Kata Kunci : Malaria Falsiparum, Pengobatan Malaria

dokumen-dokumen yang mirip
Gambaran Infeksi Malaria di RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Periode Januari Desember 2012

ANALISIS BIAYA DAN TATALAKSANA PENGOBATAN MALARIA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD ULIN BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN PERIODE TAHUN

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Riche Anggresti 1, Nuzulia Irawati 2, Roza Kurniati 3

ABSTRAK. Pembimbing I : Susy Tjahjani, dr., M.Kes. Pembimbing II : Ronald Jonathan, dr., M.Sc., DTM&H

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Malaria ditemukan hampir di seluruh bagian dunia, terutama di negaranegara

Sahniriansa Sahionge,2013. Pembimbing I : Decky Gunawan,dr.,M.Kes.AIFO Pembimbing II : Endang Evacusiany,Dra.Apt.MS.AFK

ABSTRAK. Helendra Taribuka, Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI MALARIA DI LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM PANGLIMA SEBAYA TANAH GROGOT KALIMANTAN TIMUR PERIODE

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

PERBANDINGAN LAMA RAWAT INAP ANTARA PASIEN FRAKTUR TERBUKA GRADE III DALAM FASE GOLDEN PERIOD DENGAN OVER GOLDEN PERIOD SKRIPSI

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa UKDW

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ASTRI SRI WARIYANTI J

Daftar Pustaka. Arubusman M., Evaluasi Hasil Guna Kombinasi. Artesunate-Amodiakuin dan Primakuin pada Pengobatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

Keywords: Characteristics, Malaria Parasites Positive, RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. register status pasien. Berdasarkan register pasien yang ada dapat diketahui status pasien

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE TAHUN 2016

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

Patria Asda, A., Perbedaan Persepsi Pasien...

BAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan salah satu intervensi medis yang paling efektif, jika

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Jl.Prof. Drg. Suria Sumantri No.65, Bandung

DAFTAR ISI. BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Penelitian...26

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang tersebar hampir di beberapa Negara tropis dan subtropis saat

GAMBARAN KLINIS DAN TATALAKSANA PASIEN RAWAT INAP MALARIA FALCIPARUM DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis

HUBUNGAN KELENGKAPAN ANAMNESIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN KASUS KECELAKAAN BERDASARKAN ICD-10 DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr.

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA ARTRITIS GOUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE

BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan tubuh nyamuk.

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

BAB II. METODE PENELITIAN

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBIOTIK PADA TERAPI DEMAM TIFOID DI PUSKESMAS BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

Plasmodium falciparum is the cause of

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY

RUS DIANA NOVIANTI J

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KESEMBUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI PUSKESMAS DELANGGU KABUPATEN KLATEN

Studi Retrospektif pada Pasien Malaria Falciparum dengan Komplikasi pada Rumah Sakit Umum Bethesda Serukam Periode Tahun

PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA KUSTA TENTANG PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KEMUNINGSARI KIDUL KABUPATEN JEMBER

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN KEPUALAUAN MENTAWAI SELAMA JANUARI-DESEMBER 2012

HUBUNGAN PERBEDAAN USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN DI ICU DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK, MEDAN PERIODE BULAN JULI 2014 HINGGA OKTOBER

Kejadian Ptiriasis Capitis Berbasis Tipe Pomade dan Frekuensi Penggunaannya

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

HUBUNGAN SKOR APRI DENGAN DERAJAT VARISES ESOFAGUS PASIEN SIROSIS HATI KARENA HEPATITIS B

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demam tifoid merupakan suatu infeksi tropis yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health

PERBANDINGAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS ANTARA DOKTER UMUM DAN DOKTER SPESIALIS JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB IV METODE PENELITIAN

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI PUSKESMAS SUNGAI AYAK III KALIMANTAN BARAT TAHUN 2010

KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DENGAN PARASIT POSITIF YANG DIRAWAT INAP DI RSD KOLONEL ABUNDJANI BANGKO KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI TAHUN 2009

BAB III METODE PENELITIAN

STATUS HEMATOLOGI PENDERITA MALARIA SEREBRAL

PERBEDAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA DAN KASA KERING DENGAN LAMA PELEPASAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang telah dilaksanakan mulai bulan Mei 2014

DESCRIPTIVE ANALYSIS INDICATORS GROSS DEATH RATE ( GDR ) AND NET DEATH RATE ( NDR ) IN RSUD TUGUREJO SEMARANG

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tertinggi terjadi pada kelompok usia 1-4 tahun. (Kemenkes RI, 2013).

Transkripsi:

Efektivitas emberian Artemisin Base Combination Therapy (A CT) Terhadap Lama Rawat Inap asien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi di RSUD Kabupaten Lahat Zulfachmi Wahab 1, Merry Tyas Anggraini 1, Syarifah Alfi Azzulfa Alathas 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar belakang : Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyebabkan kematian di dunia, terutama di daerah daerah tropis. Kab. Lahat (Sumatera Selatan), merupakan salah satu daerah endemik malaria di Indonesia, dengan jumlah kasus rawat jalan sebanyak 4.210 kasus dan rawat inap sebanyak 2.034 kasus pada tahun 2012. WHO mengatakan, penggunaan artemisin-base combination therapy (ACT) merupakan terapi yang efektif untuk malaria falsiparum tanpa komplikasi, dikarenakan banyaknya resistensi palsmodium terhadap kloroquin. Selain itu, penggunaan ACT juga dapat mempercepat penyembuhan pasien, dibandingkan penggunaan obat obat non ACT. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian obat anti malaria ACT dan Non ACT (Kloroquin, dan rimaquin) terhadap lama rawat pasien malaria falciparum tanpa komplikasi di RSUD Kabupaten Lahat Metode : enelitian observasioanl analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 280 pasien dengan cara total sampling. Analisis data dengan menggunakan uji chi square. Hasil : emberian obat anti malaria derivat ACT peroral dapat menurunkan lama perawatan (20,8%) dibandingkan pemberian obat anti malaria derivat Non ACT peroral (25,0 %) didapatkan nilai p=0,750, pemberian obat anti malaria derivat ACT Injeksi dapat menurunkan lama perawatan (18,0%) dibandingkan pemberian obat anti malaria derivat Non ACT Injeksi (23,5 %) didapatkan nilai p=0,725. Kesimpulan : engobatan malaria dengan menggunakan derivat ACT, baik peroral maupun injeksi, dapat menurunkan lama perawatan pasien malaria (20,8 % dan 18,0%) dibandingkan dengan penggunaan derivat Non ACT baik peroral maupun injeksi (25,0 % dan 23,5 %) sebagai pengobatan malaria, walaupun setelah dilakukan uji statistik, tidak menunjukkan hasil yang bermakna. Kata Kunci : Malaria Falsiparum, engobatan Malaria Effectiveness of Giving Artemisin Base Combination Therapy (A CT) on Length Hospitalize atient Falciparum Malaria Uncomplicated in District Hospitals Lahat ABSTRACT Background : Malaria is one of infection disease that cause of death, especially in tropical country. Lahat regency (South Sumatera) is one of endemic area in Indonesia with 4.210 treating case and 2.034 hospitalize case in 2012. WHO said, artemisin-base combination theraphy (ACT) is efective theraphy for malaria falciparum without complication, because theraphy of cloroquin is amount make plasmodium resistance. Over that, using ACT for therapy can quicken patient treatment, compare with non ACT drugs. The aims of this study is to determine the effect of anti-malarial drugs Non ACT and ACT (Chloroquine, and rimaquin) to the length hospitalize of uncomplicated falciparum malaria patients in hospitals Lahat Method : Observasioanl analytic research with cross sectional approach. The total sample of 280 patients with a total sampling. Data analysis using chi square test. Result : Therapy with ACT oral or injectoin can decrease long hospitalize of malaria patient (20,8 % and 18,0%) if compare with non ACT therapy oral or injection (25,0 % and 23,5 %) for treatment of malaria, but statistically is not significant.. Conclusion: Therapy with ACT oral or injectoin can decrease long hospitalize of malaria patient (20,8 % and 18,0%) if compare with non ACT therapy oral or injection (25,0 % and 23,5 %) for treatment of malaria, but statistically is not significant. Keywords : Malaria Falciparum, Treatment of Malaria Korespondensi: Merry Tiyas Anggraini, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang, Jl. Wonodri No. 2A. Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, telepon/faks (024) 8415764. Email : merry.tyas@gmail.com

ENDAHULUAN Malaria masih merupakan salah satu penyakit infeksi penting yang menyebabkan kesakitan serta kematian tertinggi pada anak dan dewasa di dunia. enyakit yang disebabkan oleh infeksi plasmodium ini, banyak ditemukan pada wilayah beriklim tropis, salah satunya Indonesia (WHO, 2010). Di Indonesia, malaria masih ditemukan hampir di seluruh wilayah, terutama apua, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Indonesia, angka Annual arasite Incidence(AI) menunjukan penurunan selama periode 2007 2011. Angka AI tahun 2007 sebesar 2,89 per 1000 penduduk dan pada tahun 2011 sebesar 1,75 per 1000 penduduk.berdasarkan data tersebut, pada tahun 2011, sebanyak 1,430 per 1000 penduduk yang terdiagnosis positif malaria terdapat di Sumatera Selatan (Depkes RI, 2012). Sumatera Selatan merupakan salah satu wilayah endemik malaria, dimana sebagian besar kabupaten di wilayah tersebut termasuk golongan endemis sedang (Dinkes rov. Sumsel, 2010). Kabupaten Lahat, yang merupakan salah satu wilayah endemik malaria dengan kejadian malaria sebanyak 4.210 kasus rawat jalan dan 2.348 kasus rawat inap pada tahun 2012 (RSUD Lahat, 2011). Di kabupaten Lahat, penggunaan obat anti malaria golongan kloroquin dan primaquin masih diberikan sebagai terapi utama, walaupun berdasarkan data World Health Organization (WHO), sebagian wilayah di Indonesia sudah resisten terhadap obat obatan golongan tersebut, terutama golongan kloroquin (Sudarto, 2011). Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka dilakukan analisis untuk mengetahui adakah hubungan pemberian obat anti malaria artemisinin-based combination therapy (ACT), dan Non ACT (Kloroquin dan primaquin) terhadap lama rawat pasien malaria falsiparum tanpa komplikasi di RSUD Kabupaten Lahat? METODE Studi analitik retrospektif dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, dan sampel dipilih dari rekam medis bulan Januari Mei 2013. enelitian dilakukan pada bulan Agustus Oktober 2013. Kriteria sampel adalah pasien dengan diagnosa positif malaria falsiparum tanpa komplikasi yang diberikan terapi ACT atau Non ACT dan diizinkan pulang oleh dokter. Besar sampel adalah 280 pasien. Teknik sampling dengan cara total sampling. Variabel bebas adalah obat anti malaria sedangkan variabel terikat adalah lama rawat pasien malaria. Analisis data menggunakan uji chi square. 1

HASIL Sebaran data karakteristik sampel pada penelitian ini sebagai berikut, usia terbanyak adalah > 30 tahun yaitu sebanyak 59,6 %. Sebagian besar pasien berjenis kelamin perempuan (58,6 %) dengan pekerjaan terbanyak adalah IRT (Ibu Rumah Tangga) sebanyak 33,2 %. Sebanyak 70,4 % pasien diberikan pengobatan ACT Oral dan memiliki lama perawatan rata rata 3 6 hari (73,2 %). Tabel 1. Karakteristik Sampel Jumlah resentase (%) Jenis Kelamin Laki Laki 116 41,4 erempuan 164 58,6 Usia Usia 13 18 Tahun 32 11,4 Usia 19 24 Tahun 40 14,3 Usia 25 30 Tahun 41 14,6 Usia > 30 Tahun 167 59,6 ekerjaan Tidak Bekerja 18 6,4 Buruh 9 3,2 etani 52 18,6 elajar / Mahasiswa 33 11,8 NS / TNI / OLRI IRT 33 93 11,8 33,2 Lain Lain 42 15,0 emberian Obat ACT Oral 197 70,4 Non ACT Oral 16 5,7 ACT Injeksi 50 17,9 Non ACT Injeksi 17 6,1 Lama Rawat Lama Rawat Singkat (< 3 hari) Lama Rawat Sedang (3 6 hari) Lama Rawat Lama ( > 7 hari) 38 13,6 205 73,2 37 13,2 Tabel 2. Hubungan usia dengan lama perawatan Usia Lama Rawat Singkat Sedang Lama 13 24 Tahun* 23 (31,9 %) 43 (59,7 %) 6 (8,3 %) 25 30 Tahun 20 (48,8 %) 17 (41,5 %) 4 (9,8 %) >30 Tahun 58 (34,7 %) 82 (49,1 %) 27 (16,2 %) earson Chi-Square 0,138 asien yang berusia antara 25 30 tahun memiliki lama perawatan yang lebih singkat (9,8%) dibandingkan dengan pasien yang berusia > 30 tahun (16,2 %), walaupun setelah uji statistik tidak didapatkan hasil yang bermakna. Tabel 3. Hubungan pekerjaan dengan lama perawatan 2

ekerjaan Tidak Bekerja 14 (77,8 %) 4 (22,2 %) Buruh / etani* 42 (70,0 %) 18 (30,0 %) elajar / Mahasiswa 32 (88,9 %) 4 (11,1 %) NS / TNI / OLRI 26 (83,9 %) 5 (16,1 %) IRT / Lain Lain* 108 (80,0 %) 27 (20,0 %) *Setelah penggabungan sel Uji Statistik erson Chi - Square 0,228 Walaupun setelah uji statistik tidak didapatkan hasil yang bermakna, pasien yang berprofesi sebagai pelajar / mahasiswa memiliki lama perawatan yang lebih singkat (11,1%) dibandingkan dengan pasien yang berprofesi sebagai buruh / petani (30,0 %), Tabel 4. engaruh emberian Obat anti malaria oral dengan Lama erawatan emberian Obat ACT Oral 156 (79,2 %) 41 (20,8 %) Fisher s Non ACT Oral 12 (75,0 %) 4 (25,0 %) Exact 0,750 emberian obat anti malaria derivat ACT peroral dapat menurunkan lama perawatan (20,8%) dibandingkan pemberian obat anti malaria derivat Non ACT peroral (25,0 %), walaupun setelah uji statistik tidak didapatkan hasil yang bermakna. Tabel 5. engaruh emberian Obat anti malaria injeksi dengan Lama erawatan emberian Obat ACT Injeksi 41 (82,0 %) 9 (18,0 %) Fisher s Non ACT Injeksi 13 (76,5 %) 4 (23,5 %) Exact 0,725 Walaupun setelah uji statistik tidak didapatkan hasil yang bermakna, pemberian obat anti malaria derivat ACT Injeksi dapat menurunkan lama perawatan (18,0%) dibandingkan pemberian obat anti malaria derivat Non ACT Injeksi (23,5 %). EMBAHASAN Lama perawatan dapat bergantung pada cepatnya pasien terdiagnosis, pemberian pengobatan yang tepat dan dosis yang optimal, serta komplikasi komplikasi yang timbul. Berdasarkan tabel 4 dan tabel 5 engaruh emberian Obat anti malaria dengan Lama erawatan, menunjukkan bahwa pengobatan malaria dengan menggunakan derivat ACT, baik peroral maupun injeksi, dapat menurunkan lama perawatan pasien malaria (20,8 % dan 18,0%) dibandingkan dengan penggunaan derivat Non ACT baik peroral maupun injeksi (25,0 % dan 23,5 %) sebagai pengobatan malaria. Walaupun setelah dilakukan uji statistik, hal tersebut tidak terbukti value > alpha; 0,750 > 0,05 dan 0,725 > 0,05). 3

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nikko, Yohannes dan Sajuni, 2009 di RSU Bethesda Serukam Borneo yang menyatakan bahwa pengobatan dengan derivat artemisin (ACT) dapat menurunkan lama perawatan, dibandingkan dengan penggunaa n kina (Non ACT). Hasil ini juga sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa penggunaan ACT sebagai terapi malaria dapat mempercepat penyembuhan, karena dapat menurunkan demam lebih cepat dibandingkan dengan derivat - derivat Non ACT (Darnindro et al, 2010). SIMULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD Kab. Lahat didapatkan, pemberian obat anti malaria derivat ACT dan Non ACT baik injeksi maupun peroral mempengaruhi lama perawatan pasien malaria di RSUD Kab. Lahat, walaupun setelah uji statistik tidak didapatkan hasil yang bermakna, hal ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan jumlah antara sampel yang cukup signifikan. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dengan sampel dan variabel yang lebih bervariatif, agar didapatkan hasil yang bermakna. DAFTAR USTAKA Darnindro et al. Studi Retrospektif pada asien Malaria Faciparum dengan Komplikasi pada Rumah Sakit Umum Bethesda Serukan periode Tahun 2007 2008. Maj Kedok Indon, Vol 60 no 1, Januari 2010. Depkes RI. rofil Kesehatan Indonesia 2011. usat data dan Informasi Kesehatan : Jakarta. 2012 Dinkes rov. SumSel. rofil Kesehatan rovinsi Sumatera Selatan 2010. usat data dan Informasi Kesehatan : alembang. 2010. Intalasi rekam medik. rofil RSUD Lahat 2010. RSUD : Lahat. 2011 Soedarto. Malaria. Sagung Seto : Jakarta. 2011 WHO. Guideline For the Treatment Of Malaria 2 nd edition. WHO : Geneva. 2010 4