BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain digunakan dalam operasi perusahaaan sehari-hari, modal kerja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi jangka

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Secara umum setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kas dan piutang merupakan pos penting karena merupakan elemen dari asset

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Latar Belakang Masalah. 1. Keuangan Perusahaan 2. Laporan Keuangan 3. Penilaian Kinerja Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bahayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ini tercermin dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maksimal atau mendapatkan laba sebesar besarnya. Ini diperlukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Lukviarman,

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu selangkah lebih maju dari para pesaingnya agar dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. operasional sehari-hari disebut modal kerja. melalui hasil penjualan. Uang yang diterima melalui hasil penjualan akan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak sekali berbagai macam produk terjual di Indonesia. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. (tidak langsung lunas) dan akan menimbulkan piutang usaha (account receivable).

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendapatan yang sebesar-besarnya dengan biaya yang dikeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk melangsungkan kegiatan operasional sehari-hari disebut modal

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan semakin berkembangnya dunia usaha dewasa ini, maka persaingan antar perusahaan akan semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan di periode sebelumnya. Perubahan laba menjadi ukuran keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan jenis perusahaan manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. spesialisasi dalam perusahaan serta semakin banyaknya perusahaan-perusahaan. modal tersebut mengandung begitu banyak aspek.

BAB I PENDAHULUAN. laba yang maksimal serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya dan memperoleh laba besar dengan mengoptimalkan semua operasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return on Assets, Return on Equity, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan

PENGARUH PERUBAHAN MODAL KERJA TERHADAP PERUBAHAN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan atau laba. Keuntungan yang dicapai perusahaan dibatasi

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. maka tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang sama akan semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendanai operasional perusahan maupun untuk membiayai investasi jangka UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimiliki perusahaan secara efisien dan efektif, selain itu juga dituntut untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan dunia yang bebas melahirkan era persaingan dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat digolongkan menjadi: (a) peusahaan jasa; (b) perusahaan. pabrik (manufaktur); dan (c) peusahaan dagang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah cabang, dan sebagainya. Profitabilitas adalah hasil bersih dari

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya besar keuntungan haruslah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PEDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu bursa efek yang cepat

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan sejenis di dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan usahanya dan menjalankan aktivitas perusahaan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. dalam menanam modalnya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Modal kerja merupakan salah satu komponen penting dalam. menjalankan aktivitas usaha perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, tujuan utama perusahaan adalah untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan pada dasarnya membutuhkan modal yang cukup dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Tanpa adanya modal aktivitas usaha tidak dapat dijalankan. Modal tersebut berasal dari kekayaan yang dimiliki perusahaan tersebut. Selain digunakan dalam operasi perusahaaan sehari-hari, modal kerja menunjukkan tingkat keamanan atau margin of safety para kreditur terutama kreditur jangka pendek. Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan dapat beroperasi seekonomis mungkin sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan sebagai akibat adanya krisis atau kekacauan keuangan. Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek seperti kas, piutang dagang, persediaan, dan sekuritas (surat -surat berharga). Modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk pembiayaan jangka pendek, seperti pembelian bahan baku, membayar gaji dan upah, dan biaya-biaya oprasional lainnya (Kasmir, 2008:248). Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari, misalnya untuk membeli persediaan bahan baku, membayar upah karyawan, dimana dana atau uang yang dikeluarkan diharapkan dapat kembali lagi masuk kedalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. uang yang masuk berasal dari penjualan produk yang akan dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya. Usaha untuk memperoleh keuntungan, modal kerja dalam suatu perusahaan harus dikelola secara efektif dan efisien. Modal kerja tersebut harus cukup jumlahnya

2 dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran untuk kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Dengan adanya modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan karena di samping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan. Pengelolaan modal kerja yang baik dapat dilihat dari ketepatan penggunaanya, adapun penggunaan modal kerja tersebut biasanya digunakan untuk : (1) Pembelian aktiva tetap; (2) Pembayaran utang atau pembelian saham; (3) Pembayaran deviden; (4) Pembayaran beban atau biaya. Tingkat efektivitas penggunaan modal kerja menjadi sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya, maka besar kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup tidak akan dapat membayar kewajiban tepat pada waktunya akan menghadapi masalah likuiditas, sebaliknya jika perusahaan memiliki modal kerja yang berlebihan maka hal ini menunjukkan didalam perusahaan itu terdapat dana yang tidak produktif dan dapat menimbulkan kerugian pada perusahaan. Oleh karena itu modal kerja harus dikelola seefektif mungkin agar profitabilitas perusahaan dapat ditingkatkan. Salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya adalah kas. Kas diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan untuk memenuhi kebutuhan finansialnya. Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Semakin besar kas yang ada dalam perusahaan maka semakin

3 tinggi likuiditas berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Tingkat perputaran kas yang tinggi mencerminkan kecepatan arus kas yang telah diinvestasikan pada aktiva lancar. Dengan adanya tingkat perputaran kas yang tinggi maka volume penjualan menjadi tinggi sedangkan pada sisi lain biaya atau resiko yang ditanggung perusahaan dapat diminimalkan. Sehingga laba yang diterima perusahaan menjadi besar, besarnya laba yang diperoleh maka akan membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi. Tetapi perputaran kas yang berlebihan tingginya adalah tidak baik karena nantinya perusahaan akan mengalami krisis likuiditas. Kas dalam suatu perusahaan akan berubah menjadi persediaan bila perusahaan tersebut melakukan kegiatan pembelian. Selain kas, piutang juga merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar. Dimana piutang di dapat dari tagihan dari pihak lain sebagai akibat dari penjualan barang secara kredit. Perputaran piutang menunjukkan periode terikatnya modal kerja dalam piutang. bahwa semakin cepat piutang berputar maka itu berarti perusahaan semakin cepat dan efisien dalam memutar aktivanya dan itu berarti pula bahwa kesempatan perusahaan memperoleh laba semakin besar. Tingkat perputaran piutang yang tinggi berarti pengembalian dana yang tertanam dalam piutang cepat kembali. Dengan demikian resiko tidak dilunasinya piutang menjadi kecil. Kembalinya kas karena pelunasan piutang sangat menguntungkan bagi perusahaan karena kas akan selalu tersedia dan dapat dipergunakan kembali. Selain piutang, persediaan juga merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar. persediaan merupakan suatu bagian investasi perusahaan yang merupakan kekayaan (asset) perusahaan dengan menggunakan berbagai sumber

4 dana (Raharjaputra, 2011:169). Persediaan diartikan sebagai bahan atau barang yang akan dijual kembali oleh perusahaan tanpa atau setelah mengalami pengolahan. Persediaan merupakan komponen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka semakin tinggi pula tingkat perputaran dana yang tertanam pada persediaan. Artinya jumlah persediaan dalam perusahaan kecil, sehingga mempengaruhi kenaikan laba. Sebaliknya apabila jumlah persediaan terlalu tinggi dalam perusahaan maka menimbulkan banyak kerugian karena dana yang tertanam dalam persediaan besar. Artinya tingkat perputaran persediaan sangat kecil dan sangat berpengaruh terhadap turunnya laba. Di dalam perusahaan diperlukan adanya pengelolaan modal kerja yang tepat karena pengelolaan modal kerja akan berpengaruh pada kegiatan operasional perusahaan. Kegiatan operasional ini akan berpengaruh pada pendapatan yang akan diperoleh perusahaan. Pendapatan tersebut akan dikurangi dengan beban pokok penjualan dan beban operasional atau beban lainnya sampai diperoleh laba atau rugi. Dengan kata lain, pengelolaan modal kerja ini berpengaruh pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (profitabilitas). Perusahaan yang dikatakan memiliki tingkat profitabilitas tinggi berarti tinggi pula efisiensi penggunaan modal kerja yang digunakan perusahaan tersebut. Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan yang dilakukan perusahaan. Jadi dalam penelitian ini, penulis menganalisis pengaruh perputaran modal kerja dengan Rasio Profitabilitas dan dengan alat ukur rasio tersebut. Bagi pimpinan, profitabilitas dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk

5 mengetahui berhasil atau tidaknya suatu perusahaan yang dipimpinnya, sedangkan bagi penanam modal dapat digunakan sebagai tolok ukur prospek modal yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut. Dengan melakukan pengukuran rasio tersebut, maka akan dapat diketahui kekuatan serta kelemahan dibidang finansial yang akan sangat membantu dalam menilai pengaruh perputaran modal kerja masa lalu dan prospeknya dimasa mendatang yang informasi ini sangat dibutuhkan oleh pihak internal dan pihak eksternal perusahaan. Perusahaan yang dijadikan penelitian adalah perusahaan Unilever Indonesia Tbk yang bergerak dibanyak aspek seperti diindustri makanan, minuman, kosmetik, shampo, sabun cuci, dan lainnya yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diketahui memiliki kinerja keuangan perusahaan yang baik. PT Unilever Indonesia Tbk mencetak rasio laba bersih atau Net Profit Margin yang mengalami peningkatan selama tahun 2008 sampai tahun 2011 dengan rata-rata 16,77%. berikut: Adapun data laporan keuangan PT Unilever Indonesia Tbk adalah sebagai Tabel I.1 Perkembangan Rasio Profitabilitas Pada PT Unilever Indonesia Tbk Tahun 2006-2013 Tahun Laba Bersih (Milyar Rp) Penjualan (Milyar Rp) Net Profit Margin (%) 2006 Rp. 1.722 Rp. 11.335 15.19% 2007 Rp. 1.965 Rp. 12.545 15.66% 2008 Rp. 2.407 Rp. 15.578 15.45% 2009 Rp. 3.044 Rp. 18.247 16.68% 2010 Rp. 3.387 Rp. 19.690 17.20% 2011 Rp. 4.163 Rp. 23.469 17.74% 2012 Rp. 4.839 Rp. 27.303 17.72% 2013 Rp. 5353 Rp. 30.757 17.40% Sumber : Data olahan PT Unilever Indonesia Tbk

6 Dari tabel rasio profitabilitas (Net Profit Margin) diatas, dapat dilihat bahwa kemampuan PT Unilever Indonesia Tbk dalam menciptakan laba bersih dari setiap penjualan pada periode tersebut secara mengalami fluktuasi. Pada tahun 2006 laba bersih PT Unilever Indonesia Tbk sebesar 15.19% dan mengalami kenaikan di tahun berikutnya sebesar 15.66% pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 15.45%, dan pada tahun 2009 rasio laba bersih PT Unilever Indonesia Tbk mengalami kenaikan sebesar 16.68% dan untuk tahun berikutnya mengalami kenaikan sebesar 17.20% pada tahun 2010. Pada tahun 2011 laba bersih PT Unilever Indonesia Tbk mengalami kenaikan sebesar 17.74% dan mengalami penurunan di tahun berikutnya sebesar 17.72% pada tahun 2012. dan mengalami penurunan lagi di tahun berikutnya sebesar 17.40% pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas PT Unilever Indonesia Tbk pada periode tersebut mengalami fluktuasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sitorus dan Irsutami (2012), menunjukkan bahwa adanya pengaruh signifikan antara manajemen modal kerja dengan profitabilitas pada perusahaan properti dan real estate yang go public di BEI selama tahun 2006-2011, dari hasil uji regreasi linear berganda menunjukkan tingkat signifikansi lebih kecil dari 5% (< 0,05), maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima, artinya manajemen modal kerja (yang terdiri atas average collection period, inventory turnover in days, dan average payment period) memiliki pengaruh terhadap profitabilitas. Dengan kata lain, average collection period, inventory turnover in days, dan average payment period secara bersama-sama mempengaruhi tingkat profitabilitas secara negatif signifikan.

7 hasil penelitian yang dilakukan oleh Rolos, Murni dan Saerang (2013), menunjukkan bahwa Perputaran kas, piutang, persediaan dan modal kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap net profit margin pada perusahaan Tambang yang terdaftar di BEI. Sedangkan secara parsial Perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap net profit margin pada perusahaan Tambang yang terdaftar di BEI. namun perputaran piutang, perputaran persediaan dan perputaran modal kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap net profit margin pada perusahaan Tambang yang terdaftar di BEI. dan hasil penelitian Sufiana dan Purnawati (2010), juga menunjukkan bahwa secara simultan perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Sedangkan secara parsial perputaran kas tidak berpengaruh signifikan dan memiliki arah yang negatif terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan. (Studi Kasus pada Perusahaan PT Unilever Tbk). I.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu bagaimana pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan PT Unilever Tbk.

8 I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.3.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan PT Unilever Tbk. I.3.2. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan dalam mengidentifikasikan variabel yang dapat mempengaruhi profitabilitas dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan profitabilitas agar diperoleh penggunaan modal kerja yang tepat. Bagi Penulis Penelitian ini dapat memberikan pengataman belajar dan kesempatan untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama di bangku kuliah sekaligus sebagai bahan perbandingan antara hal-hal teoritis dan praktis guna menambah wawasan ilmu pengetahuan. Bagi Pembaca Penelitian ini dapat memberikan wawasan bagi pembaca tentang bagaimana pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas suatu perusahaan. I.4. Sistematika Penulisan Maksud dari uraian tentang sistematika penulisan ini adalah agar hal-hal yang dibahas dalam proposal ini dapat diketahui dan dimengerti lebih jelas.

9 BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : TELAAH PUSTAKA Bab ini merupakan tinjauan pustaka yang akan memaparkan tentang teoriteori, kerangka pemikiran, variable penelitian, dan rumusan hipotesis yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang lokasi dan waktu penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis data dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menguraikan secara singkat tentang sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, tata kelola perusahaan dan struktur organisasi perusahaan. BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian tentang perputaran modal kerja dan profitabilitas pada perusahaan PT Unilever Tbk. BAB VI: PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang merupakan bagian akhir dari seluruh penulisan penelitian ini.