BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Diloniyohu Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo, dan untuk pengujian kandungan bakteriologi (jumlah E.Coli) dilaksanakan di Laboratorium. 1.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan tanggal 15 April sampai dengan 15 Mei 2012. 1.2 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain deskriptif yaitu peneliti melakukan observasi terhadap kualitas fisik air sumur gali dan konstruksi sumur dari aspek dinding sumur, bibir sumur, lantai, jarak sumber pencemar dan SPAL yang mempengaruhi kandungan bakteriologi air sumur gali pada suatu saat. Setelah dilakukan observasi maka akan dilakukan analisis laboratorium dari aspek konstruksi sumur yag paling banyak ditemui di lokasi penelitian, kemudian hasilnya akan dideskripsikan. 1.3 Variabel Penelitian 1.3.1 Variabel Dependen Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah parameter bakteriologis (Escherchia Coli) dan parameter fisik air sumur gali yang terdiri dari beberapa indikator sebagai berikut :
1. Kekeruhan 2. Warna 3. Rasa dan bau 4. TDS 1.3.2 Variabel Independen Variabel Independen dalam penelitian ini adalah konstruksi sumur gali. 1.3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel 1. Kekeruhan Kekeruhan adalah warna air sumur gali yang jernih atau tidak jernih/keruh berdasarkan hasil penglihatan peneliti dan pengukuran di lapangan dengan menggunakan alat Turbidimeter. Sesuai dengan nilai baku mutu dari Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990 kadar maksimum yang diperbolehkan yaitu 25 Skala NTU (Nepnelometrik Turbidity Units). 2. Warna Warna adalah warna air sumur gali berdasarkan hasil penglihatan peneliti yang dilakukan terhadap air sumur gali. Sesuai dengan nilai baku mutu dari Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990 kadar maksimum yang diperbolehkan yaitu 50 Skala TCU (True Colour Units). 3. Rasa dan bau Rasa adalah rasa air sumur gali berdasarkan hasil pengecapan peneliti terhadap air sumur gali atau hasil pengamatan berdasarkan warna dan bau air sumur, karena parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan. Rasa air dalam
kondisi baik berasa hambar, bila suatu periran sudah berwarna kurang baik atau/dan bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak. Bau air adalah bau air sumur gali berdasarkan hasil penciuman peneliti yang dilakukan terhadap air sumur gali. Sesuai dengan nilai baku mutu dari Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990 standar air bersih yang baik yaitu tidak berbau dan tidak berasa. 4. TDS TDS adalah zat padat terlarut dalam air yang ditentukan dengan menggunakan alat TDS (Total Dissolved Solids) meter. Sesuai dengan nilai baku mutu dari Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990 kadar maksimum yang diperbolehkan yaitu 1500 Mg/l. 5. Kandungan Bakteriologis Air Kandungan bakteriologis air adalah jumlah mikroorganisme yang terdapat dalam sumur gali yang menggunakan golongan coli (Coliform) sebagai indikator. Sesuai dengan nilai baku mutu dari Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990 kadar maksimum yang diperbolehkan yaitu 50/100 ml sampel. 6. Dinding sumur Dinding sumur adalah tembok yang dibuat dari beton yang kedap air atau tidak kedap air yang ada di lokasi penelitian. Memenuhi syarat jika dinding terbuat dari tembok kedap air dan memiliki jarak kedalaman 3 meter dari permukaan tanah.
7. Bibir sumur Bibir sumur adalah tembok yang kedap air atau tidak kedap air yang dibuat diatas tanah. Memenuhi syarat jika bibir sumur terbuat dari tembok yang kedap air yang dibuat di atas tanah setinggi minimal 70 cm dan maksimal 1,00 m. 8. Lantai sumur Lantai sumur adalah lantai yang dibuat dari tembok yang kedap air atau yang tidak kedap air yang ada di lokasi penelitian. Memenuhi syarat jika lantai sumur dibuat dari tembok yang kedap air selebar 1-1,5 m dan tinggi 20 cm diatas permukaan tanah. 9. SPAL SPAL adalah perlengkapan pengelolaan air limbah bisa berupa pipa atau pun selainnya yang dipergunakan untuk membantu air buangan dari sumbernya sampai ke tempat pengelolaan atau ke tempat pembuangan oleh masyarakat di lokasi penelitian. Memenuhi syarat jika SPAL sumur terbuat dari tembok kedap air dengan panjang minimal 10 meter. 10. Jarak sumber pencemar Jarak sumber pencemar adalah sumber pencemar sumur yang berasal dari jamban, lubang galian untuk air limbah, dan sumber-sumber pengotoran lainnya. Memenuhi syarat jika jarak sumur minimal 10 meter dari sumber pencemaran seperti jamban, lubang galian untuk air limbah, kandang ternak, tempat sampah, dll.
1.4 Populasi dan Sampel 1.4.1 Populasi Populasi pada penelitian ini adalah semua sumur gali yang ada di Desa Diloniyohu Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo yaitu berjumlah 97 yang tersebar di 3 dusun yaitu dusun Huludeyiletu Utara 70 sumur (72%), dusun Huludeyiletu Selatan 15 sumur (16%), dan dusun Aleni 12 sumur (12%). 1.4.2 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari seluruh sumur gali di Desa Diloniyohu Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Cluster Random sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kelompok/dusun secara acak yang ada di Desa Diloniyohu Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo dengan rincian sebagai berikut : 1. Dusun Huludeyiletu Utara : 70 / 97 x 100 = 72 % (50 sumur) 2. Dusun Huludeyiletu Selatan : 15 / 97 x 100 = 16 % (2 sumur) 3. Dusun Aleni : 12 / 97 x 100 = 12% (1 sumur) Total sampel : 50+2+1 = 53 Berdasarkan perhitungan diatas, jumlah sampel yang diambil di dusun Huludeyiletu Utara sebanyak 50 sumur, dusun Huludeyiletu Selatan sebanyak 2 sumur dan dusun Aleni sebanyak 1 sumur. Jadi, total sampel adalah 53 sumur.
Dengan memperhatikan kemampuan peneliti baik dari segi tenaga, waktu, biaya dan kondisi maka dari 53 sampel yang diperoleh untuk uji kandungan bakteriologis air yang akan di lakukan di laboratorium akan diambil sampel dengan cara Purposive Sampling (pengambilan sampel berdasarkan tujuan). Pada cara ini, sumur yang diambil sebagai sampel disesuaikan dengan kriteria kriteria tertentu yaitu berdasarkan hasil observasi konstruksi sumur. Untuk Dusun Huludeyiletu Utara dari 50 sumur yang diobservasi diambil 7 sumur dari 3 titik yang lokasinya dianggap mewakili kondisi sumur yang ada di dusun tersebut yaitu titik ujung dusun, titik tengah dan titik perbatasan dengan dusun selanjutnya. Untuk Dusun Huludeyiletu Selatan dari 15 sumur yang diobservasi ternyata sebagian besara memiliki kostruksi sumur yang sama sehingga diambil 2 sumur yang dianggap mewakili sumur yang ada di Dusun tersebut. Sedangkan untuk Dusun Aleni dari 12 sumur yang diobservasi diambil 1 sumur. Hal ini karena beberapa pertimbangan, diantaranya adalah sumur yang ada di Dusun Aleni lebih sedikit dari 2 Dusun yang ada dan mempunyai konstruksi sumur yang sama, selain itu 1 sumur tersebut berada dilokasi penduduknya padat dan digunakan oleh banyak penduduk. Jadi total sampel untuk uji laboratorium sebanyak 10 sampel air sumur gali. 1.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu pengumpulan data primer dan sekunder.
a. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Sidomulyo yaitu data yang berhubungan dengan penyediaan air bersih, akses air bersih dan penyakit berbasis lingkungan serta data dari Desa Diloniyohu yaitu data tentang gambaran umum lokasi peneilitian. b. Data Primer Data ini diperoleh dari hasil observasi sumur gali di Desa Diloniyohu dan pengukuran dilapangan serta hasil di laboratorium. 1.6 Teknik Analisis Data Data dianalisis berdasarkan hasil penelitian/pemeriksaan di lapangan dan di laboratorium kemudian dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Hasil yang diperoleh dari hasil pemeriksaan di lapangan dan di laboratorium diolah dengan menggunakan komputer yang selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan prosentase dengan narasi berdasarkan landasan teori yang digunakan. Analisis data yang digunakan yaitu Analisis Univariat dan Bivariat. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel. 1.7 Cara Kerja 1.7.1 Cara Kerja Di Lapangan 1. Observasi kontruksi sumur Observasi konstruksi sumur bisa dilakukan pada pagi, siang atau sore hari. Observasi dapat dimulai dengan terlebih dahulu mempersiapkan alat alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data yaitu lembar obsevasi, alat tulis, rol
meter dan kamera untuk dokumentasi. Cara pengumpulan data observasi konstruksi sumur yakni sebagai berikut : a) Menyiapkan lembar observasi b) Melaksanakan pengamatan dan pengukuran pada setiap aspek konstruksi sumur yaitu dinding/cincin, bibir, lantai, SPAL dan jarak sumur dengan sumber pencemar (Jamban, kandang ternak, lubang penampungan limbah dll.) c) Mencatat hasil pengamatan dan pengukuran pada lembar observasi. 2. Pengambilan sampel 1) Uji kualitas fisik air Sebelum melakukan pengambilan sampel air sumur gali, maka perlu disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang diperlukan seperti : 1. Turbidimeter 2. TDS meter 3. Sampel air sumur gali 4. Wadah/botol 5. Tisu 6. Alat tulis 1. Prosedur Pengukuran Warna 1) Melihat secara teliti warna air sumur. 2) Mencatat hasilnya.
2. Prosedur Pengukuran Bau 1) Mengambil sampel air sumur atau menaruhnya disuatu tempat yang bersih misalnya cawan atau bahkan cukup diambil di tangan kemudian mendekatkannya ke hidung (dibau). 2) Mencatat hasilnya 3. Prosedur Pengukuran Rasa 1) Mengambil sampel air sumur sebanyak 1 tetes. 2) Merasanya dengan lidah, kemudian mengeluarkannya kembali. 3) Mencatat hasilnya. Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan. Rasa air dalam kondisi baik berasa hambar, bila suatu perairan sudah berwarna kurang baik atau/dan bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak. 4. Prosedur Pengukuran Kekeruhan 1) Menghubungkan alat turbidimeter dengan arus listrik. 2) Memasukkan sampel air kedalam kuvet. 3) Mengeringkan kuvet dengan tissue. 4) Memasukkan kuvet yang sudah berisi sampel air kedalam turbidimeter. 5) Mengukur turbiditas sampel. 6) Mencatat hasilnya. 7) Melakukan perlakuan yang sama sebanyak tiga kali (3x).
5. Prosedur Pengukuran TDS 1) Menyiapkan sampel yang akan dideteksi dalam wadah. 2) Mengeluarkan TDS dalam tempatnya, dan membuka tutup ujungnya. 3) Mencelupkan ujung TDS ke air yang dideteksi. 4) TDS dioperasionalkan dengan cara dipencet tombol on. 5) Setelah membaca dan mencatat angka polutan pada air tersebut, kemudian meng off kan TDS meter. 2) Uji kandungan bakteriologi Cara kerja pada saat pengambilan sampel di lapangan/lokasi penelitian dilakukan pada pagi hari. Namun sebelum melakukan pengambilan sampel air sumur gali, maka perlu disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang diperlukan seperti botol sampel, botol timba, tali, alkohol 70%, label botol sampel dan lampu spritus. Botol sampel yang akan digunakan tentunya telah melewati proses sterilisasi yang dilakukan di laboratorium. Proses pengambilan sampel air sumur gali dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : a) Mempersiapkan lembar observasi sesuai dengan nomor sumur. b) Mencuci tangan dengan alkohol 70%. c) Mengikatkan tali pada botol timba yang sudah disterilkan. d) Menurunkan botol sampel sampai ke dasar sumur minimal 15 cm dari dasar air dan menariknya keatas. e) Mengfiksasi mulut botol sampel dengan spiritus selama 30 detik.
f) Secara bersamaan mengfiksasi mulut botol timba dan botol sampel dengan spritus kemudian memindahkan air dari botol timba kedalam botol sampel. g) Menutup rapat botol sampel. h) Memberi label pada botol sampel. i) Memasukan dan mengatur posisi botol sampel dengan rapih agar tidak miring 1.7.2 Cara kerja di laboratorium Cara kerja untuk proses strelisasi botol sampel adalah sebagai berikut : a) Menyiapkan botol sampel untuk pengambilan sampel air sumur b) Menggunakan botol-botol yang ditutup dengan sempurna. c) Membersihkan botol dan membilasnya sebanyak 2 kali dengan air destilasi. d) Membungkus leher botol dengan aluminium foil. e) Mensterilkannya selama 60 menit pada suhu 180 C dalam oven. f) Menandai botol dengan memberi catatan tanggal sterilisasinya. g) Menyimpan botol-botol yang telah siap digunakan pada tempat yang kering dan bersih. Selanjutnya untuk melakukan pengujian kualitas bakteriologi air sumur gali maka perlu disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang diperlukan. Alat yang digunakan : tabung, rak tabung, pipet, jarum ose, inkubator, autoclave, lampu spritus. Bahan yang diperlukan : sampel air sumur gali di Desa Diloniyohu, media LB (Lactose Broth), aquadest steril, alkohol 70 % dan kapas steril.
Untuk menguji kandungan mikrobiologi air sumur gali, maka ada dua tes yang dilakukan yakni tes perkiraan dan tes penegasan dengan menggunakan metode 5:5:5. Cara kerja yaitu sebagai berikut : a. Pembuatan media perkiraan awal atau LB (Lactose Broth) 1. Menimbang media LB pekat (LBDS) 6,5 gram untuk aquades 250 ml, dan media LB encer (LBSS) 13 gram untuk aquades 1000 ml. 2. Memanaskan media tersebut diatas pemanas air hingga larut. 3. Mengatur ph hingga normal (6,8 8,5). 4. Menyediakan tabung sebanyak 150 buah. 5. Mengisi media pekat kedalam tabung masing masing 5ml/tabung dan untuk media encer masing masing 10 ml/tabung. 6. Menutup tabung dan mensterilkannya kedalam autoclave dalam suhu 121 o C selama 15 menit. b. Pembuatan media penegasan atau BGLBB (Brilliant Green Lactose Bile Broth) 1. Menimbang media 80 gram dengan aquades 2 liter. 2. Memanaskan diatas pemanas air hingga larut. 3. Mengatur ph hingga normal (7,2). 4. Menyediakan tabung sebanyak 200 buah. 5. Mengisi media kedalam tabung. 6. Menutup tabung dan mensterilkannya kedalam autoclave dalam suhu 121 o C selama 15 menit.
c. Pemeriksan sampel dengan metode 5:5:5 1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan yaitu : tabung, rak tabung, pipet, lampu spritus, incubator, aquades. 2. Meletakkan media LB pekat 5 tabung dan LB encer 10 tabung kedalam rak tabung (5:5:5). 3. Memasukkan sampel air sumur gali 5 ml pada masing masing tabung yang berisi LB pekat, 1 ml pada 5 tabung yang berisi LB encer, dan 0,1 pada 5 tabung lagi yang berikutnya dengan menggunakan pipet sambil mengfiksasinya dengan lampu spritus. 4. Menutup tabung tersebut. 5. Memasukkannya kedalam inkubator selama 1 x 24 jam untuk pembiakan bakteri dalam suhu 44 o C. 6. Membaca hasilnya. 7. Menyatakan positif E. coli apabila terdapat gelembung pada tabung. 8. Media yang terdeteksi positif di tes kembali menggunakan tes penegasan/ BGLBB dengan cara mengangkat gelembung tersebut dengan menggunakan ose yang telah dipanaskan kedalam tabung yang berisi media BG. 9. Memasukkan kedalam inkubator selama 24 jam. 10. Membaca hasilnya. 11. Menyatakan positif E. coli apabila terdapat gelembung pada tabung.