REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR SKRIPSI

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

BENTUK DAN STRATEGI PENOLAKAN DI KALANGAN MASYARAKAT BERBUDAYA JAWA DI SOLO DALAM KONTEKS NONRESMI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BENTUK DAN STRATEGI PENOLAKAN MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PEMBELAJARAN DI KALANGAN PESERTA DIDIK SMA DAN SMK SEKABUPATEN REMBANG

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN KOMISIF PADA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 2 COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR PENOLAKAN PADA WACANA ARISAN KELUARGA DI KALANGAN MASYARAKAT BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR KOMISIF PADA WACANA KAMPANYE TERBUKA DI KALANGAN BAKAL CALON KEPALA DESA DI KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

DIREKTIF. Naskah Publikasi A

TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA IKLAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA. Naskah Publikasi

STRATEGI MENOLAK ANAK USIA SD DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN ORANG TUA DI RUMAH NASKAH PUBLIKASI

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF DALAM PELAYANAN MASYARAKAT UMUM: STUDI KASUS DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN POLSEK SERENGAN

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM:

KAIDAH KESANTUNAN DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR: KAJIAN PRAGMATIK. Nanik Setyawati, S.S., M.Hum. Universitas PGRI Semarang

BENTUK DAN POSISI TINDAK PERSUASIF DALAM WACANA SPANDUK DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KOTA SURAKARTA: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 11 No. 2 (2016) 21 31

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA. Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada

TINDAK PROVOKATIF DALAM SPANDUK DI WILAYAH KOTA SURAKARTA KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

TINDAK SKRIPSI A Persyaratan

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA SISWA DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

KAJIAN PRAGMATIK PERCAKAPAN GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA ADVENT BALIKPAPAN

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BENTUK DAN FUNGSI TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Diajukan Oleh: SEPTIN ARIYANI A

ANALISIS KESANTUNAN IMPERATIF DALAM TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AT TAUBAH: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF ANTARA GURU MURID. DI MTs SUNAN KALIJAGA KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

OLEH: SURAHMAT NPM:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO (SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK)

WUJUD KALIMAT IMPERATIF TUTURAN GURU TAMAN KANAK-KANAK KARYA PKK PACONGKANG KABUPATEN SOPPENG

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

PEMEROLEHAN KATA ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN DONGENG DI TK AISYIYAH PILANG MASARAN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA KELAS VII B SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai alat sosial, dan sebagai sarana mengekspresikan diri (2007:3). Dari

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. dari kelompok bermain (0-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF OLEH USTAD MUHAMMAD NUR MAULANA DALAM ISLAM ITU INDAH PROGRAM TRANS TV SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tulis dalam berkomunikasi. Menurut Arifin (2000: 3), dalam wacana lisan,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

KARAKTERISTIK TINDAK TUTUR PADA WACANA SLOGAN DI LINGKUNGAN SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA TRANSAKSI TAWAR MENAWAR PENJUAL DAN PEMBELI LAIN JENIS KELAMIN DI PASAR TRADISONAL KOTA BATU SKRIPSI

TINDAK TUTUR PADA UNGKAPAN BAK TRUK DI SEPANJANG JALAN RINGROAD SOLO-SRAGEN TINJAUAN: PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

CAMPUR KODE DALAM BAHASA ANAK TK DHARMA WANITA VIII KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR. NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

TINDAK TUTUR IMBAUAN DAN LARANGAN PADA WACANA PERSUASI DI TEMPAT-TEMPAT KOS DAERAH KAMPUS

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM TABLOID SOCCER EDISI DESEMBER Naskah Publikasi

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

TINDAK TUTUR LOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN

IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA WACANA PEMBUKA RAPAT DINAS DI TINGKAT KELURAHAN BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS ASPEK MAKNA TUJUAN PADA SLOGAN LALU LINTAS DI KOTA SURAKARTA : TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA TUTURAN ANAK USIA EMPAT- -ENAM TAHUN DESA GENTING PULUR KECAMATAN JEMAJA TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

Jurnal Ilmiah. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA IKLAN PEMASARAN GEDUNG PERKANTORAN AGUNG PODOMORO CITY NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: FENDY ARIS PRAYITNO NIM A

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

REALISASI TINDAK KESANTUNAN KOMISIF DI KALANGAN MASYARAKAT PEDAGANG PASAR TRADISIONAL NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah PUJI HANDAYANI A 310 080 323 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

ABSTRAKSI REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR Puji Handayani, A 310080323, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 103 halaman. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk tindak tutur representatif dan direktif dalam tuturan guru dan anak didik di TK 02 Jatiwarno, kecamatan Jatipuro, kabupaten Karanganyar, (2) mengidentifikasi strategi yang digunakan penutur dalam mengungkapkan tindak tutur representatif dan direktif dalam tuturan guru dan anak didik di TK 02 Jatiwarno, kecamatan Jatipuro, kabupaten Karanganyar. Objek penelitian ini berupa tindak tutur representatif dan direktif guru dan anak didik di TK 02 Jatiwarno, kecamatan Jatipuro, kabupaten Karangannyar dalam proses belajar mengajar. Sumber data penelitian ini berupa sumber data lisan, tuturan yang dihasilkan guru dan anak didik. Data dalam penelitian ini berupa tuturan yang dihasilkan oleh guru dan anak didik yang mengandung tindak tutur representatif dan direktif dalam proses belajar mengajar. Penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik simak, rekam, dan catat. Analisis data menggunakan metode padan pragmatis karena alat penentunya mitra wicara. Hasil penelitian ini yakni tindak tutur representatif yang digunakan yakni menyatakn, menegaskan, melaporkan, menyimpulkan, mengusulkan, menyetujui, dan menjawab. Tindak tutur direktif yang digunakan yakni meminta, menyuruh, mengingatkan, memerintah, mengarahkan, mengajak, menganjurkan, menegur, menyarankan, dan melarang. Strategi tuturan yang digunakan secara langsung dan tidak langsung. Adapun strategi yang digunakan cenderung ke dalam strategi tindak tutur langsung. Kata kunci : tindak tutur representatif, tindak tutur direktif, strategi tindak tutur. A. PENDAHULUAN Tuturan memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar. Dalam interaksi guru menggunakan tuturan sebagai sarana untuk mendidik dan membimbing anak didik. Tuturan dapat direalisasi melalui tindak tutur representatif dan direktif. Menurut Chaer (2010:29-30) Representatif (disebut juga asertif), yaitu tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas tuturan yang dikatakannya. Misalnya mengatakan, melaporkan, dan

menyebutkan. Menurut Yule (2006:93), tindak tutur direktif dipakai oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Jenis tindak tutur ini menyatakan keinginan penutur. Tindak tutur ini meliputi: perintah, pemesanan, permohonan, pemberian saran, bentuknya dapat berupa kalimat positif dan negatif. Tindak tutur representatif dan direktif dalam proses belajar mengajar direalisasikan melalui strategi tindak tutur langsung dan tidak langsung. Menurut Nadar (2009:18), tindak tutur langsung adalah tuturan yang sesuai dengan modus kalimatnya, misalnya kalimat berita untuk memberitakan, kalimat perintah untuk menyuruh, mengajak, ataupun memohon, kalimat kalimat tanya untuk menanyakan sesuatu. Menurut Nadar (2009:19), tindak tutur tidak langsung modus kalimatnya berbeda dengan fungsinya. Strategi tindak tutur digunakan guru supaya tuturannya lebih mudah dipahami dan dapat direspon anak didik. Dalam usaha guru mendidik dan membimbing, tindak tutur representatif yang menggambarkan keadaan sebenarnya dapat mudah dipahami anak didik pada usia TK. Tindak tutur direktif digunakan untuk mendapatkan respon anak didik. Penelitian ini menarik untuk diteliti, karena strategi tuturan di lingkungan anak TK yang berlatar belakang budaya Jawa mengandung maksud yang sangat beragam bergantung pada konteks tuturan. Hasil penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Indrawati (2000), dalam jurnal Lingua Jurnal Bahasa dan Sastra berjudul Kesantunan Direktif dalam Berbahasa Indonesia. Kesantunan berbahasa mahasiswa FKIP Unsri terdiri dari direktif langsung, yaitu modus imperatif, performatif, pernyataan keharusan, pernyataan keinginan, dan direktif tak langsung, yaitu formula saran, pertanyaan, isyarat kuat. Persamaan dengan penelitian ini yaitu mengkaji mengenai tindak tutur direktif. Perbedaanya pada objek kajian dan kajian peneliti, selain tindak tutur direktif juga mengkaji tentang tindak tutur representatif. Yanti (2001) dalam jurnal Linguistik Indonesia berjudul Tindak Tutur Maaf di dalam Bahasa Indonesia di Kalangan Penutur Minangkabau hasil penelitiannya bahwa tindak tutur maaf yang ditemukan didampingi oleh kategori fatis dan interjeksi, serta penggunaan kata sapaan seperti Bapak/Ibu. Kata fatis yang digunakan adalah ya, seperti pada Maaf ya, kakinya terpijak; Maaf ya Bu, adik saya nakal. Ada pula yang memakai interjeksi aduh, dan wah, misalnya, Aduh, maaf saya lupa atau Wah, maaf ya, tidak sengaja kena bajunya. Strategi yang digunakan bervariasi, yaitu (a) tindak tutur maaf langsung yang dilontarkan tanpa basa-basi (bold on record), tindak tutur maaf ada dua jenis, yaitu langsung dengan kesantunan positif; dan langsung dengan kesantunan negatif; (b) tindak tutur maaf tidak dilontarkan, tapi secara tersirat; (c) tindak tutur maaf tidak menyatakan maaf (diam). Persamaan dengan penelitian yang peneliti kaji yaitu menganalisis mengenai tindak tutur dan

strategi tuturan. Perbedaannya pada objek penelitian, analisis peneliti mengenai tindak tutur representatif dan direktif guru dan anak didi di TK 02 Jatiwarno, kecamatan Jatipuro, kabupaten Karanganyar, sedangkan penelitian tersebut tentang tindak tutur maaf di dalam Bahasa Indonesia di kalangan penutur Minangkabau. Penelitian oleh Prayitno (2009), dalam jurnal Kajian Linguistik dan Sastra berjudul Perilaku Tindak Tutur Berbahasa Pemimpin dalam Wacana Rapat Dinas: Kajian Pragmatik Dengan Pendekatan Jender, yaitu bahwa tindak tutur pemimpin perempuan dalam pertemuan-pertemuan resmi cenderung bersifat ekspresif, simpatik, dan rogatif (bersifat nyanyian), sedangkan tindak tutur pimpinan laki-laki cenderung bersifat direktif. Tindak tutur ekspresif dan simpatik yang diucapkan oleh para pimpinan perempuan dimaksudkan untuk menyenangkan orang lain dan mereka kurang kompetitif, sebab mereka tidak mengarah pada kebutuhan penutur melainkan pada kebutuhan pendengar. Tindak tutur direktif pimpinan laki-laki cenderung bersifat konfrontatif (bersifat memaksakan kehendak) dan kompetitif (bersifat persaingan) serta lebih mengarah pada kebutuhan penutur dari pada pendengar. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan peneliti yakni tentang tindak tutur. Perbedaannya terdapat pada objek penelitian dan cakupan kajian. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu 1) bagaimana bentuk tindak tutur representatif dan direktif dalam tuturan guru dan anak didik di TK 02 Jatiwarno, kecamatan Jatipuro, kabupaten Karanganyar?, 2) bagaimanakah strategi penutur dalam mengungkapkan tindak tutur representatif dan direktif dalam tuturan guru dan anak didik di TK 02 Jatiwarno, kecamatan Jatipuro, kabupaten Karanganyar?. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) mendeskripsikan bentuk tindak tutur representatif dan direktif dalam tuturan guru dan anak didik di TK 02 Jatiwarno, kecamatan Jatipuro, kabupaten Karanganyar, 2) mengidentifikasi strategi yang digunakan penutur dalam mengungkapkan tindak tutur representatif dan direktif dalam tuturan guru dan anak didik di TK 02 Jatiwarno, kecamatan Jatipuro, kabupaten Karanganyar. Secara teoretis hasil penelitian ini dapat menjadi masukkan dalam perkembangan ilmu kebahasaan mengenai tindak tutur. Secara praktis hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi guru tentang tuturan untuk dijadikan pedoman dalam pembelajaran yang kreatif dan inovatif, dan diharapkan dapat memberi inspirasi maupun sebagai bahan rujukan peneliti lain untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam. B. METODE PENELITIAN Jenis penelitan ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, data yang dianalisis bukan data berupa angka-angka, tetapi berupa kata-kata (Mahsun, 2011:257). Objek penelitian ini berupa tindak tutur representatif dan direktif guru dan anak didik di TK 02 Jatiwarno, kecamatan Jatipuro, kabupaten Karangannyar

dalam proses belajar mengajar. Sumber data penelitian ini berupa sumber data lisan, tuturan yang dihasilkan guru dan anak didik di TK 02 Jatiwarno, kecamatan Jatipuro, kabupaten Karanganyar dalam proses belajar mengajar. Data dalam penelitian ini berupa tuturan yang dihasilkan oleh guru dan anak didik yang mengandung tindak tutur representatif dan direktif dalam proses belajar mengajar. Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini metode simak atau penyimakan, yaitu menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993:133). Dalam hal ini penggunaan bahasa guru dan anak didik di TK 02 Jatiwarno, kecamatan Jatipuro, kabupaten Karanganyar. Teknik dasar yang digunakan adalah sadap, artinya dalam mendapatkan data peneliti menyadap penggunaan bahasa yakni pemakaian tindak tutur representatif dan direktif. Adapun teknik lanjutan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak, rekam, dan catat. Uji keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2009:330). Peneliti menggunakan teknik trianggulasi dengan teori, yakni peneliti menggunakan berbagai teori sebagai penjelasan pembanding. Analisis data menggunakan metode padan, yakni metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13). Analisis data dengan menggunakan metode padan menentukan kejatian atau identitas objek penelitian. Metode padan yang digunakan metode padan pragmatis, alat penentunya orang yang menjadi mitra wicara. Penentu mitra wicara ini ditandai apabila orang menuturkan kalimat akan menimbulkan reaksi tindakan tertentu dari mitra wicaranya, dalam penelitian ini terkait dengan tindak tutur representatif dan direktif. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Bentuk Tindak Tutur Representatif dan Direktif Guru dan Anak Didik a. Realisasi Tindak Tutur Representatif Representatif (asertif), yaitu tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas tuturan yang dikatakannya (Chaer, 2010:29-30). Penelitian ini ditemukan tujuh macam kategori realisasi tindak tutur representatif, yaitu (a) menyatakan, (b) menegaskan, (c) melaporkan, (d) menyimpulkan, (e) mengusulkan, (f) menyetujui, dan (g) menjawab. 1) Realisasi Tindak Tutur Representatif Menyatakan Tindak tutur representatif menyatakan memiliki maksud bahwa penutur mengatakan atau mengemukakan pikiran atau isi hati kepada mitra tutur. Realisasi tindak tutur representatif menyatakan sebagai tuuturan berikut. (1.a) Guru : Nomer 2, bintang. B-I-N-T-A-NG : - Guru memberikan pertanyaan terkait dengan nama gambar

- Anak didik menirukan nama gambar yang disebutkan oleh guru - Guru memberikan pernyataan tentang nama gambar - Guru menuturkan untuk membantu anak didik dalam menuliskan nama gambar : Guru menyatakan bahwa nama gambar pada nomor 2 yaitu bintang 2) Realisasi Tindak Tutur Representatif Menegaskan Tindak tutur representatif menegaskan berarti penutur menjelaskan tentang tuturan yang sebelumnya kepada mitra tutur. Tindak tutur ini cenderung digunakan oleh guru dalam menjelaskan materi terhadap anak didik. Realisasi tindak tutur representatif menegaskan sebagai berikut. (1.b) Guru : Menghasilkan angin kan? : - Guru berusaha menjelaskan dari pertanyaannya - Guru ingin anak didik mempraktikkan mengipas untuk memahami penjelasannya : Guru menegaskan bahwa kipas dapat menghasilkan angin 3) Realisasi Tindak Tutur Representatif Melaporkan Tindak tutur representatif melaporkan memiliki maksud penutur memberitahukan, menginformasikan hasil dari suatu tindakan. Tindak tutur ini cenderung digunakan oleh anak didik dalam memberitahukan sesuatu yang diketahui oleh anak didik. Realisasi tindak tutur representatif melaporkan sebagai berikut. (1.c) Anak didk : Bu guru Teguh ra ngetung : - Ketika salah satu anak didik tidak mau maju menggambar guru menyuruhnya untuk menghitung gambar yang ada di papan tulis - Anak didik melaporkan temannya yang tidak mau melaksanakan suruhan guru : Penutur ingin melaporkan bahwa Teguh tidak menghitung saat di suruh untuk menghitung benda yang ada pada gambar

4) Realisasi Tindak Tutur Representatif Menyimpulkan Tindak tutur representatif menyimpulkan berarti penutur ingin menetapkan tuturan berdasarkan yang diuraikan sebelumnya, representatif ini cenderung digunakan oleh guru dalam menetapkan materi kepada anak didik. Realisasi tindak tutur representatif menyimpulkan sebagai berikut. (1.d) Guru : O,,bulannya cuma satu : - Ketika anak didik menyebutkan jumlah bulan - Anak didik masih bingung terhadap jumlah bulan - Guru menyimpulkan jumlah bulan yang ada di langit : Guru menyimpulkan bahwa jumlah bulan di langit hanya satu 5) Realisasi Tindak Tutur Representatif Mengusulkan Tindak tutur representatif mengusulkan berarti penutur ingin mengajukan suatu pendapat supaya dipertimbangkan mitra tutur. Realisasi tindak tutur representatif mengusulkan sebagai berikut. (1.e) Anak didik : Bu menyanyi dulu : - Guru dan anak didik menyebutkan kegiatan yang telah di laksanakan - Tiba-tiba anak didik menuturkan agar menyanyi terlebih dahulu sebelum pulang : Anak didik mengusulkan agar diadakan kegiatan menyanyi sebelum pulang sekolah 6) Realisasi Tindak Tutur Representatif Menyetujui Tindak tutur representatif menyetujui yakni penutur menyatakan setuju atau sepakat dengan menerima, memperkenankan tuturan mitra tutur. Representatif ini cenderung digunakan oleh guru dalam menerima pendapat anak didik. Realisasi tindak tutur representatif menyetujui sebagai berikut. (1.f) Guru 7) Realisasi Tindak Tutur Representatif Menjawab : Iya di taman kanak-kanak : - Saat diakhir kegiatan pelajaran salah satu anak didik menginginkan agar menyanyi terlebih dahulu sebelum pulang - Guru menuturkan untuk menerima usulan anak didik untuk diadakan kegiatan menyanyi sebelum pulang : Guru menerima usulan anak didik yang ingin diadakan kegiatan menyanyi

Tindak tutur representatif menjawab berarti penutur memberi, memenuhi, atau menanggapi pertanyaan mitra tutur. Realisasi tindak tutur representatif menjawab sebagai berikut. (1.g) Anak didik : Awan, matahari, pelangi : - Percakapan disela-sela pelajaran berlangsung - Guru menanyakan benda yang ada di langit - Anak didik menyebutkan benda yang ada di langit yang diketahui dengan memandang ke atas : Anak didik menjawaban pertanyaan guru dengan menyebutkan benda yang ada di langit yang diketahui yakni awan, matahari, dan pelangi b. Realisasi Tindak Tutur Direktif Menurut Yule (2006:93), tindak tutur direktif dipakai oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Jenis tindak tutur ini menyatakan keinginan penutur. Penelitian ini terdapat sepuluh kategori tindak tutur direktif, yaitu (a) meminta, (b) menyuruh, (c) mengingatkan, (d) memerintah, (e) mengarahkan, (f) mengajak, (g) menganjurkan, (h) menegur, (i) menyarankan, dan (j) melarang. 1) Realisasi Tindak Tutur Direktif Meminta Tindak tutur direktif meminta bertujuan untuk memohon dan mengharap supaya mitra tutur diberi sesuatu atau menjadi sebuah kenyataan sebagaimana yang diminta oleh mitra tutur (Prayitno, 2011:48). Representatif ini digunakan secara seimbang oleh guru dan anak didik. Realisasi tindak tutur direktif meminta sebagai berikut. (2.a) Anak didik : Ah, Kepiye tho? : - Guru memperhatikan anak didk yang sedang menggambar di papan tulis - anak didik kesulitan menggambar di papan tulis, sehingga gambarnya sering dihapus - Guru memberikan arahan terhadap gambar anak didik : Anak didik ingin meminta bantuan dalam menggambar 2) Realisasi Tindak Tutur Direktif Menyuruh Tindak tutur direktif menyuruh adalah suatu tindak tutur yang mengandung unsur mengutus supaya mitra tutur melakukan sesuatu sebagaimana yang disuruhkan oleh penutur (Prayitno, 2011:48). Representatif ini cenderung digunakan oleg guru dalam proses belajar mengajar. Realisasi tindak tutur direktif menyuruh sebagai berikut.

(2.b) Guru : Ya sekarang ambil buku, buka halaman 20! : - Ketika anak didik telah selesai melaksanakan tugas maju untuk menggambar dan menulis - Guru menuturkan agar anak didik segera mengambil buku yang sudah disediakan di meja - Anak didik melaksanakan tuturan guru : Guru menyuruh agar anak didik mengambil buku yang sudah disediakan di meja 3) Realisasi Tindak Tutur Direktif Mengingatkan Tindak tutur direktif mengingatkan bertujuan untuk memberi ingatan atau nasihat, teguran, peringatan supaya seseorang ingat akan kewajiban pekerjaan atau tindakan yang harus diselesaikannya (Prayitno, 2011:56). Realisasi tindak tutur ini digunakan oleh guru untuk mengingatkan anak didik dalam proses belajar mengajar. Realisasi tindak tutur direktif mengingatkan sebagai berikut. (2.c) Guru : Mbak Dewi. Ngko nek didawuhi neng ngarep ra iso lho! : - Ketika anak didik sedang menggambar di papan tulis - Dewi membuat gaduh - Guru mengingatkan agar dia tidak membuat gaduh : Guru mengingatkan anak didik agar tidak berbuat gaduh, supaya memperhatikan pelajaran 4) Realisasi Tindak Tutur Direktif Memerintah Direktif memerintah adalah perkataan yang bermaksud menyuruh mitra tutur melakukan sesuatu (Prayitno, 2011:51). Realisasi tindak tutur ini digunakan oleh anak didik dalam memimpin penghormatan bendera pada awal pelajaran. Realisasi tindak tutur direktif memerintah sebagai berikut. (2.d) Anak didik : Siap grak! Kepada sang merah putih, hormat grak! : - Saat anak didik sudah duduk rapi - Guru menyuruh Ira untuk menyiapkan penghormatan bendera

- Ira memimpin kegiatan penghormatan bendera sebelum pelajaran dimulai - Guru dan anak didik melaksanakan kegiatan penghormatan bendera : Ira memberikan aba-aba dalam memimpin kegiatan penghormatan bendera 5) Realisasi Tindak Tutur Direktif Mengarahkan Tindak tutur direktif mengarahkan berisikan tentang petunjuk atau pedoman bagi mitra tutur dalam melaksanakan sesuatu yang diinginkan oleh penutur (Prayitno, 2011:57). Realisasi tindak tutur ini digunakan oleh guru dalam mengarahkan anak didik dalam proses belajar mengajar. Realisasi tindak tutur direktif mengarahkan sebagai berikut. (2.e) Guru : O,,,salah Mbak Uus kurang medun : - Suasana ketika anak didik maju untuk menggambar - Guru memperhatikan gambaran anak didik yang maju menggambar - Guru menuturkan ketika melihat gambar anak didik tidak sesuai dengan contoh : Guru mengarahkan agar Uus menggambar sesuai dengan contoh 6) Realisasi Tindak Tutur Direktif Mengajak Tindak tutur direktif mengajak mengandung maksud bahwa penutur mengajak mitra tutur supaya melakukan sesuatu sebagaimana yang dinyatakan oleh penutur melalui tuturan (Prayitno, 2011:52). Realisasi tindak tutur ini digunakan oleh guru dalam mengajak anak didik dalam memahami materi pembelajaran. Realisasi tindak tutur direktif mengajak sebagai berikut. (2.f) Guru : Mari belajar : - Guru menuturkan ketika akan masuk pada materi - Anak didik menyambut ajakan guru : Guru mengajak anak didik untuk memulai belajar 7) Realisasi Tindak Tutur Direktif Menganjurkan Direktif menganjurkan penutur memberikan saran, usul, atau nasihat berdasarkan hal yang dilakukan mitra tutur (Prayitno, 2011:74). Realisasi tindak tutur ini digunakan oleh guru dalam menganjurkan anak didik dalam memahami materi pembelajaran. Realisasi tindak tutur direktif menganjurkan sebagai berikut.

(2.g) Guru : Yang dihitung yang seperti ini saja ya : - Ketika guru berusaha mengajak Teguh untuk maju menggambar - Guru menuturkan saat Teguh tetap tidak mau maju menggambar - Teguh akan mulai menghitung gambar : Guru menganjurkan agar yang di hitung hanya gambar yang ditunjuk oleh guru 8) Realisasi Tindak Tutur Direktif Menegur Tindak tutur direktif menegur memiliki maksud memberikan teguran, memberikan kritik atau peringatan supaya mitra tutur tidak lagi melakukan sesuatu atau tidak lagi terjadi sesuatu (Prayitno, 2011:66). Tindak tutur ini digunakan oleh guru untuk menegur anak didik supaya tidak lagi melakukan kesalahan, realisasinya sebagai berikut. (2.h) Guru : Nek mimik tangan apik : - Saat pelajaran berlangsung - Anak didik sudah selesai mengerjakan tugas dan membuka tasnya untuk mengambil minuman - Guru memperhatikan tindakan anak didik yang minum dengan tangan kiri : Guru menegur anak didik yang minum menggunakan tangan kiri 9) Realisasi Tindak Tutur Direktif Menyarankan Tindak tutur direktif menyarankan suatu bentuk direktif yang mengandung pendapat, dapat berupa usulan, anjuran, atau cita-cita (Prayitno, 2011:72). Realisasi tindak tutur direktif menyarankan sebagai berikut. (2.i) Guru : Anak-anak diharap belajar : Saat akhir pelajaran guru menuturkan agar anak-anak belajar di rumah : Guru menyarankan agar anak didik belajar di rumah 10) Realisasi Tindak Tutur Direktif Melarang Tindak tutur direktif menyarankan suatu bentuk direktif yang mengandung pendapat, dapat berupa usulan, anjuran, atau cita-cita (Prayitno, 2011:72). Tindak tutur ini digunakan oleh guru untuk menegur anak didik supaya tidak melakukan kegiatan yang tidak baik, realisasinya sebagai berikut.

(2.j) Guru : Ampun rebutan dua-dua : - Saat anak didik disuruh maju menggambar di papan tulis tiba-tiba banyak anak didik yang ingin maju bersama-sama - Ibu guru ingin anak didik yang maju dua saja : Guru melarang anak didik berebut dalam kegiatan maju menggambar 2. Strategi Tindak Tutur Representatif dan Direktif Guru dan Anak Didik a. Tindak Tutur Langsung 1) Representatif Langsung Menurut Nadar (2009:18), tindak tutur langsung adalah tuturan yang sesuai dengan modus kalimatnya. Strategi tindak tutur representatif langsung mengikat penuturnya kepada kebenaran atas yang dikatakannya secara langsung. Tujuan dari tindak tutur representatif langsung ini untuk mengatakan sesuatu. Penelitian ini ditemukan tujuh kategori representatif langsung yakni menyatakan, menegaskan, melaporkan, menyimpulkan, menyetujui, menjawab, dan mengusulkan. Realisasi tindak tutur representatif langsung ini seperti (1.a) kalimat berita untuk menyatakan, (1.c) kalimat berita untuk melaporkan, (1.d) kalimat berita untuk menyimpulkan, (1.e) kalimat berita untuk menyetujui, (1.f) kalimat berita untuk menjawab, dan (1.g) kalimat berita untuk mengusulkan. 2) Direktif Langsung Tindak tutur direktif bertujuan agar mitra tutur melakukan sesuatu yang diinginkan penutur di dalam tuturan. Strategi tindak tutur direktif langsung dalam penelitian ini ditemukan sepuluh kategori yakni meminta, menyuruh, mengingatkan, memerintah, mengarahkan, mengajak, menganjurkan, menegur, menyarankan, dan melarang. Realisasi tindak tutur direktif menyuruh seperti (2.b), menggunakan modus kalimat perintah yang digunakan untuk menyuruh. Realisasi tindak tutur direktif mengingatkan seperti (2.c), menggunakan modus kalimat perintah yang digunakan untuk mengingatkan. Realisasi tindak tutur direktif memerintah (2.d), menggunakan modus kalimat perintah yang digunakan untuk memerintah. Realisasi tindak tutur direktif mengarahkan (2.e), menggunakan modus kalimat perintah yang digunakan untuk mengarahkan. Realisasi tindak tutur direktif mengajak (2.f) menggunakan modus kalimat perintah yang digunakan untuk mengajak. Realisasi tindak tutur direktif menganjurkan (2.g), menggunakan modus kalimat perintah yang

digunakan untuk menganjurkan. Realisasi tindak tutur direktif menegur seperti (2.h), menggunakan modus kalimat perintah yang digunakan untuk menegur. Realisasi tindak tutur direktif menyarankan seperti (2.i), menggunakan modus kalimat perintah yang digunakan untuk menyarankan. Realisasi tindak tutur direktif Realisasi tindak tutur direktif melarang seperti (2.j), menggunakan modus kalimat perintah yang digunakan untuk melarang. c. Tindak Tutur Tidak Langsung 1) Representatif Tidak Langsung Strategi tindak tutur representatif tidak langsung mengikat penutur kepada kebenaran atas yang dikatakannya secara tidak langsung, dengan modus tuturan berbeda dengan maksud dari tuturan. Realisasi tindak tutur representatif langsung seperti (1.b), yakni modus kalimat tanya yang digunakan untuk menegaskan. Tuturan ini terjadi saat guru menjelaskan kegunaan kipas. Guru ingin anak didik mempraktikkan berkipas untuk memahami penjelasannya. dari tuturan ini guru menegaskan bahwa kipas dapat menghasilkan angin. 2) Direktif Tidak Langsung Strategi tindak tutur direktif bertujuan agar mitra tutur melakukan sesuatu yang diinginkan penutur di dalam tuturan dengan modus yang berbeda dengan maksud dari tuturan. Realisasi tindak tutur direktif langsung seperti (2.a), yakni modus kalimat tanya yang digunakan untuk memerintah. dari tuturan ini anak didik meminta arahan guru dalam menggambar. Hal ini terealisasi guru melakukan yang disebutkan di dalam tuturan, yakni membantu anak didik dalam menggambar D. PENUTUP Berdasarkan hasil pembahasan bab IV dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses belajar mengajar guru dan anak di TK 02 Jatiwarno menggunakan tindak tutur representatif dan direktif. Tindak tutur representatif yang digunakan yakni kategori menyatakan, menegaskan, melaporkan, menyimpulkan, mengusulkan, menyetujui, dan menjawab. Tindak tutur direktif yang digunakan yakni kategori meminta, menyuruh, mengingatkan, memerintah, mengarahkan, mengajak, menganjurkan, menegur, menyarankan, dan melarang. Tindak tutur representatif dan direktif ini digunakan dengan strategi langsung dan tidak langsung. Guru dan anak didik menggunakan strategi tuturan langsung untuk memperjelas maksud di dalam tuturan. Strategi tuturan yang mudah digunakan dalam proses belajar mengajar yakni secara langsung, karena anak didik TK belum bisa memahami bentuk tuturan secara tidak langsung. E. DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta. Indrawati, Sri. 2000. Kesantunan Direktif dalam Berbahasa Indonesia, dalam Lingua Jurnal Bahasa dan Sastra, 1 (2): 160-172. Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia. Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mahsun. 2011. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Prayitno, Harun Joko. 2009. Perilaku Tindak Tutur Berbahasa Pemimpin dalam Wacana Rapat Dinas: Kajian Pragmatik Dengan Pendekatan Jender, dalam Jurnal Kajian Linguistik dan Sastra, 21 (2): 132-146.. 2011. Kesantunan Sosiopragmatik: Studi Pemakaian Tindak Direktif di Kalangan Andik SD Berbudaya Jawa. Surakarta: Muhammadiyah University press. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Yanti, Yusrita. 2001. Tindak Tutur Maaf di dalam Bahasa Indonesia di Kalangan Penutur Minangkabau, dalam Jurnal Linguistik Indonesia, 19 (1): 93-101. Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.