II. BAHAN DAN METODE

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

KARAKTERISTIK DAN OPTIMALISASI TANAH SAWAH DI SENTRA PRODUKSI BERAS SOLOK, SUMATERA BARAT ERNA SURYANI

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

4.1. Bahan Induk Tanah, Komposisi Mineral dan Sifat-Sifat Tanah Sawah

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa, Laboratorium Kesuburan dan

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lokasi : 1) Desa Banjarrejo, Kecamatan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 1. Tata Letak Petak Percobaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

III. METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang

BAHAN DAN METODE. ketinggian tempat 41 m di atas permukaan laut pada titik koordinat LU

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

2 METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan. Rancangan Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN METODE PENELITIAN

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. MATERI DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Rancangan Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

Transkripsi:

II. BAHAN DAN METODE 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian terdiri atas penelitian lapang dan laboratorium. Penelitian lapang dilakukan di Sentra Produksi Beras Solok, secara administrasi termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Kubung, Gunung Talang, Bukit Sundi, Lembang Jaya dan X Koto Singkarak Kabupaten Solok dan Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok. Penyebaran lahan sawah diperoleh dari Peta Topografi skala 1:50.000 lembar Solok dan Talawi. Informasi bahan induk didekati dari Peta Geologi Bersistem Sumatera (1995) Lembar Solok skala 1:250.000. Lokasi Sentra Produksi Beras Solok di dalam wilayah Provinsi Sumatera Barat disajikan pada Gambar 1. Gambar 1 Lokasi Sentra Produksi Beras Solok, Sumatera Barat. Penelitian laboratorium untuk mengetahui sifat fisika dan kimia tanah dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah, Balai Penelitian Tanah, Bogor dan sifat mineralogi tanah di Laboratorium Mineralogi, Balai Besar Litbang

8 Sumberdaya Lahan Pertanian, Bogor. Penelitian telah dilaksanakan sejak bulan April 2009 hingga Oktober 2010. 2.2. Metode Penelitian dilaksanakan dalam empat tahap kegiatan, yaitu: 1) Karakterisasi lahan dan identifikasi TPL, 2) Identifikasi karakteristik lahan pengontrol produksi Cisokan, 3) Optimalisasi tanah sawah, dan 4) Penyusunan kriteria kesesuaian lahan padi sawah untuk TPL Cisokan di Sentra Produksi Beras Solok. Diagram alir kegiatan penelitian disajikan pada Gambar 2. 2.2.1. Karakterisasi Lahan dan Identifikasi TPL Karakterisasi lahan bertujuan mengumpulkan data karakteristik lahan, baik karakteristik tanah sebagai media tumbuh maupun karakteristik lingkungan tumbuh. Berdasarkan data karakteristik lahan tersebut ditentukan karakteristik lahan pengontrol produksi yang menjadi dasar penyusunan tindakan pengelolaan lahan untuk mengoptimalkan produksi Cisokan di masing-masing bahan induk. Kriteria kesesuaian lahan padi sawah untuk TPL Cisokan disusun berdasarkan karakteristik lahan pengontrol produksi dan produksi optimal di masing-masing bahan induk. Pengamatan dilakukan pada tiga bahan induk, yaitu bahan induk volkanik, endapan sungai dan endapan danau. Karakterisasi tanah di lapang dilakukan terhadap sembilan pedon pewakil, masing-masing bahan induk diwakili oleh tiga pedon. Pedon PV1, PV2 dan PV3 untuk bahan induk volkanik, pedon PA1, PA2 dan PA3 untuk endapan sungai dan pedon PD1, PD2 dan PD3 untuk endapan danau. Pedon PV1 diambil pada lereng tengah volkanik bagian atas, pedon PV2 pada lereng tengah volkanik bagian bawah dan pedon PV3 pada lereng bawah volkanik. Pedon PA diambil tegak lurus terhadap Sungai Batang Sumani, sedangkan pedon-pedon PD tegak lurus terhadap Danau Singkarak. Pedon pewakil dibuat dengan cara menggali tanah sampai kedalaman + 200 cm atau sampai pembatas perakaran, selanjutnya dilakukan pengamatan sifat morfologi tanah, antara lain: ketebalan horizon, batas horizon, warna matrik tanah, tekstur, struktur, karatan, perakaran, drainase, permeabilitas dan kedalaman muka air tanah. Semua data pengamatan dicatat dalam suatu form isian untuk

9 di-entry sebagai database tanah sawah. Setelah dideskripsi, dilakukan pengambilan contoh tanah pada setiap horizon sebanyak + 1 kg untuk dianali- Tahapan Penelitian: Lokasi Penelitian: SENTRA PRODUKSI BERAS SOLOK Identifikasi Masalah: - Produksi Cisokan belum optimal Studi Literatur Produksi Cisokan PERLU & BERPELUANG ditingkatkan 1. Karakterisasi dan Identifikasi TPL Karakterisasi Tanah di Lap. Karakterisasi Tanah di Lab. Karakterisasi Lahan Karakterisasi Lingkungan Karakteristik Lahan Identifikasi TPL Cisokan TPL Cisokan Existing 2. Indentifikasi Karakteristik Lahan Pengontrol Produksi Produksi Tanaman vs Karakteristik Lahan 3. Optimalisasi Tanah Sawah Tindakan Pengelolaan Karakteristik Lahan Pengontrol Produksi TPL Cisokan Expected Pengujian di Lapang Produksi Optimal Produksi Tinggi & Layak Secara Ekonomi 4. Penyusunan Kriteria Kesesuaian Lahan Padi sawah untuk TPL Cisokan Kriteria Klasifikasi Kesesuaian Lahan Padi Sawah untuk TPL Cisokan Gambar 2 Diagram alir penelitian karakteristik dan optimalisasi tanah sawah Sentra Produksi Beras Solok, Sumatera Barat.

10 sis sifat fisika, kimia dan mineralogi tanah di laboratorium. Selain contoh tanah tersebut telah pula diambil 137 contoh tanah komposit yang terdiri atas 80 contoh tanah dari daerah volkanik (KV01-KV80), 37 contoh dari Dataran Aluvial (KA01-KA37) dan 22 contoh tanah dari Dataran Lakustrin (KD01-KD22). Pengamatan tanah dan prosedur pengambilan contoh tanah di lapang mengacu pada FAO (1978). Klasifikasi tanah mengacu pada Soil Survey Staff (2010). Lokasi pengambilan contoh tanah dan lokasi percobaan di masing-masing bahan induk disajikan pada Gambar 3. Gambar 3 Penggunaan lahan, lokasi pedon pewakil dan percobaan lapang. Sebelum dianalisis, contoh tanah dari masing-masing horizon dan contoh tanah komposit dikeringanginkan, dicampur merata, kemudian diayak untuk memperoleh tanah halus berukuran < 2 mm. Analisis sifat fisika dan kimia tanah meliputi: tekstur 3 fraksi (metode pipet), ph H 2 0 (ph meter) dan ph KCl (KCl 1 N), C organik (Walkley and Black), N total (Kjeldahl), P dan K potensial (P 2 O 5 dan K 2 O terekstrak HCl 25%), P aktual (P 2 O 5 terekstrak Olsen dan Bray I), basa-

11 basa dapat tukar (Ca, Mg, K, Na) dan kapasitas tukar kation (NH 4 OAc ph 7). Prosedur analisis tanah mengikuti SCS-USDA (1982). Analisis mineralogi bertujuan mengetahui komposisi mineral pasir dan mineral liat. Komposisi mineral pasir ditetapkan dengan metode line counting menggunakan Mikroskop Polarisator. Identifikasi mineral liat menggunakan X- Ray Difractometer didasarkan atas pantulan X-Ray yang mengenai tiap bidang kristalin mineral melalui penjenuhan kation Mg 2+, Mg 2+ Glycerol, K + dan K + 550 o C. Jarak antara kisi (Å) masing-masing mineral liat untuk setiap perlakuan adalah spesifik. Data mengenai karakteristik lingkungan, seperti data iklim (curah hujan, temperatur, kelembaban udara, radiasi matahari, kecepatan angin) dikumpulkan dari stasiun iklim yang berada di daerah penelitian. Data tersebut diperlukan untuk penetapan Length of Growing Period (LGP) menggunakan program CropWat (Clarke, 1998). Selain data karakteristik lahan juga dikumpulkan data produksi yang diperoleh melalui wawancara dengan petani dan instansi terkait, di antaranya Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Solok dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat. Identifikasi TPL bertujuan untuk mengetahui spesifikasi TPL sawah yang diterapkan di Sentra Produksi Beras Solok. Identifikasi dilakukan menggunakan 11 attribute TPL yang dikemukakan oleh FAO (1976). Ke-11 attribute TPL tersebut disajikan pada Tabel 1. Setelah data-data TPL yang diterapkan di daerah penelitian terkumpul, selanjutnya dipilih satu TPL utama yang menyebar di tiga bahan induk, selanjutnya disebut sebagai TPL existing. 2.2.2. Identifikasi Karakteristik Lahan Pengontrol Produksi Cisokan Karakteristik lahan pengontrol produksi adalah karakteristik lahan yang menentukan produksi atau karakteristik lahan dimana perbedaannya menyebabkan produksi berbeda. Karakteristik lahan ini ditetapkan melalui pengamatan di lapang dan analisis contoh tanah di laboratorium terhadap karakteristik lahan yang tidak dapat ditetapkan di lapang. Pengaruh karakteristik lahan terhadap produksi diuji menggunakan regresi linear dilanjutkan dengan regresi bertatar (stepwise) menggunakan program analisis statistik MINITAB 14.

12 Tabel 1 Attribute untuk identifikasi TPL Cisokan di Sentra Produksi Beras Solok No Attribute TPL Keterangan 1. Hasil Keuntungan dari usahatani 2. Orientasi pasar Tujuan produksi (komersil atau subsisten atau skala rumah tangga) 3. Intensitas modal Besarnya modal yang digunakan 4. Intensitas tenaga kerja Jumlah tenaga kerja 5. Pengolahan lahan Dilakukan oleh manusia, mesin atau hewan 6. Pengetahuan teknis dan budaya petani 7. Teknologi pengelolaan lahan Tingkat pengetahuan petani Penggunaan varietas, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pengelolaan bahan organik, kotoran hewan, dll. 8. Kebutuhan infrastruktur Kebutuhan terhadap prasarana produksi 9. Luas lahan usahatani Luas lahan usahatani 10. Status kepemilikan lahan Kondisi lahan usaha (milik sendiri atau kelompok, sewa) 11. Tingkat pendapatan Penghitungan pendapatan (perkapita, petani atau unit area) Sumber: FAO (1976). Penetapan karakteristik lahan pengontrol produksi Cisokan di masingmasing bahan induk bertujuan untuk menyusun tindakan pengelolaan lahan guna mengoptimalkan produksi Cisokan serta menetapkan karakteristik lahan penyusun kriteria kesesuaian lahan padi sawah untuk TPL Cisokan di masing-masing bahan induk. Kriteria kesesuaian lahan yang disusun dapat digunakan untuk mengevaluasi lahan-lahan sawah jika TPL yang sama diterapkan, baik di Sentra Produksi Beras Solok maupun lokasi lain pada karakteristik lahan yang sama dengan Sentra Produksi Beras Solok. Analisis regresi linear bertujuan mengetahui hubungan masing-masing karakteristik lahan dengan produksi. Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2006), regresi linear adalah persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara satu peubah bebas (X, independence variable) dengan satu peubah tak bebas (Y, dependence variable), hubungan keduanya dapat digambarkan sebagai garis lurus. Kehandalan persamaan regresi dalam menggambarkan hubungan tersebut dinyatakan dengan koefisien determinasi yang dilambangkan dengan R 2. Semakin besar nilai R 2, maka semakin besar kemampuan persamaan regresi menerangkan peubah tak bebas, Y. Nilai R 2 berkisar antara 0-100% atau 0-1. Dalam penelitian

13 ini karaktersitik lahan dinyatakan mempunyai hubungan dengan produksi bila mempunyai R 2 > 0.75. Selanjutnya terhadap karakteristik lahan terpilih dilakukan analisis regresi stepwise untuk mengetahui karakteristik lahan penentu produksi. Menurut Gomez dan Gomez (1983) bahwa dalam regresi stepwise peubah-peubah yang kurang berpengaruh terhadap produksi dihilangkan, sehingga hanya tersisa peubahpeubah yang sangat berpengaruh terhadap produksi. Persamaan penduga produksi yang didapat selanjutnya divalidasi dengan produksi lapang sampai didapatkan persamaan terbaiknya. 2.2.3. Optimalisasi Tanah Sawah Optimalisasi tanah sawah untuk mengoptimalkan produksi Cisokan di Sentra Produksi Beras Solok meliputi tiga kegiatan, yaitu penyusunan rekomendasi, pengujian rekomendasi dan penentuan rekomendasi pengelolaan optimal di masing-masing bahan induk (bahan induk volkanik, endapan sungai dan endapan danau). Penyusunan Rekomendasi Secara umum, tanaman dapat berproduksi optimal apabila hara yang dibutuhkan tersedia di dalam tanah. Menurut FAO (1983), tanaman dikatakan berproduksi optimal apabila mampu berproduksi > 80% dari potensi hasilnya. Untuk itu perlu diketahui jumlah hara yang dibutuhkan tanaman untuk berproduksi pada tingkat tertentu. N, P dan K adalah unsur hara makro utama dan paling banyak diserap tanaman padi sawah. Data hasil penelitian Widowati (2008) menunjukkan bahwa rata-rata kandungan N dalam gabah dan jerami masingmasing sebesar 1.38%. Kandungan P dan K 0.29 dan 0.30 g/100 g gabah, sementara dalam jerami 0.13 dan 2.49 g/100 g jerami (Tabel 2). Penyusunan rekomendasi pemupukan untuk mengoptimalkan produksi Cisokan di Sentra Produksi Beras Solok mengacu pada prinsip pemupukan berimbang yang dikemukakan Buresh et al. (2006), yaitu keseimbangan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dengan ketersediaannya di dalam tanah. Kebutuhan hara tanaman padi mengacu pada Tabel 2. Hara di dalam tanah berasal dari sumber alami, yaitu tanah, sisa-sisa tanaman, kotoran hewan dan air irigasi,

14 serta pupuk kimia. Prinsip pemupukan berimbang adalah mengoptimalkan hara dari sumber alami, sedangkan pupuk kimia hanya mencukupi kekurangan hara dari sumber alami. Dalam hal ini sumber alami yang diperhitungkan adalah tanah dan sisa tanaman padi (kompos jerami). Tabel 2 Rata-rata kandungan hara N, P dan K yang terdapat dalam padi sawah N P K Bagian tanaman * (%) g/100 g Gabah 1.38 0.29 0.30 Jerami 1.38 0.13 2.49 Keterangan * : Berat dihitung berdasarkan contoh kering 105 C. Sumber: Diolah dari data penelitian Widowati (2008). Tahapan penyusunan rekomendasi adalah: 1) menetapkan produksi yang akan dicapai, yaitu produksi Cisokan tertinggi saat ini sebesar 7.08 ton/ha GKG, 2) menghitung jumlah hara yang diambil oleh biomassa, 3) menghitung jumlah hara yang dilepaskan/disediakan oleh sumber alami (tanah dan sisa tanaman) dan menghitung jumlah hara yang diperlukan dari pupuk kimia. Pengujian Rekomendasi Percobaan lapang dalam rangka pengujian rekomendasi dilakukan dalam satu musim tanam (+ 4 bulan). Percobaan dirancang menggunakan Rancangan Petak Terpisah (Split Plot Design). Sebagai Petak Utama (PU) adalah bahan induk (A) dan sebagai Anak Petak (AP) adalah kombinasi perlakuan (B), masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Uji lanjutan menggunakan DMRT (Duncans Multiple Range Test) pada taraf nyata 5%. Model matematiknya adalah sebagai berikut: Y ijk Y ijk = µ + K k + α i + δ ik + β j + γ ik + (αβ) ij + ε ijk = Nilai pengamatan faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j pada ulangan ke-k µ = Nilai rata-rata K k α i = Pengaruh pengelompokkan = Pengaruh utama faktor A

15 δ ik β j γ ik (αβ) ij ε ijk = Pengaruh acak dari faktor A = Pengaruh utama faktor B = Pengaruh acak dari faktor B = Komponen interaksi dari faktor A dan faktor B = Pengaruh acak dari interaksi faktor AB Tindakan pengelolaan yang diberikan pada TPL saat ini (existing) menciptakan suatu TPL baru yang disebut TPL expected. Untuk mengetahui TPL expected yang layak diusahakan, maka dilakukan analisis kelayakan usahatani. Kriteria kelayakan ekonomi yang digunakan adalah Revenue Cost Ratio (R/C) dan Benefit Cost Ratio (B/C). R/C dihitung untuk mengetahui besarnya pendapatan/penerimaan (rupiah) yang diperoleh dari suatu usahatani, sedang B/C untuk mengetahui besarnya manfaat bersih yang diterima untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan (input). Suatu TPL dikatakan layak diusahakan bila R/C dan B/C > 1. Untuk itu telah dikumpulkan data komponen biaya produksi (input), meliputi: 1) biaya tenaga kerja untuk persiapan lahan, tanam, pemupukan, pemeliharaan dan panen, 2) biaya peralatan (sewa alat), dan 3) biaya sarana produksi, seperti bibit, pestisida, pupuk, dan lain sebagainya. Sebagai output adalah gabah padi (ton/ha GKG). Rekomendasi Pengelolaan Lahan Optimal Rekomendasi pemupukan dipilih apabila: 1) tanaman mampu berproduksi optimal, yaitu berproduksi > 80% dari potensi hasilnya (FAO, 1983), dan 2) memenuhi persyaratan layak secara ekonomi yang ditunjukkan oleh parameter Revenue Cost Ratio (R/C) dan Benefit Cost Ratio (B/C) > 1. Lokasi percobaan untuk pengujian rekomendasi ditempatkan pada kelas tekstur yang sama untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan data yang mungkin terjadi karena perbedaan tekstur. Selain itu, setiap satu petak sawah minimal memuat satu ulangan, sehingga perbedaan-perbedaan antar ulangan dapat diminimalkan. Petak percobaan dibuat dengan ukuran 4 x 5 m (20 m 2 ). Sekeliling petak percobaan ditinggikan dengan tanah sekitar + 20 cm dan lebar 25 cm. Ini dimaksudkan agar perlakuan tidak bercampur bila petak percobaan diairi. Setiap petak percobaan mempunyai satu saluran air masuk dan satu saluran air keluar.

16 Antar petak percobaan dibuat saluran dengan lebar 25 cm. Saluran ini berfungsi sebagai tempat keluar masuknya air. Benih yang digunakan adalah benih Cisokan berlabel. Sebelum benih disemai, terlebih dahulu disiapkan lahan tempat persemaian dengan ukuran 5 x 15 m. Sekeliling persemaian dibuat pematang setinggi + 20 cm untuk mempermudah mengontrol air. Benih dijemur selama 1 hari, kemudian direndam 2 malam, lalu ditiriskan sampai benih berkecambah (keluar akar + 0.5 cm). Selanjutnya benih disebarkan pada lahan yang telah disiapkan. Setelah berumur + 21 hari, benih dipindahkan sebanyak 3-5 batang/rumpun dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Pemeliharaan meliputi pemupukan, pengaturan air, penyulaman dan penyiangan serta pengendalian hama dan penyakit. Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali. Pemupukan I diberikan sehari sebelum tanam. Pupuk yang diberikan adalah pupuk P (SP-36) dan pupuk organik (kompos jerami) dengan cara disebar. Pemupukan II diberikan pada saat tanaman berumur 10 hari (10 HST). Pupuk yang diberikan adalah ½ dosis pupuk N (Urea) dan ½ dosis pupuk K (KCl) dengan cara disebar. Pemupukan ke III adalah sisanya, yaitu ½ dosis pupuk N (Urea) dan ½ dosis pupuk K (KCl) dengan cara disebar. Pengaturan air sangat penting dilakukan karena kebutuhan air setiap fase pertumbuhan tanaman padi tidak sama. Pada fase pertumbuhan awal, tanaman padi memerlukan air dalam jumlah sedikit atau macak-macak (0.5 cm). Kondisi air macak-macak juga diperlukan saat pemupukan, ini dimaksudkan agar pupuk tidak terbawa air (tercuci). Air dalam jumlah banyak (2 cm) diperlukan saat tanaman memasuki fase anakan produktif (21-28 HST). Pada fase primordia kondisi air kembali macak-macak dan setelah melewati fase tersebut sawah perlu dikeringkan. Pengeringan selain mempercepat pematangan buah, juga mempermudah waktu panen (gabah tidak terendam air). Penyulaman dilakukan bila tanaman mati atau terserang hama. Penyulaman dilakukan saat tanaman berumur + 4 minggu setelah tanam. Tanaman penyulam diambil dari tanaman di sebelahnya atau tanaman yang mempunyai jumlah anakan cukup banyak. Pengendalian hama dan penyakit sangat penting dan gejala serangan perlu diwaspadai dan dikenali sejak dini. Tindakan pengendalian dilakukan menggunakan formula yang tepat.

17 Panen dilakukan setelah padi masak atau padi berwarna kuning keemasan. Padi di setiap petak dipotong menggunakan alat pemotong sabit atau arit, lalu dirontokkan, kecuali 5 rumpun tanaman padi yang diberi tanda/patok. Hasil rontokan dimasukkan ke dalam karung yang telah diberi label sesuai dengan perlakuan. Untuk menghilangkan gabah hampa dilakukan penganginan atau ditampi, selanjutnya ditimbang. Hasil penimbangan merupakan berat gabah kering panen (GKP) dengan kadar air 20%, untuk memperoleh berat gabah kering giling (GKG) dengan kadar 14%, maka berat GKP dikali faktor koreksi 80/86. Pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, dan produksi. Pengamatan I dilakukan saat tanaman berumur 10 HST atau sebelum dilakukan pemupukan II, selanjutnya dilakukan setiap 2 minggu. Setiap petak percobaan diwakili oleh 5 rumpun tanaman yang dipilih secara acak. Agar data yang diperoleh berkesinambungan dari pengamatan I sampai pengamatan terakhir (sampai panen), maka tanaman diberi tanda (patok) menggunakan bambu sepanjang 1.5 meter. Pengamatan terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan dilakukan selama fase vegetatif (sebelum fase generatif). Tinggi tanaman diukur menggunakan meteran mulai dari dasar sampai ujung daun, kemudian dilanjutkan dengan menghitung jumlah anakan. Jumlah anakan produktif dan produksi tanaman ditentukan pada saat panen. Anakan produktif dihitung berdasarkan jumlah anakan yang menghasilkan malai. Produksi tanaman dinyatakan dalam berat gabah kering giling (kg/petak) dan kesetaraannya (ton/ha). Semua data tanaman dicatat dalam suatu form isian untuk selanjutnya di-entry dan dianalisis. 2.2.4. Penyusunan Kriteria Kesesuaian Lahan Padi Sawah untuk TPL Cisokan Kriteria kesesuaian lahan disusun oleh karakteristik lahan pengontrol produksi dan produksi optimal di masing-masing bahan induk. Batas kelas kesesuaian lahan mengacu pada indek produksi yang dikemukakan FAO (1983) yang membagi kelas kesesuaian lahan kedalam 4 kelas. Kelas-kelas kesesuaian lahan tersebut adalah:

18 - Sangat sesuai (S1), bila produksi Cisokan > 80%, - Cukup sesuai (S2), bila produksi Cisokan 60-80%, - Agak sesuai (S3), bila produksi Cisokan 40-60%, - Tidak sesuai (N), bila produksi Cisokan < 40% dari potensi hasil. Kriteria kesesuaian lahan yang disusun berdasarkan produksi TPL Cisokan saat ini (existing) disebut sebagai kriteria kesesuaian lahan padi sawah untuk TPL Cisokan existing. Untuk mendapatkan kriteria kesesuaian lahan padi sawah untuk TPL Cisokan expected, maka kriteria kesesuaian lahan yang dihasilkan divalidasi dengan produksi Cisokan optimal hasil pengujian di lapang. Validasi dilakukan dengan cara mencocokan karakteristik lahan dengan produksi. Kriteria dikatakan valid apabila karakteristik lahan telah sejalan dengan produksi. Kriteria yang dihasilkan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi lahan-lahan sawah jika TPL yang sama diterapkan, baik di Sentra Produksi Beras Solok maupun lokasi lain dengan karakteristik lahan yang sama dengan Sentra Produksi Beras Solok.