BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Simpulan. Berikut ini merupakan simpulan atas hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bidang jasa maupun produksi pasti menginginkan agar perusahaannya dapat

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatkan atau memperluas jaringan bisnisnya. terlebih lagi jika jumlah uang yang akan diinvestasikan sangat besar.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan membutuhkan banyak investor untuk menanamkan modalnya kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. XL Axiata Tbk, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kegiatan menggunakan dana (fungsi investasi) dan kegiatan mencari sumber

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin canggih menjadikan perusahaan berusaha akan tetap eksis dan

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB I PENDAHULUAN. mahal, hal ini dikarenakan jumlah populasi yang terus meningkat sehingga

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan tempat kerja sama yang

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

ANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. CATUR PUTRI LUTPIANDARI Reni Diah Kusumawati, SE.

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi melalui pembangunan infrastruktur, aset-aset publik, dan fasilitas umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka dari satu tempat ke tempat yang lain sesuai dengan tujuan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

NUR AZIZ MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT.

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan lain baik bagi perusahaan domestik maupun perusahaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. Modal kerja merupakan salah satu komponen penting dalam. menjalankan aktivitas usaha perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini bisnis properti telah mengalami perkembangan yang sangat

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE )

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ini menimbulkan persaingan yang ketat sehingga perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: terhadap Audit Delay tidak terdukung. Dengan demikian profitabilitas

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan persaingan semakin meningkat, sehingga setiap. fungsi penting bagi perusahaan dalam kegiatan usaha, dalam mengelola

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, para pimpinan perusahaan menyusun laporan

BAB I PENDAHULUAN. dapat tetap bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Apabila efisiensi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebuah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi

Transkripsi:

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berikut ini merupakan simpulan atas hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, secara kronologis sesuai dengan perumusan masalah. 1. Faktor-faktor utama yang menjadi penyebab PT Pos Indonesia melakukan transformasi bisnis, meliputi; kemajuan teknologi informasi yang mengubah pola dan gaya hidup masyarakat dalam berkomunikasi; adanya kebijakan liberalisasi industri pos di Indonesia; serta peran strategis PT Pos Indonesia sebagai penyelenggara pelayanan umum kepada masyarakat (PSO). 2. Berkaitan dengan analisis atas tahapan transformasi PT Pos Indonesia, simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut. a. Kebijakan pemberdayaan (empowerment) melalui perubahan struktur organisasi tingkat area dan unit kerja pelaksana teknis yang sebelumnya berbasis wilayah menjadi berbasis bisnis, belum berjalan sebagaimana mestinya. Unit pelaksana teknis yang seharusnya berdiri sendiri yaitu SDM Representatives, ternyata masih menjadi bagian dari Kantor Pos, dipimpin manajer SDM yang bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Pos. Hal tersebut disebabkan masih terdapat kendala pada kesiapan SDM Representatives untuk mengambil alih pengelolaan SDM Kantor Pos, karena pengelolaan SDM menyangkut aspek pembinaan, penghargaan, hukuman disiplin serta pengembangan karier yang belum bisa ditangani 107

108 secara mandiri oleh SDM Representatives. b. Unit kerja pelaksana teknis yang baru, seperti Sales Representatives dan Unit Pelaksana Operasi, meskipun secara struktur sudah terpisah dari Kantor Pos, namun dalam melaksanakan fungsi belum sepenuhnya bisa mandiri, terutama dalam mengambil keputusan masih tergantung kepada Kepala Kantor Pos. Hal tersebut antara lain disebabkan, personel penjabat representatives sebagian merupakan mantan bawahan Kepala Kantor Pos saat struktur organisasi belum berubah, sehingga dalam keseharian aktivitas mereka masih tergantung pertimbangan Kepala Kantor Pos. Pada sisi lain, permasalahan yang terkait dengan unit mandiri tersebut, misalnya pengaduan masyarakat berkaitan dengan pelayanan Unit Pelaksana Operasi yang seharusnya ditujukan kepada unit yang bersangkutan, ternyata seringkali masih melibatkan Kepala Kantor Pos, karena masyarakat pelanggan belum sepenuhnya memahami perubahan struktur dan kewenangan tersebut. c. Program modernisasi fisik dan virtual serta perluasan jaringan unit kerja PT Pos Indonesia belum menyeluruh, karena terkendala oleh keterbatasan anggaran serta kebijakan skala prioritas yang menjadi kesepakatan manajemen dan dewan komisaris. Modernisasi gedung dan jaringan kerja PT Pos Indonesia diprioritaskan pada investasi yang menghasilkan pendapatan dari peningkatan pelayanan kepada pelanggan. Akibatnya, upaya meningkatkan brand image PT Pos Indonesia melalui modernisasi fisik dan virtual tersebut belum tercapai secara optimal.

109 3. Hal-hal yang dapat disimpulkan dari identifikasi dan analisis atas faktor pendukung dan penghambat keberhasilan transformasi, sebagai berikut. a. PT Pos Indonesia memiliki beberapa keunggulan yang menjadi faktor pendukung untuk mencapai keberhasilan transformasi bisnisnya, meliputi; konektivitas, kepemilikan aset yang besar, dukungan pemerintah sebagai pemegang saham, serta pengalaman panjang dalam bisnis pos. Konektivitas berupa kekuatan jaringan kantor dan titik layanan yang dimiliki PT Pos Indonesia dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, merupakan yang terbesar dan tidak dimiliki oleh satupun badan usaha penyelenggara pos lainnya di Indonesia, sehingga menjadi kekuatan andalan PT Pos Indonesia untuk mensukseskan program transformasi bisnisnya. b. PT Pos Indonesia memiliki sejumlah besar aset berupa gedung kantor, tanah dan bangunan lainnya di berbagai lokasi di Indonesia. Namun demikian saat ini sebagian besar aset tersebut tidak digunakan secara optimal (idle capacity), bahkan justru membebani keuangan perusahaan karena besarnya biaya pemeliharaan, biaya pajak bumi dan bangunan, biaya penyusutan dan biaya-biaya yang lain. Upaya pemanfaatan aset yang menganggur tersebut melalui diversifikasi belum optimal karena masih dikelola oleh unit manajemen setingkat direktorat, yaitu Direktorat Ritel dan Properti, sehingga belum fokus dan kurang memiliki fleksibilitas dalam pengambilan keputusan. Rencana pembentukan anak perusahaan PT Pos Properti yang fokus menangani aset PT Pos Indonesia

110 terkendala oleh kesiapan organisasi, SDM, infrastruktur dan modal. c. Pada sisi lain, PT Pos Indonesia juga memiliki beberapa kelemahan yang dapat menjadi hambatan mencapai keberhasilan transformasi. Kelemahan yang utama pada aspek sumber daya manusia yang komposisinya tidak ideal. Pegawai PT Pos Indonesis pada sisi latar belakang pendidikan didominasi oleh pegawai dengan tingkat pendidikan yang rendah (SLTA ke bawah), sedangkan komposisi usia didominasi oleh pegawai yang telah berusia tua, sehingga menghambat kinerja serta menimbulkan konsekuensi beban biaya pensiun yang signifikan pada beberapa tahun yang akan datang. Pada sisi budaya, masih kental nuansa birokratis, kaku dan kurang empati dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Akibatnya perusahaan lamban bergerak dalam merespon perubahan kondisi pasar dan lingkungan bisnis yang cepat. Kelemahan lain yang melekat pada PT Pos Indonesia adalah kurang baiknya reputasi perusahaan di mata konsumen, terutama sejak hadirnya perusahaanperusahaan jasa pengiriman swasta dan asing saat liberalisasi industri pos diterapkan. Reputasi tersebut terutama dalam hal ketepatan waktu pengiriman, keamanan surat/paket yang dikirimkan, layanan pengaduan kepada konsumen serta inovasi bisnis yang kalah dibanding perusahaan pesaing. Selain itu, kurang baiknya citra perusahaan juga disebabkan minimnya publikasi untuk menyebarluaskan produk dan layanan PT Pos Indonesia.

111 4. Hasil analisis atas dampak transformasi bisnis terhadap kinerja keuangan PT Pos Indonesia, selama empat tahun terakhir sejak dimulainya program transformasi bisnis tahun 2009, kinerja keuangan PT Pos Indonesia menunjukkan peningkatan dengan kemampuan memperoleh laba, setelah selama enam tahun berturut-turut, yaitu dari tahun 2003 sampai dengan 2008 (kecuali tahun 2006) perusahaan selalu mencatat kerugian. Laba tahun 2009 dapat diraih antara lain karena: adanya pembenahan sistem operasi dan layanan surat dan paket sebagai tahapan awal transformasi, sehingga perusahaan mampu mewujudkan efisiensi beban operasional. Selain itu adanya kebijakan efisiensi dalam berbagai hal oleh direksi baru, misalnya dalam penyediaan fasilitas kendaraan dinas bagi pejabat PT Pos Indonesia di pusat dan daerah, dari semula dengan membeli, diubah dengan pola leasing sehingga beban keuangan perusahaan menjadi lebih efisien. Kemudian tahun 2009 ada momentum pemilu legislatif dan pemilihan presiden yang turut mendongkrak pendapatan perusahaan dari unit bisnis logistik untuk kepentingan pemilu tersebut. Dari analisis atas rasio keuangan, posisi likuiditas yang tercermin pada rasio kas menunjukkan keuangan perusahaan aman dari risiko technical insolvency karena memiliki rasio kas di atas ambang batas minimal yang dipersyaratkan. Namun demikian PT Pos Indonesia memiliki aktiva likuid berupa Kas dan Setara Kas dalam jumlah yang besar namun kapasitasnya menganggur dan hanya diinvestasikan pada instrumen investasi yang return nya relatif kecil. Selanjutnya rasio aktivitas, tercermin pada tren rasio perputaran total aktiva

112 (total asset turnover/tat) yang semakin meningkat dari tahun 2009 sampai 2012, menunjukkan bahwa pengelolaan aktiva perusahaan secara keseluruhan cukup baik dan efektif. Kinerja solvabilitas/leverage yang terlihat dari besaran rasio long term debt to equity (DER) antara 60 persen sampai 80 persen, artinya perusahaan memiliki debt capacity yang tinggi sehingga perlu kehati-hatian untuk menambah dana melalui hutang jangka panjang. Rasio total debt to total assets (TDTA) PT Pos Indonesia tahun 2009 sampai 2012 di bawah 100 persen dan trennya cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut menunjukkan perusahaan masih relatif aman dari risiko solvabilitas, serta didukung dengan kemampuan profitabilitas perusahaan yang masih positif. Dari analisis atas tingkat kesehatan BUMN menunjukkan bahwa PT Pos Indonesia tahun 2012 berada pada kategori Sehat A, stabil dari periode sebelumnya tahun 2011, meskipun sempat mengalami penurunan tingkat kesehatan pada 2010 karena rendahnya pencapaian laba periode tersebut. 4.2 Saran Mengacu pada hasil analisis dan kelemahan-kelemahan sebagaimana diuraikan pada Bab III dan kesimpulan, penulis memberikan beberapa saran untuk mengoptimalkan keberhasilan transformasi bisnis PT Pos Indonesia. 1. Berkaitan dengan kelemahan yang dijumpai dari analisis atas tahapan implementasi transformasi, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. a. Mengimplementasikan struktur organisasi baru pada unit kerja pelaksana teknis secara menyeluruh, sesuai dengan ketentuan dalam Keputusan

113 Direksi Nomor KD.17/DIRUT/0312 tanggal 1 Maret 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Area dan Pelaksana Teknis PT Pos Indonesia, melalui penyiapan SDM yang kompeten untuk menempati posisi yang saat ini belum mandiri, antara lain SDM Representatives, serta representatives lain yang belum ditetapkan, sehingga tujuan pemberdayaan peran tanggung jawab dan kewenangan unit kerja pelaksana teknis melalui perubahan struktur organisasi tersebut dapat tercapai secara efektif. b. Kendala anggaran dalam modernisasi dan perluasan jaringan kantor PT Pos Indonesia dapat diatasi dengan membuka sebanyak-banyaknya kesempatan kepada pihak ketiga/masyarakat untuk menjadi mitra dalam pengelolaan agen pos, dengan mempermudah persyaratan pendirian, serta membenahi skema bisnis keagenan pos, sehingga lebih memiliki daya tarik bagi calon mitra. 2. Terhadap beberapa kelemahan yang dijumpai dari analisis atas faktor pendukung dan penghambat keberhasilan transformasi, disarankan agar. a. Segera mengupayakan pembentukan anak perusahaan PT Pos Properti, melalui penyiapan perangkat aturan, organisasi, infrastruktur, SDM, modal dan persyaratan lainnya yang diperlukan, agar pengelolaan aset perusahaan yang idle capacity dapat lebih fokus, fleksibel dalam pengambilan keputusan serta pemanfaatannya lebih optimal, sehingga mampu memberikan kontribusi bagi pendapatan perusahaan.

114 b. Melanjutkan program peningkatan kompetensi pegawai, terutama melalui pelatihan-pelatihan yang fokus untuk memperbaiki SDM PT Pos Indonesia agar lebih bersikap melayani, memperbaiki pola pikir agar lebih terbuka terhadap perubahan pasar dan lingkungan bisnis, serta memiliki jiwa wirausaha (enterpreneurship). c. Menerapkan kebijakan normalisasi (rightsizing) SDM PT Pos Indonesia untuk mendapatkan jumlah dan komposisi SDM yang ideal, antara lain melalui alternatif pemberian pensiun dini kepada pegawai secara bertahap untuk meminimalkan beban biaya pensiun yang akan membengkak pada beberapa tahun mendatang, saat sebagian besar pegawai secara bersamaan memasuki masa pensiun, serta pada sisi lain merekrut pegawai baru dengan latar belakang pendidikan yang sesuai dan usia produktif untuk mengelola operasional bisnis perusahaan. d. Melanjutkan upaya pembenahan sistem operasi dan layanan surat dan paket, dengan memanfaatkan konektivitas jaringan kantor dan titik layanan yang dimiliki PT Pos Indonesia. Tujuannya adalah meningkatkan efektivitas waktu penyampaian kiriman dan efisiensi biaya sehingga dapat ditentukan tarif yang kompetitif bagi konsumen dan penghematan biaya operasional perusahaan. e. Meningkatkan citra dan reputasi perusahaan selain melalui peningkatan layanan sebagaimana poin 2.d di atas, juga melalui publikasi kepada masyarakat mengenai layanan dan produk-produk PT Pos Indonesia, serta didukung dengan tersedianya anggaran iklan yang memadai

115 3. Selanjutnya, terhadap kelemahan pada hasil analisis atas kinerja keuangan, penulis menyarankan agar struktur keuangan PT Pos Indonesia diperbaiki, antara lain dengan memanfaatkan Kas dan Setara Kas yang besar dan menganggur untuk investasi yang lebih menguntungkan atau untuk membayar hutang, sehingga dapat meningkatkan kinerja likuiditas, aktivitas dan solvabilitas perusahaan. Selain itu perusahaan agar tetap menjaga dan meningkatkan profitabilitas supaya tingkat kesehatan perusahaan dapat terus berada pada posisi yang sehat.