pengalaman belajar kepada para siswanya. Salah satu metode yang dapat 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pendapat Kemmis dan Taggart (dalam Kasbolah, 1998, hlm. 13)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, pendidikan merupakan ujung tombak pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Atas studi pendahuluan yang dilaksanakan bersamaan Program Latihan

BAB I PENDAHULUAN. yang mementingkan bagaimana mendapatkan nilai bagus dan lulus ujian tanpa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (PTK) tentang penerapan pendekatan multisensori dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia khususnya pembelajaran matematika harus. informasi, serta kemampuan memecahkan masalah.

2015 PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. untuk membudayakan manusia (Dhiu, 2012:24). Subjek sentral dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dipelajari siswa sehingga pembelajaran matematika mempunyai. dituntut mempunyai konsentrasi, ketelitian, dan keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Terbuka, 2007), h Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar

BAB I PENDAHULUAN. Mutu guru memegang peranan yang sangat penting di antara komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB I PENDAHULUAN PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita ringan merupakan kelompok anak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan subjek yang sangat penting dalam sistem

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berhitung merupakan aspek yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa itu. Mengingat sangat pentingnya bagi kehidupan, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menempati posisi penting dalam mencetak generasi yang handal dan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMA N 2 BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. ini akan membentuk keterampilan sikap dan perilaku sehari-hari sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggunakan akal pikiran mereka sebagai jawaban dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting dalam aspek kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. di bidang pendidikan. Hal ini di tunjukkan dengan ditetapkannya Sistem

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. UUD 1945, yang memungkinkan warganya mengembangkan diri sebagai manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mendasari perkembangan sains dan teknologi, mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia mulai diajarkan sejak usia dini di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Melalui pendidikan kita akan mecetak manusia yang

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

BAB III METODE PENELITIAN a. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalaam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. jalan HOS Notosuwiryo nomor 1 Desa Teluk kecamatan Purwokerto Selatan.

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan melalui hubungan dengan rekan kerja. Oleh karena itu, hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

BAB II KAJIAN TEORITIK. menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Menurut NCTM (2000) pemecahan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih banyak berperan dalam mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika akan bermakna bagi siswa apabila guru

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1. Profil Metakognisi Siswa yang Bergaya Kognitif Refleksif

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan yang

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS)

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Menggunakan Metode Problem Solving

BAB I PENDAHULUAN. masalah kehidupan sehari-hari. Matematika terdiri dari beberapa komponen yang. serta sifat penalaran matematika yang sistematis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING BERBASIS PORTOFOLIO DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MODEL POLYA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI

BAB I PENDAHULUAN. kini, dan pendidikan berkualitas akan muncul ketika pendidikan di sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Efektivitas sebuah sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas

I. PENDAHULUAN. berbudi pekerti, dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. penentu kebijakan. Upaya peningkatan mutu pendidikan ini ditujukan untuk

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari kualitas pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dipelajari oleh setiap anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga pembelajaran di SD haruslah

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesulitan siswa dalam belajar matematika. Kesulitan-kesulitan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

INSTRUMEN JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN. No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan 1 Senin, 12 Mei 2014

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga, maupun bangsa dan Negara. Bahkan indikator maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh tingkat pendidikannya. Pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, yaitu direncanakan dan dilaksanakan dengan cermat serta mempertimbangkan kebutuhan siswa maupun kebutuhan bangsa. Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan yang baik sangat bergantung kepada kualitas pelaksananya manusianya. Untuk itu, dalam melaksanakan pendidikan harus benar-benar dipikirkan mulai dari sistem rekruitmen tenaga pendidiknya sampai pada usaha untuk pengalaman belajar kepada para siswanya. Salah satu metode yang dapat 1 peningkatan mutu tenaga kependidikannya, baik secara personal, sosial maupun profesional. Salah satu tenaga kependidikan yang paling penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan yaitu berkaitan dengan tenaga guru (pendidik). Karena guru merupakan ujung tombak pada tataran yang paling bawah atau di lapangan yang langsung bersentuhan dengan keberhasilan atau kegagalan siswa. Pencapaian keberhasilan dalam proses pendidikan tersebut, memerlukan upaya peningkatan kualitas yang sungguh-sungguh, terutama upaya peningkatan kualitas gurunya. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah kemampuan dalam memilih dan memilah strategi atau metode yang sesuai dengan karakteristik siswa dalam merancang program pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai. Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam memberikan

2 dipergunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar adalah metode Problem Solving (Pemecahan Masalah). Metode problem solving (pemecahan masalah) ini diangkat dari kehidupan nyata, bahwa setiap manusia dalam kehidupannya selalu dihadapkan dengan berbagai masalah. Untuk itu, seyogyanya guru dalam memberikan pengalaman belajar kepada siswa, hendaknya mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Memecahkan masalah dapat dipandang sebagai proses dimana siswa menemukan kombinasi aturan-aturan yang dipelajari terlebih dahulu yang digunkannya untuk memecahkan masalah yang baru. Memecahkan masalah tidak sekedar menerapkan aturan-aturan yang diketahui, akan tetapi juga menghasilkan pengalaman yang baru. Anak kebutuhan khusus dengan hambatan pendengaran, memiliki keterbatasan-keterbatasan, khususnya dalam perkembangan bahasa dan bicara. Hambatan perkembangan ini berdampak terhadap segala aktivitas kehidupan sehari-harinya, terutama dalam perkembangan kognitif dan daya ingatnya sehingga prestasi akademiknya sering mengalami ketertinggalan dari anak-anak pada umumnya, khususnya dalam kegiatan yang memerlukan penggunaan bahasa. Mereka mengalami kesulitan dalam membaca dan memahami isi bacaan. Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran inti disekolah dan merupakan pelajaran yang banyak berkaitan dengan aktifitas kehidupan seharihari. Siswa tunarungu kelas D4 di SLB BC mengalami kesulitan dalam pelajaran matematika, khususnya kesulitan dalam menyelesaikan masalah soal cerita penjumlahan, karena penyelesaian persoalan matematika ini memerlukan kemampuan berbahasa. Metode problem solving (pemecahan masalah) diasumsikan dapat memberikan solusi bagi siswa tunarungu kelas D4 dalam menyelesaikan masalah soal cerita penjumlahan pada pelajaran matematika, karena metode ini merupakan

3 aplikasi dari konsep dan keterampilan. Hasil pengamatan sementara di kelas D4 SLB BC, didapat data bahwa siswa tunarungu mengalami kesulitan dalam memahami soal cerita penjumlahan. Kondisi ini dapat dilihat dari perolehan hasil belajar mereka dalam menyelesaikan soal matematika, yaitu hasil penyelesaian soal cerita dengan materi penjumlahan. Hal ini terbukti ketika penulis memberikan tes awal mengenai soal cerita penjumlahan terhadap siswa kelas D4 SDLB-B di SLB BC, dari 3 orang siswa tidak satupun yang mendapatkan nilai diatas 5. Tabel I Nilai Tes Awal Soal Cerita Penjumlahan di Kelas IV SLB BC sukamandi No Nama Siswa Nilai 1 AA 5,0 2 NB 4,5 3 FM 3,5 Berdasarkan kondisi kenyataan tersebut, maka perlu ada suatu perbaikan pembelajaran yang melibatkan suatu metode yang diduga dapat mengatasi kesulitan tersebut. Metode yang diasumsikan dapat memecahkan persoalan tersebut, yaitu melalui metode belajar problem solving (pemecahan masalah). Karena dengan metode ini siswa secara mandiri dan aktif menghadapi dan menggarap masalahnya (prinsip otonomi pikiran;matematika sebagai kegiatan). Pada dasarnya, metode problem solving (pemecahan masalah) ini berkaitan dengan kegiatan dan aktivitas sehari-hari. Dengan demikian metode problem solving (pemecahan masalah) diharapkan dapat membantu siswa tunarungu dalam

4 menyelesaikan berbagai masalah pada pelajaran matematika terutama masalah dalam soal cerita, seperti memahami soal, merencanakan untuk memecahkan soal, memulai pemecahan masalah soal cerita dengan menghitung jawaban, dan pengecekan jawaban pada pelajaran matematika khususnya dalam menyelesaikan masalah soal cerita. Berdasarkan paparan di atas, penulis akan memfokuskan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas, tentang Penerapan Metode Problem Solving dalam Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Masalah Soal Cerita Penjumlahan pada Anak Tunarungu Kelas D4 di SLB BC B. Sasaran Tindakan Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, yang menjadi pokok sasaran adalah siswa dengan jumlah 3 orang, yaitu AA, FM dan NB. Ketiganya duduk dibangku kelas D4 SDLB-B di SLB BC yang beralamat di Jl. PT. Sang Hyang Seri. C. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini yang menjadi masalah utama adalah kesulitan siswa kelas D4 SDLB-B di SLB BC dalam menyelesaikan masalah soal cerita penjumlahan. Masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah penerapan metode problem solving (pemecahan masalah) dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah soal cerita penjumlahan pada anak tunarungu kelas D4 di SLB BC

5 D. Hipotesis Tindakan Menurut Mulyasa (2010, hlm. 105), hipotesis tindakan adalah: Hipotesis tindakan adalah dugaan mengenai perubahan yang mungkin terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Hipotesis ini bisa merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan metode problem solving (pemecahan masalah) dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita penjumlahan pada siswa kelas D4 SDLB-B di SLB BC E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika tentang penjumlahan dalam masalah soal cerita dengan menggunakan metode problem solving (pemecahan masalah) pada siswa kelas D4 SDLB-B di SLB BC ; 2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan anak tunarungu dalam menyelesaikan materi matematika tentang masalah soal cerita penjumlahan dengan menggunakan metode problem solving (pemecahan masalah) pada siswa kelas D4 SDLB-B di SLB BC. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki nilai manfaat, baik bagi siswa, guru, peneliti maupun sekolah. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut: a. Bagi siswa, penggunaan metode problem solving diharapkan dapat memudahkan siswa dalam mengerjakan masalah soal-soal cerita, dan dapat

6 memahami konsep, keterampilan, serta pemecahan masalah dalam belajar matematika. Selain itu untuk meningkatkan motivasi siswa tunarungu dalam belajar matematika. b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam memilih metode untuk memperbaiki proses belajar mengajar, mengembangkan keterampilan dalam menerapkan model pembelajaran sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, menyenangkan dan bermakna bagi siswa. c. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengalaman dalam mengembangkan kreativitas dalam penerapan metode pembelajaran khususnya di SDLB-B. d. Bagi sekolah, manfaat yang diharapkannya yaitu dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan pembelajaran matematika yang berkualitas khususnya di SDLB-B.