PT Danayasa Arthatama Tbk dan Entitas Anak

dokumen-dokumen yang mirip
PT Danayasa Arthatama Tbk dan Entitas Anak

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Entitas Anak

PT DANAYASA ARTHATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Entitas Anak

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Entitas Anak

PT DANAYASA ARTHATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT DANAYASA ARTHATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Entitas Anak

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK

- 1 - AKTIVA TETAP (Catatan 2k, 2l, 10 dan 13b) Nilai tercatat Akumulasi penyusutan ( ) (

PT DANAYASA ARTHATAMA TBK dan Anak Perusahaan

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Entitas Anak. Laporan Keuangan Konsolidasian (Unaudited) 31 Maret 2013

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Anak Perusahaan. Laporan Keuangan Konsolidasian (Unaudited) 31 Maret 2012

- 2 - PENDAPATAN (Catatan 2c, 2p, 26 dan 34) Rp Rp BEBAN PENJUALAN DAN JASA (Catatan 2p dan 27)

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Laporan Keuangan Konsolidasian (Unaudited) 30 SEPTEMBER 2012

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Anak Perusahaan. Laporan Keuangan Konsolidasi (Unaudited) 30 JUNI 2011

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Anak Perusahaan. Laporan Keuangan Konsolidasi (Unaudited) 31 Maret 2011

PT Electronic City Indonesia Tbk dan Entitas Anak

Perusahaan memulai kegiatan operasionalnya sejak tahun 1989.

Perusahaan memulai kegiatan operasionalnya sejak tahun 1989.

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT Greenwood Sejahtera Tbk dan Entitas Anak

30 Juni 31 Desember

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN. 31 Maret 2018 dan (Tidak diaudit) PT. SARANACENTRAL BAJATAMA, Tbk

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN INFORMASI TAMBAHAN

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT SARIGUNA PRIMATIRTA TBK DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk DAN ENTITAS ANAK


PT Greenwood Sejahtera Tbk dan Entitas Anak

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk DAN ENTITAS ANAK

1. Umum. a. Pendirian dan Informasi Umum

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN INFORMASI TAMBAHAN

Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2018 (tidak diaudit) dan 31 Maret 2017 (tidak diaudit)

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MEGAPOLITAN DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT VISI TELEKOMUNIKASI INFRASTRUKTUR Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT GEMA GRAHASARANA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2014 (tidak diaudit) dan 30 Juni 2013 (tidak diaudit)

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT SUGIH ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT Asuransi Ramayana Tbk dan Entitas Anak. Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 30 September 2016 dan 31 Desember 2015

PT Victoria Insurance Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 2016

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT MITRA INVESTINDO Tbk

1. UMUM. a. Pendirian dan informasi umum

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK LAPORAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL - TANGGAL 31 MARET 2013 DAN 2012

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk


PT MEGAPOLITAN DEVELOPMENTS Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 31 Maret 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Jumlah aset lancar

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

Laporan Keuangan Pada Tanggal 30 Juni 2016, 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 dan untuk Periode-periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2016 dan

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

Transkripsi:

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Entitas Anak Laporan Keuangan Konsolidasian Tanggal 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) serta Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit)

DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan Konsolidasian PT Danayasa Arthatama Tbk dan Entitas Anak pada Tanggal Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 serta Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 3 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 4 Laporan Arus Kas Konsolidasian 5 6

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 Catatan 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2015 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 4 355.863.561 414.700.213 Piutang usaha 5 Pihak berelasi 1.834.933 972.458 Pihak Ketiga - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 788.532 dan Rp 782.735 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 327.223.310 336.959.550 Pajak dibayar di muka 6 51.145.993 47.272.618 Biaya dibayar di muka 7 12.987.453 9.024.518 Piutang lain-lain 8 2.275.311 1.984.124 Persediaan 9 29.847.542 29.065.129 Aset lancar lain-lain 14 10.691.327 7.944.978 Jumlah Aset Lancar 791.869.429 847.923.588 ASET TIDAK LANCAR Persediaan - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 6.007.600 9 2.049.839.622 2.012.962.486 Investasi saham 10 5.888.668 5.888.652 Aset pajak tangguhan 34 12.756.608 12.462.261 Properti Investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 727.243.247 dan Rp 708.487.922 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 11 1.137.875.403 1.151.967.266 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 556.215.148 dan Rp 545.337.909 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 12 450.114.621 454.565.141 Goodwill 13 19.255.456 19.255.456 Aset tidak lancar lain-lain 14 1.090.660.155 1.061.400.180 Jumlah Aset Tidak Lancar 4.766.390.532 4.718.501.442 JUMLAH ASET 5.558.259.961 5.566.425.030 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian - 1 -

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 Catatan 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2015 LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek 15 74.974.000 74.974.000 Utang usaha 16 21.745.193 26.306.248 Utang pajak 17 11.886.412 12.465.558 Beban akrual 18 43.681.640 41.394.381 Pendapatan diterima dimuka 19 117.923.303 118.851.149 Liabilitas jangka pendek lain-lain 22 294.212.603 315.875.819 Utang bank jangka panjang - yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun 23 102.378.815 105.437.201 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 666.801.967 695.304.356 LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang pihak berelasi non-usaha 20 3.030.309 3.148.766 Taksiran liabilitas untuk pembangunan prasarana, fasilitas umum dan sosial 21 145.936.561 146.572.561 Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 33 53.512.556 54.040.956 Pendapatan diterima di muka - setelah dikurangi bagian yang direalisasi dalam satu tahun 19 19.416.428 11.486.804 Liabilitas jangka panjang lain-lain 22 556.337.814 558.420.589 Utang bank jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 23 283.304.454 318.196.371 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 1.061.538.123 1.091.866.047 JUMLAH LIABILITAS 1.728.340.090 1.787.170.403 EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan Modal saham - nilai nominal Rp 500 (dalam Rupiah penuh) per saham Modal dasar - 5.183.464.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 3.322.092.000 saham 25 1.661.046.000 1.661.046.000 Saham treasuri - 4.870.000 saham 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 1 Januari 2015/31 Desember 2014 26 (12.499.882) (12.499.882) Tambahan modal disetor - bersih 27 75.686.864 75.686.864 Selisih nilai transaksi dengan kepentingan nonpengendali 216.025.720 216.026.933 Selisih kurs penjabaran laporan keuangan 4 4 Saldo laba 1.566.278.335 1.557.505.956 Jumlah 3.506.537.041 3.497.765.875 Kepentingan Nonpengendali 28 323.382.830 281.488.752 Jumlah Ekuitas 3.829.919.871 3.779.254.627 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 5.558.259.961 5.566.425.030 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian - 2 -

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian Untuk Periode Catatan Tidak Diaudit 31 Maret 2016 31 Maret 2015 PENDAPATAN USAHA 29 251.622.286 244.833.662 BEBAN POKOK PENJUALAN 30 51.214.408 56.773.738 LABA KOTOR 200.407.878 188.059.924 BEBAN USAHA Penjualan 2.692.396 2.698.419 Umum dan administrasi 31 139.414.631 148.399.389 Pajak Final 15.802.518 14.792.200 Jumlah Beban Usaha 157.909.545 165.890.008 LABA USAHA 42.498.334 22.169.916 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan sewa dan pengelolaan kawasan 32 20.687.018 19.268.477 Pendapatan bunga 2.752.609 4.190.573 Pemulihan (beban) cadangan kerugian penurunan nilai - bersih (5.796) 5.633 Keuntungan (kerugian) selisih kurs mata uang asing -bersih (1.199.650) 12.174.356 Beban bunga dan beban keuangan lainnya (9.443.583) (12.831.596) Lain-lain - bersih 637.392 482.334 Penghasilan Lain-lain - Bersih 13.427.990 23.289.778 LABA SEBELUM PAJAK 55.926.324 45.459.694 BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK 34 Pajak kini 5.555.427 11.313.162 Pajak tangguhan (294.348) (3.186.679) Beban Pajak - Bersih 5.261.079 8.126.483 LABA TAHUN BERJALAN 50.665.245 37.333.212 PENGHASILAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti - (2.003.101) Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi Seliish kurs penjabaran laporan keuangan (1) - Jumlah Rugi Komprehensif Lain - Setelah Pajak (1) (2.003.101) JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF 50.665.244 35.330.111 Laba tahun berjalan yang yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik Perusahaan 35 8.772.380 32.784.030 Kepentingan nonpengendali 41.892.865 4.549.182 50.665.245 37.333.212 Jumlah penghasilan komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik Perusahaan 8.772.379 31.037.325 Kepentingan nonpengendali 28 41.892.865 4.292.786 50.665.244 35.330.111 LABA PER SAHAM DASAR (dalam Rupiah penuh) 35 2,64 9,87 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian - 3-

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian Untuk Periode Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Perusahaan Catatan Modal Saham Saham Treasuri Tambahan Modal Disetor - Bersih Selisih Nilai Transaksi dengan Kenpentingan Nonpengendali Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan Saldo Laba (Defisit) Jumlah Kepentingan Nonpengendali Jumlah Ekuitas Saldo pada tanggal 1 Januari 2015 1.661.046.000 (12.499.882) 75.686.864 216.026.933 3 1.472.278.662 3.412.538.580 531.756.990 3.944.295.570 Penghasilan Komprehensif Laba tahun berjalan - - - - - 32.784.030 32.784.030 4.549.182 37.333.212 Penghasilan komprehensif lain Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja jangka panjang 33 - - - - - (1.746.705) (1.746.705) (256.396) (2.003.101) Jumlah penghasilan komprehensif - - - - - 31.037.325 31.037.325 4.292.786 35.330.111 Transaksi dengan pemilik Dividen tunai entitas anak kepada kepentingan nonpengendali - - - - - - - (609.840) (609.840) Saldo pada tanggal 31 Maret 2015 1.661.046.000 (12.499.882) 75.686.864 216.026.933 3 1.503.315.987 3.443.575.905 535.439.936 3.979.015.841 Saldo pada tanggal 1 Januari 2016 1.661.046.000 (12.499.882) 75.686.864 216.026.933 4 1.557.505.956 3.497.765.875 281.488.752 3.779.254.627 Penghasilan Komprehensif Laba tahun berjalan - - - - - 8.772.380 8.772.380 41.892.865 50.665.245 Penghasilan komprehensif lain Selisih kurs penjabaran laporan keuangan - - - - (1) - (1) - (1) Jumlah penghasilan komprehensif - - - - (1) 8.772.380 8.772.379 41.892.865 50.665.244 Transaksi dengan pemilik Selisih nilai transaksi dengan kepentingan nonpengendali - - - (1.214) - - (1.214) 1.214 - Saldo pada tanggal 31 Maret 2016 1.661.046.000 (12.499.882) 75.686.864 216.025.719 4 1.566.278.335 3.506.537.041 323.382.831 3.829.919.871 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian - 4 -

Laporan Arus Kas Konsolidasian Untuk Periode Tidak Diaudit 31 Maret 2016 31 Maret 2015 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan 276.213.223 350.475.508 Pembayaran kas untuk/kepada pemasok, karyawan dan lainnya (201.689.534) (243.941.115) Penerimaan setoran jaminan 14.142.279 16.587.598 Kas bersih dihasilkan dari operasi 88.665.968 123.121.991 Pembayaran pajak penghasilan (15.802.518) (14.792.200) Pembayaran pajak penghasilan (8.655.677) (8.677.045) Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 64.207.774 99.652.745 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan bunga 2.923.968 4.406.760 Hasil penjualan aset tetap 4.950 8.805 Perolehan aset lain-lain (31.184.411) (67.270.979) Perolehan properti investasi (4.663.462) (1.374.896) Perolehan aset tetap (6.701.026) (13.407.694) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (39.619.981) (77.638.003) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran: Bunga dan beban keuangan lain (9.655.170) (12.490.711) Dividen kepada kepentingan nonpengendali entitas anak - (6.101.631) Saldo utang atas penurunan modal yang menjadi bagian kepentingan nonpengendali (33.805.359) (9.585.523) Utang bank jangka panjang (38.370.000) (6.306.000) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (81.830.529) (34.483.866) KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (57.242.736) (12.469.124) KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 414.700.213 482.292.245 Pengaruh perubahan kurs mata uang asing (1.593.916) 6.340.170 SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 355.863.561 476.163.291 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian - 5 -

1. Umum a. Pendirian dan Informasi Umum PT Danayasa Arthatama Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 1 April 1987 berdasarkan Akta No. 9 tanggal 1 April 1987 yang dibuat dihadapan Misahardi Wilamarta,S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-7255.HT.01.01.TH.87 tanggal 13 November 1987 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 27 tanggal 3 April 1990, Tambahan No. 1260. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 83 tanggal 23 Juni 2008 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, sehubungan dengan penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan terhadap Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-85013.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 12 November 2008, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 52 tanggal 30 Juni 2009,Tambahan No. 17002. Pemegang saham telah menyetujui untuk menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka memenuhi ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Keputusan Pemegang saham tersebut telah di dokumentasikan dalam Akta No. 180 tanggal 29 Juni 2015 dari M. Nova Faisal, S.H., M.Kn, notaris di Jakarta. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha pembangunan perumahan (real-estate), perkantoran, pertokoan dan pusat niaga beserta fasilitas-fasilitasnya; menyewakan bangunan-bangunan, ruangan-ruangan kantor dan ruangan-ruangan pertokoan beserta fasilitas-fasilitasnya; menyediakan sarana dan prasarana dan melaksanakan pembangunan, pengusahaan dan pengembangan pembangunan kawasan niaga terpadu. Saat ini, Perusahaan sedang mengembangkan area sekitar 45 hektar yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, yang dikenal dengan nama Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (KNTS). Perusahaan memulai kegiatan operasionalnya sejak tahun 1989. Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Gedung Artha Graha - Lantai 12, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (KNTS), Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta. Dalam laporan keuangan konsolidasian, Perusahaan dan entitas anak secara bersamasama disebut sebagai Grup. Pemegang saham akhir Grup adalah PT Jakarta International Hotels & Development Tbk yang berkedudukan di Indonesia. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 28 Maret 2002, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam atau Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan/Bapepam dan LK atau sekarang Otoritas Jasa Keuangan/OJK) dengan Surat Keputusan No. S-615/PM/2002 untuk melakukan penawaran umum perdana atas 100.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan harga nominal sebesar Rp 500 (dalam Rupiah penuh) per saham dan harga penawaran sebesar Rp 500 (dalam - 6 -

Rupiah penuh) per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 19 April 2002. Pada tanggal 6 September 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam dan LK (sekarang Otoritas Jasa Keuangan) dengan Surat Keputusan No. S-2837/PM/2004 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada pemegang saham Perusahaan dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 630.360.000 saham dengan harga nominal sebesar Rp 500 (dalam Rupiah penuh) per saham dan harga penawaran sebesar Rp 625 (dalam Rupiah penuh) per saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 September 2004. c. Entitas Anak yang Dikonsolidasikan Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, Perusahaan memiliki penyertaan saham, langsung atau tidak langsung, dalam entitas anak berikut: Pemilikan Langsung Tahun Persentase Jumlah Aset sebelum Eliminasi Entitas Anak Domisili Bidang Usaha Berdiri Kepemilikan Delfina Group Holdings Limited (Delfina) British Virgin Islands Penyertaan saham 2005 64 1.572.599.867 1.574.202.892 PT Adinusa Puripratama (AP) *) Jakarta Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100 590.727.192 590.727.192 kegiatan yang berkaitan PT Grahamas Adisentosa (GA) Jakarta Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100 568.709.423 571.754.317 kegiatan yang berkaitan PT Citra Adisarana (CA) Jakarta Pembangunan dan pengelolaan hotel serta 1995 100 305.505.654 317.448.727 gedung perkantoran PT Intigraha Arthayasa (IA) Jakarta Perhotelan, pariwisata dan kegiatan yang berkaitan 1995 100 295.872.808 296.068.596 PT Artha Telekomindo (AT) Jakarta Telekomunikasi 1993 100 205.768.385 194.632.894 PT Artharaya Unggul Abadi (AUA) *) Jakarta Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100 132.275.851 132.275.851 kegiatan yang berkaitan PT Majumakmur Arthasentosa (MAS) *) Jakarta Pengembangan hotel dan apartemen 1995 51 106.203.398 106.107.213 PT Citra Wiradaya (CW) Jakarta Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100 102.452.503 105.740.146 kegiatan yang berkaitan PT Nusagraha Adicitra (NA) *) Jakarta Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100 99.825.973 99.825.973 kegiatan yang berkaitan PT Pandugraha Sejahtera (PGS) *) Jakarta Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100 77.904.686 77.904.686 kegiatan yang berkaitan PT Panduneka Abadi (PA) *) Jakarta Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100 68.722.780 68.722.780 kegiatan yang berkaitan PT Grahaputra Sentosa (GPS) *) Jakarta Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100 54.924.740 54.688.418 kegiatan yang berkaitan PT Andana Utamagraha (AU) Jakarta Pengembangan apartemen 1995 51 23.138.574 23.599.490 PT Esagraha Puripratama (EP) *) Jakarta Perdagangan 1995 100 249.000 249.000 PT Primagraha Majumakmur (PGMM) *) Jakarta Pengembangan real estat dan agen pemasaran 1993 100 113.353 113.353 PT Pusat Graha Makmur (PGM) *) Jakarta Perdagangan 1994 100 49.500 49.500 PT Adimas Utama (AMU) *) Jakarta Perdagangan 1995 99 18.200 18.200 PT Trinusa Wiragraha (TW) *) Jakarta Perdagangan 1995 99 18.200 18.200 Pemilikan Langsung oleh Entitas Anak PT Pacific Place Jakarta (PPJ) Jakarta Pengembangan dan pengelolaan hotel, pusat 1995 55 1.546.598.102 1.544.223.307 (oleh Delfina) perbelanjaan, apartemen dan gedung kantor PT Graha Sampoerna (GS) Jakarta Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100 11.921.446 6.588.456 (oleh PPJ) kegiatan yang berkaitan *) Entitas anak belum beroperasi komersial - 7 -

Informasi keuangan entitas anak yang dimiliki oleh kepentingan nonpengendali dalam jumlah material pada tanggal dan untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut: 31 Maret 2016 Kepentingan Nonpengendali yang material Bagian Kepentingan Nama Entitas Anak Kepemilikan Saldo Akumulasi Bagian Laba % Delfina Group Holdings Limited (Delfina) 36 104.698.544 12.139.228 PT Pacific Place Jakarta (PPJ) 45 222.002.532 27.315.994 31 Desember 2015 Kepentingan Nonpengendali yang material Bagian Kepentingan Nama Entitas Anak Kepemilikan Saldo Akumulasi Bagian Laba % Delfina Group Holdings Limited (Delfina) 36 92.558.102 21.344.613 PT Pacific Place Jakarta (PPJ) 45 194.686.538 59.266.280 Berikut adalah ringkasan informasi keuangan dari entitas anak. Jumlah-jumlah tersebut sebelum dieliminasi dengan transaksi antar entitas dalam Grup. Ringkasan laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 sebagai berikut: Delfina PPJ Delfina PPJ Aset lancar 180.573.736 176.914.496 164.211.776 164.211.758 Aset tidak lancar 1.392.026.131 1.369.683.605 1.409.991.116 1.380.011.549 Jumlah aset 1.572.599.867 1.546.598.102 1.574.202.892 1.544.223.307 Liabilitas jangka pendek 624.369.718 608.748.687 661.090.640 661.090.640 Liabilitas jangka panjang 436.129.754 444.510.456 463.900.997 463.900.997 Jumlah liabilitas 1.060.499.472 1.053.259.143 1.124.991.637 1.124.991.637 Jumlah ekuitas 512.100.395 493.338.959 449.211.255 419.231.670 Teratribusikan pada: Pemilik entitas induk 290.109.876 493.350.972 254.534.784 421.943.064 Kepentingan nonpengendali 221.990.519 (12.013) 194.676.470 (2.711.395) Ringkasan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2016 dan 2015: 31 Maret 2016 31 Maret 2015 Delfina PPJ Delfina PPJ Pendapatan 207.912.589 207.912.589 203.992.802 203.992.802 Laba sebelum pajak 63.815.855 77.736.149 16.959.528 19.084.115 Penghasilan komprehensif lain - - 724.838 724.838 Jumlah penghasilan komprehensif 60.700.263 60.702.208 10.587.408 11.687.408 Teratribusikan pada kepentingan non pengendali 27.315.994 (1.945) 5.259.334 (1.346) Dividen yang dibayarkan pada kepentingan non pengendali - - 1.600.000 4.500.000-8 -

Ringkasan informasi arus kas untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2016 dan 2015: 31 Maret 2016 31 Maret 2015 Delfina PPJ Delfina PPJ Operasi 70.312.156 70.312.156 67.386.664 68.486.664 Investasi (3.028.850) (3.028.850) (10.446.564) (10.446.564) Pendanaan (58.508.653) (58.508.653) (26.988.312) (26.988.312) Kenaikan bersih kas dan setara kas 8.775 8.775 29.951.788 31.051.788 Delfina Group Holdings Limited (Delfina) Berdasarkan Written Resolution dari pemegang saham Delfina tanggal 10 November 2015, pemegang saham menyetujui untuk menurunkan modal disetor Delfina dari sebesar US$ 54.625.393 menjadi US$ 23.659.781. Berdasarkan Written Resolution dari pemegang saham Delfina tanggal 2 Desember 2014, pemegang saham menyetujui untuk menurunkan modal disetor Delfina dari sebesar US$ 79.757.975 menjadi US$ 54.625.393. Penurunan modal ditempatkan dan disetor tersebut dilakukan secara proporsional, sehingga tidak mengubah persentase kepemilikan para pemegang saham. PT Intigraha Arthayasa (IA) Berdasarkan Keputusan Pemegang Saham IA tanggal 22 Agustus 2014, yang didokumentasikan dalam Akta No. 19 tanggal 9 September 2014 dari M. Nova Faisal, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui untuk meningkatkan modal ditempatkan dan modal disetor IA dari sebesar Rp 154.525.780 menjadi Rp 204.405.780, yang seluruhnya diambil bagian oleh Perusahaan. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-08499.40.20.2014 tanggal 24 September 2014. PT Pacific Place Jakarta (PPJ) Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 1 Juli 2005, yang didokumentasikan dalam Akta No. 44 tanggal 12 September 2005 dari Retno Handayani Rahayu S.H., pengganti dari Esther Mercia Sulaiman, S.H., notaris di Jakarta, PPJ meningkatkan modal dasarnya menjadi Rp 2.000.000.000 dan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi Rp 1.348.415.328. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-2598HT. 01.01.04.TH.2005 tanggal 19 September 2005. Dalam peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut, Perusahaan tidak ikut ambil bagian sehingga kepemilikan saham Perusahaan dalam PPJ mengalami dilusi menjadi 35%. Perubahan nilai investasi yang terjadi akibat transaksi ini adalah sebesar Rp 216.044.968 dan dicatat sebagai bagian dari ekuitas dalam akun Selisih nilai transaksi dengan kepentingan nonpengendali, pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. - 9 -

Berdasarkan Keputusan para Pemegang Saham PPJ tanggal 30 Mei 2014, yang didokumentasikan dalam Akta No. 8 tanggal 5 Juni 2014 dari Ferdinandus Indra Santoso Atmajaya, S.H., M.H., pengganti dari Ester Mercia Sulaiman, S.H., notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui untuk menurunkan modal ditempatkan dan modal disetor PPJ dari sebesar Rp 1.348.415.328 menjadi Rp 800.000.000. Penurunan modal ditempatkan dan disetor tersebut dilakukan secara proporsional, sehingga tidak mengubah persentase kepemilikan para pemegang saham. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-06327.40.20. 2014 tanggal 27 Juni 2014. Berdasarkan Keputusan para Pemegang Saham PPJ tanggal 16 September 2015, yang didokumentasikan dalam Akta No. 17 tanggal 18 September 2015 dari Ester Mercia Sulaiman, S.H., notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui untuk menurunkan modal dasar dari sebesar Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 400.000.000 serta modal ditempatkan dan modal disetor PPJ dari sebesar Rp 800.000.000 menjadi Rp 400.000.000. Penurunan modal dasar, ditempatkan dan disetor tersebut dilakukan secara proporsional, sehingga tidak mengubah persentase kepemilikan para pemegang saham. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0946040.AH.01.02. Tahun 2015 tanggal 17 November 2015. d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, berdasarkan Akta No. 56 tanggal 17 Juni 2014 dari M. Nova Faisal, S.H., M.Kn, notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Independen : Tomy Winata : Hartono Tjahjadi Adiwana Arpin Wiradisastra : Mimy C. Ratulangi Selvy Warauw : Santoso Gunara : Chandra Bahari Agung Rin Prabowo Samir Tony Soesanto : Herman Arman Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, susunan Komite Audit berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris tanggal 26 Juni 2013 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota : Mimy C. Ratulangi : Budianto Tirtadjaja Tatang Sayuti Manajemen kunci Grup terdiri dari Komisaris dan Direksi. - 10 -

Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, jumlah karyawan Perusahaan (tidak diaudit) masing-masing 156 dan 139 karyawan. Sedangkan pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, jumlah karyawan Grup secara keseluruhan (tidak diaudit) masingmasing 1.133 dan 1.169 karyawan. 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia, meliputi pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan OJK No. VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Mata uang yang digunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp) yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan. b. Prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas-entitas (termasuk entitas terstruktur) yang dikendalikan oleh Perusahaan dan entitas anak (Grup). Pengendalian diperoleh apabila Grup memiliki seluruh hal berikut ini: kekuasaan atas investee; eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee; dan kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil Grup. Pengkonsolidasian entitas anak dimulai pada saat Grup memperoleh pengendalian atas entitas anak dan berakhir pada saat Grup kehilangan pengendalian atas entitas anak. Secara khusus, penghasilan dan beban entitas anak yang diakuisisi atau dilepaskan selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sejak tanggal Grup memperoleh pengendalian sampai dengan tanggal Grup kehilangan pengendalian atas entitas anak. - 11 -

Seluruh aset dan liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban dan arus kas dalam intra kelompok usaha terkait dengan transaksi antar entitas dalam Grup dieliminasi secara penuh dalam laporan keuangan konsolidasian. Kebijakan akuntansi entitas anak telah diubah jika diperlukan, agar konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Grup. Pada tahun 2015, selisih penilaian kembali bangunan dalam akun Aset Tetap milik PPJ, entitas anak, tidak diakui dalam laporan keuangan konsolidasian agar konsisten dengan kebijakan akuntansi Grup yang mencatat aset tetapnya dengan menggunakan model biaya. Laba rugi dan setiap komponen penghasilan komprehensif lain diatribusikan kepada pemilik Perusahaan dan kepentingan nonpengendali (KNP) meskipun hal tersebut mengakibatkan KNP memiliki saldo defisit. KNP disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan. Transaksi dengan KNP yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Selisih antara nilai wajar imbalan yang dialihkan dengan bagian relatif atas nilai tercatat aset bersih entitas anak yang diakuisisi dicatat di ekuitas. Keuntungan atau kerugian dari pelepasan kepada KNP juga dicatat di ekuitas. c. Penjabaran Mata Uang Asing Mata Uang Fungsional dan Pelaporan Akun-akun yang tercakup dalam laporan keuangan setiap entitas dalam Grup diukur menggunakan mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi (mata uang fungsional). Transaksi dan Saldo Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan kedalam mata uang fungsional menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Keuntungan atau kerugian selisih kurs yang timbul dari penyelesaian transaksi dan dari penjabaran pada kurs akhir tahun atas aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui dalam laba rugi. Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, kurs konversi yakni kurs tengah Bank Indonesia, yang digunakan oleh Grup masing-masing sebesar Rp 13.276 (dalam Rupiah penuh) dan Rp 13.795 (dalam Rupiah penuh) per US$ 1. Kelompok Usaha Grup Hasil usaha dan posisi keuangan dari kelompok usaha Grup yang memiliki mata uang fungsional yang berbeda dengan mata uang pelaporan, dijabarkan pada mata uang pelaporan sebagai berikut: a. aset dan liabilitas dari setiap laporan posisi keuangan yang disajikan, dijabarkan pada kurs penutup pada tanggal laporan posisi keuangan; - 12 -

b. penghasilan dan beban untuk setiap laporan laba rugi dijabarkan menggunakan kurs rata-rata; dan c. seluruh selisih kurs yang timbul diakui dalam komponen ekuitas yang terpisah. Mata uang fungsional ACE adalah Dolar Amerika Serikat. Laporan keuangan entitas anak tersebut dijabarkan kedalam mata uang pelaporan menggunakan kurs berikut ini. (dalam Rupiah penuh) (dalam Rupiah penuh) Akun-akun laporan posisi keuangan 13.276 13.795 Akun-akun laporan rugi laba dan penghasilan komprehensif lain 13.527 13.392 Jika kegiatan usaha luar negeri tersebut dilepaskan, maka selisih kurs yang berasal dari penjabaran investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri tersebut, yang sebelumnya disajikan dalam ekuitas, diakui dalam laporan laba rugi sebagai bagian dari laba atau rugi penjualan. d. Transaksi dengan Pihak Berelasi Orang atau entitas dikategorikan sebagai pihak berelasi Grup apabila memenuhi definisi pihak berelasi berdasarkan PSAK No. 7 Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi. Semua transaksi signifikan dengan pihak berelasi, telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. e. Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga (3) bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya, dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya. f. Instrumen Keuangan Pembelian atau penjualan yang reguler atas instrumen keuangan diakui pada tanggal transaksi. Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan). Nilai wajar ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan termasuk biaya transaksi, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Biaya transaksi diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. - 13 -

Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, Grup hanya memiliki instrumen keuangan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang, aset keuangan tersedia untuk dijual dan liabilitas keuangan lain-lain. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi terkait dengan instrumen keuangan dalam kategori aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan investasi dimiliki hingga jatuh tempo tidak diungkapkan. Laba/Rugi Hari ke-1 Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Grup mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi Hari ke-1) dalam laba rugi, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui dalam laba rugi apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masing-masing transaksi, Grup menerapkan metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang sesuai. Aset Keuangan Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, yang selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, kategori ini meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang pihak berelasi non-usaha dan aset lain-lain (setoran jaminan, deposito berjangka yang dibatasi pencairannya, rekening giro yang dibatasi pencairannya, dan lain-lain) yang dimiliki oleh Grup. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas Grup diklasifikasikan berdasarkan substansi perjanjian kontraktual serta definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Kebijakan akuntansi yang diterapkan atas instrumen keuangan tersebut diungkapkan berikut ini. Instrumen Ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sejumlah hasil yang diterima, setelah dikurangkan dengan biaya penerbitan langsung. - 14 -

Liabilitas Keuangan Liabilitas Keuangan Lain-lain Kategori ini merupakan liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain-lain, jika substansi perjanjian kontraktual mengharuskan Grup untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika liabilitas tersebut diselesaikan tidak melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan. Liabilitas keuangan lain-lain selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi berdasarkan suku bunga efektif. Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, kategori ini meliputi utang bank, utang usaha, beban akrual, utang pihak berelasi non-usaha dan liabilitas lain-lain tertentu yang dimiliki oleh Grup. Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika,dan hanya jika, Grup saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, manajemen Grup menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai. (1) Aset Keuangan pada Biaya Perolehan Diamortisasi Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa rugi penurunan nilai telah terjadi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan - 15 -

nilai yang terjadi atau menggunakan akun cadangan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laba rugi. Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas cadangan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laba rugi, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut. (2) Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Penghentian Pengakuan Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (1) Aset Keuangan Aset keuangan (atau bagian dari aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika: a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; b. Grup tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung liabilitas kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau c. Grup telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut. (2) Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, dibatalkan, atau telah kadaluarsa. g. Pengukuran Nilai Wajar Pengukuran nilai wajar didasarkan pada asumsi bahwa transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas akan terjadi: di pasar utama untuk aset atau liabilitas tersebut atau; jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut. - 16 -

Grup harus memiliki akses ke pasar utama atau pasar yang paling menguntungkan pada tanggal pengukuran. Nilai wajar aset atau liabilitas diukur menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomi terbaiknya. Pengukuran nilai wajar aset non-keuangan memperhitungkan kemampuan pelaku pasar untuk menghasilkan manfaat ekonomik dengan menggunakan aset dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya, atau dengan menjualnya kepada pelaku pasar lain yang akan menggunakan aset tersebut dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya. Ketika Grup menggunakan teknik penilaian, maka Grup memaksimalkan pengunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi. Seluruh aset dan liabilitas yang mana nilai wajar aset atau liabilitas tersebut diukur atau diungkapkan, dikategorikan dalam hirarki nilai wajar sebagai berikut: Level 1 - harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik; Level 2 - teknik penilaian dimana level input terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar dapat diobservasi, baik secara langsung maupun tidak langsung; Level 3 - teknik penilaian dimana level input terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar tidak dapat diobservasi. Untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang dalam laporan keuangan konsolidasian, maka Grup menentukan apakah telah terjadi transfer diantara level hirarki dengan menilai kembali pengkategorian level nilai wajar pada setiap akhir periode pelaporan. h. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. i. Persediaan 1. Persediaan Real Estat Persediaan real estat terdiri dari bangunan (secara strata title) yang siap dijual, bangunan (secara strata title) yang sedang dikonstruksi dan tanah yang sedang dikembangkan dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost and net realizable value). Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada kegiatan pengembangan real estat serta biaya pinjaman (beban bunga dan selisih kurs). Tanah yang sedang dikembangkan akan dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat konstruksi dimulai dengan menggunakan metode luas areal. - 17 -

Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai jalan dan prasarana atau area yang tidak dijual lainnya, dialokasikan ke proyek berdasarkan luas area yang dapat dijual. Biaya perolehan bangunan yang sedang dikonstruksi meliputi biaya-biaya konstruksi serta dipindahkan ke tanah dan bangunan yang siap dijual pada saat selesai dibangun. Biaya-biaya tersebut ditentukan dengan menggunakan metode identifikasi khusus. Akumulasi biaya ke proyek pengembangan real estat tidak dihentikan walaupun realisasi pendapatan pada masa mendatang lebih rendah dari nilai tercatat proyek. Namun, dilakukan cadangan secara periodik atas perbedaan tersebut. Jumlah cadangan tersebut akan mengurangi nilai tercatat proyek dan dibebankan ke laba rugi tahun berjalan. Estimasi dan alokasi biaya harus dikaji kembali pada setiap akhir periode pelaporan sampai proyek selesai secara substansial. Apabila telah terjadi perubahan mendasar pada estimasi kini, biaya direvisi, dan direalokasi. Beban yang tidak berhubungan dengan proyek real estat dibebankan dalam laba rugi pada saat terjadinya. 2. Persediaan Hotel Barang dan perlengkapan hotel terdiri dari makanan, minuman, perlengkapan teknik dan perlengkapan hotel. Persediaan tersebut dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan, yang ditentukan dengan menggunakan metode ratarata, atau nilai realisasi bersih. j. Investasi pada Entitas Asosiasi Hasil usaha dan aset dan liabilitas entitas asosiasi dicatat dalam laporan keuangan konsolidasian menggunakan metode ekuitas. Dalam metode ekuitas, pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi diakui pada laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk mengakui bagian Grup atas laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi. Jika bagian Grup atas rugi entitas asosiasi adalah sama dengan atau melebihi kepentingannya pada entitas asosiasi, maka Grup menghentikan pengakuannya atas rugi lebih lanjut. Kerugian lebih lanjut diakui hanya jika Grup memiliki kewajiban konstruktif atau hukum atau melakukan pembayaran atas nama entitas asosiasi. Investasi pada entitas asosiasi dicatat menggunakan metode ekuitas sejak tanggal investasi tersebut memenuhi definisi entitas asosiasi. Pada setiap tanggal pelaporan, Grup menentukan apakah terdapat penurunan nilai yang harus diakui atas investasi Grup pada entitas asosiasi. Ketika entitas dalam Grup melakukan transaksi dengan entitas asosiasi milik Grup, keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari transaksi tersebut diakui dalam laporan keuangan konsolidasian Grup hanya sebatas kepentingan para pihak dalam entitas asosiasi yang tidak terkait dengan Grup. - 18 -

k. Properti Investasi Properti investasi, kecuali tanah, diukur sebesar biaya perolehan, termasuk biaya transaksi, setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan cadangan kerugian penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Jumlah tercatat termasuk biaya penggantian untuk bagian tertentu dari properti investasi yang telah ada pada saat beban terjadi, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari properti investasi. Properti investasi berupa tanah dalam rangka bangun, kelola dan alih adalah tanah milik Grup yang diatasnya akan dibangun hotel oleh pihak ketiga. Tanah dan bangunan hotel akan dikembalikan kepada Grup pada saat berakhirnya perjanjian bangun, kelola dan alih. Properti investasi, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus dengan estimasi masa manfaatnya yakni empat (4) sampai dengan dua puluh (20) tahun. Properti investasi dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari laporan posisi keuangan konsolidasian) pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laba rugi dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut. Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, atau dimulainya sewa operasi ke pihak lain. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. Berdasarkan penelaahan umur manfaat properti investasi, pada tahun 2015, PPJ, entitas anak, mengubah estimasi sisa umur manfaat ekonomis bangunan Pacific Place Mall dan One Pacific Place dari dua belas (12) tahun menjadi dua puluh (20) tahun untuk lebih mencerminkan masa manfaat ekonomis properti investasi tersebut. Properti Investasi dalam Pembangunan Properti investasi dalam pembangunan merupakan properti investasi dalam tahap konstruksi, yang dinyatakan pada biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya akan direklasifikasi ke akun properti investasi yang bersangkutan dan akan disusutkan pada saat konstruksi selesai secara substansial dan aset tersebut telah siap digunakan sesuai tujuannya. l. Aset Tetap Pemilikan Langsung Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. - 19 -

Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah, dan biaya ini tidak disusutkan. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atas tanah. Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa mendatang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dan amortisasi dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan 20 Peralatan dan perabotan 2-8 Peralatan mekanis dan listrik 8 Kendaraan bermotor 2-8 Peralatan telekomunikasi 2-10 Partisi kantor 3-5 Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap diakui dalam laba rugi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. Berdasarkan penelaahan umur manfaat properti investasi, pada tahun 2015, PPJ, entitas anak, mengubah estimasi sisa umur manfaat ekonomis bangunan dari dua belas (12) tahun menjadi dua puluh (20) tahun untuk lebih mencerminkan masa manfaat ekonomis aset tetap tersebut. - 20 -

Aset Tetap dalam Pembangunan Aset tetap dalam pembangunan merupakan aset tetap dalam tahap konstruksi, yang dinyatakan pada biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya akan direklasifikasi ke akun aset tetap yang bersangkutan dan akan disusutkan pada saat konstruksi selesai secara substansial dan aset tersebut telah siap digunakan sesuai tujuannya. m. Goodwill Goodwill diuji penurunan nilainya setiap tahun dan dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi kerugian penurunan nilai. Penurunan nilai goodwill tidak dapat dipulihkan. Keuntungan atau kerugian yang diakui pada saat pelepasan entitas anak harus memperhitungkan nilai tercatat goodwill dari entitas anak yang dijual tersebut. Goodwill dialokasikan ke Unit Penghasil Kas (UPK) untuk tujuan uji penurunan nilai. Alokasi dilakukan ke UPK atau kelompok UPK yang diharapkan akan mendapat manfaat dari kombinasi bisnis yang menimbulkan goodwill tersebut. n. Transaksi Sewa Penentuan apakah suatu kontrak merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut. 1. Perlakuan Akuntansi untuk Penyewa Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laba rugi dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. 2. Perlakuan Akuntansi untuk Pihak yang Menyewakan Sewa dimana Grup tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dapat didistribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laporan laba rugi tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa. o. Distribusi Dividen Distribusi dividen kepada pemegang saham Grup diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan konsolidasian dalam periode saat dividen tersebut disetujui oleh pemegang saham Grup. p. Saham Treasuri Pada saat Perusahaan membeli kembali saham Perusahaan (saham treasuri), maka imbalan yang dibayarkan, termasuk biaya-biaya transaksi inkremental yang teratribusikan langsung (bersih setelah pajak penghasilan), dikurangkan dari ekuitas yang dapat - 21 -