Oleh: Muhammad Ardiansyah dan Martubi Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY

dokumen-dokumen yang mirip
KESIAPAN MENTAL KERJA KELAS III JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF MEMASUKI DUNIA KERJA DI SMK NEGERI 2 PENGASIH

SIKAP KERJA SISWA PROGRAM STUDI KONSTRUKSI KAYU JURUSAN BANGUNAN SMK N 1 PADANG SETELAH MELAKSANAKAN PRAKERIN

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

EXPECTANCY BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

KESIAPAN SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH SEBELUM PRAKTEK KERJA INDUSTRI ABSTRACT

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI JANTEN, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULONPROGO

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

KONTRIBUSI MINAT KERJA DAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

PERSEPSI SISWA SMP MUHAMMADIYAH SANDEN TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas

Vol.09/No.01/Januari 2017 ISSN:

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL. Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK

Oleh : Slamet Sugiono, Arif Susanto, prodi teknik otomotif, FKIP, universitas muhamadyah purworejo

Inkonsistensi Penyelenggaraan Pendidikan SMA dan SMK 1 Istanto W. Djatmiko

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa

Keywords : Learning Implementation of Construction Engineering and Student Perceptions

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA N 5 PADANG E-JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Triatno, (2009:53) menyatakan pendapatnya bahwa tujuan pendidikan

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KARTASURA

TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN ATLETIK SISWA KELAS VIII SMP N 2 WATES KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII TKR

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

PENGEMBANGAN TRAINER SENSOR PADA MATA PELAJARAN SENSOR DAN AKTUATOR KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN ELEKTRONIKA INDUSTRI SMKN 2 PENGASIH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 WATES TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET

HUBUNGAN PERANAN GURU SEKOLAH DASAR DENGAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA (JURNAL) Oleh DEDI SUPARMAN ROCHMIYATI SUGIYANTO

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DADU AKSARA JAWA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA KELAS IV

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS adalah membina anak

JURNAL SKRIPSI. Disusun oleh : Taufiana C. Muna. Bambang Sutjiroso PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SPIL DAN PERENCANAAN

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKANKEDISIPLINAN BELAJAR SISWA

ANALISIS KESALAHAN SISWA MENGERJAKAN SOAL MATEMATIKA DI KELAS V SDN 37 BANDA ACEH. RiniYulia, Fauzi, Awaluddin.

Kata Kunci: Kesiapan, PPL, Faktor-faktor yang mempengaruhi PPL

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

Oleh : Dimas Wicaksono, Universitas Negeri Yogyakarta, : Kompetensi kerja aspek keterampilan dan sikap, kesiapan kerja

ANALISIS PENGALAMAN KERJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

Peningkatan Kemampuan Siswa Menggunakan Huruf Kapital Melalui Metode Latihan Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 1 Sidole

AKTIVITAS GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

TINGKAT PENGETAHUAN STRATEGI DAN TAKTIK BAGIPEMAIN SPIRIT FUTSAL AKADEMI KULON PROGO TAHUN 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

Kajian Pustaka Untuk menghadapi tantangan dimasa depan maka diperlukan sumber daya manusia yang handal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

Anisa Nur Utami*) Purwati Kuswarini*)

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PANDAK KABUPETEN BANTUL TERHADAP PERATURAN PERMAINAN BOLA VOLI

Paryanto (Dosen Pendidikan Teknik Mesin FT UNY)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembengkan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS ATAS TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH KEDUNGGONG KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

Keywords: Enquiring minds, learning result, and automotive motor

III. METODOLOGI PENELITIAN. langkah-langkah pengkajian dengan menggunakan metode penelitian agar

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK N 1 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MELANGGAR TATA TERTIB DI JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 1 PADANG

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN INSTALASI PENERANGAN DI BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan lagi. Tujuan dari pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya. Maka upaya

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA BLOK PECAHAN SISWA KELAS V

e-journal-fkip Unisla Press Page 64

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

MINAT MAHASISWA PGSD PENJASKES TERHADAP PROFESI DI BIDANG KEGURUAN DAN NON KEGURUAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE CERAMAH KELAS V. Nurul Hamsi SD Negeri Sumber V Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH MATA PELAJARAN PDTO

PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SD N 1 SEDAYU

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SERTA PERAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI

PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

Tingkat Keterlaksanaan Administrasi (Sumi Fitriana)

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

Edu Elektrika Journal

Jurnal Kependidikan 16 (4): banyaj namun sebagian besar masih berkualitas rendah jika dilihat dari salah satu indikator latar belakang pendidi

PENGARUH PELAKSANAAN BUSINESS CENTRE TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 WONOSOBO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

E-JURNAL. Oleh : AFIFATUL MUSRIFA

EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN BATIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Transkripsi:

34 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XVI, Nomor 1, Tahun 16 KESIAPAN MENTAL KERJA KELAS III JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF MEMASUKI DUNIA KERJA DI SMK NEGERI 2 PENGASIH THE READY FOR WORK MENTALITY OF THE 3 RD GRADE STUDENTS OF AUTOMOTIVE ENGINEERING STUDY PROGRAM OF SMK N 2 PENGASIH Oleh: Muhammad Ardiansyah dan Martubi Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY ardhiansyah1989@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan mental kerja siswa kelas III jurusan Teknik Otomotif SMK Negri 2 Pengasih.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III jurusan Teknik Otomotif SMK Negrei 2 Pengasih. Teknik pengumpulan data dengan angket. Instrumen penelitian menggunakan angket tentang kesiapan mental kerja siswa kelas III Jurusan Otomotif. Adapun teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa Kelas III Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri 2 Pengasih ditinjau dari mental kerja mereka siap memasuki dunia kerja, hal ini terbukti dari hasil penelitianya itu dari siswa hanya 4 siswa atau 13,33 % yang ditinjau dari mental belum siap memasuki dunia kerja. Kata kunci: Kesiapan Mental, Dunia Kerja Abstract The research is aimed at finding out about the ready for work mentality of the 3 rd grade students of automotive engineering study program at SMK N 2 Pengasih. The research was a descriptive research. The subject of the research are the 3 rd grade students of the automotive engineering study program at SMK N 2 Pengasih. The data collecting technique involves the use of questionnaire. The research instrument used questionnaire about the ready for work mentality of the 3 rd grade students of the automotive engineering study program. The data analyzing technique used is the quantitative descriptive technique. The result of the research showed that the 3 rd grade students of the automotive engineering study program at SMK N 2 Pengasih were passionate and ready to enter the profesional world. This is proved by the result of the research in which only 4 of students or 13,33% students were mentally not ready to enter the profesional world. Key Words: work mentality, work world PENDAHULUAN Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam pembangunan suatu bangsa. Sumber daya manusia yang mempunyai keterampilan dan keahlian dalam bidang IPTEK dapat memperlancar proses pembangunan Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang yang berusaha untuk meningkatkan sumber daya manusianya dengan cara meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan merupakan jalur yang tepat bagi masyarakat untuk mendapat bekal berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan dan dunia kerja. Dengan mutu pendidikan yang baik dan benar akan menghasilkan SDM yang berkualitas. Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan rohani dan jasmani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa

Kesiapan Mental Kerja. (Muhammad Ardhiansyah) 35 tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dalam sistem kehidupan global, para peserta didik nantinya harus bersaing dalam skala Internasional. Oleh karena itu, mereka harus memiliki keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan angkatan kerja. Menurut Oemar Hamalik (1994: 2), fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik untuk berkembang sesuai dengan potensinya. Hal ini menunjuk pada proses yang berlangsung sebelum peserta didik itu siap untuk terjun dalam kehidupan nyata. Penyiapan ini dikaitkan dengan kedudukan peserta didik sebagai calon warga Negara yang baik, warga bangsa dan calon pembentuk keluarga baru, serta mengemban tugas dan pekerjaan kelak di kemudian hari. Kesiapan mental tenaga kerja yang tinggi merupakan salah satu penyebab adanya situasi tenaga kerja yang paradoks di Negara-negara sedang berkembang, kekurangan tenaga kerja tingkat tinggi dan menengah dikelilingi oleh surplus buruh yang tidak terampil. (Soenaryo, 2: 85) Hal tersebut dikarenakan kurangnya Kesiapan mental Kerja pada SDM yang dihasilkan oleh sistem pendidikan kita. Pada masa sekarang ini, tenaga kerja yang banyak dibutuhkan adalah tenaga kerja yang mempunyai kesiapan mentaluntuk memasuki dunia kerja, namun untuk mencapai hal tersebut melalui proses yang melibatkan beberapa faktor. Kesiapan mental kerja merupakan modal utama bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan apa saja sehingga dengan Kesiapan mental kerja akan diperoleh hasil yang maksimal. Kesiapan mental kerja lulusan dalam memasuki dunia kerja adalah merupakan hasil dari belajar di sekolah dan dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kesiapan mental kerja merupakan keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental, dan pengalaman sehingga mampu melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan. Seseorang yang mempunyai Kesiapan mental kerja, memungkinkan seseorang itu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi khususnya dalam pekerjaan. Kesiapan mental kerja akan terbentuk jika tercapai perpaduan antara tingkat kematangan, pengalaman-pengalaman yang diperlukan serta keadaan mental emosi yang serasi. Motivasi Memasuki Dunia Kerja dan Informasi Dunia Kerja dirasa belum cukup untuk menciptakan Kesiapan mental kerja oleh karena itu, perlu dilihat dari segi pengalaman kerja yang didapat pada pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang untuk menghadapi pekerjaan. Pengalaman siswa dalam bekerja dapat diperoleh melalui pelaksanaan Praktik Industri atau On TheJob Training (OJT). Dalam Praktik Industri ini siswa diterjunkan dalam dunia kerja sebenarnya. Di sini kemampuan dan keterampilan siswa benar-benar dilatih. Melalui pelaksanaan kegiatan ini siswa akan mendapatkan pengalaman kerja yang berharga sebagai bekal kelak nantinya saat mereka bekerja. Pengalaman yang mereka peroleh akan mendorong mereka untuk memiliki Kesiapan Kerja yang tinggi. Hal ini yang seharusnya juga terjadi pada siswa jurusan otomotif SMK Negeri 2 Pengasih Kulon Progo.

36 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XVI, Nomor 1, Tahun 16 Salah satu bukti bahwa lulusan SMK belum memiliki Kesiapan mental kerja adalah dengan kompetensi yang telah dipelajari di sekolah. kurangnya kemampuan atau keterampilan Adapun rumusan masalah penelitian ini melaksanakan pekerjaannya di tempat kerja dan adalah Bagaimanakah Kesiapan Mental Kerja kurangnya kepercayaan suatu perusahaan Otomotif terhadap keahlian yang dimiliki lulusan SMK. Dalam kenyataannya masih banyak lulusan SMK Negeri 2 Pengasih jurusan otomotif yang belum terserap oleh dunia kerja sesuai latar belakang pendidikannya atau sesuai bidang keahliannya. Keadaan seperti itu sering kita jumpai lulusan Negeri 2 Pengasih. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan mental kerja siswa kelas III Jurusan Teknik Otomotif Negeri 2 Pengasih. SMK hanya menjadi buruh pabrik atau Manfaat dari penelitian ini diharapkan pembantu rumah tangga bahkan tidak sedikit dapat memberikan kontribusi bagi ilmu dari mereka hanya menjadi pengangguran. Hal ini menandakan bahwa lulusan SMK belum pengetahuan dan pendidikan, menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya, dan diakui atau dipercaya sepenuhnya oleh pasar bermanfaat sebagai input dan bahan kerja untuk menerapkan ilmu yang mereka pertimbangan bagi pihak sekolah untuk lebih dapatkan dari sekolah. Jadi, dapat dikatakan memaksimalkan potensi siswa dalam Kesiapan Kerja lulusan SMK Negeri 2 Pengasih masih belum tertampung di pasar tenaga kerja sesuai dengan bidangnya. Berdasarkan data dari mempersiapkan diri memasuki dunia kerja dan bagi siswa untuk lebih memotivasi diri dalam belajar dn sebagai referensi dalam menentukan lulusan Teknik otomotif SMK Negeri 2 pilihan setelah lulus. Pengasihdari 64 jumlah lulusan 34 siswa tidak METODE PENELITIAN bekerja sesuai dengan bidang keahliannya. Desain Penelitian Siswa SMK Negeri 2 Pengasih jurusan Penelitian ini merupakan penelitian teknik otomotif belum seluruhnya siswanya deskriptif karena peneliti ingin mengetahui memiliki kesiapan mental yang baik walaupun Kesiapan Mental Kerja Siswa Kelas III Jurusan secara teori sudah dimiliki oleh semua siswa. Teknik Selain itu siswa di SMK Negeri 2 Pengasih SMK Negeri 2 Pengasih. Penelitian ini jurusan otomotif belum seluruhnya terampil menggunakan metode survai dengan angket. dibidangnya. Hal tersebut berdasarkan data yang Angket adalah untuk mengumpulkan pendapat diperoleh di SMK N 2 Pengasih yang sebagian siswa tentang Kesiapan Mental Kerja Siswa lulusan jurusan Teknik Otomotif hanya bekerja Memasuki sebagai buruh pabrik. Walaupun mereka bekerja Dunia Kerja di SMK Negeri 2 Pengasih. Angket tetapi pekerjaan yang diperoleh tidak sesuai berisi pernyataan-pernyataan Kesiapan Mental dengan bidang keahlian mereka dan tidak sesuai Kerja Otomotif

Kesiapan Mental Kerja. (Muhammad Ardhiansyah) 37 Negeri 2 Pengasih. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah semua siswa kelas III Jurusan Teknik Otomotif di SMK Negeri 2 Pengasih. Kelas III Jurusan Teknik Otomotif terdiri dari dua kelas dengan jumlah siswa siswa dan 32 siswa. Total jumlah siswa kelas III Jurusan Teknik Otomotif adalah 62 siswa merupakan subyek penelitian. Tempat dan Waktu Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan di SMK Negeri 2 Pengasih Kulon Progo. Waktu pengambilan data pada bulan Oktober sampai November 15. Teknik Pengambilan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data tentang Kesiapan Mental Kerja Otomotif Negeri 2 Pengasih. Teknik pengambilan data menggunakan angket. Angket berisi tentang pernyataan yang diajukan kepada siswa dengan 2 pilihan jawaban. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan bagian terpenting dari sebuah penelitian, tehnik analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan persentase, Suharsimi Arikunto (2: 213). Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, artinya peneliti yang memainkan angka-angka dari perolehan sumber atau informasi yang diperoleh melalui angket, dijumlahkan atau dikelompokkan sesuai dengan bentuk instrument yang digunakan. Karena pengumpulan data menggunakan angket, maka data yang diperoleh dari sumber atau informasi merupakan data kualitatif yang diubah menjadi data kuantitatif, sehingga diperoleh skor tanda atau tally. Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, kemudian data itu dianalisis dengan cara menjumlahkan skor dari penilaian yang telah didapatkan. Setelah diketahui hasil dari penilaian berdasarkan hasil pengambilan data, kemudian dikelompokkan menjadi 4 kategori, sangat siap, siap, belum siap, dan sangat belum siap. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan angket untuk mengetahui kesiapan mental kerja siswa memasuki dunia kerja. Berdasarkan data yang terkumpul dapat diketahui bahwa skor tertinggi 26, skor terendah, rata-rata sebesar 23,58 standar deviasi 1,55. Setelah diperoleh data maka dapat digolongkan berdasarkan pengelompokan seperti pada tabel berikut ini. Tabel 3. Kategori Kesiapan Mental Kerja Siswa Negeri 2 Pengasih. siap Belum Belum 25,13 < 5 8,6 22,3 X 25,13,47 X < 22,3 X <,47 41 66,13 12 19,35 4 6,45 Jumlah 62 % Tabel 3kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Negeri 2 Pengasih dalam memasuki

38 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XVI, Nomor 1, Tahun 16 dunia kerja dapat disajikan dalam Diagram berikut : kerjaindikator sikap kritis pada tabel 4 dapat disajikan dalam Diagram histogram berikut : Belum Belum Belum Diagram 1.Histogram Kesiapan Mental Kerja SMK Negeri 2 Pengasih. Dari tabel 3 dan diagram 1 di atas dapat diketahui bahwa siswa yang sangat belum siap memasuki dunia kerja 4 (6,45 %), belum siap memasuki dunia kerja 12 siswa (19,35 %), siap memasuki dunia kerja 41 siswa (66,13 %), dan sangat siap sebanyak 5 siswa (8,6 %). Berdasarkan indikator kesiapan mental kerja siswa kelas III Jurusan Teknik Otomotif memasuki dunia kerja di SMK Negeri 2 Pengasih.adalah : Sikap Kritis Tabel 4.Kategori Kesiapan Mental Kerja Siswa Negeri 2 Pengasih Indikator Sikap Kritis. siap 3, < 2,61 X 3, 56 9,32 Belum 2,31 X < 2,61 X < 2,31 6 9,68 Jumlah 62 % Berdasarkan di atas hasil distribusi kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Negeri 2 Pengasih dalam memasuki dunia Diagram 2. Histogram Kesiapan Mental Kerja Keahlian. Dari tabel 4 dan diagram 2 di atas dapat sikap kritis6 siswa (9,68 %) sangat belum siap, tidak ada yang belum siap, 56 siswa (9,32 %) siap dan sangat siap tidak ada. Pertimbangan yang Rasional Berdasarkan hasil penelitian kedisiplinan siswa dapat dirangkum dalam tabel 5 berikut ini. Tabel 5.Kategori Kesiapan Mental Kerja Siswa Negeri 2 Pengasih Indikator Pertimbangan yang Rasional siap 6,45 < 11 17,74 4,61 X 6,45 44,97 Belum 3, X < 4,61 7 11,29 X < 3, Jumlah 62 % memasuki dunia kerjaindikator pertimbangan

Kesiapan Mental Kerja. (Muhammad Ardhiansyah) 39 yang rasional pada tabel 5 dapat disajikan dalam Diagram histogram berikut : emosi pada tabel 6 dapat disajikan dalam Diagram histogram berikut : 8 Belum Belum 8 Belum Diagram 3. Histogram Kesiapan Mental Kerja SMK Negeri 2 PengasihIndikator Pertimbangan yang Rasional. Dari tabel 5 dan diagram 3 di atas dapat kedisiplinan tidak ada yang sangat belum siap, 7 siswa (11,29%) belum siap, 44 siswa (,97 %) siap, dan 11 siswa (17,74 %) sangat siap. Pengendalian Emosi Berdasarkan hasil penelitian pengendalian emosi siswa dapat dirangkum dalam tabel 6 berikut ini. Tabel 6. Kategori Kesiapan Mental Kerja Siswa Negeri 2 Pengasih Indikator Pengendalian Emosi. siap 4,22 < 1 1,61 3,27 X 4,22 44,97 Belum 2,79 X < 3,27 17 27,42 X < 2,79 Jumlah 62 % memasuki dunia kerjaindikator pengendalian Diagram 4. Histogram Kesiapan Mental Kerja Pengendalian Emosi. Dari tabel 6 dan diagram 4 di atas dapat pengendalian emosi tidak ada yang sangat belum siap, 17 siswa (27,42 %) belum siap,44 siswa (,97 % ), dan sangat siap sebanyak 1 siswa (1,61 %). Motivasi Kerja Berdasarkan hasil penelitian motivasi kerja siswa dapat dirangkum dalam tabel 7 berikut ini. Tabel 7. Kategori Kesiapan Mental Kerja Siswa Negeri 2 Pengasih Indikator Motivasi Kerja. siap 6,22 < 5,7 X 6,22 42 67,74 Belum 4,49 X < 5,7 19,65 X < 4,49 1 1,61 Jumlah 62 % memasuki dunia kerjaindikator motivasi kerja

Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XVI, Nomor 1, Tahun 16 pada tabel 7 dapat disajikan dalam Diagram histogram berikut : tabel 8 dapat disajikan dalam Diagram histogram berikut : 8 Belum Belum Belum Belum Diagram 5. Histogram Kesiapan Mental Kerja Motivasi Kerja. Dari tabel 7 dan diagram 5 di atas dapat motivasi kerja 1 siswa (3,33 %) sangat belum siap, 19 siswa (,65 %) belum siap, 42 siswa (66,74 % ) siap, dan sangat siap tidak ada. Minat Kerja Berdasarkan hasil penelitian minat kerja siswa dapat dirangkum dalam tabel 8 berikut ini. Tabel 8.Kategori Kesiapan Mental Kerja Siswa Negeri 2 Pengasih Indikator Minat Kerja. siap 3,77 < 17 27,42 2,56 X 3,77 38 61,29 Belum 1,95 X < 2,56 7 11,29 X < 1,95 Jumlah 62 % memasuki dunia kerjaindikator minat kerja pada Diagram 6. Histogram Kesiapan Mental Kerja Motivasi Kerja. Dari tabel 8 dan diagram 6 di atas dapat minat kerja tidak ada sangat belum siap, 7 siswa (11,29 %) belum siap, 38 siswa (61,29 % ) siap, dan sangat siap 17 siswa (27,42 %). Sikap Terhadap Pekerjaan yang Dihadapi Berdasarkan hasil penelitian minat kerja siswa dapat dirangkum dalam tabel 9 berikut ini. Tabel 9. Kategori Kesiapan Mental Kerja Siswa Negeri 2 Pengasih Indikator Sikap Terhadap Pekerjaan yang Dihadapi. siap 3,24 < 5 8,6 1,96 X 3,24 57 91,94 Belum 1,32 X < 1,96 X < 1,32 Jumlah 62 % memasuki dunia kerjaindikator sikap terhadap pekerjaan yang dihadapi pada tabel 9 dapat disajikan dalam Diagram histogram berikut :

Kesiapan Mental Kerja. (Muhammad Ardhiansyah) 41 Diagram 7. Histogram Kesiapan Mental Kerja Sikap Terhadap Pekerjaan yang Dihadapi. Dari tabel 9 dan diagram 7 di atas dapat sikap terhadap pekerjaan yang dihadapi tidak ada sangat belum siap, tidak ada yang belum siap, 57 siswa (91,94 %) siap, dan sangat siap 5 siswa (8,6 %). Berdasarkan hasil perhitungan secara keseluruhan diperoleh kesiapan mental siswa SMK Negeri 2 Pengasih memasuki dunia kerjasiswa yang sangat belum siap memasuki dunia kerja 4 siswa (6,45 %), belum siap memasuki dunia kerja 12 siswa (19,35 %), siap memasuki dunia kerja 41 siswa (66,13 %), dan sangat siap sebanyak 5 siswa (8,6 %). Secara keseluruhan siswa kelas III Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri 2 Pengasih siap memasuki dunia kerja. Hal ini terbukti dengan hasil survey yang dilakukan dari 62 siswa sebanyak hanya 46 siswa (74,19%) siap memasuki dunia kerja. SMK Negeri 2 Pengasih selalu membekali siswanya untuk siap memasuki dunia kerja. Belum SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan siswa SMK Negeri 2 Pengasih siap memasuki dunia kerja, hal ini terbukti dari hasil penelitian yaitu dari 62 siswa sebanyak hanya 46 siswa (74,19%) siap memasuki dunia kerja. Saran Setelah dilakukan penelitian, ada beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk peningkatan pembelajaran pendidikan jasmani yaitu : Perlu penyediaan fasilitas untuk mendukung keterampilan siswa. Guru sebaiknya mengetahui kesiapan mental siswa dalam memasuki dunia kerja, sehingga akan mengarahkan sesuai kondisinya. Siswa hendaknya membiasakan diri untuk menambah keterampilan untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan melibatkan pengamat lain serta pengambilan data yang lebih banyak untuk mengetahui mental siswa SMK Negeri 2 Pengasih memasuki dunia kerja. DAFTAR PUSTAKA A. Muri Yusuf (2). Kiat Sukses Dalam Karier. Padang: Ghalia Indonesia. Chaplin, J P. (2). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Rajawali Pres. Dali Gulo. (1984).Kamus Psikologi. Bandung : Tonis.

42 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XVI, Nomor 1, Tahun 16