HUBUNGAN DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK KEBELAKANG TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA MURID SD NEGERI KALUKUANG 1 MAKASSAR.

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO

Indrawansyah. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis.

KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA CLUB BILOPA KABUPATEN SINJAI

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 30 MAKASSAR.

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012

Fahrizal. kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, kekuatan tungkai, roll ke depan, senam lantai.

HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA KASTI MURID SDN TANGGUL PATOMPO II MAKASSAR

Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VI SDN NO. 022 SAMARINDA ULU.

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

A. Latar Belakang Masalah

Oleh : M. Syahrul Saleh, FIK Universitas Negeri Makassar Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN DAYA LEDAK LENGAN DAN DAYA LEDAK TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS PADA PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMK NEGERI 1 SAMARINDA

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

PENINGKATAN PEMBINAAN PRESTASI LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BERBEBAN SECARA PERIODIK PADA ATLETIK USIA ANAK REMAJA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA ANAK SD MELALUI ELEVATION BOARD (PAPAN ELEVASI)

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

KOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Ricardo V Latuheru

BAB I PENDAHULUAN. Proses latihan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH SEPAKTAKRAW. Islamuddin*)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

PENGARUH LATIHAN RESTHOCK DAN LATIHAN BEBAN MEDIA KARET TERHADAP KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING. Muhadir Sarifin

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG SISWA KELAS VIII MTS PANCASILA GONDANG MOJOKERTO SKRIPSI

Oleh Hendri Mulyadi Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK KEDEPAN TERHADAP KEMAMPUAN ROLL KEDEPAN PADA SISWA SMP NEGERI 37 SAMARINDA.

Motion Volume III No.1 Maret 2012 PENDAHULUAN. maka diketahui bahwa kekuatan otot. A. Latar Belakang Masalah. tungkai, kelentukan dan koordinasi mata

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : MINARDI

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam cabang olahraga atletik, nomor lompat merupakan nomor lomba

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONTRIBUSI PANJANG LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMP NEGERI 2 SAMARINDA. Muchamad Samsul Huda

PENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SMAK ANALISIS KIMIA MAKASSAR.

melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan faktafakta

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya dalam kamus olahraga, menurut Syarifudin (1985: 62) lompat

Muhammad Adam Mappaompo

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

Ichsani. Kata kunci: kekuatan otot lengan, koordinasi mata-tangan, memukul bola, kasti.

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG PADA SISWA PUTRA SMP NEGERI 1 PAPAR KABUPATEN KEDIRI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BARRIER HOPS (LOMPAT RINTANGAN) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I MOJOROTO TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH DAYA LEDAK LENGAN, KESEIMBANGAN DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR TOLAK PELURU

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA SISWA SMP NEGERI 02 SAMARINDA. Muchamad Samsul Huda

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 37 SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan

Andi Rizal. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar ABSTRAK

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT KAKI DAN LARI SPRINT 30 METER TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA JALAN DI UDARA PADA SISWA SMPN 1 PAPAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh : Arif Nur Setyawan A BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi

Pengaruh Latihan Pliometrik antara Box Jump dan Leaps terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas XI Geomatika SMK Negeri 1 Bireun

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 4 PAMEKASAN SKRIPSI

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONTRIBUSI ASPEK ANTHROPOMETRI DAN KAPASITAS FISIK DOMINAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA SCHENEPPER

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN BAHU DAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN BAHU DENGAN HASIL SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

ANALISIS KEMAMPUAN REAKSI KAKI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sangat digemari oleh masyarakat mulai anak sampai orang dewasa, karena

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data kemampuan lompat jauh gaya jongkok

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI,LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS. Jurnal. Oleh OKTRI MAHARANI

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN 2016

II. TINJAUAN PUSTAKA. ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu dengan satu kaki dan

HUBUNGAN LARI 60 METER DENGAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI TAHUN PELAJARAN 2008/2009

PENGARUH LONCAT KATAK DAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh JODIEKA PERMADI

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui olahraga. Budaya olahraga harus terus di kembangkan guna

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

EFEKTIFITAS LATIHAN SPEED PLAY DAN INTERNAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI LARI 1500 METER PADA KLUB INDONESIA MUDA ATLETIK JAKARTA

KOORDINASI MATA KAKI, KESEIMBANGAN, KELINCAHAN, DAN KETERAMPILAN MENGGIRING DALAM SEPAK BOLA

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik

KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DITINJAU DARI KEMAMPUANMOTORABILITYPADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI 3 MOJOROTO KEDIRI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI. Disusun Oleh : NUR AMINSYAH RAMADHAN NPM:

Wahyudin. kecepatan, kelentukan, koordinasi mata kaki, dan keterampilan menggiring bola.

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek

Transkripsi:

1 HUBUNGAN DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK KEBELAKANG TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA MURID SD NEGERI KALUKUANG 1 MAKASSAR Wahyudin Program Studi Ilmu Keolahragaan FIK Universitas Negeri Makassar Jln. Wijaya Kusuma Raya No.14, Kampus Banta-bantaeng Kode Pos 90222, Tlp. (0411) 872602. Abstract: Hubungan Daya Ledak Tungkai dan Kelentukan Togok Kebelakang Terhadap Kemampuan Lompat Jauh pada Murid SD Negeri Kalukuang 1 Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara daya ledak tungkai dan kelentukan togok kebelakang terhadap kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh murid SD Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar dengan jumlah sampel orang putera yang dipilih secara random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi dan regresi dengan menggunakan system SPSS versi 15.00 pada taraf signifikan 95% atau α = 0.05 Bertolak dari hasil analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1. Ada hubungan yang signifikan daya ledak tungkai dengan Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar dengan nilai ρ sebesar 0.821 (P < 0.05). 2. Ada hubungan yang signifikan kelentukan togok kebelakang dengan Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar dengan nilai ρ sebesar 0.897 (P < 0.05) 3. Ada hubungan yang signifikan daya ledak tungkai dan kelentukan togok kebelakang secara bersama-sama dengan kemampuan lompat jauh murid SD Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar dengan nilai R sebesar 0.897 dan R Square 0.804 dengan nilai F hitung 76.076 (P < 0.05). Kata kunci: daya ledak tungkai, kelentukan togok kebelakang, lompat jauh. Perkembangan olahraga di Indonesia boleh dikatakan sedikit demi sedikit mengalami kemajuan. ini dapat dilihat pada beberapa cabang olahraga yang telah mengukir prestasi baik di tingkat Nasional maupun di tingkat Internasional, salah satunya adalah cabang olahraga Atletik pada nomor Lompat Jauh. Prestasi lompat jauh dalam kurung waktu lima tahun terakhir belum dapat memberikan sumbangsih yang menggembirakan, namun perlu terus dikembangkan secara optimal untuk mengharumkan dan menaikkan derajat bangsa. OIeh karena itu perlu ada usaha atau upaya yang berkesinambungan untuk meningkatkan presrasi olahraga, khususnya cahang Atletik pada nomor Lompat Jauh. Lompat jauh khususnya di Sulawesi selatan belum menunjukkan harapan yang besar dibandingkan dengan Provinsi lainnya yang ada di Indonesia diduga karena keadaan teknik dasar dan kondisi kondisi fisik yang belum memadai, teknik dasar yang dimaksudkan adalah kemampuan melakukan lompat jauh yang akurat dan sempurna. Kurang akuratnya melakukan lompatan sehingga untuk memperoleh lompatan yang sejauh-jauhnya itu tidak terwujud yang membuat terjadinya kekalahan. Sehingga dalam penelitian ini yang menjadi fokus perhatian adalah kemampuan lompat jauh. Sedangkan kondisi fisik yang dimaksudkan adalah daya ledak tungkai tungkai, dan kelentukan togok ke belakang togok ke belakang masih perlu ditingkatkan dan merupakan kendala tersendiri dalam peningkatan prestasi Atlet di Sulawesi Selatan. Keberadaan teknik dasar melakukan lompat jauh dan kondisi fisik berupa daya ledak tungkai tungkai, dan kelentukan togok ke belakang togok ke belakang pada hakekatnya menentukan efektifitas pola gerak pada lompat jauh. Dimana Atlet yang memiliki teknik dasar yang baik tanpa ditunjang dengan kemampuan kondisi fisik yang baik pula, maka peningatan prestasi lompat jauh tidak akan meningkat. Sebaliknya apabila kondisi fisik yang baik tanpa ditunjang teknik dasar yang baik, maka tidak akan dapat meningkatkan prestasi atlet. 87

88 Jurnal Wahyudin, ILARA, Hubungan Volume Daya Ledak III, Nomor Tungkai dan 1, Januari-Juni Kelentukan Togok 2012, Kebelakang hlm. 87 Terhadap 94 Kemampuan Lompat Jauh 88 Pada saat melakukan lompatan pada lompat jauh, daya ledak tungkai tungkai diperlukan untuk gerakan lonjatan tungkai pada saat bertumpu. Untuk menunjang tenaga secara utuh, daya ledak tungkai tungkai turut memberikan daya lonjatan, sehingga massa badan menambah daya untuk melompat. Pada saat bertumpu, kaki yang digunakan adalah kaki terkuat untuk memperoleh daya ledak tungkai yang maksimal dengan bantuan kecepatan lompat jauh yang dimiliki oleh atlet, Kelentukan togok ke belakang merupakan motor agility yang sangat penting disebuah cabang olahraga, khususnya pada lompat jangkit. Dapat dikatakan bahwa sernua cabang olahraga, termasuk lompatan pada lompat jauh membutuhkan kelentukan togok ke belakang. Oleh karena itu, kelentukan togok ke belakang merupakan kualitas yang rnenunjukkan suatu sekmen persediaan maupun otot dan sekelompok otot untuk bergerak sernaksimal menurut kemungkinan otot untuk memanjang dan memendek serta memanfaatkan ruang gerak persediaan secara maksimal. Permasalahan yang timbul bahwa murid SD yang tidak terlatih secara khusus Lidak mampu rnengembangkan seluruh potensi tubuh seperti kekuatan daya ledak tungkai tungkai dan kelentukan togok ke belakang togok ke belakang untuk mencapai hasil optimal dalam lompat jauh. Murid yang tidak terlatih, otot-otot tungkainya belum dikernbangkan secara khusus untuk kemampuan lompat jauh. Peranan kekuatan daya ledak tungkai tungkai dan kelentukan togok ke belakang togok ke belakang akan dibahas dalam penelitian ini. Inilah yang mendorong peneliti untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul Hubungan antara Daya ledak tungkai Tungkai dan Kelentukan togok ke belakang Togok Kebelakang terhadap Kemampuan Lompat Jauh pada Murid SD Negeri. Penelitian akan dilaksanakan di SD, dimana Murid tersebut mengikuti mata pelajaran untuk memperoleh ilmu yang lebih dalam dan mencari bibit untuk atlet Sulawesi Selatan. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka timbul beberapa permasalahan. Adapun permasalahan tersebut dapat disusun atau dirumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara daya ledak tungkai tungkai dan kemampuan lompat jauh pada Murid SD Negeri? METODE Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dan cabang olahraga atletik. Sebagai salah satu nomor lompat, lompat jauh terdiri dan beberapa rangkaian gerakan yang dimulai dari awalan, tumpuan, melayang di udara dan mendarat (Aip Syarifuddin, 1992:90). Rangkaian gerakan ini tidak terlepas dad pengaruh komponen, fisik baik yang berkaitan dengan kecepatan awalan, kekuatan tolakan, sikap badan di udara dan posisi tubuh pada saat mendarat. Bahwa unsur kekuatan dan kecepatan mempunyai peranan penting, oleh karena besarnya sudut tolakan yang dihasilkan tergantung pada berapa besar pengaruh kecepatan horizontal dan kecepatan vertikal. Agar dapat memperoleh suatu hasil lompatan yang optimal dalam nomor lompat jauh, perlu didukung oleh gerakangerakan yang terdapat dalam lompat jauh, yang mana gerakan tersebut sedapat mungkin terkoordinasi dengan baik sehingga menampakkan suatu gerakan rangkaian yang dapat memberikan dukungan terhadap gerakan selanjutnya guna mencapai lompatan yang optimal. Dalam upaya mencapai gerakan, gerakan dalam lompat jauh yang berkesinambungan perlu ditunjang oleh proses belajar yang teratur, kontinyu, mntensif dan terencana yang pada akhimya akan tercipta suatu bentuk rangkaian gerakan yang sempurna, cepat, tepat, luwes dan lancar. Tujuan dari lompat jauh adalah mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Oleh karena itu, ada empat hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai jarak lompatan optimal diantaranya awalan, tolakan, sikap badan diudara dan sikap mendarat (Ballesteros, 1979; Bernhard, 1993). Untuk Iebih memperjelas pemahaman tentang tahap-tahap gerakan yang terdapat pada lompat jauh, maka akan diuraikan setiap tahap sebagai berikut: Awalan adalah gerakan permulaan dalam bentuk lari yang bertujuan untuk

Wahyudin, Hubungan Daya Ledak Tungkai dan Kelentukan Togok Kebelakang Terhadap Kemampuan Lompat Jauh 89 mendapatkan kecepatan pada waktu akan melakukan tolakan. Kecepatan yang diperoleh dan hasil awalan disebut kecepatan horizontal, yang sangat, berguna untuk membantu kekuatan pada waktu melakukan tolakan ke atas ke depan. Agar dapat menghasilkan daya tolakan yang besar, maka langkah yang harus dilakukan dengan mantap dan menghentak-hentak (dinamis-step). Tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerakan Iari gerakan horizintal ke gerakan vertikal yang dilakukan secara cepat. Dimana sebelumnya si pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan sekuat-kuatnya pada Iangkah yang terakhir, sehingga tubuh terangkat ke atas melayang di udara. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa melakukan tolakan berarti pula merubah kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertikal. Pada waktu melakukan tolakan, yang perlu diperhatikan antara lain bersamaan dengan menolakkan kaki tolak yang sekuatkuatnya ke atas ke depan tepat pada papan tolakan, kaki belakang diayunkan sekuatkuatnya ke atas ke depan lurus dibantu dengan mengayunkan kedua tangan dari belakang ke depan ke atas. Sikap badan di udara (action in the air). Sikap dan gerakan badan di udara sangat erat kaitannya dengan kecepatan awalan dan kekuatan tolakan, karena pada waktu lepas dan papan tolakan, badan si pelompat dipengaruhi oleh suatu kekuatan yang disebut daya tarik bumi (gravitasi). Ada beberapa gaya yang sering dipergunakan oleh atlet lompat jauh seperti gaya jongkok (tuck style), gaya lenting atau menggantung (hang style) dan gaya berjalan di udara (walking in the air style) (Gerhardt Schmolinsky, 1983). Ketiga gaya tersebut, hanya mempunyai perbedaan yaitu di saat melayang di udara. Tujuan dari ketiga gaya tersebut adalah untuk mencapai jarak lompatan yang sejauhjauhnya. Di samping itu, dan ketiga gaya tersebut adalah untuk membawa dan mempertahankan titik berat badan setinggi dan selama mungkin di udara sesudah melakukan awalan dan tolakan. Jika tepat melakukan tumpuan pada papan tolakan atau lompatannya batal, maka untuk dapat menjadi pelompat yang berprestasi atau menghasilkan lompatan yang jauh dituntut melakukan latihan yang terpadu, terprogram serta ber kesinambungan. Sebab tanpa latihan yang kontinyu prestasi yang diharapkan tidak mungkin tercapai. Sikap mendarat (landing). Pada waktu akan mendarat kedua kaki dibawah jauh lurus ke depan dengan jalan mengangkat paha ke atas, badan dibungkukkan ke depan, kedua tangan ke depan. Kemudian mendarat pada kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut ditekuk, berat badan dibawa ke depan supaya tidak jatuh ke belakang, kepala ditundukkan, kedua tangan ke depan. Untuk teknik lompat jauh mulai dari awalan sampai dengan mendarat dapat disimpulkan sebagal berikut: Pada waktu melakukan lari awalan harus dilakukakan dengan Iangkah yang dinamis dan secepat mungkin, sehingga pada saat melakukan tolakan mendapatkan kekuatan dan kecepatan yang semaksimal mungkin. Pada waktu melakukan Iari awalan kecepatan harus terpelihara dan terkontrol dengan baik, yaltu mulai dan permulaan melakukan awalan sampai pada saat melakukan tolakan kaki yang akan dipergunakan untuk menolak (kaki tolak) harus tepat pada papan tolakan. Si pelompat hams sudah siap-siap memusatkan perhatiannya untuk Iebih emempercepat lari pada 4-5 langkah terakhir. Kaki yang dipergunakan untuk menolak, bertumpu pada papan tolakan mendahului badan. Daya ledak tungkai dapat diartikan sebagai kemampuan mentransformasikan energi fisik ke dalam kekuatan dengan cepat yang tergantung pada produksi ATP perunit waktu. Misalnya pada lompat jauh, lompat jangkit, lompat jauh dan berbagai aktivitas yang memerlukan pengarahan daya ledak tungkai dengan kontraksi otot maksimal secara bersamaan dalam tempo waktu yang relative singkat atau biasa disebut kontraksi otot secara anaerob. Dalam kaitannya dengan energi, kerja, dan daya, Fox (1984:10) mengemukakan bahwa energy is deseribed as the capacity or ability to perform work. Selanjutnya Mecanical work is the prioduct of a force acting through a distance. Serta Power is work per unit time. Energi merupakan

90 Jurnal Wahyudin, ILARA, Hubungan Volume Daya Ledak III, Nomor Tungkai dan 1, Januari-Juni Kelentukan Togok 2012, Kebelakang hlm. 87 Terhadap 94 Kemampuan Lompat Jauh 90 kemampuan melakukan kerja. Kerja adalah pemakaian kekuatan atau force melalui jarak tertentu. Daya ledak tungkai adalah keja maksimal per unit waktu, yang dinyatakan dalam formula P = w/t= (F x d) / t, Tenaga eksplosif= force kali jarak per unit waktu. Daya ledak tungkai dapat pula diartikan sebagai suatu bentuk kemampuan kondisi fisik yang memaksa tubuh untuk mengarahkan tenaga secara maksimal dalam suatu gerakan. Terdapat dua unsur penting dalam daya ledak tungkai otot yaitu (a) kekuatan otot. dan (b) kecepatan otot dalam mengarahkan tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan. Memperbesar latihan biasa dengan beban tetap. Kecepatan mengerjakan ditambah. Bisa juga kecepatan gerakan tetap tetapi beban tahanan ditambah, serta recorvery diperpendek dan setnya ditambah pula. Latihan ini harus mencakup pengembangan maksimum strength dan endurance. Atlet lompat jauh tidak cukup sekedar latihan untuk meningkatkan kekuatan saja ataupun kecepatan saja. Akan tetapi kekuatan tersebut harus ditingkatkan menjadi apa yang disebut daya ledak tungkai otot. Menurut Harsono (1988 : 199) bahwa power lebih diperlukan oleh semua cabang olahraga. Karena didalam power, selain ada strength terdapat pula kecepatan. Pendapat Wilmore yang dikemukakan oleh Harsono (1988 :199) bahwa power adalah product of force and velocity. Kelentuan merupakan motor agility yang sangat penting disebuah cabang olahraga, khususnya pada lompat jauh. Dapat dikatan bahwa semua cabang olahraga, termasuk lompatan pada lompat jauh membutuhkan kelentukan togok ke belakang. Oleh karena itu, kelentukan togok ke belakang merupakan kualitas yang menunjukkan suatu sekmen persediaan maupun otot dan sekelompok otot untuk bergerak semaksimal menurut kemungkinan otot untuk meinanjang dan memendek serta memanfaatkan ruang gerak persediaan secara maksimal. Kualitas kelentukan togok ke belakang memungkinkan memanfaatkan ruang gerak persediaan secara maksimal. Menurut Rani Abd Adib 1954;45 Mengemukakan bahwa Flexibility adalah suatu kemampuan seseorang melakukan gerakan dengan kemampuan gerak persediaan yang luas. Sedangkan menurut Harsono 1988; 163 mengemukakan bahwa; Kelentukan togok ke belakang adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan togok ke belakang juga ditentukan oleh elastis tidaknya otot-otot, tendo, dan ligamen. Berdasarkan teori dari pendapat yang telah dikemukakan pada tinjauan pustaka, sehubungan dengan rumusan masalah penelitian, maka dapat dikemukakan kerangka berpikir sebagai berikut : Jika seorang atlet atau murid mempunyai daya ledak tungkai tungkai yang baik maka diprediksikan akan memiliki kemampuan lompatan yang lebih jauh, Jika seorang atlet atau murid mempunyai kelentukan togok ke belakang togok ke belakang yang elastis maka diprediksikan akan memilki kemampuan lompat jauh yang lebih baik, Jika seorang atlet atau murid memiliki daya ledak tungkai tungkai dan kelentukan togok ke belakang togok ke belakang yang lebih baik, maka diprediksikan akan memiliki kemampuan ompatan yang lebih sempurna dan akurat. Hipotesis sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang telah dirumuskan dan disusun berdasarkan tinjauan pustaka atau kerangka berpikir. Dalam penelitian ini hipotesisi yang akan diuji kebenarannya adalah Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak tungkai tungkai dengan kemampuan lompat jauh murid SD Negeri. Ada hubungan yang signifikan antara kelentukan togok ke belakang togok ke belakang dengan kemampuan lompat jauh murid SD Negeri. Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak tungkai tungkai dan kelentukan togok ke belakang togok ke belakang dengan kemampuan lompat jauh murid SD Negeri. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Data empiris yang diperoleh dan hasil tes dan pengukuran yang terdiri atas: Daya ledak tungkai, kelentukan togok ke belakang dan kemampuan lompat jauh pada

Wahyudin, Hubungan Daya Ledak Tungkai dan Kelentukan Togok Kebelakang Terhadap Kemampuan Lompat Jauh 91 muris SD Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar dahulu diadakan tabulasi data untuk memudahkan proses pengujian nantinya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dengan teknik statistik deskriptif dan statistik infrensial. Adapun analisis data secara deskriptif dimaksudkan agar mendapatkan gambaran umum data setiap variable. Sedangkan statistik infrensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Namun sebelum dilakukan analisis untuk menguji hipotesis dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu uji normalitas data. Untuk pengujian hipotesis, jika ternyata data berdistribusi normal, maka akan digunakan uji statistik parametrik, yaitu teknik korelasional dan uji regresi. Analisis deskriptif data penelitian yang terdiri dan nilai tes daya ledak tungkai tungkai dan kelentukan togok ke belakang Nilai statistic N Mean Std. Deviation Range Minimum Maximum Sum Daya ledak tungkai 1.4653 0.21657 0.79 1.10 1.89 58.61 Pengujian persyaratan analisis. Suatu data penelitian yang akan dianalisis secara statistik harus memenuhi syaratsyarat analisis. Untuk itu setelah data daya ledak tungkai tungkai dan kelentukan togok ke belakang dengan kemampuan lompat jauh dalam penelitian ini terkumpul, maka sebelum dilakukan analisis statistic untuk pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu normalitas dengan uji Kolmogorov-smirnov. Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov Test yang dilakukan, diperoleh hasil sebagaimana yang terlampir. Hasil pengujian normalitas data pada tiap-tiap variabel penelitian, dapat diuraikan sebagai berikut: Dalam pengujian normalitas data daya ledak tungkai diperoleh nilai Kolmogrov Smirnov Z = 0.567 dengan probabilitas ( P ) = 0.3905 lebih besar dari pada nilai 0,05. Dengan demikian data daya ledak tungkai tungkai yang diperoleh berdistribusi normal. Dalam pengujian normalitas data dengan kemampuan lompat jauh dapat dilihat dalam rangkuman hasil analisis deskriptif yang tercantum pada tabel, Berdasarkan rangkuman hasil analisis deskriptif data pada tabel di maka dapat diuraikan sebagai berikut: Untuk data daya ledak tungkai dari jumlah sampel diperoleh nilai rata-rata sebesar 1.4653, dengan standar deviasi sebesar 0.21657, nilai range sebesar 0.79. Untuk data kelentukan togok ke belakang dari murid jumlah sample diperoleh nilai ratarata sebesar 28.6750, standard diviasi 5.17086, range 20.00, nilai terendah 18.00 dan nilai tertinggi 38.00. Untuk data kemampuan lompat jauh, dari jumlah sampel diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 2.5460, dengan hasil standar deviasi sebesar 0.29867, nilai tengah (range) sebesar 1.15, terendah (minimal) sebesar 2.12 dan nilai tertinggi (maksimal) sebesar 3.27. Kelentukan togok ke Kemampuan Lompat belakang 28.6750 5.17086 20.00 18.00 38.00 1147.00 Jauh 2.5460 0.29867 1.15 2.12 3.27 101.84 kelentukan togok ke belakang diperoleh nilai Kolmogrov Smirnov Z = 0.803 dengan probabilitas ( P ) = 0.539 lebih besar dari pada nilai 0.05. Dengan demikian data kelentukan togok ke belakang yang diperoleh berdistribusi normal. Dalam pengujian normalitas data kemampuan lompat jauh diperoleh nilai Kolmogrov-Sinirnov Z = 0.879 probabilitas (P) = 0.422 lebih besar dari pada nilai 0,05. Dengan demikian data kemampuan lompat jauh yang diperoleh berdistribusi normal. Analisis Korelasi. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu diuji dan dibuktikan melalui data empiris yang diperoleh di lapangan melalui tes dan pengukuran dengan variabel yang diteliti, selanjutnya data tersebut akan diolah secara statistik. Karena data penelitian mengikuti sebaran normal maka untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan analisis statistik parametrik. Untuk pengujian

92 Jurnal Wahyudin, ILARA, Hubungan Volume Daya Ledak III, Nomor Tungkai dan 1, Januari-Juni Kelentukan Togok 2012, Kebelakang hlm. 87 Terhadap 94 Kemampuan Lompat Jauh 92 hipotesis tersebut maka dilakukan uji korelasi dan regresi data daya ledak tungkai dan kelentukan togok ke belakang, Nilai statistic N Absolute Positive Negative Kolmo-smirnov Z Asymp. sig Daya ledak tungkai 0.090 0.090-0.070 0.567 0.3905 Analisis korelasi dan regresi daya ledak tungkai dengan kemampuan lompat jauh pada SD Negeri Kalukuang 1 Kota Makssar. Untuk mengetahui besarnya hubungan daya ledak tungkai dengan Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar, maka dilakukan analisis korelasi dan regresi. Hasil perhitungan korelasi diperoleh nilal r Daya ledak tungkai (X1) Kemampuan lompat jauh (Y) Kelentukan togok ke belakang 0.127 0.127 -.099 0.803 0.539 dengan kemampuan lompat jauh dengan menggunakan teknik regresi. Kemampuan Lompat Jauh 0.139 0.139-0.085 1.879 0.422 hitung diperoleh = 0.445 (P < 0,05) berarti ada hubungan yang signifikan daya ledak tungkai dengan kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar. Dengan demikian jika seorang murid memiliki daya ledak tungkai yang baik maka akan diikuti kemampuan lompat jauh yang baik pula. Variabel N ρ P Keterangan 0.445 0.004 Signifikan Analisis korelasi dan regresi hubungan yang signifikan kelentukan togok Negeri 1 Kalukuang Kota Makassar. Untuk mengetahui besarnya hubungan kelentukan togok ke belakang dengan kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri 1 ke belakang dengan kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar. Dengan demikian jika seorang murid memiliki kelentukan togok ke belakang yang baik maka akan diikuti pula kemampuan lompat jauh yang baik Kalukuang Kota Makassar, maka pula. Anailsis regresi daya ledak tungkai dilakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi. Hasil perhitungan korelasi dan regresi, diperoleh nilai r hitung diperoieh = 0.450 (P < 0,05) berarti ada dan kelentukan togok ke belakang secara bersama-sama dengan kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri 1 Kalukuang Kota Makassar. Variabel N ρ P Keterangan Kelentukan togok ke belakang (X2) 0.450 0.004 Signifikan Kec.Lompat jauh 60M (Y) Analisis korelasi dan regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan ketiga variabel bebas dengan variabel terikat secara bersama-sama yaitu mengetahui besarnya daya ledak tungkai dan Negeri 1 Kalukuang Kota Makssar. hasil perhitungan regresi dengan menggunakan uji regresi dikemukakan sebagai berikut; nilai R hitung (Ro) diperoleh = 0.547 (P < 0,05) setelah dilakukan uji signifikan atau keberartian regresi dengan menggunakan uji F regresi diperoleh Fhitung = 7.896 (P < 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, dengan demikian ada hubungan yang sangat signifikan daya ledak tungkai dan Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar dengan nilai koefisien deterininasi (R Square) diperoleh nilai 0.299 yang berarti bahwa 29.9% kemampuan lompat jauh dijelaskan oleh daya ledak tungkai dan kelentukan togok ke belakang, sedangkan sisanya 70.1% dijelaskan oleh variabel lain yang

Wahyudin, Hubungan Daya Ledak Tungkai dan Kelentukan Togok Kebelakang Terhadap Kemampuan Lompat Jauh 93 tidak diamati dalam penelitian ini. Dengan demikian jika seorang murid atau atlet memiliki daya ledak tungkai dan Kes (X1), dan PT(X2) Kemampuan Lompat Jauh (Y) Pembahasan kelentukan togok ke belakang yang baik secara bersama-sama, maka akan diikuti kemampuan lompat jauh yang baik pula. Variabel N R P Keterangan Hasil analisis data dan uji hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya, menunjukkan bahwa dari tiga hipotesis yang diajukan, semuanya diterima dan menunjukkan ada hubungan yang signifikan. Dari hasil tersebut, tentang hubungan daya ledak tungkai dan kemampuan lompat jauh pada penelitian ini relevan dengan kerangka berpikir yang telah dikembangkan berdasarkan teori-teori yang mendukung penelitian ini. Hasil analisis data melalui teknik statistik diperlukan pembahasan secara teoritis berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir yang mendasari penelitian adalah sebagai berikut: Ada hubungan yang signifikan daya ledak tungkai dengan kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka berpikir yang mendasarinya, maka pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori yang sudah ada. Faktor daya ledak tungkai berperan dalam melakukan lompat jauh dalam cabang olahraga atletik, dimana pada saat akan melakukan lompat jauh faktor daya ledak tungkai berperan sebagai penentu kemampuan lompat jauh, oleh karenanya orang yang memiliki daya ledak tungkai yang baik akan dapat melakukan lompat jauh yang baik pula dalam cabang olahraga atletik. Ada hubungan yang signifikan kemampuan lompat jauh murid SD Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka berpikir yang mendasarinya, maka pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung, dan memperkuat teori yang sudah ada. Fakta menunjukkan bahwa orang yang memiliki kelentukan togok belakang tentu memiliki ruang gerak yang 0.547 0.001 Signifikan lebih luas bila dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki kelentukan togok ke belakang. Ada hubungan yang signifikan daya ledak tungkai dan kelentukan togok ke belakang secara bersama-sama dengan Negeri Kalukuang 1 Kota Makassar. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka berpikir yang mendasarinya, maka pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori yang sudah ada. Apabila seseorang memiliki daya ledak tungkai dan kelentukan togok ke belakang secara bersama-sama, maka seseorang atlet lompat jauh akan mampu melakukan seluruh rangkaian gerakan lompat jauh dalam cabang olahraga atletik dengan baik dan mendapatkan hasil lompatan yang jauh. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan landasan teori dan hasil analisis data yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu, Maka akhimya dalam penulisan ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Ada hubungan yang signifikan daya ledak tungkai dengan kemampuan lompat jauh murid SD Negeri 1 Kalukuang Kota Makassar.. Ada hubungan yang signiflkan kelentukan togok ke belakang dengan kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri 1 Kalukuang Kota Makassar. Ada hubungan yang signifikan secara bersama-sama daya ledak tungkai dan kelentukan togok ke belakang dengan kemampuan lompat jauh pada murid SD Negeri 1 Kalukuang Kota Makassar. Saran Sesuai dengan kesimpulan di atas, maka dikemukakan saran-saran sebagai benikut: Kemampuan lompat jauh perlu didukung oleh faktor daya ledak tungkai

94 Jurnal Wahyudin, ILARA, Hubungan Volume Daya Ledak III, Nomor Tungkai dan 1, Januari-Juni Kelentukan Togok 2012, Kebelakang hlm. 87 Terhadap 94 Kemampuan Lompat Jauh 94 dan kelentukan togok ke belakang, karena adanya kedua faktor tersebut maka keberhasilan lompat jauh dalam cabang olahraga atletik akan lebih baik sehingga pencapaian prestasi akan lebih mudah diraih. Perlu adanya usaha yang serius dari segenap pengurus dan pemerhati olahraga tentang perkembangan olahraga atletik khususnya lompat jauh ke arah depan agar dapat lebih baik dari masa-masa sebelumnya. Disarankan kepada para pelatih dan pembina olahraga khususnya cabang olahraga atletik pada lompat jauh agar memperhatikan daya ledak tungkai dan kelentukan togok ke belakang murid untuk menjadi atlet yang berprestasi nantinya.. DAFTAR RUJUKAN Ateng, Abdul Kadir, 1992, Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani, Dirjen Dikti, Jakarta. Fox, E.L., Bower, R.W., Foss, M.L., 1988, The Physiologycal Basif Physical Education dan Athietecs, Saunders College Publishing, New York. Hadi, Sutrisno, 1989, Statistik Jilid 2, Andi Offset, Yogyakarta. Halim, Nur Ichsan, 2009. Tes Dan Pengukuran Kesegaran Jasmani. Badan Penerbit UNM Makassar. Harre, D., 1982, Coaching of Sport Training Introduction to Theory and Methode of Training. Sport Verlag, Berlin. Harsono, 1988, Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching, CV. Tambak Kusuma. Jakarta. Jansen, C.R.,Cardon., and engester,b.l., 1983, Aplied Kinesiology and Biomechancs, 3 rd, Mc Graw Hill Book Company, New York. Nossek, J., 1982, General Theory of Training, Pan African Press Ltd, Lagos. Rani. Abd. Adib, 1989, Pengaruh Strategi Biomekanika Terhadap Prestasi Belajar Keterampilan Sepak Bola, ditinjau dari Beberapa Tingkat Kemampuan Fisik & Kinestesis, Bagi Murid Sekolah Lanjutan Atas di Kotamadya Ujung Pandang, Disertasi, Fakultas Pascasarjana IKIP Jakarta. Sajoto, Mochamad, 1988, Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. FPOK IKIP Semarang. Singer, R.N., 1988, Motor Learning and Human Performance an Application to Motor Skills and Movement, The Florida State University, Mc Milan Pubiihing Co. mc, New York. Soebroto, Moeh., 1959, Tuntunan Mengajar Atletik, Proyek Pemassalan dan Pembibitan Olahraga. Jakarta. Sugiyono, 1995. Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. Syarifuddin. Aib. 1992. Atletik, Dirjen Dikti, Jakarta.