang produktif, budaya kelas yang diimpikan, dugaan bagaimana guru dapat berperan secara proaktif dalam pembelajaran, dan dugaan bagaimana siswa berpikir dalam proses pembelajaran tersebut. Simon adalah peneliti pertama yang menggunakan istilah hypothetical learning trajectory (HLT) untuk merepresentasikan proses belajar yang dilalui oleh siswa mulai dari pengetahuan yang dimiliki oleh siswa sampai dengan siswa mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh guru (Sztajn, Confrey, Wilson, and Edgington, 2012). Simon (1995) mengatakan bahwa ada tiga komponen dalam suatu HLT, yaitu: (1) tujuan pembelajaran, (2) aktivitas pembelajaran, dan (3) cara berpikir siswa dan proses belajar siswa.. Simon (1995) menamakan lintasan belajar sebagai HLT karena lintasan belajar siswa yang pasti tidak dapat diketahui secara pasti sebelum proses pembelajaran dilakukan. Menurut Romber and Carpenter (1986 dalam Sztajn, Confrey, Wilson, and Edgington, 2012), proses belajar dan mengajar sering dipandang sebagai dua sisi dari satu fenomena, tetapi seringkali penelitian-penelitian yang dilakukan di kedua bidang tersebut tidak dihubungkan satu dengan yang lain. Salah satu upaya untuk menggabungkan penelitian di kedua bidang muncul pada tahun 2012 yang dilakukan oleh Paola Sztajn, Jere Confrey, P. Holt Wilson, and Cynthia Edgington. Upaya yang mereka lakukan untuk menggabungkan penelitian di kedua bidang adalah dengan mengkonstruksi yang mereka sebut dengan istilah learning Penelitian Desain (Design Research) halaman 2

trajectory based instruction (LTBI). Suatu LTBI didefinisikan sebagai suatu lintasan belajar dan mengajar yang menggunakan HLT untuk membuat keputusankeputusan pembelajaran yang diistilahkan dengan instructional decisions (Sztajn, Confrey, Wilson, and Edgington, 2012). 2. Fase Kedua: uji coba desain Nieveen, 2006), tujuan dari uji coba desain adalah menguji dan meningkatkan dugaan teori pembelajaran lokal (a conjecture local instruction theory) yang sudah dikembangkan pada fase pertama, serta mengembangkan pemahaman bagaimana desain tersebut bekerja. Menurut Gravemeijer dan Cobb (dalam Akker, Gravemeijer, McKeney, dan Nieveen, 2006), kunci dari proses pengujian, peningkatan, dan pemahaman adalah proses siklik yang terintegrasi dari desain dan proses analisis. Nieveen, 2006), jantung dari penelitian pengembangan terletak pada proses siklik dari proses pembuatan/pembuatan ulang desain dan menguji aktivitas pembelajaran dan aspek-aspek lain yang ada dalam desain. Dalam setiap siklus, tim peneliti membuat suatu eksperimen pikiran antisipasi (an anticipatory thought experiment) dengan membayangkan bagaimana aktivitas pembelajaran yang diusulkan dapat direalisasikan dalam interaksi di dalam kelas, dan apa yang siswa pelajari setelah berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran yang dirancang oleh peneliti. Selama pembuatan aktivitas pembelajaran di dalam kelas dan dalam peninjauan kembali, peneliti mencoba untuk menganalisis proses aktual partisipasi dan belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis ini, peneliti membuat keputusan tentang kevalidan dugaan teori pembelajaran lokal yang diwujudkan dalam aktivitas pembelajaran, pembentukan norma-norma tertentu, dan revisi aspek-aspek tertentu dari desain. Uji coba desain terdiri atas proses-proses siklik dari eksperimen pikiran (thought experiment) dan eksperimen pembelajaran (instruction experiment). Proses siklik dari eksperimen pikiran (thought experiment) dan eksperimen pembelajaran (instruction experiment) digambarkan oleh Freudenthal (1991 dalam Akker, Gravemeijer, McKeney, dan Nieveen, 2006) seperti tampak dalam gambar 1 Penelitian Desain (Design Research) halaman 3

Gambar 1 Penelitian pengembangan, suatu akumulasi proses-proses siklik (Akker, Gravemeijer, McKeney, dan Nieveen, 2006, 25) Kita dapat membuat hubungan antara siklus-siklus kecil dari eksperimen pikiran (thought experiment) dan eksperimen pembelajaran (instruction experiment) dengan siklus pembelajaran matematika yang dibuat oleh Simon (1995). Menurut ide Simon, seorang guru matematika harus mencoba mengantisipasi aktivitas mental apa yang terjadi pada diri siswa ketika siswa berpartisipasi dalam suatu aktivitas pembelajaran. Kemudian guru akan mencoba untuk menemukan tingkat proses berpikir siswa yang kemudian dihipotesiskan oleh guru selama proses pembuatan aktivitas pembelajaran berlangsung yang kemudian direvisi setelah pelaksanaan aktivitas pembelajaran. Untuk mengkarakteristikan proses berpikir guru, Simon mengenalkan istilah hypothetical learning trajectory yang dideskripsikan sebagai suatu pertimbangan terhadap tujuan pembelajaran, aktivitas belajar, dan proses berpikir dan belajar yang dipergunakan oleh siswa. Siklus pembelajaran matematika dapat digambarkan sebagai menduga, membuat, dan merevisi hypothetical learning trajectory. Dalam uji coba desain, siklus kecil dari eksperimen pikiran (thought experiment) dan eksperimen pembelajaran (instruction experiment) menyediakan pengembangan teori pembelajaran lokal. Dalam kenyataannya, ada relasi reflektif antara eksperimen pikiran (thought experiment) dan eksperimen pembelajaran (instruction experiment) dengan teori pembelajaran lokal yang dikembangkan. Di satu sisi, dugaan teori pembelajaran lokal mengarahkan eksperimen pikiran (thought experiment) dan eksperimen pembelajaran (instruction experiment), di lain sisi, eksperimen pikiran Penelitian Desain (Design Research) halaman 4

(thought experiment) dan eksperimen pembelajaran (instruction experiment) mempertajam teori pembelajaran lokal (seperti digambarkan dalam gambar 2) Gambar 2 Relasi refletif antara teori dan uji coba (Akker, Gravemeijer, McKeney, dan Nieveen, 2006, 28) 3. Fase ketiga : analisis retrospektif Nieveen, 2006), tujuan dari analisis retrospektif tergantung pada tujuan secara teori penelitian pengembangan dilakukan. Lebih lanjut diutarakan bahwa salah satu dari tujuan utama diadakan analisis retrospektif adalah untuk mengembangkan teori pembelajaran lokal (local instruction theory). Meskipun adanya perbedaan-perbedaan dalam tujuan secara teori dilakukannya penelitian pengembangan direfleksikan dalam perbedaan-perbedaan analisis retrospektif, tetapi bentuk analisis perlu meliputi suatu proses iteratif yang menganalisis sekumpulan data yang masuk. Menurut Plomp (2001), ada tiga kriteria kualitas produk yang dihasilkan dari suatu penelitian pengembangan, yaitu: 1. Valid Menurut Plomp (2001), ada dua macam validitas yang perlu dipenuhi suatu produk yang dihasilkan dari penelitian pengembangan untuk dikatakan valid, yaitu validitas isi dan validitas konstruksi. Menurut Plomp (2001), suatu produk dikatakan memenuhi validitas isi jika produk ini dibuat dengan menggunakan teori-teori yang kokoh (state-of-the-art knowledge). Menurut Plomp (2001), suatu produk dikatakan Penelitian Desain (Design Research) halaman 5

memenuhi validitas konstruksi jika semua komponen dalam suatu intervensi terkoneksi secara baik satu sama lain. 2. Kebergunaan 3. Efisien Menurut Plomp (2001), ada dua kriteria kualitas proses yang dihasilkan dari suatu penelitian pengembangan, yaitu: 1. Pendekatan yang sistematis, artinya ada suatu proses siklik dari analisis, pengembangan desain, evaluasi, dan revisi dalam implementasi oleh Plomp disebut konsistensi internal. 2. Pendekatan relasional, mengarah pada persetujuan kegunaan produk di antara pengguna produk atau dengan kata lain kegunaan produk sering diuji oleh pengguna oleh Plomp disebut konsistensi ekternal. Daftar Pustaka Akker, Jan Van Den, Gravemeijer K., McKenney S., dan Nieveen N.. 2006. Educational Design Research. New York: Taylor and Francis Group. Plomp, Tjeerd. Development Reseach in/on Education and Training. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika Realistik Indonesia yang diadakan oleh Universitas Sanata Darma pada tanggal 14-15 November 2001 di Yogyakarta. Penelitian Desain (Design Research) halaman 6