DOA SUJUD TILAWAH, dan DOA SHALAT ISTIKHARAH

dokumen-dokumen yang mirip
Syarah Istighfar dan Taubat

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Doa dan Dzikir Seputar Musuh dan Penguasa

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

DOA dan DZIKIR Seputar MASJID

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

Petunjuk Rasulullah. Ber-KOKOK

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah

Dzikir Keluar Masuk RUMAH Serta Syarahnya

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Adab-adab Safar ADAB-ADAB SAFAR

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH

Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

KITAB KELENGKAPAN BAB DZIKIR DAN DO'A

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

MUZARA'AH dan MUSAQAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

Hadits-hadits Shohih Tentang

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

MANDI JANABAH, HUKUM DAN TATA CARANYA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Doa dan Dzikir Seputar HUTANG Serta Syarahnya

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BILA SYA BAN TELAH TIBA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Prof. Dr. Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin

Al-Samii' dan Al-Bashiir

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Perkara yang Bermanfaat Bagi Seorang yang Telah Mati PERKARA YANG BERMANFAAT BAGI SEORANG YANG TELAH MATI

Al-'Azhiim, Al-Majiid dan Al-Kabiir

Pengertian dan. Publication 1438 H/ 2016 M. Pengertian dan Macam-Macam Thaharah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

AL-JAMIL Yang Maha Indah

DO'A-DO'A IFTITAH. Publication : 1436 H_2015 M DOA-DOA IFTITAH

HUKUM MEMBAWA PERGI ANAK-ANAK KE TAMAN HIBURAN (PERMAINAN) RUMAHMU LEBIH BAIK BAGIMU

QIYAMUL LAIL (Shalat Malam) Tatacara Pelaksanaan dan Hukum Seputarnya (bag 1)

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

K E U T A M A A N. Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir. dan Syarahnya. Publication : 1437 H_2016 M. Keutamaan Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir dan Syarahnya

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

ADAB DAN DOA SAFAR YANG SHAHIH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

PEMBUNUHAN KARENA KELIRU (TIDAK DISENGAJA)

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Dimanakah Allah Subhanahu Wa Ta ala?

UNTUK KALANGAN SENDIRI

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

Syaikh Dr. Sa id bin Ali bin Wahf al-qahthani

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

2. Tauhid dan Niat ]رواه مسلم[

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Doa dan Dzikir Kepada

Keutamaan Membaca. Publication: 1434 H_2013 M KEUTAMAAN MEMBACA SHALAWAT. Oleh: Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

KEUTAMAAN S H A L A. حفظو هللا Oleh: Syaikh Said bin Ali Wahf al-qahthani. Publication : 1438 H_2017 M. Keutamaan SHOLAT

Seputar Mandi Jum'at

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

BAB VII. SUJUD SAHWI, SUJUD SYUKUR DAN SUJUD TILAWAH

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Mencium Kening Ibu

Publication: 1435 H_2014 M. Beginilah Mencintai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Dengan Benar

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Bisakah Kirim Pahala BISAKAH KIRIM PAHALA

MERENUNGI FIRMAN ALLAH dalam SURAT YAASIIN AYAT 55-58

HAFALAN DOA UNTUK ANAK DOA MEMOHON ILMU DOA MASUK KAMAR MANDI

Tata Cara Sujud Tilawah

Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Dzul Jalaali wal Ikraam, Jaami'un Naasi liyaumin laa raiba fiih

PUASA DI BULAN RAJAB

TATA CARA MANDI WAJIB

Konsisten dalam kebaikan

KAIDAH FIQH. Sama saja antara orang yang merusak milik orang lain baik dengan sengaja, tidak tahu, ataupun lupa

GHARAR Dalam Transaksi KOMERSIAL

Puasa Mengajarkan Mencintai Orang Miskin

Transkripsi:

DOA SUJUD TILAWAH, SUJUD SYUKUR, DOA SHALAT ISTIKHARAH Publication : 1438 H_2017 M DOA SUJUD TILAWAH, SUJUD SYUKUR dan DOA SHALAT ISTIKHARAH Disalin dari: 1. Terjemah Hishnul Muslim oleh Syaikh Dr. Sa'id bin Ali bin Wahf al-qahthani. 2. Terjemah Syarah Do'a dan Dzikir Hishnul Muslim oleh Madji bin Abdul Wahhab Ahmad, dengan koreksian Syaikh Dr. Sa'id bin Ali bin Wahf al-qahthani. e-book ini didownload dari www.ibnumajjah.wordpress.com

DOA SUJUD TILAWAH ل ل ذ ي خ ل ق و و ص و ر ه و ش ق س ع و و ب ص ر ه ب و ل و و ق و ت و س ج د و ج ه ي ف ت ب ار ك للا أ ح س ن ا ل ال ق ي "Bersujud wajahku kepada Tuhan yang menciptakannya, yang membelah pendengaran dan penglihatannya dengan daya dan kekuatan-nya. (Mahasuci Allah sebaik-baik Pencipta)." 1 ا لل ه م اك ت ب ل ب ا ع ن د ك أ ج ر ا و ض ع ع ن ب ا و ز ر ا و اج ع ل ه ا ل ع ن د ك ذ خ ر ا و ت ق ب ل ه ا م ن ك م ا ت ق ب ل ت ه ا م ن ع ب د ك د او د "Ya Allah, tulislah untukku dengan sujudku pahala di sisi- Mu dan ampunilah dengannya akan dosaku, serta jadikanlah simpanan untukku di sisi-mu dan terimalah sujudku sebagaimana Engkau telah menerimanya dari hamba-mu Dawud." 2 1 2 HR. At-Tirmidzi: 2/474. Ahmad: 6/30 dan Al-Hakim. Menurut Al- Hakim, hadits tersebut shahih. Imam Adz-Dzahabi menyetujui pendapatnya 1/220. Sedang tambahannya: Fatabaarakallahu menurut riwayat Adz-Dzahabi sendiri. HR. At-Tirmidzi: 2/473, dan Al-Hakim. Menurut Al-Hakim, hadits tersebut shahih. Dan Adz-Dzahabi sependapat dengannya: 1/219.

YANG DILAKUKAN APABILA ADA SESUATU YANG MENGGEMBIRAKAN ك ان الن ب إ ذ ا أ ت ه أ م ر ي س ر ه أ و ي س ر ب و خ ر س اج د ا ش ك ر ا ل ل ت ب ار ك و ت ع ال Nabi Shallallahu alaihi wasallam apabila ada sesuatu yang menggembirakan atau menyenangkannya, beliau bersujud, pertanda syukur kepada Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi. 3 DOA SHALAT ISTIKHARAH ا لل ه م إ ن أ س ت خ ي ر ك ب ع ل م ك و أ س ت ق د ر ك ب ق د ر ت ك و أ س أ ل ك م ن ف ض ل ك ال ع ظ ي م ف إ ن ك ت ق د ر و ل أ ق د ر و ت ع ل م و ل أ ع ل م و أ ن ت ع ال م ال غ ي و ب. ا لل ه م إ ن ك ن ت ت ع ل م أ ن ى ذ ا ا أل م ر -و ي س م ى ح اج ت و - خ ي ر ل ف د ي ن و م ع اش ي و ع اق ب ة أ م ر ي -أ و ق ال : ع اج ل و و آج ل و - ف اق د ر ه ل و ي س ر ه ل ث 3 HR. Ashhabus Sunan, kecuali An-Nasai, lihat Shahih Ibnu Majah: 1/233 dan Irwa ul Ghalil: 2/226.

ب ر ك ل ف ي و و إ ن ك ن ت ت ع ل م أ ن ى ذ ا ا أل م ر ش ر ل ف د ي ن و م ع اش ي و ع اق ب ة أ م ر ي -أ و ق ال : ع اج ل و و آج ل و - ف اص ر ف و ع ن و اص ر ف ن ع ن و و اق د ر ل ا ل ي ر ح ي ث ك ان ث أ ر ض ن ب و Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-mu dengan ilmu pengetahuan-mu dan aku mohon kekuasaan-mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kemahakuasaan-mu. Aku mohon kepada-mu sesuatu dari anugerah-mu Yang Maha Agung, sesungguhnya Engkau Mahakuasa, sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahuinya dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (disebutkan masalahnya) lebih baik dalam agamaku, dan akibatnya terhadap diriku atau Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: di dunia atau akhirat- sukseskanlah untukku, mudahkan jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lebih berbahaya bagiku dalam agama, perekonomian dan akibatnya kepada diriku, maka singkirkan persoalan tersebut, dan jauhkan aku daripadanya, takdirkan kebaikan untukku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian berilah kerelaan-mu kepadaku.

Tidak menyesal orang yang beristikharah kepada Sang Pencipta dan bermusyawarah ke pada makhluk-nya yang beriman dan berhati-hati dalam menangani persoalan. Allah عز وجل berfirman: و ش او ر ى م ف األم ر ف إ ذ ا ع ز م ت ف ت و ك ل ع ل ى ا ل ل dan bermusyawarahlah kepada mereka (para sahabat) dalam urusan itu. Bila kamu telah membulatkan tekad, bertawakkallah kepada Allah (QS. Ali Imran/3: 159) 4 * * * 4 Jabir bin Abdillah radhiallahu anhu berkata: Adalah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengajarkan kami (do a) Istikharah dalam semua urusan, sebagaimana dia mengajarkan kami surat dalam Al- Quran. Beliau bersabda: Jika salah seorang kamu sedang mengalami permasalahan, maka shalatlah dua rakaat selain shalat fardhu, kemudian bacalah...(do a Istikharah) HR. Bukhari: 7/162.

SYARAH DOA SUJUD TILAWAH (1) ل ل ذ ي خ ل ق و و ص و ر ه و ش ق س ع و و ب ص ر ه ب و ل و و ق و ت و س ج د و ج ه ي ف ت ب ار ك للا أ ح س ن ا ل ال ق ي "Bersujud wajahku kepada Tuhan Yang menciptakannya, yang membelah pendengaran dan penglihatannya dengan daya dan kekuatan-nya. (Mahasuci Allah sebaik-baik Pencipta)." 5 Shahabiyah yang meriwayatkan hadits ini adalah Aisyah Radhiyallahu Anha. Ungkapan ل ل ذ ي خ ل ق و و ص و ر ه و ش ق س ع و و ب ص ر ه 'kepada Tuhan Yang menciptakannya, membelah pendengaran dan penglihatannya' adalah bentuk pengkhususan setelah penyebutan secara umum, dengan kata lain, pembukaan keduanya dan pemberian kemampuan untuk mengetahui bagi keduanya. 5 At-Tirmidzi, (2/474), no. 580; Ahmad, (6/30); dan Al-Hakim. Dishahihkan dan disepakati Adz-Dzahabi, (1/220) dengan tambahan darinya. (Al-Mukminun; 14).

Ungkapan ب و ل و 'dengan daya', dengan kata lain, dengan memalingkan dan menjauhkan berbagai macam ben-cana dari keduanya. Ungkapan و ق و ت و 'dan kekuatan-nya', dengan kata lain, kekuatan untuk bersikukuh dan selalu memperhatikan keduanya. SYARAH DOA SUJUD TILAWAH (2) ا لل ه م اك ت ب ل ب ا ع ن د ك أ ج ر ا و ض ع ع ن ب ا و ز ر ا و اج ع ل ه ا ل ع ن د ك ذ خ ر ا و ت ق ب ل ه ا م ن ك م ا ت ق ب ل ت ه ا م ن ع ب د ك د او د "Ya Allah, tulislah untukku dengan sujudku pahala di sisi- Mu dan ampunilah dengannya akan dosaku, serta jadikanlah simpanan untukku di sisi-mu dan terimalah sujudku sebagaimana Engkau telah menerimanya dari hamba-mu Dawud." 6 6 At-Tirmidzi, (2/473), no. 579; dan Al-Hakim dan ia menshahihkannya dan disepakati Adz-Dzahabi, (1/219).

Perawi hadits ini adalah Shahabat Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma. Ungkapan 'ya Allah, tulislah untukku', dengan ا لل ه م اك ت ب ل أ ج ر ا sujud- kata lain, tetapkan bagiku dengannya -yakni 'pahala'. Ungkapan و ض ع 'dan ampunilah', dengan kata lain, rontokkanlah. Ungkapan و ز ر ا adalah 'dosa'. Ungkapan ذ خ ر ا artinya 'pundi-pundi'. Namun dikatakan pula pahala. Diulang-ulang karena maqam do'a adalah sesuai jika dipanjang-panjangkan. Dikatakan pula, yang pertama adalah permohonan dituliskannya pahala; sedangkan yang ini adalah permohonan tetapnya pahala itu dan selamat dari keguguran atau pembatalan. Ungkapan ك م ا ت ق ب ل ت ه ا م ن ع ب د ك د او د 'sebagaimana Engkau telah menerimanya dari hamba-mu Dawud' ketika "... menyungkur sujud dan bertaubat." (Shaad: 24). ltulah permohonan penerimaan yang mutlak. Ibnu Hazm Rahimahullah dalam kitab Al-Muhalla berkata, "Dalam Al-Qur an terdapat empat belas sujud: pertama di

bagian akhir penutup surat Al-A'raf, kemudian dalam surat Ar-Ra'd, An-Nahl, Al-Isra, Maryam, Al-Hajj pada bagian mula dan di bagian akhir tiada sujud, Al-Furqan, An-Naml, As- Sajdah, Shaad, Fushshilat, An-Najm di bagian akhirnya, Allnsyiqaq, dan Al-Alaq di bagian akhirnya." Korektor mengatakan, "Yang benar, bahwa ayat-ayat sujud dalam Al-Qur an ada lima belas sujud. Karena surat Al- Hajj mencakup dua ayat As-Sajdah. Hal itu karena hadits Uqbah bin Amir Radhiyallahu Anhu, dia berkata, 'Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah surat Al-Hajj itu dimuliakan dengan dua ayat As-Sajdah?' Beliau menjawab, ن ع م و م ن ل ي س ج د ه ا ف ال ي ق ر أ ه ا 'Ya, dan siapa yang tidak bersujud pada keduanya, maka janganlah dia membacanya!'.'" 7 Dalam kitab Al-Mughni, Ibnu Qudamah Rahimahullah berkata, "Dipersyaratkan untuk bersujud sebagaimana yang dipersyaratkan untuk melakukan shalat nafilah. Yaitu suci dari dua hal: (1) hadats dan najis, dan (2) menutup aurat, menghadap kiblat, dan niat. Kami tidak melihat adanya perbedaan pendapat dalam hal ini. Kecuali apa yang diriwayatkan dari Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu 7 Abu Dawud, no. 1402; At-Tirmidzi, no. 578 dan dihasankan Al- Allamah Al-Albani Rahimahullah dalam Shahih Sunan Abu Dawud (1/388) dan Shahih Sunan At-Tirmidzi, (1/319). (Korektor)

berkenaan dengan para wanita yang sedang haidh yang mendengar ayat As-Sajdah, maka dia cukup memberikan isyarat dengan kepalanya. Yang demikian juga dikatakan Sa'id bin Al-Musayyab. Dia berkata, 'Dengan mengucapkan, ا لل ه م ل ك س ج د ت... 'Ya Allah, untuk-mu aku bersujud...'.' Kemudian dari Asy-Sya'bi, berkenaan dengan orang yang mendengar ayat As-Sajdah dan dia tidak memiliki wudhu bersujud bagaimanapun keadaan wajahnya. Sedangkan kita mengetahui sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, ل ي ق ب ل ا ل ل ص ال ة ب غ ي ط ه ور 'Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci.' Sedangkan sujud termasuk ke dalam keumuman shalat dan juga karena sujud adalah shalat sehingga dipersyaratkan semua itu sebagaimana wujudnya ruku'." Dalam kitab Nailul Authar, Asy-Syaukani Rahimahullah berkata, "Tiada dalam hadits-hadits tentang sujud tilawah sesuatu ungkapan yang menunjukkan bahwa orang yang bersujud harus berwudhu. Demikian juga, dalam haditshadits itu tiada sesuatu yang menunjukkan keharusan kesucian pakaian dan tempat. Sedangkan yang ada adalah

menutup aurat dan menghadap kiblat jika memungkinkan. Maka, dikatakan, "Sesungguhnya yang demikian itu dianggap telah menjadi kesepakatan." Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar Rahimahullah berkata, "Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu tidak setuju pada seorang pun dalam hal membolehkan bersujud tanpa wudhu, kecuali Asy-Sya'bi." Ini ditakhrij Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang shahih. Dan ditakhrij pula dari Abu Abdurrahman As- Sulami bahwa suatu ketika dia membaca ayat As-Sajdah lalu bersujud sedangkan dia tidak berwudhu dan mengarah kepada arah bukan kiblat. Sedangkan dia berjalan dengan memberikan isyarat. Ada sedikit perubahan. Saya mengatakan, "Yang paling dekat kepada kebenaran sebagaimana yang terlihat olehku adalah dengan mengambil apa yang dikatakan Ibnu Qudamah Rahimahullah. Wallahu A'lam. Saya menambahkan satu hal kepada apa-apa yang telah disebutkan sebagai syarat-syarat, yaitu tidak dilakukan pada waktu-waktu terlarang menunaikan shalat di dalamnya. Korektor mengatakan, "Yang benar, bahwa sujud tilawah tidak dipersyaratkan pelaksanaannya sebagaimana syaratsyarat menunaikan shalat nafilah, berupa bersuci dari hadats dan najis, menutup aurat, dan menghadap kiblat. Akan tetapi, yang lebih utama adalah bahwa semua itu disukai (mustahab). Sebagaimana dikuatkan Syaikhul Islam Ibnu

Taimiyah Rahimahullah dan muridnya Ibnu Al-Qayyim, Syaikh Ibnu Baaz, dan Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahumullah. Sedangkan orang junub, maka tidak boleh membaca sedikit pun dari Al-Quran sehingga dia bersuci. 8 Oleh sebab itu, Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma karena teguh mengikuti Sunnah, maka dia turun dari binatang tunggangannya lalu menuangkan air lalu naik lalu membaca ayat As-Sajdah dan bersujud." 9 SYARAH APA YANG HARUS DILAKUKAN ORANG YANG DATANG KEPADANYA SESUATU YANG MENYENANGKAN ك ان الن ب ص ل ى للا ع ل ي و و س ل م إ ذ ا أ ت ه أ م ر ي س ر ه أ و ي س ر ب و خ ر س اج د ا ش ك ر ا ل ل ت ب ار ك و ت ع ال 8 9 Lihat Mujmu Fatawa Syaikhul Islam, (23/165-170); Tahdzib As- Sunan, karya Ibnu Al-Qayyim, (14/53-56); Majmu Fatawa Ibni Baaz (11/406-415); Asy-Syarh Al-Mumti 'ala Zaad Al- Mustaqni', karya Ibnu Utsaimin, (4/126); Tamamul Minnah fii At- Ta'liq 'ala Fiqh As-Sunnah, karya Al-Albani, (hlm. 270). (Korektor). Al-Bukhari dengan bentuk pasti. Dalam kitab Sujud Al-Qur'an, Bab "Sujud Al-Muslimin ma'a Al-Musyrikin". Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari, (2/645), berkata, "Dan ditakhrij Ibnu Abi Syaibah dengan sanad shahih". (Korektor).

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam apabila ada sesuatu yang menggembirakan atau menyenangkannya, beliau bersujud, karena syukur kepada Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi. 10 Shahabat yang meriwayatkan hadits ini adalah Abu Bakrah Radhiyallahu 'Anhu. Dalam hadits ini terkandung disyari'atkannya melakukan sujud syukur ketika mendapatkan kenikmatan dan terhindar dari bencana. para ulama berbeda pendapat apakah disyaratkan pada sujud syukur itu semua syarat shalat ataukah tidak?, ada yang berpendapat "Ya, disyaratkan karena diqiaskan dengan shalat" Dikatakan pula, "Tidak dipersyaratkan." Pendapat yang pertama adalah yang lebih dekat kepada kebenaran. Wallahu A'lam Yang benar adalah bahwa sujud syukur sama dengan sujud tilawah, maka tidak dipersyaratkan untuk itu apa-apa yang dipersyaratkan untuk shalat. 11 10 11 Diriwayatkan Ahlu Sunan kecuali Nasa'i, Abu Dawud, no.2774, Tirmidzi no. 1578 dan Ibn Majah no. 1394; dan lihat Shahih Ibni Majah 1/233 dan Irwa'ul Ghalil 2/226. Lihat rincian itu dalam Shalat Al-Mukmin karya korektor, (1/398). (Korektor).

SYARAH DOA SHALAT ISTIKHARAH ق ال ج اب ر ب ن ع ب د ا ل ل ر ض ي ا ل ل ع ن ه م ا: ك ان ر س ول ا ل ل ص ل ى ا ل ل ع ل ي و و س ل م ي ع ل م ن ا ال س ت خ ار ة ف األ م ور ك ل ه ا ك م ا ي ع ل م ن ا الس ور ة م ن ال ق ر آن ي ق ول : إ ذ ا ى م أ ح د ك م ب أل م ر ف ل ي ر ك ع ر ك ع ت ي م ن غ ي ال ف ر يض ة ث ل ي ق ل : الل ه م إ ن أ س ت خ ي ك ب ع ل م ك و أ س ت ق د ر ك ب ق د ر ت ك و أ س أ ل ك م ن ف ض ل ك ال ع ظ يم ف إ ن ك ت ق د ر و ل أ ق د ر و ت ع ل م و ل أ ع ل م و أ ن ت ع ال م ال غ ي وب الل ه م ل ف د ين إ ن ك ن ت ت ع ل م أ ن ى ذ ا األ م ر -ي س م ي ح اج ت و - خ ي ر و م ع اش ي و ع اق ب ة أ م ر ي أ و ق ال : ع اج ل أ م ر ي و آج ل و -ف اق د ر ه ل و ي س ر ه ل ث ب ر ك ل ف يو و إ ن ك ن ت ت ع ل م أ ن ى ذ ا األ م ر ش ر ل ف د ين و م ع اش ي و ع اق ب ة أ م ر ي- أ و ق ال : ع اج ل أ م ر ي و آج ل و - ف اص ر ف و ع ن و اص ر ف ن ع ن و و اق د ر ل ا ل ي ر ح ي ث ك ان ث أ ر ض ن ب و. و م ا ن د م م ن

اس ت خ ار ا ل ال ق و ش او ر ال م خ ل و ق ي ال م ؤ م ن ي و ت ث ب ت ف أ م ر ه ف ق د س ب ح ان و : و ش او ر ى م ف األ م ر ف إ ذ ا ع ز م ت ف ت و ك ل ع ل ى للا "Jabir bin Abdullah Radhiyallahu Anhu berkata, 'Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengajarkan istikharah dalam segala hal sebagaimana beliau mengajar kami suatu surat dalam Al-Quran. Beliau bersabda, 'Jika salah seorang dari kalian hendak melakukan suatu perkara, hendaknya dimulai dengan melakukan ruku' dua rakaat yang bukan shalat fardhu. Kemudian hendaknya mengucapkan: Ya Allah, sesungguhnya aku minta pilihan kepada-mu dengan ilmu pengetahuan-mu, dan aku mohon kekuasaan-mu dengan kemahakuasaan-mu. Aku mohon kepada-mu sesuatu dari anugerah-mu Yang Mahaagung. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedang aku tidak kuasa, Engkau Maha Mengetahui sedang aku tidak mengetahui, dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang gaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (disebutkan masalahnya) lebih baik dalam agamaku, kehidupanku dan kesudahan yang baik terhadap diriku, -atau bersabda: di dunia atau di akhirattakdirkanlah untuk-ku, mudahkanlah jalannya, kemudian berkahilah aku di dalamnya. Akan tetapi, apabila Engkau mengetahui persoalan ini buruk bagiku dalam agama, kehidupanku, dan akibatnya kepada diriku, maka

hindarkanlah persoalan tersebut dariku dan hindarkan aku daripadanya, takdirkan kebaikan untukku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian berilah keridhaan-mu kepadaku'.'" 12 Tidak akan menyesal orang yang beristikharah kepada Sang Pencipta dan bermusyawarah dengan orang-orang beriman dan teguh pada urusannya. Allah Subhanahu wa Ta ala telah berfirman, "... Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah." (QS. Ali Imran: 159) Ungkapan urusan keduniaan. lain, 'dalam segala hal', dengan kata ف األ م ور ك ل ه ا Karena segala urusan akhirat tidak membutuhkan kepada istikharah, karena seseorang jika hendak menunaikan shalat atau puasa bersedekah tidak membutuhkan istikharah. Akan tetapi, istikharah dibutuhkan dalam urusan dunia, seperti: bepergian, menikah, membeli kendaraan atau menjualnya, membangun rumah, pindah ke negeri lain, dan lain sebagainya. Ungkapan إ ذ ا ى م أ ح د ك م ب أل م ر 'jika salah seorang dari kalian hendak melakukan suatu perkara', dengan kata lain, jika seseorang hendak melakukan suatu perbuatan tetapi dia belum melakukannya. 12 Al-Bukhari, (7/162), no. 1162.

Ungkapan 'hendaknya dimulai dengan ف ل ي ر ك ع ر ك ع ت ي melakukan ruku' dua rakaat', dengan kata lain, hendaknya melakukan shalat dua rakaat. Kadang-kadang disebut ruku' yang maksudnya adalah shalat. Sebagaimana disebut sujud, padahal yang dimaksud adalah shalat. Yang demikian termasuk penyebutan sebagian dengan tujuan keutuhan. Ungkapan م ن غ ي ال ف ر يض ة 'yang bukan shalat fardhu', dengan kata lain, shalat wajib lima waktu. Yang dimaksud adalah shalat sunnah nawafil, bahwa dua rakaat itu termasuk shalat nawafil. An-Nawawi Rahimahullah berkata, "Yang jelas bahwa shalat itu tercapai dengan dua rakaat yang termasuk shalat sunnah rawarib, tahiyyatul masjid, dan nawafil lainnya." Ungkapan أ س ت خ ي ك 'aku minta pilihan kepada-mu', dengan kata lain, aku memohon kebaikan dengan Engkau pilihkan untukku perkara yang terbaik di antara dua perkara. Karena Engkau Mahakuasa dengan yang demikian, sedangkan aku tidak mengetahui. Ungkapan أ س ت ق د ر ك 'dan aku mohon kekuasaan-mu', dengan kata lain, aku memohon kiranya Engkau takdirkan berada di atas satu di antara dua perkara yang paling baik. Menyingat aku ingin memohon kemampuan dari-mu karena sebab kemampuan-mu atas yang demikian.

Ungkapan م ي ح اج ت و 'dengan menyebutkan hajatnya', ي س dengan kata lain, menyebutkan urusan yang dia maksudkan. Misalnya dengan mengatakan, "Ya Allah, jika engkau mengetahui bahwa bepergian ini lebih baik bagiku pernikahan ini... jual-beli ini..., dan lain sebagainya." Ungkapan 'dalam agamaku', dengan kata lain, jika ف د ين di dalamnya kebaikan yang kembali kepada agamaku, kehidupan duniaku, dan kesudahan yang baik terhadap diriku. Disebutkan "kesudahan yang baik terhadap diriku" karena segala perbuatan yang dilakukan orang dimaksudkan adanya kebaikan di dalamnya seketika itu juga. Akan tetapi, tidak baik di akhir kehidupan ini, tetapi berbalik menjadi sebaliknya. Ungkapan م ع اش ي 'kehidupanku', dengan kata lain, kehidupan dan hidup. Ungkapan ف اق د ر ه 'takdirkanlah untukku', dengan kata lain, takdirkan dan siapkan hal itu. Ungkapan 'maka hindarkanlah persoalan tersebut ف اص ر ف و ع ن dariku', dengan kata lain, jangan takdirkan hal itu untukku dan jangan rezekikan hal itu kepadaku. Ungkapan و اص ر ف ن ع ن و 'dan hindarkan aku daripadanya', dengan kata lain, jangan Engkau mudahkan hal untuk bagiku untuk melakukannya dan lepaskan dari pikiranku.

Ungkapan ح ي ث ك ان 'di mana saja kebaikan itu berada', yakni kebaikan. Artinya tentukan kebaikan bagiku di mana saja kebaikan itu berada. Ungkapan ث أ ر ض ن ب و 'kemudian berilah kerelaan-mu kepadaku', dengan kata lain, jadikan aku ridha dengan kebaikan-mu yang telah ditakdirkan. Atau dengan keburukan yang telah dijauhkan. Ungkapan 'menyesal', dengan kata lain, melakukan ن د م sesuatu lalu tidak menyukainya. Istikharah adalah urusan dengan Allah Ta'ala untuk memohon kebaikan dari-nya. Sedangkan musyawarah terjadi dengan para ahli berpikir, orang cerdas, baik, amanah untuk meminta pendapatnya berkenaan dengan urusannya. Bukan dengan semua manusia.[]