BAB I PENDAHULUAN. sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Di dalam sejarah Islam

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III MATARAM DALAM MEMPEREBUTKAN WILAYAH BLAMBANGAN. ditemukan peninggalan-peninggalan bangunan tembok, tetapi banyak di antara

I. PENDAHULUAN. Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian

BAB IV HASIL AKHIR MATARAM DALAM MEMPEREBUTKAN WILAYAH BLAMBANGAN. pada awal penyerangan terhadap Blambangan, mampu menahan serangan Sultan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB II KERAJAAN MATARAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

Untung Suropati. Untung Bersekutu Dengan VOC

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

POLITIK EKSPANSI RAJA SULTAN AGUNG ( ) SKRIPSI. Oleh Andriana Nafelian NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Invasi adalah sebuah istilah politik yang berarti usaha penyerangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. Tengah. Jepara adalah salah satu daerah terpenting di Jawa pada saat itu. Dalam

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 18, yaitu pada tahun 1750 berpusat di kota dalam. Setelah Raja Kahar wafat

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pendakwah atau da i kepada khalayak atau mad u. Dakwah yang. diperhatikan oleh para penggerak adalah strategi dakwah.

BAB I PENDAHULUAN. Bila kita amati wilayah Negara Republik Indonesia ternyata telah banyak

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

POLITIK EKSPANSI RAJA SULTAN AGUNG ( ) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk perkara munkar (keji/kejahatan) sebagai kebalikan dari ma ruf (kebijakan/

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

POLITIK EKSPANSI RAJA SULTAN AGUNG ( ) ABSTRAK

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. historis berasal dari bahasa latin istoria yang memiliki arti kota istoria yaitu kota ilmu di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. besarnya ada tiga tahapan: Pertama, masa masuknya Islam, dimana Pangeran

BAB I PENDAHULUAN. Belanda yang kedua ke Indonesia, tahun 1598, dengan tujuan Banten dan Maluku.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Konflik yang terjadi di kerajaan Demak berhubungan erat dengan

KEBIJAKAN POLITIK DAN SOSIAL-EKONOMI DI KERAJAAN MATARAM ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN AMANGKURAT I ( ) JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yaitu animisme dan dinamisme. Setelah itu barulah masuk agama Hindu ke

KERAJAAN SAMUDERA PASAI

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi raja ia juga terkenal sebagai seorang pujangga. Ia dikenal sebagai raja

BAB III POLITIK INVASI SULTAN AGUNG MATARAM ( ) A. Kondisi Kerajaan Mataram Islam Ketika Sultan Agung Berkuasa

LATAR BELAKANG, PROSES, DARI KONFLIK ANTARA INDIA DENGAN PAKISTAN SEMPAI SAAT INI. Oleh: Yasir M Hadi

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Dari Mataram Islam hingga Berdirinya Kraton Kasultanan Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat. Merdeka yang dimaksud adalah terbebas dari kekuasaan Kerajaan

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

BAB 2 DATA & ANALISA

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.4. Bentuk publikasi secara tertulis tentang peristiwa pada masa lampau

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

SILABUS MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA MADYA

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3

KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTER TAHUN NO. KOMPETENSI DASAR KLS NO SOAL Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB III MATARAM PADA MASA SULTAN AGUNG (RAJA KETIGA KERAJAAN ISLAM MATARAM) A. KONDISI KERAJAAN ISLAM MATARAM PADA MASA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SEJARAH INDONESIA SMK NEGERI 3 JEPARA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Adam Jamaluddin, 2014 Gejolak patani dalam pemerintahan Thailand Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582. Pusat kerajaan ini terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Di dalam sejarah Islam kerajaan Mataram ini berperan penting dalam perjalanan kerajaan-kerajaan Islam Nusantara. Hal ini ditunjukkan dengan semangat raja-raja Mataram untuk memperluas daerah kekuasaan dan mengislamkan para penduduk daerah kekuasaannya dengan keterlibatan para pemuka agama, hingga pengembangan kebudayaan yang bercorak Islam di Jawa. Mataram Islam ini memberlakukan politik ekspansi ketika masa kejayaannya di bawah kepemerintahan Sultan Agung. Dalam pemerintahan Sultan Agung hampir seluruh wilayah Jawa dapat dikuasai oleh Mataram tekecuali wilayah Batavia dan Blambangan. Penyerangan Mataram terhadap Batavia dilakukan dengan dua kali, namun kedua penyerangan tersebut gagal dilakukan. Setelah Mataram melakukan penyerangan ke wilayah Batavia, ambisi Mataram lainnya yaitu untuk menguasai wilayah Blambangan. Dalam upayah perluasan wilayah Mataram ke wilayah kerajaan Blambangan ini cukup susah

2 bagi Mataram, maka dari itu dalam skripsi ini dibahas dua periode, pertama pada masa kepemimpinan Sultan Agung dan yang kedua pada masa kepemimpinan Amangkurat I. Menurut beberapa literatur memang Kerajaan Blambangan ini sempat ditaklukan oleh Sultan Agung akan tetapi kerajaan tersebut mampu untuk bangkit kembali dari kekuasaan kerajaan Mataram. Kerajaan Blambangan terletak di Timur kota Banyuwangi Jawa Timur. Letak kerajaan ini berbatasan langsung dengan selat Bali. Tidak ada berita yang pasti tentang kapan berdirinya kerajaan ini. Untuk melacak sejarah kemunculan kerajaan Blambangan diakui cukup sulit dikarenakan minimnya data dan fakta membuat para ilmuwan kesukaran untuk menentukan sejarah awal kerajaan ini. Beberapa referensi menjelaskan bahwa sejarah kerajaan Blambangan ini sendiri melalui perjalanan sejarah yang cukup panjang, pusat-pusat pemerintahan seringkali berpindah-pindah namun perpindahannya cenderung ke arah wilayah Jawa Timur. Seperti yang kita sudah ketahui bahwa kerajaan Blambangan ini berpusat di ujung paling timur pulau Jawa dianggap sebagai kerajaan bercorak Hindu terakhir di Pulau Jawa. Di abad ke-16, satu-satunya kerajaan Islam yang berarti di Jawa Timur adalah Pasuruan. Daerah lain masih dipimpin penguasa yang beragama Hindu. Blambangan yang terlihat begitu lemah, dengan gigih disokong oleh orang Bali yang sering berperang, karena sangat sadar akan klaim lama Jawa

3 untuk menguasai pulau-pulau sekitarnya, dengan gigih melawan usaha Mataram memperluas kekuasaannya atas negeri pantai di seberang Bali. Perlawanan mereka terhadap dominasi politik Jawa membuat Bali terus mempertahankan struktur sosial kuno mereka. Karena itu, Islam tidak mendapat banyak pengikut di pulau itu. 1 Keberadaan kerajaan Blambangan yang diperebutkan oleh Mataram disini keberadaannya seringkali disebutkan dalam roman, tradisi oral, dan tulisan lokal (babad). Blambangan ini diperebutkan oleh Mataram Islam dan Kerajaan Hindu (Gegel, Buleleng, dan Mengwi) di Bali. Kerajaan-kerajaan di Bali ingin menjadikan Blambangan sebagai wilayah antara untuk melawan ekspansi Mataram Islam dan penyokong ekonomi Bali. Sedangkan Mataram Islam menginginkannya sebagai bentuk kekuasaan penuh atas Pulau Jawa. Rakyat Blambangan ini mempertahankan kepercayaan Shiwais mereka dan kadangkadang mereka disokong Bali yang juga berhasil bertahan dari dampak Islam. 2 Disinilah terlihat bahwa Pasukan Mataram pun merasa kesulitan ketika Blambangan di bawah bantuan Bali. Kerajaan-kerajaan Bali seperti Mengwi dan Gelgel juga terus berusaha merebut wilayah Blambangan. Memang sebelumnya yang sudah dipaparkan diatas kerajaan-kerajaan Bali itu selalu memberikan bantuan kepada Blambangan 1 Bernard H.M. Vlekke, Nusantara Sejarah Indonesia (Jakarta: KPG(Kepustakaan Populer Gramedia), 2008), 146. 2 Ibid., 166.

4 saat peperangan melawan VOC maupun melawan kerajaan-kerajaan Islam. Kemudian suatu ketika kerajaan Blambangan ini menginginkan kerja sama dengan kerajaan Mataram, yang bertujuan agar memutuskan hubungan Blambangan dengan Bali dengan jalan Islamisasi Blambangan. Disini mulailah pihak Mataram menempatkan orang-orang Islam untuk dijadikan raja Blambangan dengan harapan proses Islamisasi berlangsung lebih cepat. Ketika Sultan Agung wafat, dia belum bisa menuntaskan secara sempurna penaklukan atas Blambangan. Kemudian setelah wafatnya Sultan Agung pada tahun 1645 kemudian tahta kerajaan digantikan oleh Susuhunan Amangkurat I atau yang dikenal dengan Amangkurat Tegalwangi (Tegalarum) yang merupakan putranya. Susuhunan Amangkurat I ini memerintah pada tahun 1646-1677 M. Dalam pemerintahannya Amangkurat I ini melakukan beberapa program pokok diantaranya yaitu mensentralisasikan administrasi dan keuangan, serta menumpas semua perlawananan. Kemudian raja tersebut terkenal sebagai Mangkurat yang berarti memangku kerajaan. Tetapi tidak ada petunjuk yang jelas bahwa nama ini pernah dipakai dalam hidupnya. Baru dalam Babad Tanah Jawi, yang dalam perempat ketiga abad ke-18 mendapat bentuknya yang definitif, ia di beri nama demikian.

5 Dalam sebuah tulisan kompeni tidak lama sebelum tahun 1700 sesekali ia disebut sebagai susuhan Amangkurat Senapati Ingalaga. 3 Di masa pemerintahan Amangkurat I ini banyak terjadi pemberontakan selama masa pemerintahannya. Pada awal-awal pemerintahan Tegalwangi ini terlihat memiliki rasa benci tehadap Tumenggung Wiraguna serta menggantikan abdi-abdinya yang lebih tua dengan yang lebih muda. Tumenggung sendiri menganggap tindakan ini sebagai suatu anugrah dari raja, akan teapi padakenyatannya raja menggrogoti kekuasaan tumenggung dengan melemparkan keluar penasehat penasehatnya yang terbaik, kemudian pada tahun 1647 raja memperoleh sebuah kesempatan untuk melaksanakan rencananya yang sudah lama terpendam dalam dirinya. Ketika Blambangan diserbu oleh orang-orang Bali, sejumlah orang Jawa terbunuh. Sunan yang berpura-pura marah besar memutuskan untuk pergi sendiri kesana, tetapi abdi-abdinya yang terdekat yang tahu tentang rencananya itu, mencegah dan mengusulkan supaya mengirimkan Tumenggung Wiraguna saja. Uraian pendek mengenai ekspedisi ke bagian Timur Jawa dan meninggalnya Tumenggung Wiraguna itu disusul oleh berita yang dilakukannya adalah tindakan balas dendam terhadap Tumenggung. Dari gambaran yang telah dipaparkan diatas menimbulkan beberapa pertanyaan bagi penulis misalnya apakah wilayah Blambangan memang benar- 3 H.J De Graaf, Disintegrasi Mataram di Bawah Mangkurat I (Jakarta: PT Pustaka Gading, 1987), 9.

6 benar bisa ditaklukkan oleh Mataram. Kerena memang dari beberapa buku meskipun menyatakan Blambangan telah dikuasai oleh Mataram akan tetapi wilayah Blambangan ini mampu bangkit kembali dari kekuasaan Mataram, dan hal tersebut tidak terjadi sekali saja tapi beberapa kali seperti itu. Hingga sampai benar-benar ditaklukkan masanya begitu panjang maka dari itu penulis membatasi pembahasan dari masa Sultan Agung sampai Amangkurat I saja. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut maka ada beberapa permasalahan yang akan ditekankan pada penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana gambaran kepemerintahan antara Sultan Agung dan Amangkurat I? 2. Mengapa Sultan Agung dan Amangkurat I berupaya menaklukan wilayah Blambangan? 3. Bagaimana hasil dari penaklukan terhadap wilayah Blambangan oleh Sultan Agung dan Amangkurat I? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, maka dalam penelitian ada beberapa tujuan yang dicapai yaitu :

7 1. Untuk mengkaji dan menggali tentang sejarah Kerajaan Mataram Islam 2. Mencari tahu bagaimana proses Raja Mataram Islam khususnya Sultan Agung dan Amangkurat I dalam menguasai wilayah Blambangan yang bukan non Islam. 3. Untuk mengetahui bagaimana dampak dari penyerangan Mataram ke wilayah Blambangan bagi kerajaan Mataram maupun wilayah Blambangan itu sendiri. D. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai tambahan bacaan dan literatur untuk para pembaca penelitian ini. 2. Sebagai ilmu pengetahuan yang menerangkan tentang bagaimana penyerangan Mataram untuk memperebutkan wilayah Blambangan masa Sultan Agung maupun Amangkurat I. E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik Dalam Skripsi ini pembahasan lebih menggunakan pada pendekatan historis, yang mana pendekatan historis tersebut adalah memandang suatu peristiwa yang berhubungan dengan masa lampau. 4 Dengan pendekatan ini penulis mengharapkan dapat mengungkap secara jelas tentang latar balakang sejarah Kerajaan Islam Mataram dan perjuangan raja Mataram dalam 4 Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993), 4.

8 mempersatukan wilayah Pulau Jawa. Salah satu contoh perjuangan Sultan Agung dalam melakukan politik ekspansinya dalam usaha mempersatukan wilayah Pulau jawa. Selain pendekatan historis tersebut, dalam penelitian ini, penulis juga akan mengacu pada pendekatan teori konflik karena sejarah yang sedang berlangsung pada waktu itu menggambarkan perselisihan antara dua golongan yang menginginkan kekuasaan atas daerah Blambangan tersebut. Dimana dalam permasalahan ini, keinginan Mataram yang ingin memperluas kekuasaanya ke daerah Blambangan tersebut yang pada saat itu juga sedang di perebutkan oleh kerajaan Hindu(Gegel, Buleleng, Bali). Dengan pendekatan tersebut diharapkan mampu menjelaskan bagaimana gejala-gejala atau sebab akibat yang relevan dengan waktu, tempat, dan peristiwa yang terjadi. Di dalam pembahasan ini juga menggunakan teori kekuasaan Karl Marx. Dalam teori Marx ini ada beberapa hal yang penting. Pertama, bahwa peran ekonomi dan peran kekuasaan yang penting karena kepentingan mereka sangat ditentukan oleh kedudukan mereka masing-masing. Kedua, kelas atas tidak menginginkan adanya perubahan karena kelas atas sudah mantap dan mapan dengan dengan harta yang dimiliki, sehingga kelas atas secara langsung tetap mempertahankan statusnya sebagai kelas atas. Sebaliknya, kelas bawah sangat menginginklan perubahan karena meraka tertindas dan perubahan atau revolusi merupakan jalan satu-satunya agar mereka bisa lebih maju. Ketiga, kelas bawah yang sudah lama tertindas mempunyai keinginan untuk menaklukan kelas atas,

9 sebaliknya kelas atas akan tetap mempertahankan peran kekuasaannya sebagai kelas atas. Karena itu, perubahan sosial akan hanya dapat tercapai dengan jalan revolusi. Maka itu lah, mengapa marxisme menententang semua usaha untuk perdamaian kelas atas dan kelas bawah yang saling bertentangan karena usaha perdamaian kelas atas dan kelas bawah hanya akan menguntungkan kelas atas dan memberhentikan usaha kelas bawah untuk membebaskan diri dari penindasan. F. Penelitian Terdahulu Sudah ada penelitian terdahulu yang membahas mengenai Mataram Islam ini diantaranya yaitu: 1. Buku dari H. J. de Graaf, Puncak Kekuasaan Mataram (Politik Ekspansi Sultan Agung) dari judul asli De Regering van Sultan Agung, Vorst van Mataram, 1613-1645, en Die van Zijn Voorganger Panembahan Seda-ing Krapjak, 1601-1613 (Jakarta: PT Pustaka Grafitipers, 1958). Buku ini lebih mengutamakan ulasan tentang perpolitikan Kerajaan Mataram yang dimulai dari masa pemerintahan Panembahan Seda Ing Krapyak sampai pemerintahan Sultan Agung. 2. Skripsi karya Liska Utami (mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006) yang berjudul Wawasan Politik dan Tipe Kepemimpinan Sultan

10 Agung Sebagai Raja Mataram Tahun 1613 M sampai 1646 M. Skripsi tersebut menjelaskan tentang Sultan Agung sebagai raja Mataram yang memiliki peran dalam berbagai bidang seperti bidang politik, sosial, budaya, keagamaan, politik, dan bidang ekonomi. Berbeda dengan penelitian ini, penelitian ini lebih menekankan kepemimpinan raja Mataram dalam perluasan wilayahnya. 3. Skripsi karya Siti Ma rifah (mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014) yang berjudul Perlawanan Sultan Agung Terhadap VOC 1628-1629. G. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu dengan metode penelitian sejarah. Metode ini berfungsi untuk mendeskripsikan dan menganalisis peristiwa masa lampau. Terdapat beberapa tahap yang harus dilalui dalam metode penelitian sejarah diantaranya yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Heuristik adalah mengumpulkan jejak-jejak masa lalu yang dikenal sebagai data sejarah atau kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menelusuri berbagai literatur. 5 Dengan begitu didalam pengumpulan sumber peneliti mengumpulkan sumber sumber literatur yang ada hubungannya dengan pembahasan Mataram dalam memperebutkan wilayah Blambangan. Diantaranya 5 Imam Bernardib, Arti dan Metode Sejarah Pendidikaan (Yogyakarta: FIP IKIP, 1982), 55.

11 yaitu peneliti mengambil dari Babad Tanah Jawi karangan W. L. Olthof, Babad Blambangan karangan Winarsih Partaningrat Arifin, Babad Sultan Agung karangan Soenarko H Poespita. Penulis juga menggunakan sumber arsip Babad Mataram versi digital yang berbahasa campuran Jawa dan Belanda, maka dari itu peneliti harus memahami isi yang terkandung dari babad tersebut agar dapat mengetahui alur yang terjadi pada kejadian penyerangan Mataram tersebut. Sumber-sumber yang sudah diperoleh kemudian diuji validilitas dan kredibilitasnya melalui tahap kritik internal dan eksternal. Kritik internal ini bertujuan untuk melihat dan meneliti kebenaran isi sumber yang meliputi kritik terhadap isi, bahasa, situasi, gaya maupun ide. Kritik tersebut dilakukan dengan cara menelaah dan membandingkan antara data satu dengan data yang lainnya sehingga memperoleh data yang kredibel dan akurat. Adapun kritik eksternal yang bertujuan untuk mengetahui keaslian sumber yang meliputi penelitian terhadap bentuk sumber, tanggal, waktu pembuatan, dan identitas pembuat sumber. Kemudian dalam interpretasi, penulis menghubungkan antara berbagai fakta sejarah dengan sumber-sumber yang ada setelah melewati dua fase kiritik yaitu baik kritik internal maupun kritik eksternal. Penelitian sejarah tersebut diteliti berdasarkan teori-teori yang sesuai dengan objek kajian, yaitu dengan menggunakan teori konflik yang bisa menunjukkan gejala-gejala sosial yang menyebabkan penyerangan Mataram tersebut.

12 Tahap setelah Interpretasi yaitu historiografi. Historiografi merupakan cara penulisan. Pemaparan atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan. 6 Di dalam tahap ini, aspek kronologis sangat penting. Penulisan dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan sistematika yang terdiri dari beberapa bab. Penulis akan mengaitkan data-data yang penulis peroleh dengan pembahasan dalam judul skripsi ini. Untuk menganalisis sumber-sumber sejarah yang penulis peroleh tersebut adalah dengan menyusun dan mendaftar sumber sejarah yang diperoleh, selanjutnya penulis menganalisis sumber-sumber tersebut sesuai dengan judul skripsi. H. Sistematika Pembahasan Berikut ini merupakan suatu sistematika pembahasan yang terdiri dari empat bab. Yang mana sistematika pembahasan ini merupakan kesatuan yang utuh, sehingga dapat memudahkan bagi penulis sendiri dalam melakukan penulisan skripsi ini, dan memberikan kemudahan bagi pembaca untuk lebih paham pada skripsi ini. Maka berikut ini akan dijelaskan oleh penulis sistematika pembahasan dengan susunan sebagai berikut: Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pendekatan dan keramngka teoritik, penelitian terdahulu, metode penelitian, sistematika bahasan.melalui bab ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum tentang 6 Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam (Yogyakarta: Ombak, 2011), 116-117.

13 seluruh rangkaian penulisan penelitian sebagai dasar atau pijakan untuk pambahasan pada bab selanjutnya. Bab II menjelaskan tentang gambaran umum Kerajaan Mataram dari pemerintahanya hingga perkembangannya. Bab III Menguraikan tentang bagaimana cara yang dilakukan antara Sultan Agung dan Amangkurat I untuk memperebutkan wilayah Blambangan tersebut dan beberapa kendala yang dihadapi oleh raja Mataram baik Sultan Agung maupun Amangkurat I. Bab IV menjelaskan tentang bagaimana hasil akhir dari penaklukkan wilayah Blambangan. Bab V akan diuraikan kesimpulan dari keseluruhan isi skripsi ini dari bab satu sampai bab empat, di samping kesimpulan dalam bab ini juga akan diisi dengan saran-saran.