BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode quasi eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental design (quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN. desain eksperimen dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu model

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pseudoeksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan desain pretespostes

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN O X O

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mind Map dalam penelitian ini digunakan sebagai tugas yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

O 1 X O 2 Keterangan: O 1 : Nilai pretest X : Pembelajaran dengan pendekatan Scientific

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian eksperimen semu (Quasi experiment). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan desain penelitian jenis One Group Pretest-Posttest Design. Desain ini menempuh tiga langkah yakni: (1) memberikan tes awal (pretes) untuk mengukur kemampuan awal, dalam hal ini adalah penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa sebelum perlakuan dilakukan, (2) memberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan courseware MMI Chemical Equilibrium, dan (3) memberikan tes untuk mengukur penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa setelah perlakuan (postes). Perbedaanperbedaan yang disebabkan karena penerapan perlakuan eksperimen ditentukan dengan membandingkan skor-skor pretes dan postes yang dihasilkan dari alat ukur yang sama. Desain penelitian tersebut digambarkan sebagai berikut: O 1 X O 2 Gambar 3.1 Ilustrasi One Group Pretest-posttest Design (Sugiyono, 2010) Keterangan: O 1 = nilai pretes; O 2 = nilai postes; X = perlakuan Penelitian ini dilaksanakan di suatu SMA Negeri Kabupaten Garut pada semester II tahun ajaran 2011/2012. Subjek dalam penelitian ini adalah 30 orang siswa kelas XI. 32

33 B. Prosedur Penelitian Penelitian ini pada dasarnya dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2 Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Kesetimbangan Analisis Konsep Materi Kesetimbangan Kimia Studi kepustakaan keterampilan berpikir kritis Indikator keterampilan berpikir kritis Analisis tes keterampilan berpikir kritis Penyusunan Instrumen (tes bermuatan keterampilan berpikir kritis ) Validasi, uji coba, dan revisi instrumen Analisis MMI Chemical Equilibrium Revisi MMI Chemical Equilibrium Penyusunan Angket dan Pedoman Wawancara Tahap Persiapan Tes awal Pembelajaran dengan courseware MMI Tes akhir Tahap Pelaksanaan Angket Wawancara Analisis data Temuan dan Pembahasan Tahap Penyelesaian Kesimpulan Gambar 3.2 Alur Penelitian

34 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan diawali dengan analisis standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) materi kesetimbangan kimia, analisis konsep kesetimbangan kimia dari berbagai bahan ajar, dan studi kepustakaan keterampilan berpikir kritis dan indikator keterampilan berpikir kritis. Hal ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian antara courseware MMI Chemical Equilibrium, instrumen penelitian yang digunakan yaitu perangkat tes dengan SK dan KD materi kesetimbangan kimia serta indikator keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan. Setelah dianalisis, courseware MMI Chemical Equilibrium direvisi. Sedangkan perangkat tes divalidasi dengan cara meminta pertimbangan dari para ahli. Soal tes yang telah divalidasi dan direvisi diujicobakan kepada siswa yang telah mempelajari materi kesetimbangan kimia. Setelah soal tes tersebut diuji coba dihitung validitas, reliabilitas, daya pembeda, serta taraf kemudahan tiap butir soal. Soal yang tidak valid dan memiliki daya pembeda serta taraf kemudahan yang jelek sebagian direvisi dan sebagian tidak digunakan pada penelitian. Instrumen lain yang digunakan dalam penelitian adalah angket dan pedoman wawancara. Angket diberikan kepada siswa, sedangkan pedoman wawancara diperuntukkan bagi guru. Adapun rincian proses analisis, validasi, uji coba, dan manfaat dari masing-masing instrumen adalah sebagai berikut:

35 a. Courseware MMI Kesetimbangan Kimia Courseware MMI yang digunakan adalah Courseware MMI dengan pengantar bahasa inggris yang telah ada sebelumnya. Kemudian dianalisis dan direvisi untuk memperbaiki kelemahannya sebelum digunakan pada tahap pelaksanaan. Tabel revisi dan analisis courseware MMI dapat dilihat pada Lampiran C.1 dan C.2. b. Perangkat Tes Tes adalah alat ukur untuk mengukur hasil belajar siswa yang sifatnya pengetahuan (Firman, 2000). Perangkat tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda beralasan sebanyak 30 butir soal. Sebelum soal-soal digunakan dalam penelitian, dilakukan analisis soal yang berkaitan dengan validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kemudahan soal. 1) Validitas Di dalam buku Encyclopedia of Educational Evaluation oleh Scarvie B Anderson dalam Arikunto (2007) disebutkan: A test is valid if it measures what it purpose to measure. Atau jika diartikan lebih kurang demikian: sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas tes, dilakukan uji validitas isi tes dengan meminta pertimbangan (judgement) dari para ahli dalam bidang yang diukur. Cara ini sesuai dengan pendapat Firman (2000) yang menyatakan bahwa cara menilai atau menyelidiki validitas isi suatu alat ukur ialah dengan meminta pertimbangan kelompok ahli (expert judgement) dalam bidang yang diukur. Setelah

36 mendapatkan saran dan masukan dari para penimbang, selanjutnya dilakukan sejumlah revisi terhadap soal tes. Lembar validasi dapat dilihat pada Lampiran C.3. Selain uji validasi isi tes secara keseluruhan dengan judgment experts, dilakukan pula analisis setiap item pertanyaan dengan cara menghitung korelasi antara skor item soal. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2007) yang menyatakan bahwa disamping mencari validitas soal perlu juga dicari validitas item. Sebuah item memiliki validitas yang tinggi atau dikatakan valid jika skor pada item memiliki kesejajaran dengan skor total. Salah satu teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas item adalah teknik korelasi product moment (Arikunto, 2007). Rumus korelasi product moment: r XY = N XY X Y N X 2 X 2 N Y 2 Y 2 Keterangan: X= skor item; Y= skor total; N= banyaknya subjek Nilai koefisien korelasi dapat menetukan apakah tes tersebut valid atau tidak. Bila korelasi tiap item soal tersebut positif dan besarnya dibawah 0,30 (r kritis) maka dapat disimpulkan bahwa butir soal instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang (Sugiyono, 2010). Adapun validitas butir setiap item soal dapat dilihat pada Lampiran C.4. 2) Reliabilitas

37 Reliabilitas (keterandalan) adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar dan dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Alat ukur yang memiliki reliabilitas yang tinggi akan menghasilkan informasi yang sama atau mendekati sama ketika pengukuran dilakukan berulangulang terhadap subjek yang sama dan dalam kondisi yang sama (Firman, 2000). Ada beberapa metode yang digunakan untuk menyelidiki realibilitas. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal dan banyak digunakan yaitu rumus KR 20 dan KR 21. (Arikunto, 2007). Adapun dalam penelitian ini digunakan rumus KR 20. Rumus KR 20: r = k k-1 1- pq s 2 Keterangan: k = jumlah soal; p = proprorsi respon betul pada suatu soal; q = proprorsi respon salah pada suatu soal; s 2 = variansi skor-skor tes Kriteria derajat reliabilitas tes uji menurut Guilford (Erman, 2003). ditunjukkan pada Tabel 3.1: Tabel 3.1 Tabel kriteria reliabilitas Nilai Kriteria 0,90 < r 11 1,00 Sangat tinggi 0,70 < r 11 0,90 Tinggi 0,40 < r 11 0,70 Sedang 0,20 < r 11 0,40 Rendah r 11 0,20 Sangat rendah Berdasarkan analisis reliabilitas perangkat tes, didapatkan koefisien realiabilitas sebesar 0,847. Sesuai dengan kriteria reliabilitas soal tes yang

38 digunakan pada penelitian ini termasuk kriteria tinggi. Rincian perhitungan reliabilitas soal terdapat pada Lampiran C.5. 3) Taraf Kemudahan Taraf kemudahan soal ialah proporsi (bagian) dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada soal tersebut (Firman, 2000). Uji taraf kemudahan soal menggunakan rumus: F= n +n N Keterangan: F= Taraf kemudahan; n T = jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar; n R = jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar; N= jumlah seluruh anggota kelompok tinggi ditambah seluruh anggota kelompok rendah. Kriteria taraf kemudahan soal ditunjukkan pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Tabel kriteria taraf kemudahan (Firman, 2000) Nilai Kriteria >0,75 Mudah 0,25 F 0,75 Sedang <0,25 Sukar 4) Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, D (Arikunto, 2007). Untuk menghitung daya pembeda soal uji, digunakan rumus berikut:

39 D = n N T - n R N R Keterangan: D = daya pembeda; n T = jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar; n R = jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar; N T = jumlah seluruh anggota kelompok tinggi; N R = jumlah seluruh anggota kelompok rendah Kriteria klasifikasi daya pembeda ditunjukkan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Tabel kriteria klasifikasi daya pembeda (Erman, 2003) Nilai Kriteria 0.70 < DP 1,00 Sangat baik 0.40 < DP 0.7 Baik 0.20 < DP 0.4 Cukup 0.00 < DP 0.2 Jelek DP 0,00 Sangat Jelek Soal tes yang memiliki daya pembeda dan taraf kemudahan jelek sebagian direvisi dan sebagian tidak digunakan dalam penilitian ini. Revisi yang dilakukan meliputi perbaikan kalimat, ataupun isi dari soal. Rincian taraf kemudahan dan daya pembeda setiap butir soal dapat dilihat pada Lampiran C.4. c. Angket Angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan (Mardialis, 2006). Angket yang digunakan pada penelitian ini berisi 20 pernyataan yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan courseware MMI pada proses pembelajaran dengan alternatif respon sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS)

40 d. Pedoman Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap atau berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan (Mardialis, 2006). Wawancara dilakukan terhadap guru dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan guru mengenai peran courseware MMI kesetimbangan kimia yang digunakan dalam pembelajaran. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap implementasi pembelajaran. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 30 siswa kelas XI di salah satu SMA negeri di kota Garut. Langkah pertama yang dilakukan adalah pemberian pretes untuk mengetahui kemampuan awal, yang nantinya akan dijadikan acuan awal untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan courseware MMI dalam pembelajaran. Setelah itu dilakukan pembelajaran berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Setelah pembelajaran dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah pemberian postes dan angket. Instrumen lain seperti angket dan wawancara digunakan sebagai data pendukung untuk menjelaskan hasil penelitian. 3. Tahap Penyelesaian

41 Setelah implementasi pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif dilakukan dengan tuntas, dan semua data telah terkumpul selanjutnya dilakukan analisis data. Data yang terkumpul meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Analisis data secara kuantitatif dilakukan secara statistik sedangkan data kualitatif dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan analisis secara keseluruhan diperoleh kesimpulan kemudian dilakukan penyusunan laporan. C. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa data kualtitatif dan data kuantitaf. Data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari skor pretes dan skor postes. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Skoring hasil pretes-postes, dengan ketentuan sebagai berikut: (1) pilihan jawaban benar diberi skor 1, sedangkan pilihan jawaban salah diberi skor 0 (2) disertai alasan tepat diberi skor 2, tidak tepat diberi skor 1, tidak disertai alasan diberi skor 0. b. Mengubah skor mentah ke dalam bentuk persentase. nilai presentase= x 100% c. Menghitung gain ternormalisasi antara skor rata-rata pretes dan skor ratarata postes. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan perolehan gain masing-masing siswa. Nilai N-gain yang diperoleh dapat digunakan untuk melihat peningkatan penguasaan

42 konsep dan berpikir kritis siswa setelah belajar dengan menggunakan courseware MMI. Rumus N-Gain menurut Hake (1999) sebagai berikut: N gain= skor postes % skor pretes % skormax skor pretes % Kriteria N-gain ditunjukkan pada table 3.4 Tabel 3.4 Tabel Kriteria N-Gain (Hake, 1999) Nilai N-Gain Tingkat 0,7 Tinggi 0,7 > N-gain 0,3 Sedang < 0,3 Rendah d. Melakukan uji signifikansi terhadap nilai skor pretes dan skor postes. Hal ini dimaksudkan untuk menguji tingkat signifikansi perbedaan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa setelah belajar dengan menggunakan courseware MMI. Adapun uji yang dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1) Uji Normalitas Pada pengolahan data ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji ini menunjukan data terdistribusi secara normal atau tidak. Data yang terdistribusi normal memiliki taraf signifikansi lebih besar dari taraf nyata. Dalam penelitian ini taraf nyata yang digunakan adalah 0,05. 2) Uji t

43 Uji t dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi perbedaan dua ratarata antara nilai pretes dan nilai postes. Pada penelitian ini, uji t dilakukan dengan program SPSS 17. Uji t ini dapat dilakukan apabila data yang diujikan terdistribusi normal. Nilai taraf signifikansi yang dihasilkan menunjukan signifikansi data. Nilai taraf signifikansi yang lebih kecil dari taraf nyata dapat dikatakan bahwa kedua data yang dibandingkan tersebut berbeda secara signifikan. 3) Uji Wilcoxon Uji Wilcoxon dilakukan apabila hasil uji normalitas kedua data menunjukkan data yang tidak terdistribusi normal. Pada penelitian ini, uji Wilcoxon dilakukan dengan program SPSS 17. Nilai taraf signifikansi yang lebih kecil dari taraf nyata dapat dikatakan bahwa kedua data yang dibandingkan tersebut berbeda secara signifikan. Data kualitatif dari penelitian ini berupa angket dan hasil wawancara. Hasil tanggapan siswa terhadap pernyataan yang terdapat dalam angket diolah dengan menggunakan skala Likert, dihitung rata-ratanya kemudian dipresentasikan. Tanggapan sangat setuju (SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2 dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1. Selanjutnya hasil angket dan wawancara diolah secara deskriptif untuk menemukan kecenderungan-kecenderungan yang muncul pada saat penelitian.