Tahun Kedua Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API)

dokumen-dokumen yang mirip
MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

Knowledge Management Forum April

Proyek ICCTF/Adapt Asia yang diimplementasikan oleh Yayasan Transformasi Kebijakan Publik

Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) di Daerah WAHYUNINGSIH DARAJATI

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK)

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Republik Indonesia Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BUKU PANDUAN

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENGALAMAN PENANDAAN ANGGARAN PERUBAHAN IKLIM

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN. Deputi Bidang SDA dan LH

Sosialisasi Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD GRK) Tahun 2013

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

KEBIJAKAN NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

Lampiran 1. MATRIKS RAD-GRK SEKTOR PERTANIAN

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

KEDEPUTIAN BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

Kebijakan Perkotaan Terkait Perubahan Iklim Oleh: Ir. Hayu Parasati, MPS, Direktur Perkotaan dan Perdesaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK II MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010

Sambutan Endah Murniningtyas Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Balikpapan, Februari 2012

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/423/2017 TENTANG TIM TEKNIS ADAPTASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BIDANG KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU Dan WALIKOTA BENGKULU MEMUTUSKAN:

PROVINSI SUMATERA SELATAN WALIKOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011

PENGARUSUTAMAAN PERUBAHAN IKLIM KE DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Negara yang tangguh. UNDP Indonesia Mendukung Upaya Konvergensi API-PRB Di tingkat Nasional Bengkulu, 13 Oktober Outline Presentasi

PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Sambutan Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas selaku Ketua Majelis Wali Amanat ICCTF dalam

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

KONSULTASI DAERAH PENYUSUNAN RENCANA AKSI NASIONAL ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (RAN-API)

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.344, 2011 KEMENTERIAN KESEHATAN. Strategi Adaptasi. Perubahan Iklim. Kesehatan.

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

Garis-Besar NAP. Latar Belakang. Tujuan dan Strategi Pembangunan Nasional Dalam Rangka Antisipasi Perubahan Iklim. Rencana Aksi Nasional

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1018/MENKES/PER/V/2011 TENTANG

KETERPADUAN AGENDA PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM INTERNASIONAL NASIONAL SUB NASIONAL

Versi 27 Februari 2017

PELAKSANAAN KOMITMEN INDONESIA DALAM PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

Peran Kementerian ATR/BPN dalam Adaptasi Perubahan Iklim untuk Mencapai Tujuan NDC

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jambi, Desember 2013 Penulis

2018, No Produk, Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya, dan Limbah; d. bahwa Pedoman Umum Inventarisasi GRK sebagaimana dimaksud dalam huruf c

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR 1-1

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 5 TAHUN 2011 T E N T A N G DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA BINJAI TAHUN

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING II

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Jambi Tahun I. PENDAHULUAN

Mengapa Isu Adaptasi Perubahan Iklim (API) dan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Sangat Penting untuk Kita?

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals

PENYUSUNAN KEBIJAKAN PERUBAHAN IKLIM DARI SMALL GRANT PROGRAM PANGANDARAN, 7 NOVEMBER 2016

KERANGKA PRIORITAS NASIONAL

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

Percepatan Peningkatan Aksi-aksi Perubahan Iklim di Tingkat Global : Pandangan Kelompok Masyarakat Sipil

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 1

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

Transkripsi:

Tahun Kedua Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API) Maret 2015 Februari 2016 Sekretariat RAN API Kementerian Perencanaan Pembangunan 2016 1

2

Kata Pengantar Perubahan iklim sebagai fenomena bencana telah banyak berdampak terhadap Indonesia. Indonesia di tahun 2016 ini juga menghadapi berbagai tantangan yang berkaitan dengan perubahan iklim seperti banjir, abrasi, dan tanah longsor. Indonesia sebagai negara kepulauan dalam hal ini memiliki isu kerentanan yang nyata. Keseriusan menghadapi permasalahan perubahan iklim dilakukan Indonesia diantaranya dengan menerbitkan Undang-Undang Perubahan Iklim, upaya penanganan kebakaran hutan secara komprehensif serta ikut menandatangani Perjanjian Paris. Keseriusan dalam menangani perubahan iklim juga dilakukan dengan adanya perencanaan pembangunan adaptasi perubahan iklim nasional melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang mendorong Pemerintah Daerah untuk menyusun perencanaan ketahanan iklim yang dintegrasikan ke dalam dokumen rencana pembangunan berdasarkan kajian kerentanan. Di tingkat nasional, dokumen Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) yang diresmikan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas pada bulan Februari tahun 2014 dapat digunakan sebagai acuan untuk mendorong terbangunnya sinergitas pelaksanaan program adaptasi perubahan iklim dan terbentuknya sistem koordinasi yang lebih baik antara pusat dan daerah maupun lintas sektor dalam upaya meningkatkan kemampuan Indonesia beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Buku Dua Tahun RAN-API ini akan membahas berbagai kemajuan yang sudah dicapai oleh RAN- API di periode Maret 2015 sampai Februari 2016. Pembahasan secara garis besar akan mencakup berbagai implementasi adaptasi yang sudah dilakukan Sekretariat RAN-API, Kementerian dan Lembaga. Selain itu, pembahasan garis besar lainnya yaitu mengenai kemajuan implementasi adaptasi di 15 daerah percontohan, penyusunan indikator ketahanan dan hasil monitoring dan evaluasi RAN-API. Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini, dan semoga buku ini dapat bermanfaat bagi para pelaku di tingkat nasional dan daerah. Jakarta, Desember 2016 Ir. Medrilzam, M.Prof.Econ, Ph.D Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas i

ii

Daftar Isi Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... v Daftar Tabel... vi 1. Pendahuluan... 1 1.1. Perubahan Iklim... 1 1.2. RPJMN 2014 2019... 2 1.3. Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim... 3 1.4. Sustainable Development Goal s... 4 2. Implementasi Adaptasi oleh Kementerian dan Lembaga... 6 2.2. Program dan Kegiatan Sekretariat RAN-API... 6 2.1.1. Rapat Koordinasi Kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim dengan Mitra Pembangunan... 6 2.1.2. Focus Group Discussion (FGD)/Expert Panel Meeting Strategi dan Penyusunan Indikator Bidang dan sub-bidang RAN API... 6 2.1.3. Fasilitasi Pemerintah Daerah dalam penyusunan dokumen adaptasi perubahan iklim... 7 2.1.4. Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian ESDM dalam Bidang Ketahanan Ekonomi Sub-Bidang Kemandirian Energi di RAN API... 7 2.1.5. Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian Perhubungan dalam Bidang Ketahanan Sistem Kehidupan Sub-Bidang Infrastruktur di RAN API... 7 2.1.6. Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam Bidang Ketahanan Ekosistem Sub-Bidang Ekosistem di RAN API... 8 2.1.8. Pertemuan Trilateral Integrasi Adaptasi Perubahan Iklim Ke Dalam Dokumen Perencanaan... 8 2.2. Kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim oleh Kementerian... 8 2.2.1. Kementerian ATR... 9 2.2.2. Kementerian PPN/BAPPENAS... 9 2.2.3. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)... 9 2.2.4. Kementerian Kelautan dan Perikanan... 10 2.3. Kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim oleh Lembaga... 10 2.3.1. APEKSI... 10 2.3.2. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)... 11 2.3.3. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)... 11 iii

3. Implementasi Adaptasi di Lokasi Percontohan... 12 3.1. Sumatera Utara... 12 3.1.1. Rapat Koordinasi Implementasi dan Hasil Tagging Instruksi Gubernur Sumatera Utara... 12 3.1.2. Inisiasi Adaptasi di Indonesia... 12 3.2. Jawa Barat... 13 3.2.1. Lokakarya Penilaian Risiko dan Aksi Adaptasi untuk Pembangunan Daerah... 13 3.2.2. Round Table Discussion bersama Kepala Daerah Karawang, Purwakarta, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung... 13 3.3. Jawa Timur... 13 3.3.1. Focus Group Discussion (FGD) II dalam Penyusunan Konsep Adaptasi Perubahan Iklim di Provinsi Jawa Timur... 13 3.4. Bali... 14 3.4.1. Focus Group Discussion (FGD) Adaptasi Perubahan Iklim dalam Ketahanan Pangan... 14 3.5. Nusa Tenggara Barat... 14 3.5.1. Penyusunan Kajian Kerentanan dan Risiko Perubahan Iklim... 14 3.6. Kota Bandar Lampung... 15 3.6.1. Diseminasi Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim... 14 3.7. Penyusunan City Resilience Strategy (CRS)... 15 3.7.1. Kota Tangerang Selatan... 15 3.7.2. Kota Banjarmasin... 16 3.7.3. Kota Tangerang... 16 3.8. Provinsi dan Lokasi Percontohan Lain... 17 4. Monitoring dan Evaluasi... 18 4.1. Penyusunan Indikator... 18 4.1.1. Penyusunan Indikator Ketahanan Pangan... 18 4.1.2. Penyusunan Indikator Ketahanan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil... 19 4.2 Hasil Monev RAN API... 20 4.2.1. Ketahanan Ekonomi... 21 4.2.2. Ketahanan Sistem Kehidupan... 28 4.2.3. Ketahanan Ekosistem... 32 4.2.4. Ketahanan Wilayah Khusus... 34 4.2.5. Sistem Pendukung... 37 5. Tindak Lanjut... 38 iv

Daftar Gambar Gambar 1. Jumlah Kejadian Bencana yang berkaitan dengan perubahan iklim di Indonesia (sumber BNPB)... 2 Gambar 2. Target Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals)... 4 Gambar 3. Proses penyusunan Kajian Kerentanan di Kota Mataram... 14 Gambar 4. Peserta sedang membuat peta kerentanan Kota Tangerang Selatan... 16 Gambar 5. Sambutan dari Kepala BLHD Kota Banjarmasin... 16 Gambar 6. Sesi foto bersama peserta Workshop Penyusunan Kajian Kerentanan dan Risiko Perubahan Iklim Kota Tangerang... 17 v

Daftar Tabel Tabel 1. Indikator Ketahanan Pesisir dan Pulau-Pulau kecil... 19 Tabel 2. Program dan Kegiatan Sub Bidang Ketahanan Pangan... 21 Tabel 3. Program dan Kegiatan Sub Bidang Kemandirian Energi... 27 Tabel 4. Program dan Kegiatan Sub Bidang Kesehatan... 28 Tabel 5. Program dan Kegiatan Sub Bidang Permukiman... 29 Tabel 6. Program dan Kegiatan Sub Bidang Infrastruktur... 29 Tabel 7. Program dan Kegiatan Sub Bidang Ekosistem... 32 Tabel 8. Program dan Kegiatan Sub Bidang Perkotaan... 34 Tabel 9. Program dan Kegiatan Sub Bidang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil... 35 Tabel 10. Program dan Kegiatan Sub Bidang Sistem Pendukung... 37 vi

1 Pendahuluan 1.1. Perubahan Iklim Perubahan Iklim merupakan sebuah fenomena alam yang sudah terbukti secara ilmiah. Artikel 1 UNFCCC mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan dalam iklim yang disebabkan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan manusia yang mengubah komposisi atmosfer global dan variabilitas iklim alami yang diamati selama periode waktu tertentu. Secara umum ada empat dampak perubahan iklim yaitu curah hujan, cuaca ekstrim, kenaikan suhu dan perubahan permukaan air laut. Dengan demikian, perubahan iklim dapat menimbulkan permasalahan serius seperti banjir rob, vektor penyakit dan kekeringan yang bisa berdampak terhadap masyarakat terutama masyarakat miskin yang tidak mempunyai pengetahuan dan kapasitas untuk merespon dampak perubahan iklim. Negara-negara di dunia semakin serius menanggapi permasalahan perubahan iklim. Penyelenggaraan COP21 (Conference of the Parties 21) dari tanggal 30 November 12 Desember 2015 di Paris berhasil mempertemukan perwakilan dari 196 negara untuk membahas permasalahan perubahan iklim IPCC (Panel Antar-Pemerintah untuk Perubahan Iklim). COP21 juga membahas tentang kontribusi Negara dalam mengurangi emisi karbon yang dikenal dengan istilah Intended Nationally Determined Contributions (INDC) dimana masing masing negara diberikan kesempatan untuk mempresentasikan kontribusi yang akan diberikan dalam penurunan emisi karbon. Indonesia sendiri mematok target penurunan emisi sebesar 26% dengan kemampuan sendiri dan 41% dengan bantuan asing sampai pada tahun 2030. Adapun adaptasi artinya adalah proses penyesuaian terhadap iklim yang aktual atau yang diprediksikan beserta dampaknya (IPCC, 2014). Adaptasi menjadi penting untuk mengurangi dampak perubahan iklim terutama pada kelompok rentan. Ditambah lagi dari data BNPB terlihat bahwa sejak tahun 2008, frekuensi kejadian bencana di Indonesia yang berkaitan dengan perubahan iklim cenderung meningkat. 1

Data Bencana 2.000 1.800 1.600 1.400 1.200 1.000 800 600 400 200 0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2016 2016 Gambar 1. Jumlah Kejadian Bencana yang berkaitan dengan perubahan iklim di Indonesia (sumber BNPB) Dari gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa penanganan dampak perubahan iklim di Indonesia bersifat mendesak. Ancaman perubahan iklim terhadap masyarakat semakin nyata. Oleh karena itu, perubahan iklim menjadi salah satu agenda pemerintah di dalam perencanaan pembangunan. 1.2. RPJMN 2014 2019 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional adalah perencanaan pembangunan dalam berbagai bidang dengan jangka waktu tahun 2015 sampai 2019. RPJMN secara struktur adalah bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP Nasional) yang merupakan rencana pembangunan berjangka 20 tahun (2005 2025). RPJMN 2015-2019 membahas lebih lanjut 9 agenda prioritas pembangunan yang dikenal dengan istilah Nawa Cita. Isu perubahan iklim secara garis besar menjadi bagian dari 9 Agenda Prioritas yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik yang didalamnya terdapat pembahasan mengenai pelestarian sumber daya alam, lingkungan hidup dan pengelolaan bencana. Berdasarkan RPJMN 2015-2019 Buku I, Bab 6 Agenda Pembangunan Nasional dalam upaya melestarikan sumber daya alam, lingkungan hidup dan pengelolaan bencana terdapat 2 sasaran yang ingin dicapai, yaitu: 1. Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 26% 2. Meningkatnya ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim, khususnya di lima belas daerah rentan Adapun arah kebijakan dan strategi untuk mencapai sasaran dalam penanganan perubahan iklim berdasarkan RPJMN 2015-2019 Buku I, Bab 6 Agenda Pembangunan Nasional dapat dirangkum menjadi sebagai berikut: 1. Mendorong pemerintah daerah menyusun strategi/rencana aksi adaptasi berdasarkan dokumen RAN-API dan kajian kerentanan daerah 2. Melaksanakan upaya adaptasi berdasarkan dokumen Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API), terutama di 15 (lima belas) daerah rentan 2

3. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas masyarakat terkait dengan perubahan iklim Pembentukan Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API) juga dapat ditelusuri urgensi pembentukannya lebih lanjut di dalam dokumen RPJMN 2015-2019 Buku II mengenai Agenda Pembangunan Bidang. Di dalam Bab 1 tentang Pengarusutamaan dan Pembangunan Lintas Bidang, disebutkan bahwa arah kebijakan dan strategi pembangunan lintas untuk bidang perubahan iklim terdiri dari penurunan emisi gas rumah kaca/mitigasi (GRK) dan peningkatan ketahanan masyarakat/adaptasi terhadap perubahan iklim. Dengan demikian, Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API) disusun untuk meningkatkan ketahanan masyarakat dan melindungi ketahanan ekonomi terutama di bidang pangan dan energi. Selain itu, urgensi pembentukan RAN API juga dapat dilihat di Bab 10 tentang Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup. Di dalam bab 10 juga dibahas lebih lanjut mengenai penanganan perubahan iklim dan peningkatan kualitas informasi iklim dan kebencanaan dimana sumber pendanaan untuk penanganan perubahan iklim dan peningkatan kualitas informasi iklim dan kebencanaan berasal dari pendanaan pemerintah pusat (APBN), daerah (APBD), dan sumber dana lain baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri yang sifat pendanaannya tidak mengikat. 1.3. Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim adalah dokumen perencanaan yang bertujuan untuk mempersiapkan rencana pembangunan yang memiliki daya tahan terhadap perubahan iklim. Dibawah BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), RAN-API akan berperan sebagai acuan pemerintah untuk perencanaan pembangunan yang memperhitungkan aksi adaptasi perubahan iklim. Berdasarkan jangka waktunya, RAN-API dapat dibagi menjadi 3 yaitu: 1. Rencana Aksi Adaptasi prioritas sektor dan lintas sektor dalam jangka waktu pendek (2013-2014) 2. Upaya pengarusutamaan rencana aksi adaptasi ke dalam RPJMN (2015-2019) 3. Arah kebijakan adaptasi dalam jangka panjang (2020-2025) RAN-API dalam pelaksanaannya memiliki beberapa bidang fokus yaitu: 3

Adapun wilayah implementasi RAN-API terdiri dari 15 lokasi yang meliputi kota, kabupaten serta tingkat provinsi yang terdiri dari: 1.4. Sustainable Development Goal s Sustainable Development Goals atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah target pembangunan dunia yang terdiri dari berbagai bidang kehidupan masyarakat. SDGs terdiri dari 17 tujuan pembangunan yang dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi 169 capaian pembangunan. Target pembangunan yang erat kaitannya dengan perubahan iklim adalah target no 13 yaitu Aksi Perubahan Iklim. Gambar 2. Target Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) 4

Adapun capaian pembangunan untuk aksi perubahan iklim yakni sebagai berikut: Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua Negara Integrasi pengukuran perubahan iklim ke dalam kebijakan, strategi dan perencanaan nasional Meningkatkan edukasi, kesadaran serta kapasitas manusia dan institusi terhadap mitigasi perubahan iklim, adaptasi, pengurangan dampak dan peringatan dini. Mengimplementasikan komitmen yang disetujui oleh kelompok Negara-maju ke dalam Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim dengan tujuan untuk bersamasama memobilisasi $ 100.000.000.000 per tahun pada tahun 2020 dari berbagai sumber untuk mengatasi kebutuhan Negara berkembang didalam konteks aksi mitigasi dan transparansi dalam implementasi serta mengoperasikan secara maksimal Green Climate Fund melalui kapitalisasi secepat mungkin. Mempromosikan mekanisme untuk meningkatkan kapasitas agar perencanaan dan manajemen terkait perubahan iklim dapat berjalan dengan efektif di negara terbelakang dan negara berkembang pulau kecil, termasuk fokus pada wanita, pemuda, daerah dan masyarakat terpinggirkan 5

2 Implementasi Adaptasi oleh Kementerian dan Lembaga 2.1. Program dan Kegiatan Sekretariat RAN-API 2.1.1. Rapat Koordinasi Kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim dengan Mitra Pembangunan Pada tanggal 17 Juni 2015, Sekretariat RAN API melaksanakan Rapat Koordinasi Kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim dengan Mitra Pembangunan. Kegiatan ini dilakukan Implementasi Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API). Adapun mitra pembangunan yang diundang dalam kegiatan ini yaitu ADB, AUSAID, GIZ, JICA, Mercy Corps Indonesia, UNDP, dan USAID. Dalam pertemuan ini ada 2 paparan yang diberikan yaitu mengenai implementasi RAN API, dan kemajuan kegiatan adaptasi perubahan iklim mitra pembangunan. 2.1.2. Focus Group Discussion (FGD)/Expert Panel Meeting Strategi dan Penyusunan Indikator Bidang dan sub-bidang RAN API Pada tanggal 15 September 2015, Sekretariat RAN API melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD)/Expert Panel Meeting Strategi dan Penyusunan Indikator Bidang dan subbidang RAN API. Adapun tujuan kegiatan ini adalah sebagai lokakarya pembuka dari rangkaian lokakarya isu prioritas dan indikator RAN API serta menentukan ruang lingkup masalah adaptasi pada setiap bidang dan sektor. Beberapa paparan yang dibahas dalam pertemuan ini antara lain: 1. Kapasitas Pemodelan Iklim Untuk Mendukung Pelaksanaan RAN API 2. Strategi Adaptasi Dalam Menghadapi Risiko Perubahan Iklim 3. Adaptasi Berbasis Ekosistem 4. Adaptasi Perubahan Iklim Di Sektor Energi 5. Ketahanan Pangan Dan Perubahan Iklim 6

2.1.3. Fasilitasi Pemerintah Daerah dalam penyusunan dokumen adaptasi perubahan iklim Sekretariat RAN API melaksanakan kegiatan Fasilitasi Pemerintah Daerah dalam penyusunan dokumen adaptasi perubahan iklim. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengkoordinasikan penyusunan strategi Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim serta sebagai fasilitasi kepada pemerintah propinsi Kepulauan Riau untuk penyusunan Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dari tanggal 7 8 Oktober 2015. Beberapa materi yang disampaikan dalam kegiatan itu meliputi sosialisasi RAN API/Perkembangan Penanganan Perubahan Iklim di Indonesia, strategi pengarusutamaan adaptasi dalam perencanaan pembangunan daerah, serta Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim dalam mendukung pelaksanaan Sustainable Development Goal s. 2.1.4. Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian ESDM dalam Bidang Ketahanan Ekonomi Sub-Bidang Kemandirian Energi di RAN API Sekretariat RAN API melaksanakan kegiatan Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian ESDM dalam Bidang Ketahanan Ekonomi Sub-Bidang Kemandirian Energi di RAN API. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada tanggal 5 November 2015. Adapun kegiatan ini membahas beberapa paparan antara lain mengenai perkembangan implementasi RAN API tahun 2015, mekanisme implementasi RAN API dan indikator bidang RAN API, kerangka kerja E-monev Bappenas PP 39/2006, inventarisasi program/kegiatan sektor ESDM dalam sub-bidang kemandirian energi, bidang ketahanan ekonomi RAN API. 2.1.5. Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian Perhubungan dalam Bidang Ketahanan Sistem Kehidupan Sub- Bidang Infrastruktur di RAN API Pada tanggal 12 November 2015, Sekretariat RAN API mengadakan kegiatan Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian Perhubungan dalam Bidang Ketahanan Sistem Kehidupan Sub-Bidang Infrastruktur di RAN API. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka persiapan implementasi Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API) pasca tahun 2015. Beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain mengenai perkembangan implementasi RAN API tahun 2015, mekanisme implementasi RAN API dan Indikator Bidang RAN API, kerangka kerja E-Monev Bappenas PP 39/2006, inventarisasi program/kegiatan sektor perhubungan dalam sub-bidang infrastruktur, bidang ketahanan sistem kehidupan RAN API. 7

2.1.6. Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam Bidang Ketahanan Ekosistem Sub-Bidang Ekosistem di RAN API Pada tanggal 19 November 2015, Sekretariat RAN API mengadakan kegiatan diskusi Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam Bidang Ketahanan Ekosistem Sub-Bidang Ekosistem di RAN API. Topik utama yang dibahas dalam pertemuan ini yaitu mengenai inventarisasi program/kegiatan sektor LHK dalam Sub- Bidang Ekosistem, Bidang Ketahanan Ekosistem RAN API. Adapun paparan lainnya yang dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain mengenai perkembangan implementasi RAN API tahun 2015, mekanisme implementasi RAN API dan indikator bidang RAN API, kerangka kerja E-monev Bappenas PP 39/2006. 2.1.7. Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian/ Lembaga terkait dalam Sistem Pendukung RAN API Pada tanggal 26 November 2015, Sekretariat RAN API melakukan kegiatan Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian/Lembaga terkait dalam Sistem Pendukung RAN API. Pembahasan dilakukan bersama Kementerian/Lembaga terkait yaitu BNBP, BMKG, KLH, BIG, Bappenas, LIPI, BPPT. Topik utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut yaitu mengenai mekanisme implementasi RAN API dan indikator bidang RAN API. Adapun paparan lainnya yang dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain mengenai perkembangan implementasi RAN API tahun 2015, kerangka kerja E-monev Bappenas PP 39/2006, inventarisasi program/kegiatan kementerian/lembaga terkait dalam sistem pendukung RAN API. 2.1.8. Pertemuan Trilateral Integrasi Adaptasi Perubahan Iklim Ke Dalam Dokumen Perencanaan Sekretariat RAN API melaksanakan kegiatan Pertemuan Trilateral Integrasi Adaptasi Perubahan Iklim Ke Dalam Dokumen Perencanaan. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2016. Tujuan dari pelaksanaan trilateral meeting ini adalah: 1. Melakukan koordinasi dengan Kemendagri terkait pengarusutamaan adaptasi perubahan iklim ke daerah, antara lain dapat melalui rancangan Peraturan Menteri tentang Adaptasi Perubahan Iklim yang sedang disusun oleh Kementerian LHK, Permendagri mengenai RKPD dan APBD setiap tahuunya untuk integrasi program dan kegiatan adaptasi, serta Surat Edaran Menteri Dalam Negeri untuk koordinasi dengan wilayah dan kota. 2. Melakukan koordinasi dengan Pusbindiklatren mengenai pengarusutamaan adaptasi perubahan iklim ke dalam kurikulum pendidikan dan pelatihan perencanaan. 8

2.2. Kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim oleh Kementerian 2.2.1. Kementerian ATR Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melaksanakan beberapa kegiatan adaptasi antara lain: 1. Lokakarya Kajian Integrasi Adaptasi Perubahan Iklim ke Dalam Kebijakan Perencanaan Ruang di Indonesia Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2015 ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dan tanggapan dalam penyempurnaan kajian tersebut terutama masukan dari pemerintah daerah. 2. Penyampaian Hasil Kajian Penyampaian Hasil Kajian Integrasi Adaptasi Perubahan Iklim dalam Perencanaan Tata Ruang di Indonesia pada tanggal 2 Oktober 2015. Beberapa paparan yang dibahas meliputi kegiatan adaptasi perubahan iklim di Indonesia dan integrasi adaptasi perubahan iklim dalam perencanaan tata ruang. 2.2.2. Kementerian PPN/BAPPENAS Kementerian PPN/BAPPENAS melaksanakan beberapa kegiatan adaptasi antara lain: 1. Focus Group Discussion (FGD) Kajian Monitoring Dan Evaluasi Kesiapan Strategi Adaptasi Perubahan Iklim Pada Sektor Transportasi Di Pantura Pulau Jawa Kegiatan diskusi yang dilaksanakan pada tanggal 3 November 2015 bertujuan untuk memperoleh masukan dan informasi terkait tantangan dan hambatan dalam menghadapi perubahan iklim khususnya pada sektor transportasi di koridor Pantura Pulau Jawa. 2. Integrasi Adaptasi Perubahan Iklim ke dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 4 Februari 2016 dan membahas beberapa topik seperti peluang kurikulum sisipan adaptasi perubahan iklim ke dalam kurikulum Pusbindiklatren, sinkronisasi RPJMN dan RPJMD untuk Isu Adaptasi Perubahan Iklim, Rancangan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Adaptasi Perubahan Iklim di Daerah, Dukungan Regulasi / Instrumen Kementerian Dalam Negeri dalam Integrasi Adaptasi Perubahan Iklim ke dalam RPJMD, serta kesiapan dan dukungan data dan informasi proyeksi iklim. 2.2.3. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Kementerian LHK melaksanakan beberapa kegiatan adaptasi dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2015 antara lain: 1. Workshop Perencanaan dan Pelaksanaan Adaptasi Perubahan Iklim di Daerah. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2015 sebagai hasil pembelajaran pelaksanaan Program Strategic Planning and Action to Strengthen Resilience Communities (SPARC) di Provinsi NTT. 2. Talk Show Best Practices Adaptasi Perubahan Iklim. Kegiatan talk show best practices adaptasi perubahan iklim dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2015 bertujuan untuk berbagi informasi mengenai perubahan iklim, kerentanan, dan kegiatan adaptasi perubahan iklim di tingkat lokal sehingga mendorong berbagai pihak terkait untuk meningkatkan kapasitas adaptasi masyarakat. 9

Selain itu, Kementerian LHK juga melaksanakan kegiatan adaptasi yang berkaitan dengan indikator kerentanan. Beberapa paparan yang dibahas di dalam pertemuan-pertemuan tersebut yaitu tentang kajian kerentanan, dampak dan adaptasi perubahan iklim, serta indikator kriteria dan ketersediaan data. Rincian tambahan mengenai kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pembahasan Indikator Kerentanan Sektor Kesehatan. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2015 di Kota Bogor untuk menyusun indikator spesifik sektor kesehatan agar dapat dimasukkan sebagai indikator Sistem Inventarisasi Data Indeks Kerentanan (SIDIK). 2. Pembahasan Indikator Kerentanan Sektor Pesisir dan Laut. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2015 di Kota Bogor untuk menyusun indikator spesifik sektor pesisir dan laut agar dapat dimasukkan sebagai indikator Sistem Inventarisasi Data Indeks Kerentanan (SIDIK). 2.2.4. Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan melaksanakan beberapa kegiatan adaptasi antara lain: 1. Workshop Implementasi Knowledge Management System (KMS). Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2015 dengan tujuan untuk pengambilan kebijakan pengembangan kelautan dan perikanan. Beberapa material yang dibahas seperti: Konsep Umum Knowledge Management System dan Rencana Pengembangan Knowledge Management System Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. 2. Lokakarya Nasional Loss and Damage. Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama dengan United Nations University (UNU) yang dilakukan pada tanggal 12 Agustus 2015. Tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep loss and damage di Indonesia. 2.3. Kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim oleh Lembaga 2.3.1. APEKSI Pada tanggal 19 Maret 2015, APEKSI mengadakan kegiatan RAN API dan Indikator Kinerjanya khususnya Sub Bidang Perkotaan. Kegiatan ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Mendengarkan konsep indikator RAN API khususnya sub bidang perkotaan 2. Mendapatkan gambaran terkait relevansi dari kebijakan-kebijakan perkotaan lainnya dalam halnya pengimplementasian RAN API sub-bidang perkotaan dan dalam perumusan indikator spesifik sub-bidang perkotaan 3. Mendiskusikan dan memberikan masukan berdasarkan kondisi daerah tentang indikator RAN API khususnya sub bidang perkotaan 4. Memfinalisasi rencana kerja Pokja Perubahan Iklim Apeksi tahun 2015 10

2.3.2. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pada tanggal 7-11 September 2015, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengadakan kegiatan Pelatihan Adaptasi Perubahan Iklim. Kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan kapasitas penanggulangan bencana terkait Adaptasi Perubahan Iklim. 2.3.3. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pada tanggal 21 September 2015, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengadakan kegiatan Workshop Konsorsium Proyeksi Iklim Regional dan Fasilitas Data untuk Asia dan Pasifik. Kegiatan dilakukan untuk mendapatkan masukan dan tanggapan terhadap kegiatan Regional Climate Projections Consortium and Data Facility (RCCDF). 11

3 Implementasi Adaptasi di Lokasi Percontohan 3.1. Sumatera Utara 3.1.1. Rapat Koordinasi Implementasi dan Hasil Tagging Instruksi Gubernur Sumatera Utara Pada tanggal 8 Desember 2015, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melaksanakan Rapat Koordinasi Implementasi dan Hasil Tagging Instruksi Gubernur Sumatera Utara Nomor 188.54/05/INST/2012 di Kota Medan. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan koordinasi terkait implementasi RAN-API dan Instruksi Gubernur Sumatera Utara Nomor 188.54/05/ INST/2012 tentang Upaya Adaptasi Iklim Ekstrim sebagai Upaya Pengamanan Produksi Beras di Sumatera Utara 2012-2020. Budhi Setiawan selaku Penasihat Teknis RAN API memberikan paparan yang meliputi topik RAN API, program ketahanan pangan dan indikatornya, penandaan program dan kegiatan untuk mendukung monitoring RAN API, serta hasil budget tagging terkait Instruksi Gubernur (INGUB) di Sumatera Utara. Selain itu, Kabid TR/PL Bappedasu memberikan pemaparan tentang Implementasi Instruksi Gubernur Sumatera Utara Nomor 188.54/05/INST/2012. 3.1.2. Inisiasi Adaptasi di Indonesia Pada tanggal 9-10 Februari 2016, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melaksanakan. Kegiatan ini didukung oleh Kementerian Lingkungan Jepang. Kiyoshi Takahashi dari Center for Social and Environmental Systems Research memberikan pemaparan awal tentang adaptasi di Jepang dan perkembangannya. Fukushi memberikan pemaparan tentang Inisiatif adaptasi di Indonesia. Secara umum, kegiatan ini membahas beberapa topik seperti gambaran umum rencana adaptasi nasional di jepang, langkah - langkah yang dilalui untuk melaksanakan Rencana Aksi Nasional di Jepang, 12

3.2. Jawa Barat 3.2.1. Lokakarya Penilaian Risiko dan Aksi Adaptasi untuk Pembangunan Daerah Dalam rangka membantu pemerintah daerah menyiapkan dan mengembangkan Rencana Aksi Daerah untuk Adaptasi Perubahan Iklim (RAD API) serta memformulasikan strategi integrasi RAD API ke dalam proses perencanaan pemerintah daerah, BAPPENAS dibantu oleh Center for Climate Risk and Opportunity Management (CCROM) melakukan pendampingan bagi pemerintah Provinsi dan empat Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Kegiatan dengan sumber pendanaan dari ADB ini dilakukan pada tanggal 29 Juni 2015 dan membahas beberapa isu penting seperti dampak perubahan iklim bagi pembangunan daerah, bagaimana memanfaatkan hasil penilaian risiko iklim untuk perencanaan pembangunan, identifikasi bencana terkait iklim dan pemilihan tim penilai risiko iklim. 3.2.2. Round Table Discussion bersama Kepala Daerah Karawang, Purwakarta, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Kegiatan ini dilakukan bersama Kepala Daerah Karawang, Purwakarta, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Kegiatan ini dilakukan dari tanggal 15 16 Oktober 2015 untuk membahas Laporan Kemajuan dan Pembahasan Workplant baru dari Kelompok Kerja di masing masing wilayah. 3.3. Jawa Timur 3.3.1. Focus Group Discussion (FGD) II dalam Penyusunan Konsep Adaptasi Perubahan Iklim di Provinsi Jawa Timur Pemerintah Provinsi Jawa Timur melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) II dalam Penyusunan Konsep Adaptasi Perubahan Iklim di Provinsi Jawa Timur pada tanggal 30 September 2015. Kegiatan ini dilakukan sebagai aksi tindak lanjut pelaksanaan kegiatan bantuan teknis Sub Project 1 Integration of Climate Change Mitigation and Adaptation into National Development Planning Kementerian PPN/Bappenas JICA dan terpilihnya Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu Daerah Percontohan Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API). Adapun kegiatan ini mengundang partisipasi dari beberapa perwakilan dinas terkait adaptasi perubahan iklim di level provinsi, perwakilan perwakilan dinas di level kabupaten/ kota serta perwakilan universitas. 13

3.4. Bali 3.4.1 Focus Group Discussion (FGD) Adaptasi Perubahan Iklim dalam Ketahanan Pangan Pada tanggal 13 Agustus 2015, Pemerintah Provinsi Bali melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Adaptasi Perubahan Iklim dalam Ketahanan Pangan. Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa perwakilan dari institusi pemerintah baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dan juga perwakilan universitas. Adapun salah satu topik pembahasan dalam kegiatan tersebut adalah mengenai pemantauan RAN API melalui emonev Bappenas yang membahas materi materi seperti konsolidasi sistem monev pembangunan nasional, struktur data perencanaan, dan website emonev. 3.5. Nusa Tenggara Barat 3.5.1. Penyusunan Kajian Kerentanan dan Risiko Perubahan Iklim Pada tanggal 23-27 November 2015, Pemerintah Kota Mataram mengadakan Penyusunan Kajian Kerentanan dan Risiko Perubahan Iklim. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama dengan ICCTF, APEKSI dan Sekretariat RAN API, yang diikuti oleh 15 orang peserta. Gambar 3. Proses penyusunan Kajian Kerentanan di Kota Mataram Beberapa materi yang dibahas dalam proses tersebut antara lain mengenai konsep kajian risiko iklim, pengolahan data proyeksi iklim, matriks kerentanan dan bahaya, serta pelatihan pembuatan peta kerentanan. 14

3.6. Kota Bandar Lampung 3.6.1. Diseminasi Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim Pemerintah Kota Bandar Lampung melalui tim koordinasi ketahanan perubahan iklim kota Bandar Lampung menyelenggarakan kegiatan Diseminasi Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim di Kota Bandar Lampung. Kegiatan ini diadakan pada hari kamis, 9 April 2015 dengan peserta kegiatan berjumlah 120 (seratus dua puluh) orang yang terdiri dari berbagai perwakilan dari pemerintah, lembaga non-pemerintah dan universitas. Adapun tujuan kegiatan diseminasi aksi daerah adaptasi perubahan iklim Kota Bandar Lampung ini adalah : Sosialisasi RAN-API sehingga dapat menjadi acuan/pedoman penyusunan strategi upaya adaptasi daerah dalam RPJMD Kota Bandar Lampung 2016-2020. Sosialisasi strategi, aksi dan upaya adaptasi perubahan iklim yang telah dan sedang dilaksanakan di Kota Bandar Lampung sehingga dapat mendorong keterlibatan para pihak lainnya dalam meningkatkan skala dan jenis aksi adaptasi. Sosialisasi aksi adaptasi unggulan dalam sektor pendidikan sebagai bancmark Kota Bandar Lampung di antara kota-kota lainnya di Indonesia maupun negara lain, terutama kota-kota ACCCRN. Beberapa materi yang disampaikan dalam kegiatan diseminasi meliputi Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) Serta Kontribusi/Kewajiban Daerah dalam Mengimplementasikannya, Strategi dan Aksi Adaptasi Perubahan Iklim di Kota Bandar Lampung, serta Pembelajaran Materi Pendidikan Ketahanan Perubahan Iklim Sebuah Upaya Adaptasi melalui Sektor Pendidikan. 3.7. Penyusunan City Resilience Strategy (CRS) Dalam rangka pelaksanaan kegiatan perluasan implementasi Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) di tiga kota di Indonesia, Sekretariat RAN-API melaksanakan workshop Penyusunan Kajian Kerentanan dan Risiko Perubahan Iklim di kota Tangerang Selatan, kota Banjarmasin, dan kota Tangerang. 3.7.1. Kota Tangerang Selatan Pada tanggal 16 20 Desember 2015, Pemerintah kota Tangerang Selatan bekerjasama dengan ICCTF, APEKSI dan Sekretariat RAN API melaksanakan workshop Penyusunan Kajian Kerentanan dan Risiko Perubahan Iklim yang diikuti oleh 15 orang peserta. Beberapa materi yang dibahas dalam workshop tersebut antara lain mengenai konsep kajian risiko iklim, pengolahan data proyeksi iklim, matriks kerentanan dan bahaya, serta pembuatan peta kerentanan. 15

Gambar 4. Peserta sedang membuat peta kerentanan Kota Tangerang Selatan 3.7.2. Kota Banjarmasin Pada tanggal 30 November 4 Desember 2015, Pemerintah kota Banjarmasin bekerjasama dengan ICCTF, APEKSI dan Sekretariat RAN API. Penyusunan kajian Kerentanan dan risiko perubahan iklim ini diikuti oleh 15 orang peserta. Beberapa materi yang dibahas dalam workshop tersebut antara lain mengenai konsep kajian risiko iklim, pengolahan data proyeksi iklim, matriks kerentanan dan bahaya, serta pembuatan peta kerentanan. Gambar 5. Sambutan dari Kepala BLHD Kota Banjarmasin 3.7.3. Kota Tangerang Pemerintah Kota Tangerang bekerja sama dengan Kementerian PPN/ Bappenas, ICCTF dan Mercy Corps Indonesia melakukan kegiatan Workshop Penyusunan Kajian Kerentanan dan Risiko Perubahan Iklim Kota Tangerang. Kegiatan ini dilakukan di kota Tangerang dari tanggal 7-11 Desember 2015. 16

Gambar 6. Sesi foto bersama peserta Workshop Penyusunan Kajian Kerentanan dan Risiko Perubahan Iklim Kota Tangerang Beberapa materi yang dibahas di pelatihan ini yaitu: 1. Pemaparan umum tentang Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API), 2. Konsep kajian risiko iklim (Climate Risk Assessment), 3. Pengumpulan dan pengolahan data proyeksi iklim, 4. Kajian kerentanan 5. Penilai kapasitas kota: program, kebijakan dan kelembagaan 6. Pengantar Kajian risiko dan pembuatan peta kerentanan 3.8. Provinsi dan Lokasi Percontohan Lain Provinsi dan Kota yang termasuk ke dalam 15 daerah percontohan RAN-API yang tidak mempunyai kegiatan adaptasi dalam kurun waktu Maret 2015 sampai Februari 2016 yaitu provinsi Sumatera Selatan, kota Pekalongan, kota Malang, kota Batu, kota Blitar, kota/kabupaten Tarakan serta kabupaten Malang. 17

4 Monitoring dan Evaluasi 4.1. Penyusunan Indikator 4.1.1. Penyusunan Indikator Ketahanan Pangan Dalam proses penyepakatan dan peresmian indikator ketahanan pangan, Kementerian PPN/ Bappenas mengadakan kegiatan Focus Group Discussion Strategi dan Penyusunan Indikator Bidang Ketahanan Pangan yang dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2015. Secara umum workshop ini bertujuan untuk: 1. Memaparkan hasil penapisan (tagging) dari indikator ketahanan pangan Kementan melalui jajaran Direktur Jenderal (Ditjen) terkait dalam dokumen RAN API dan Sistem dan Pelaporan Evaluasi Kinerja Pembangunan (SPEKP) Bappenas 2. Penyelarasan rencana aksi/program yang belum tercapai sehingga program dapat terimplementasi secara opt!ma! serta penyusunan indikator ideal ketahanan pangan Selain itu, Kementerian Pertanian mengadakan kegiatan Workshop Adaptasi Perubahan Iklim Kementerian Pertanian Tahun 2016 pada tanggal 19 Februari 2016. Kegiatan ini dilakukan karena indikator kinerja kegiatan diperlukan untuk mendukung penyusunan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang penerapan penandaan pembiayaan (budget tagging) kegiatan penanganan dampak perubahan iklim. Adapun indikator indikator untuk mengukur ketahanan pangan berdasarkan program program Kementerian Pertanian yaitu: Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan Fasilitas PHT (unit) Model (paket) Peramalan Serangan OPT Jumlah (unit) SLPHT Jumlah (bulan) kegiatan pendampingan SLPHT Jumlah (unit) usaha binaan petani Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat Rekomendasi kebijakan diversifikasi makanan Stabilitas harga pangan dan ketersediaan pangan (khususnya pada saat terjadi iklim ekstrim) Penyuluhan sistem kewaspadaan pangan terhadap perubahan iklim Jumlah (unit) Program Kemandirian Pangan Berbasis masyarakat 18

4.1.2. Penyusunan Indikator Ketahanan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Pada tanggal 23 September 2015, Lokakarya Lanjutan Penyusunan Indikator RAN-API Bidang Ketahanan Ekonomi, Ekosistem dan Wilayah Khusus RAN-API 2016 dan Pasca 2016. Kegiatan lokakarya ini dilakukan untuk mendapatkan prioritas program adaptasi Sektor Kelautan dan Perikanan dalam bidang Ketahanan Ekonomi, Ekosistem dan Wilayah Khusus tahun 2016. Selain itu, kegiatan ini bisa menghasilkan masukan dalam penyususunan program dan kegiastn di Kementerian/Lembaga terkait. Keluaran kegiatan lokakarya ini yaitu penyepakatan indikator ketahanan Bidang Ekonomi, Ekosistem dan Wilayah Khusus, serta rekomendasi program dan kegiatan adaptasi pada K/L terkait. Adapun indikator indikator untuk mengukur ketahanan pesisir dan pulau-pulau kecil yaitu: Tabel 1. Indikator Ketahanan Pesisir dan Pulau-Pulau kecil Indikator Ekonomi Sub-sistem Profil Sub-sistem Mekanisme Sub-sistem Penghidupan Rata - rata jumlah pasar di wilayah pesisir Supply chain untuk produk kelautan dan perikanan dari bahan baku-proses-pasardistribusi ke konsumen Persentase alokasi dana kebencanaan terhadap total dana pemerintah Persentase penduduk pesisir uang memiliki sumber penghasilan alternatif Persentase bisnis berskala kecil Persentase bisnis berskala kecil (nelayan/petani individual dan kelompok/ SMEs) yang memperoleh dukungan berupa pinjaman, hibah atau subsidi (finansial ataupun barang) Persentase Produk Domestik Bruto sektor kelautan dan perikanan terhadap total Produk Domestik Bruto Rata-rata pendapatan pekerja di sektor yang bergantung kepada kelautan dan perikanan Tingkat daya saing nelayan atau SMEs di lingkup lokal, nasional dan internasional Persentase nelayan/petani/ operasional perikanan yang memiliki asuransi Ketersediaan panduan bagi sektor swasta untuk menyusun rencana bisnis untuk kondisi pasca-bencana Alokasi dana APBN untuk kegiatan terkait API-PRB 19

Indikator Ekosistem Sub-sistem Spesies dan Stok Sub-sistem Lingkungan Sub-sistem Bentang Alam Jumlah spesies pada satu lingkup wilayah pesisir tertentu Informasi terkait fungsi spesies dalam satu ekosistem Jaring-jaring makanan dengan interaksi kuat dan lemah teridentifikasi Peta distribusi spasial spesies tertentu Informasi mengenai biological and structural legacies yang dapat mengkatalisasi proses pemulihan ekosistem Dokumentasi pola migrasi spesies pada saat terjadi perubahan temperatur ataupun atribut iklim lainnya Proporsi ikan predator pada lingkup ekosistem tertentu dan biomassa dari detritivora Informasi mengenai ambang batas ekologis dari spesies kunci terhadap perubahan iklim Penelitian mengenai spesies dengan potensi evolusi sebagai respon terhadap perubahan iklim Kualitas air (air permukaan dan air tanah), kualitas tanah, kualitas udara Persentase area untuk permukiman dan kawasan hijau Ketersediaan dan diseminasi peta sebaran potensi sumber daya pesisir dan lautan Perubahan tingkat kesehatan, kondisi fisik serta batasan dari jasa ekosistem Sistem manajemen berkelanjutan/ berbasis ekosistem diimplementasikan Jasa ekosistem kelautan dan perikanan yang sifatnya critical teridentifikasi Jasa ekosistem kelautan dan perikanan teridentifikasi Pengaruh dari dampak perubahan iklim terhadap pelayanan jasa lingkungan teridentifikasi Pengaruh dari tata guna lahan dan kebijakan lainnya terhadap jasa lingkungan teridentifikasi Pengaruh dari dampak perubahan iklim terhadap kondisi fisik bentang alam kelautan dan perikanan teridentifikasi 4.2. Hasil Monev RAN API Sub-bab ini akan membahas lebih lanjut hasil monitoring evaluasi RAN API dengan menggunakan data yang tersedia. Monitoring evaluasi RAN APi akan dijelaskan berdasarkan 5 bidang ketahanan RAN API dengan penjelasan singkat Kementerian/Lembaga yang terlibat dalam membangun ketahanan tersebut. 20

4.2.1. Ketahanan Ekonomi Hasil monev RAN API untuk bidang ketahanan RAN API adalah sebagai berikut: Untuk sub-bidang ketahanan pangan terdapat 5 Kementerian/Lembaga yang berkontribusi, yaitu: Tabel 2. Program dan Kegiatan Sub Bidang Ketahanan Pangan Kementerian/ Lembaga Kementerian Pertanian Program Kegiatan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pertanian Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat Pengelolaan Informasi Publik, Hubungan Antar Lembaga, serta Keprotokolan di Bidang pertanian Anggaran Realisasi 41.53 12.62 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 1,269.86 356.26 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 3,580.76 762.43 Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan Dari Gangguan OPT dan DPI 554.27 38.31 208.37 56.33 Pengolahanan dan pemasaran hasil Tanaman Pangan 2,126.55 525.13 Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan 10.65 4.61 20.36 8.72 21

Kementerian/ Lembaga Program Kegiatan Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Hortikultura Ramah Lingkungan Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Berkelanjutan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Produk Sayuran dan Tanaman Obat Ramah Lingkungan Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman Hortikultura Ramah Lingkungan Anggaran Realisasi 744.58 142.57 65.48 20.33 18.87 6.58 Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura 116.59 32.36 Pengolahan dan Pemasaran hasil Hortikultura Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan Dukungan Penanganan Pasca Panen dan Pembinaan Usaha 52.00 6.03 664.11 N/A 558.33 N/A 175.97 N/A 141,36 N/A Dukungan Perlindungan Perkebunan 132.62 N/A Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penyiapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan 86.52 N/A 22

Kementerian/ Lembaga Program Kegiatan Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio- Industri Berkelanjutan Anggaran Realisasi Peningkatan Produksi Ternak 69.86 12.89 Peningkatan Produksi Pakan Ternak 784.09 62.95 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing 346.18 125.14 1,203.72 85.47 105.93 29.17 Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian 1,493.98 950.89 Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian 4,037.77 1,255.15 4,137.36 1,207.07 Fasilitas Pupuk dan Pestisida 320.50 84.40 Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian 238.61 58.05 53.01 28.39 38.99 24.43 167.07 72.44 734.93 329.05 23

Kementerian/ Lembaga Program Kegiatan Program Peningkatan Penyuluhan, Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat Penelitian/Perekayasaan dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian Penelitian/Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan Anggaran Realisasi 43.45 15.18 39.76 14.73 103.78 46.52 131.86 60.82 Penelitian dan Pengembangan Peternakan 113.92 55.23 Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian 155.50 82.09 30.52 7.31 Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian 308.88 151.49 Revitalisasi Pendidikan Pertanian serta Pengembangan Standardisasi dan Sertifikasi Profesi SDM Pertanian 225.36 93.46 Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian 764.69 290.11 Pendidikan Menengah Pertanian 69.40 19.44 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan 206.96 140.18 253.03 84.23 164.86 76.68 24

Kementerian/ Lembaga Kementerian Kelautan dan Perikanan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Badan Pusat Statistik Program Kegiatan Program Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati Program Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Budidaya Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan Program Penanggulangan Bencana Peningkatan Kepatuhan, Kerja Sama dan Pengembangan Sistem Informasi Perkarantinaan Peningkatan Sistem Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Peningkatan Sistem Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Laboratorium Uji Standar dan Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati Anggaran Realisasi 206.96 140.18 253.03 84.23 164.86 76.68 206.96 140.18 253.03 84.23 Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan 327.48 67.01 Pengelolaan Produksi dan Usaha Pembudidayaan Ikan 424.32 50.72 Pengelolaan Pakan Ikan 132.83 5.84 Penelitian dan Pengembangan Iptek Perikanan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bidang Sosial Ekonomi di Wilayah Pasca Bencana 374.88 112.77 36.16 5.11 Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik BPS Provinsi Penyediaan dan Pengembangan Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan 2,730.40 1,964.04 4.87 0.27 25

Kementerian/ Lembaga Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Program Kegiatan Program Penelitian, Penguasaan, dan Pemanfaatan Iptek Unggulan LIPI; Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim Publikasi/Laporan statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan perkebunan Publikasi/Laporan statistik peternakan, perikanan, dan kehutanan Publikasi/Laporan statistik peternakan, perikanan, dan kehutanan yang terbit tepat waktu Anggaran Realisasi 60.03 10.81 14.76 0.44 1.71 0.20 Penelitian Biologi 7.95 N/A Teknologi Mikroba Fungsional untuk Adaptasi Dampak Perubahan Iklim 0.23 0.13 Total 16 64 31,872.48 10,031.97 26

Untuk sub-bidang Kemandirian Energi terdapat 2 Kementerian/Lembaga yang berkontribusi, yaitu: Tabel 3. Program dan Kegiatan Sub Bidang Kemandirian Energi Kementerian/ Lembaga Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Pusat Statistik Program Kegiatan Program Pengelolaan Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik Pembinaan, Pengawasan dan Pengusahaan Bioenergi Pembinaan, Pengawasan dan Pengusahaan Aneka Energi Baru Terbarukan Pembinaan, Pengawasan dan Pengusahaan Panas Bumi Penyediaan dan Pengembangan Statistik Industri, Pertambangan dan Penggalian, Energi, dan Konstruksi Publikasi/Laporan statistik Industri, pertambangan dan penggalian, energi fan konstruksi Anggaran Realisasi 453.31 69.25 1,437.28 185.49 32.61 12.73 6.60 0.68 32.58 2.76 Total 2 5 1,962.37 270.92 Sehingga jika dihitung secara keseluruhan maka perbandingan anggaran dengan realisasi anggaran bidang ketahanan ekonomi adalah sebagai berikut: Jumlah Kementerian/Lembaga 6 Jumlah Program 17 Jumlah Kegiatan 69 Jumlah Anggaran (Trilyun Rupiah) 33.83 Jumlah Realisasi (Trilyun Rupiah) 10.30 27

4.2.2. Ketahanan Sistem Kehidupan Untuk sub-bidang Kesehatan terdapat 2 Kementerian/Lembaga yang berkontribusi, yaitu: Tabel 4. Program dan Kegiatan Sub Bidang Kesehatan Kementerian/Lembaga Program Kegiatan Kementerian Kesehatan Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Direktorat Kesehatan lingkungan Program Penanggulangan Bencana Anggaran Realisasi Penyehatan Lingkungan 406.86 52.20 Penyusunan Media Audio Visual Bidang Perubahan Iklim Akreditasi Modul Pemberdayaan Perubahan Iklim Berbasis Masyarakat Advokasi dan Sosialisasi NSPK strategi Adaptasi Perubahan Iklim Bidang Kesehatan 0.13 Efisiensi 0.15 0.03 0.30 Efisiensi Pembinaan dan Fasilitasi adaptasi Perubahan Iklim 0.11 Efisiensi Monitoring dan evaluasi pelaksanaan adaptasi perubahan Bidang kesehatan Aplikasi berbasis internet pemetaan perubahan iklim dan kesehatan Orientasi kesling TTU Adaptasi Perubahan Iklim dan Kesehatan Jejaring Kemitraan Adaptasi Perubahan Iklim Sosialisasi Adaptasi Perubahan Iklim Pengelolaan Pemberian Bantuan Darurat Kemanusiaan di Daerah Terkena Bencana 0.11 0.02 0.18 Efisiensi Dana Dekonsentrasi (DEKON) di Provinsi 5.30 1.34 Total 3 11 413.15 53.59 28

Untuk sub-bidang Permukiman terdapat 2 Kementerian/Lembaga yang berkontribusi, yaitu: Tabel 5. Program dan Kegiatan Sub Bidang Permukiman Kementerian/Lembaga Program Kegiatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Program Penanggulangan Bencana Pemberdayaan Masyarakat dalam Kesiapan Menghadapi Bencana Anggaran Realisasi 88.96 3.50 Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman Pembinaan dan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Pembinaan dan Pengembangan Air Minum 4,137.93 N/A 4,884.72 N/A Total 2 3 9,111.61 3,50 Untuk sub-bidang Infrastruktur terdapat 5 Kementerian/Lembaga yang berkontribusi, yaitu: Tabel 6. Program dan Kegiatan Sub Bidang Infrastruktur Kementerian/Lembaga Jumlah Program Jumlah Kegiatan Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi Badan Nasional Penanggulangan Bencana Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi Program Penanggulangan Bencana Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Reduksi Risiko Bencana Penilaian Kerusakan dan Kerugian Akibat Bencana Perbaikan darurat sarana dan prasarana vital di daerah terkena bencana Anggaran Realisasi 3.90 1.67 2.87 1.18 13.30 2.65 5.30 2.07 29

Kementerian/Lembaga Jumlah Program Jumlah Kegiatan Badan Informasi Geospasial Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Kementerian Perhubungan Program Penyelenggaraan Informasi Geospasial Program Pengelolaan Sumber Daya Air Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Darat Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Laut Anggaran Realisasi Pemetaan Tata Ruang dan Atlas 63.70 14.86 Pengembangan dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi, Air Tanah, Rawa dan Tambak Konservasi, Pengendalian Banjir, Lahar Gunung Berapi dan Pengaman Pantai Pengelolaan Waduk, Embung, Situ Serta Bangunan Penampung Air Lainnya 6,950.03 NULL 6,754.55 NULL 7,077.99 NULL Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku 3,316.77 NULL Operasi dan Pemeliharaan Sarana Prasarana SDA 2,855.75 NULL Pembinaan dan Pengembangan Sistem Transportasi Perkotaan Manajemen dan Peningkatan Keselamatan Transportasi Darat Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi ASDP dan Pengelolaan Prasarana Lalulintas SDP Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Kenavigasian Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Penjagaan Laut dan Pantai Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pelabuhan dan Pengerukan 6,950.03 NULL 6,754.55 NULL 7,077.99 NULL 3,316.77 NULL 6,950.03 NULL 6,754.55 NULL 7,077.99 NULL 30

Kementerian/Lembaga Jumlah Program Jumlah Kegiatan Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Udara Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Perkeretaapian Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Navigasi Penerbangan Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung Kereta Api Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkeretaapian Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Keselamatan Perkeretaapian Anggaran Realisasi 6,004.35 2,023.65 213.96 8.19 12,603.08 1,358.72 179.48 68.99 91.44 49.45 Total 8 22 55,254.36 3,531.43 Sehingga jika dihitung secara keseluruhan maka perbandingan anggaran dengan realisasi anggaran bidang ketahanan sistem kehidupan adalah sebagai berikut: Jumlah Kementerian/Lembaga 6 Jumlah Program 11 Jumlah Kegiatan 36 Jumlah Anggaran (Trilyun Rupiah) 64.78 Jumlah Realisasi (Trilyun Rupiah) 3.59 31

4.2.3. Ketahanan Ekosistem Untuk bidang Ketahanan Ekosistem terdapat 6 Kementerian/Lembaga yang berkontribusi, yaitu: Tabel 7. Program dan Kegiatan Sub Bidang Ekosistem Kementerian/Lembaga Program Kegiatan Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi Badan Informasi Geospasial Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi Program Penyelenggaraan Informasi Geospasial Badan Pusat Statistik Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik Badan Nasional Penanggulangan Bencana Kementerian Dalam Negeri Program Penanggulangan Bencana Program Bina Pembangunan Daerah Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pengolahan Air dan Limbah Pembangunan Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai Pemetaan dan Integrasi Tematik Penyediaan dan Pengembangan Statistik Ketahanan Sosial Publikasi/Laporan statistik ketahanan Sosial Jumlah Publikasi/laporan statistik ketahanan sosial Anggaran Realisasi 3.35 1.81 88.30 6.91 65.10 12.00 63.20 14.20 2.98 0.10 18.31 0.07 2.19 0.89 Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana 51.18 3.42 Pencegahan dan Pengurangan Risiko Bencana 76.00 3.10 Tanggap Darurat di Daerah Terkena Bencana 570.77 345.21 Pembinaan Penyelenggaraan dan Pembangunan Urusan Pemerintahan Daerah I Pembinaan Penyelenggaraan dan Pembangunan Urusan Pemerintahan Daerah I Sub Kegiatan fasilitasi penanganan lahan kritis dan sumber daya air berbasis masyarakat (PLKSDA-BM) 40.81 12.19 35.31 10.84 32

Kementerian/Lembaga Program Kegiatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Program Penelitian, Penguasaan, dan Pemanfaatan Iptek Unggulan LIPI; Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim Pengembangan Konservasi Tumbuhan Indonesia-Kebun Raya Baru Hasil Penelitian dan Pengembangan Bidang Hayati Kebun Raya Bogor Dataran Rendah Basah Hasil Penelitian dan Pengembangan Bidang Hayati Kebun Raya Cibodas Dataran Tinggi Basah Hasil Penelitian dan Pengembangan Bidang Hayati Kebun Raya Purwodadi Dataran Rendah Kering Terwujudnya Fungsi Kebun Raya Eka Karya Bali sebagai Tempat Konservasi Ex-Situ Anggaran Realisasi 4.20 N/A 1.09 N/A 0.52 N/A 0.95 N/A 0.60 N/A Kawasan Ekonomi Hijau (Biovillage) Di CSC 4.10 N/A Penelitian Geoteknologi 36.16 15.29 Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim pada Perairan Darat: Studi Kasus Ekosistem Peraitan Situ dan Danau Konsep Pemberdayaan Ekosistem Laut dalam Mitigasi Bencana Perubahan Iklim Model Konservasi Lahan Gambut Untuk Pengurangan Risiko Kekeringan dan Kebakaran 0.30 0.18 0.30 0.27 0.45 0.41 Total 7 19 1,066.19 426.90 33

4.2.4. Ketahanan Wilayah Khusus Untuk sub-bidang Perkotaan terdapat 3 Kementerian/Lembaga yang berkontribusi, yaitu: Tabel 8. Program dan Kegiatan Sub Bidang Perkotaan Kementerian/Lembaga Program Kegiatan Realisasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/Bpn Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi Program Pengembangan Perumahan Program Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Pengkajian dan Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca Penyediaan Rumah Khusus dan Pembinaan Rumah Negara Anggaran 41.72 9.65 1,368.43 N/A Penyediaan Rumah Susun 3,866.62 N/A Perencanaan Tata Ruang 61.34 NULL Pemanfaatan Ruang 61,00 NULL Penataan Kawasan 43.15 NULL Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah 147.62 NULL Total 3 7 5,589.88 9.65 34

Untuk sub-bidang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil terdapat 3 Kementerian/Lembaga yang berkontribusi, yaitu: Tabel 9. Program dan Kegiatan Sub Bidang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian/ Lembaga Program Kegiatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Program Penanggulangan Bencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bidang Prasarana Fisik di Wilayah Pasca Bencana Anggaran Realisasi 19.00 4.60 Kementerian Kelautan Dan Perikanan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Program Pengelolaan Ruang Laut Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan Unggulan LIPI 04 Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim Kompetensi Puslit Oseanografi Perlindungan Dan Pemanfaatan Kawasan Konservasi Dan Keanekaragaman Hayati Laut PENATAAN DAN PEMANFAATAN JASA KELAUTAN 274.52 17.45 143.69 11,87 Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil 291.85 9.97 Pendayagunaan Pesisir 422.57 63.84 Perencanaan Ruang Laut 55.43 7.72 Penelitian dan Pengembangan Iptek Sumber Daya Laut dan Pesisir Pemberdayaan Ekosistem Laut dalam Mitigasi Perubahan Iklim (estimasi karbon) Kajian dampak dan adaptasi terhadap perubahan iklim global: studi kasus perairan Bintan. Potensi stok & serapan karbon ekosistem pesisir 336.88 19.40 0.05 0. 36 0.35 0.30 0.35 0.33 35

Kementerian/ Lembaga Program Kegiatan Unggulan LIPI 04 Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim Retrospektif perubahan iklim via geokimia karang Rancang Bangun Pengelolaan Sumberdaya Airtanah untuk Pengurangan Risiko Kekeringan Akibat Peningkatan Cuaca Ekstrim (Perubahan Iklim) di Pulau-Pulau Kecil Anggaran Realisasi 0.35 0.25 0.30 0.13 Total 6 12 1,545.80 136.22 Sehingga jika dihitung secara keseluruhan maka perbandingan anggaran dengan realisasi anggaran bidang ketahanan wilayah khusus adalah sebagai berikut: Jumlah Kementerian/Lembaga 6 Jumlah Program 8 Jumlah Kegiatan 19 Jumlah Anggaran (MIlyar Rupiah) 7,135.68 Jumlah Realisasi 145,87 36

4.2.5. Sistem Pendukung Untuk bidang Sistem Pendukung terdapat 3 Kementerian/Lembaga yang berkontribusi, yaitu: Tabel 10. Program dan Kegiatan Sub Bidang Sistem Pendukung Kementerian/Lembaga Jumlah Program Jumlah Kegiatan Anggaran Realisasi Badan Informasi Geospasial Program Pemetaan Rupabumi dan Toponim 198.31 35.59 Penyelenggaraan 102.90 4.57 Informasi Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi Geospasial Geospasial Badan Nasional Program Penanganan Pengungsi Akibat Bencana 8.38 2.13 Penanggulangan Bencana Penanggulangan Penyiapan peralatan dikawasan rawan bencana 284.06 16.10 Bencana Pengembangan aplikasi teknologi informasi, 116.58 5.52 komunikasi dan kehumasan Penyiapan Logistik di kawasan Rawan Bencana 78.33 17,30 Lembaga Ilmu Pengetahuan Unggulan LIPI; Evaluasi dan Proyeksi Dampak Perubahan Iklim 0.25 0.10 Indonesia Mitigasi Bencana terhadap Risiko Banjir (Flood Risk) dengan dan Perubahan Presisi Tinggi untuk Penyusunan Konsep Mitigasi Iklim Bencana Banjir Pengembangan dan Implementasi Sistem 0.35 0.18 Pemantauan, Prediksi dan Teknologi Kontrol Bahaya Gerakan Tanah Akibat Hujan Ekstrim Pengembangan Konsep Masyarakat Tangguh 0.30 0.27 Bencana di Indonesia untuk Mereduksi Risiko Bahaya Alam dan Dampak Perubahan Iklim Global Kementerian Dalam Negeri Program Bina Pembinaan Penyelenggaraan dan Pembangunan 5.50 1.35 Pembangunan Urusan Pemerintahan Daerah I Sub Kegiatan Daerah Penanganan lahan kritis dan sumber daya air berbasis masyarakat (PLKSDA-BM) Total 4 10 794.96 83.12 37

5 Tindak Lanjut Dua tahun setelah diterbitkan, RAN API masih memiliki beberapa tantangan yang perlu ditindak lanjuti. Masalah utama adalah koordinasi antar K/L dan koordinasi dengan daerah, saat ini terdapat cukup banyak institusi yang memiliki inisiatif untuk melakukan kegiatan adaptasi namun masih kurang terkoordinasi. Selain itu ada tantangan dalam pengarustamaan API dalam rencana pembangunan sektoral dan lintas sektoral. Belum adanya indikator kinerja dan target yang terukur dalam RAN API serta terbatasnya ketersediaan data dan informasi iklim yang akurat. Di samping tantangan yang disebutkan, RAN API sebagai referensi perencanaan juga masih belum menjelaskan mengenai konvergensi adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana; bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat menuju resiliensi iklim; dan sinergi dengan RAN-GRK yang kini tengah ditinjau ulang. Berikut agenda kegiatan RAN API dalam satu tahun kedepan: 1. Melakukan koordinasi pada tingkat pusat, mitra pembangunan, dan daerah. Pada tingkat pusat, koordinasi dilakukan dengan Kementerian/Lembaga terkait dalam penyusunan RAN API, dalam penyusunan RAN API ini akan dilakukan group meeting (triwulan) dan pleno meeting dengan K/L. Pada tingkat mitra pembangunan, koordinasi dilakukan dengan donor dan network yang mendukung kegiatan RAN API. Pada tingkat daerah koordinasi dilakukan dengan pemerintah daerah. Kegiatan yang akan dilakukan dengan pemerintah daerah antara lain sosialisasi terpusat; sinkronisasi Rencana Aksi Daerah (RAD) API dan dokumen perencanaan K/L; dan verifikasi daerah pilot. 2. Monitoring dan evaluasi RAN API Pengembangan sistem monev dengan melakukan kegiatan analisis terhadap kriteria dampak, governance, dan expert meeting. Adaptasi proses monev, proses ini dilakukan dengan kegiatan monev di daerah pilot (melakukan monev terhadap program dan kegiatan pemerintah daerah dalam mendukung RAN API), selanjutnya akan dilakukan kegiatan pertemuan terpusat antara K/L dan daerah pilot untuk membahas hasil monev program dan kegiatan pemenrintah daerah yang mendukung RAN API. Studi Baseline di daerah pilot. 38