BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014

dokumen-dokumen yang mirip
5.1. Area Beresiko Sanitasi

Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi

BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai

BAB 5 INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB V Area Beresiko Sanitasi

Bab 5: 5.1 AREA BERESIKO SANITASI

BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana

BAB 5 AREA BERESIKO SANITASI INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

Buku Putih Sanitasi 2013

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

berdasarkan data primer, dalam hal ini hasil studi EHRA.

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

BAB 5 BUKU PUTIH SANITASI 2013

BAB V AREA BERESIKO SANITASI

Pendahuluan 1. BAB I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 5. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG. Pendahuluan 1

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat jiwa dan terdiri atas 28 kecamatan.

BAB 5 BUKU PUTIH SANITASI KOTA TERNATE BAB 5

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB V AREA BERESIKO SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STRATEGI MONEV SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bendungan Way Rarem terletak di Kabupaten Lampung Utara, Provinsi

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014

1.1 Latar Belakang. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman I-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

LAMPIRAN 5Deskripsi Program dan Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V AREA BERESIKO SANITASI. Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Di dalam Penyusunan Buku Putih Sanitasi terdiri dari 5 Proses : Proses 1 : Internalisasi dan Penyamaan Persepsi (output Bab I) Proses 2 : Penyiapan Pr

KOTA TANGERANG SELATAN

BAB 5. ab 5: Area A AREA RESIKO SANITASI risiko Sanitasi. 5.1 Area Berisiko Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. Srategi Sanitasi Kabupaten Karanganyar 2012 I LATAR BELAKANG

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014 BAB I PENDAHULUAN

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pemerintah Daerah, swasta, masyarakat

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

2.1 Visi Misi Sanitasi

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012 )

Tabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2014Kota Padangsidimpuan. Kecamatan Kluster. PSP.Tenggara 3. PSP.

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Tabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2012 Kota Yogyakarta. Sumber: Laporan Studi EHRA Kota Yogyakarta, 2012

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

Gali/Penampungan Air Hujan); jumlah jamban; jumlah RT & RW, jumlah populasi atau

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Transkripsi:

BAB V AREA BERESIKO SANITASI 5.1. Area Beresiko Sanitasi Resiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersihdan sehat. Maksud dilakukannya penilaian area beresiko sanitasi adalah bahwa hasil dari penilaian diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu kriteria dalam menentukan prioritas pelaksanaan program dan kegiatan pada sektor sanitasi. Sedangkan tujuan dilakukannya penilaian area beresiko sanitasi adalah ditetapkannya area dan subsektor prioritas pengembangan sanitasi berdasarkan tingkat risiko sanitasi, fungsi dan peruntukan ruang dan lahan, kondisi alam, dan kawasan pengembangan khusus. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan untuk dapat mencapai tujuan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : Memetakan area area yang memiliki risiko sanitasi melalui serangkaian proses pengumpulan data Mengklasifikasi area berdasarkan tingkat resiko kesehatan lingkungan melalui analisa data Menentukan area beresiko Unit area penentuan resiko sanitasi meliputi 10 desa pada 8 (delapan) Kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Dalam melakukan penilaian area beresiko sanitasi, Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang Barat melakukan penilaian berdasarkan data primer dan sekunder. Data primer terdiri dari Survey EHRA dan persepsi SKPD, sedangkan data sekunder diperoleh dengan melakukan pengolahan data yang bersumber dari SKPD. Hasil akhir dari area beresiko sanitasi merupakan kompilasi dari skoring persepsi SKPD, Studi EHRA dan data sekunder lainnya sesuai dengan indikator indikator yang telah disepakati oleh Pokja PPSP Kabupaten Tulang Bawang Barat. Penentuan area beresiko di Kabupaten Tulang Bawang Barat dilakukan melalui penilaian dengan metode pemberian skor berdasarkan data sekunder 30%, persepsi SKPD terkait sanitasi 20% dan studi EHRA 50% kemudian divalidasi dengan kunjungan lapangan. 5 1 Area Beresiko Sanitasi

Studi EHRA Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan data primer yang diambil dari 400 responden yang tersebar di 10 (sepuluh) Desa/Kelurahan. Beberapa variabel sebagai indikator penentu area risiko sanitasi, yaitu: a. Sumber air minum b. Air Limbah Domestik c. Persampahan d. Banjir/Genangan e. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dari hasil studi EHRA yang telah dilaksanakan, tingkat resiko sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang Barat terdapat 4 (empat) klasifikasi strata area beresiko sanitasi komponen air limbah domestik. Pada kategori strata 1, tingkat resiko dipengaruhi oleh persampahan dan air limbah domestic. Pada strata 2 tingkat resiko dipengaruhi adalah persampahan dan air limbah. Untuk strata 3 tingkat resiko dipengaruhi oleh genangan air dan air limbah, dan untuk pada strata 4 tingkat resiko dipengaruhi oleh PHBS dan persampahan. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia di instansi terkait di Kabupaten Tulang Bawang Barat sebagai indikator untuk menentukan kondisi area risiko sanitasi, antara lain : a. Informasi tentang Kabupaten Tulang Bawang Barat terdiri dari : luas administrasi, jumlah penduduk, jumlah kepala keluarga, jumlah penduduk miskin dan klasifikasi perkotaan urban/rural. b. Data air limbah terdiri dari : jumlah KK yang melakukan BABS, sistem setempat (layak/tidak layak), sistem komunal (MCK umum, IPAL/IPLT). c. Data persampahan terdiri dari : jumlah sampah terangkut, jumlah TPS, Jumlah TPS 3R dan jumlah Pasar. d. Data drainase terdiri dari : area yang terpengaruh oleh pasang surut, estimasi area pemukiman rawan genangan. Persepsi SKPD merupakan penilaian secara subyektif dari masing masing institusi yang menjadi anggota Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang Barat terhadap kondisi sanitasi di setiap desa/kelurahan, antara lain : a. Dinas Kesehatan menilai berdasarkan tidak tersedianya sarana CTPS, masih ada warga yang BABS, tidak tersedia tempat sampah di sekitar rumah, terdapat genangan air di sekitar lingkungan permukiman, kesulitan akses air bersih, kepemilikan jamban sehat, dan kepemilikan SPAL 5 2 Area Beresiko Sanitasi

b. Bappeda menilai berdasarkan kepadatan penduduk, angka kemiskinan, peran serta dan kesadaran masyarakat, serta wilayah wilayah pusat kegiatan. c. Dinas PU menilai berdasarkan kepadatan penduduk, ada tidaknya jaringan drainase yang terbangun di permukiman, kondisi drainase yang ada, kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya limbah, belum terakses air bersih PDAM, topografi lingkungan yang datar bahkan cekung menjadi penyebab timbulnya genangan serta wilayah yang terpengaruh pasang surut air laut. d. Kantor Lingkungan Hidup menilai berdasarkan kepadatan penduduk, keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam mengelola sampah, kondisi sarana dan prasarana persampahan. Penentuan area berisiko Kabupaten Tulang Bawang Barat diklasifikasikan berdasarkan nilai skoring grade 1 4 yang disesuaikan dengan instrument sanitasi dengan rincian sebagai berikut : a. Skor 4 : Risiko Sangat Tinggi berwarna Merah b. Skor 3 : Risiko Tinggi berwarna Kuning c. Skor 2 : Risiko Rendah berwarna Biru d. Skor 1 : Risiko Sangat Rendah berwarna Hijau Area beresiko sanitasi diharapkan dapat menjadi sumber data yang valid dalam pengambilan kebijakan terkait pembangunan sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Dengan adanya data area beresiko sanitasi nantinya akan menjadi pedoman dalam rangka perencanaan pambangunan dibidang sanitasi oleh stakeholder yang menanganinya, sehingga pembangunan sanitasi akan lebih tepat sasaran. 5.1.1 Area Berisiko Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik Sebagai prioritas permasalahan sanitasi komponen air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat, pada area beresiko untuk tingkat resiko 3 (tinggi) dan resiko 4 (sangat tinggi) tentulah yang akan menjadi prioritas utama untuk segera ditangani. Hal ini bukan berarti untuk wilayah yang masuk dalam tingkat risiko 1 dan 2 tidak terdapat permasalahan dan tidak akan ditangani, namun untuk langkah awal yang mendesak untuk segera ditangani adalah wilayah yang mempunyai tingkat risiko sangat besar terlebih dahulu. Di Kabupaten Tulang Bawang Barat untuk area berisiko sanitasi komponen air limbah domestik yang termasuk dalam tingkat resiko sangat tinggi (resiko 4) terdiri dari 3 desa/kampung di 3 kecamatan. Sedangkan yang termasuk dalam tingkat risiko tinggi (risiko 3) terdiri dari 2 5 3 Area Beresiko Sanitasi

desa/kampung di 1 kecamatan. Untuk mengetahui area berisiko sanitasi komponen air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat dapat diliat pada tabel 5.1 dan peta 5.1 berikut ini : Tabel 5.1 Area berisiko sanitasi komponen air limbah domestik AIR LIMBAH DOMESTIK Wilayah Prioritas No Area Beresiko*) Kecamatan Desa/Kelurahan 1 Risiko 4 Tumijajar Sumber Rejo Tulang Bawang Tengah Penumangan Baru Gunung Agung Tri Tunggal Jaya 2 Risiko 3 Gunung Agung Wono Rejo Mulya Sari Sumber : Data diolah di Instrumen Profil Sanitasi (ditampilkan hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3) 5 4 Area Beresiko Sanitasi

BUKU PUTIH SANITASI BUKU KABUPATEN PUTIH TULANG SANITASI BAWANG BARAT KABUPATEN TULANG 2014 BAWANG BARAT 2014 Peta 5.1 : Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik Peta 5.1 : Peta area berisiko sanitasi komponen air limbah domestik Sumber : Disepakati Pokja PPSP Kabupaten Tulang Bawang Barat 5 5 Area Beresiko Sanitasi

5.1.2 Area Berisiko Sanitasi Komponen Persampahan Hasil penentuan area beresiko sanitasi yang telah dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang Barat untuk komponen persampahan dapat diketahui bahwa yang termasuk dalam tingkat resiko sangat tinggi (risiko 4) terdiri dari 2 desa/kampung di 1 kecamatan. Sedangkan yang termasuk dalam tingkat risiko tinggi (risiko 3) terdiri dari 31 desa/kampung di 6 kecamatan. Untuk mengetahui area berisiko sanitasi komponen persampahan di Kabupaten Tulang Bawang Barat dapat diliat pada tabel 5.2 dan peta 5.2dibawah ini: Sebagai prioritas permasalahan sanitasi komponen Persampahan di Kabupaten Tulang Bawang Barat, pada area beresiko untuk tingkat risiko 3 dan 4 tentulah yang akan menjadi prioritas utama untuk segera ditangani. Hal ini bukan berarti untuk wilayah yang masuk dalam tingkat risiko 1 dan 2 tidak terdapat permasalahan dan tidak akan ditangani, namun untuk langkah awal yang perlu untuk segera ditangani adalah wilayah yang mempunyai tingkat risiko sangat besar terlebih dahulu. 5 6 Area Beresiko Sanitasi

Tabel 5.2 Area berisiko sanitasi komponen persampahan PERSAMPAHAN Wilayah Prioritas No Area Beresiko*) Kecamatan Desa/Kampung 1 Risiko 4 Gunung Agung Wono Rejo Mulya Sari Tulang Bawang Udik Karta Raharja Tumijajar Margodadi Murni Jaya Margo Mulyo Daya Asri Gunung Timbul 2 Risiko 3 Tulang Bawang Tengah Mulya asri Candra Kencana Mulya Kencana Pulung Kencana Tirta Kencana Panaragan Jaya Wonokerto Panaragan Jaya Utama Panaragan Jaya Indah Mulya Jaya Gunung Terang Toto Mulyo Sakti Jaya Keagungan Jaya Sido Makmur Gunung Agung Marga Jaya Mekar Jaya Suka Jaya Mulya Jaya Sumber Jaya Bangun Jaya Tunas Jaya Jaya Murni Way Kenanga Balam Jaya Pagar Buana Indraloka I Sumber : Data diolah di Instrumen Profil Sanitasi (ditampilkan hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3) 5 7 Area Beresiko Sanitasi

BUKU PUTIH SANITASI BUKU KABUPATEN PUTIH TULANG SANITASI BAWANG BARAT KABUPATEN TULANG 2014 BAWANG BARAT 2014 Peta 5.2 : Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Persampahan Peta 5.2 : Peta area berisiko sanitasi komponen persampahan Sumber : Disepakati Pokja PPSP Kabupaten Tulang Bawang Barat 5 8 Area Beresiko Sanitasi

5.1.3 Area Berisiko Sanitasi Komponen Drainase Hasil penentuan area beresiko sanitasi yang telah dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang Barat untuk komponen drainase dapat diketahui bahwa yang termasuk dalam tingkat resiko sangat tinggi (risiko 4) terdiri dari 3 desa/kelurahan di 3 kecamatan. Sedangkan yang termasuk dalam tingkat risiko tinggi (risiko 3) untuk komponen drainase tidak ada. Untuk mengetahui area berisiko sanitasi komponen drainase di Kabupaten Tulang Bawang Barat dapat diliat pada tabel 5.3 dan peta 5.3 dibawah ini: Sebagai prioritas permasalahan sanitasi komponen Drainase di Kabupaten Tulang Bawang Barat, pada area beresiko untuk tingkat risiko 4 tentulah yang akan menjadi prioritas utama untuk segera ditangani. Hal ini bukan berarti untuk wilayah yang masuk dalam tingkat risiko 1 dan 2 tidak terdapat permasalahan dan tidak akan ditangani, namun untuk langkah awal yang perlu untuk segera ditangani adalah wilayah yang mempunyai tingkat risiko sangat besar terlebih dahulu. Tabel 5.3 Area berisiko sanitasi komponen drainase DRAINASE LINGKUNGAN Wilayah Prioritas No Area Beresiko*) Kecamatan Desa/Kampung 1 Risiko 4 Tumijajar Sumber Rejo Tulang Bawang Tengah Panumangan Baru Gunung Agung Tri Tunggal Jaya 2 Risiko 3 - - Sumber : Data diolah di Instrumen Profil Sanitasi (ditampilkan hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3) 5 9 Area Beresiko Sanitasi

BUKU PUTIH SANITASI BUKU KABUPATEN PUTIH TULANG SANITASI BAWANG BARAT KABUPATEN TULANG 2014 BAWANG BARAT 2014 Peta 5.3 : Peta area berisiko sanitasi komponen drainase Peta 5.3 : Peta area berisiko sanitasi komponen drainase Sumber : Disepakati Pokja PPSP Kabupaten Tulang Bawang Barat 5 10 Area Beresiko Sanitasi