keluarga lainnya yang pada akhirnya bisa menimbulkan depresi. Ganguan tersebut dikaitkan dengan ancaman adanya kematian (Notoatmojo, 2003).

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. sedih bagi individu maupun anggota keluarga yang dapat menimbulkan. depresi. Depresi merupakan penyakit atau gangguan mental yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyandang disabilitas merupakan bagian dari anggota masyarakat yang

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi

BAB I PENDAHULUAN. melainkan mengandung berbagai karakteristik yang positif yang. mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. Menurut data WHO pada tahun

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTIM PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas sehari-hari (Nugroho,2008). Kemandirian lansia dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. psikososial seperti bencana dan konflik yang dialami sehingga berdampak. meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa(keliat, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang krisis baik anak maupun keluarga. Krisis hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang terbebas dari gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan pada berbagai bidang terutama dibidang. (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 PENDAHULUAN. lansia hidup sehat, mandiri, dan produktif. Kemandirian dan produktivitas lansia tercermin dari Activities

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN JUMLAH LIMFOSIT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

I. PENDAHULUAN. otak (Dipiro et.al, 2005). Epilepsi dapat dialami oleh setiap orang baik laki-laki

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005).

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mempunyai masalah,

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan meningkatnya penderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

PERBEDAAN KECEMASAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UMS YANG TINGGAL DI PONDOKAN DENGAN MAHASISWA YANG TINGGAL BERSAMA ORANG TUA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2005). Kesehatan terdiri dari kesehatan jasmani (fisik) dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan sesuai kebutuhan masing-masing, dimana retardasi mental itu adalah

BAB I PENDAHULUAN. adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. berkecepatan tinggi seperti sekarang ini. Selain ltu insidensi trauma

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.T DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI BANGSAL SEMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sehat adalah suatu keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial serta

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu juga mulai terlihat hilangnya bentuk-bentuk dukungan keluarga terhadap lansia (

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan mental (jiwa) yang sekarang banyak dialami masyarakat.

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN KATEGORI MODERATE CARE DI RUANG PERAWATAN KELAS VIP KELAS I DAN KELAS II DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH ELECTRO CONFULSIVE THERAPY TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. timbulnya berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang dapat terjadi yaitu diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap gangguan kesehatan akan menimbulkan kecemasan dan kesedihan baik bagi individu yang bersangkutan maupun bagi anggota keluarga lainnya yang pada akhirnya bisa menimbulkan depresi. Ganguan tersebut dikaitkan dengan ancaman adanya kematian (Notoatmojo, 2003). Keterkaitan antara penyakit fisik dengan depresi memang bisa terjadi, seringkali hal yang dianggap sepele ternyata bisa menghasilkan depresi berkepanjangan. Penyakit fisik dan gangguan mental berupa depresi tersebut sering datang bersamaan. Bisa juga terjadi pada orang yang sudah memiliki gangguan mental, tetapi gangguan mental itu baru muncul ketika terjadi gangguan fisik. Disini gangguan fisik dapat menjadi stresor gangguan mental (Pranowo, 2004). Kemampuan mengelola perasaan dapat menghindari anda dari bahaya depresi. Depresi diketahui meningkatkan risiko dementia hingga 50%. Gangguan mental ini diperkirakan akan menjadi penyebab utama masalah penyakit dunia pada tahun 2020. Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO) memperkirakan, depresi akan menjadi penyebab utama masalah penyakit dunia pada tahun 2020. Saat ini, tercatat 121 juta penderita depresi di dunia. Dari jumlah itu 5,8 persen laki-laki dan 9,5 persen perempuan, namun hanya sekitar 30 persen penderita depresi yang mendapatkan pengobatan yang cukup, sekalipun telah tersedia pengobatan 1

2 depresi yang efektif. Ironisnya, mereka yang menderita depresi berada dalam usia produktif, yakni pada usia kurang dari 45 tahun. Seperti yang dirilis Jurnal Neurologi pada Juli 2010, depresi diketahui meningkatkan risiko dementia (alzheimer akut) hingga 50%. Penderitanya menjadi mudah lupa/pikun. Menurut Robert Wilson, psikolog dan ahli saraf dari pusat kesehatan Rush University di Chicago, depresi dapat mengubah kondisi otak secara mendasar. Seperti diketahui, otak merupakan pusat perasaan, emosi, dan pikiran. Penelitian yang melibatkan orang-orang dewasa-tua di sebelah selatan Chicago ini dipantau selama tiga tahun. Hasilnya 350 orang menderita dementia, yang sebagian besar disebabkan depresi. Depresi mengasosiasikan beberapa perubahan struktur otak. Akibatnya, depresi membuat seseorang lebih rentan terkena dementia ketika ia sudah tua. Depresi tidak hanya universal, tetapi juga tidak pandang bulu. Tidak ada profesi yang terkecualikan dari depresi. Depresi dapat diderita oleh sopir, ibu rumah tangga, pedagang, guru, pekerja bangunan, kontraktor dan lain-lain (Lubis, 2009). Dalam kehidupan seseorang, menjadi sosok orang yang sempurna, dapat beraktivitas dan bersosialisasi secara baik dengan lingkungan dan orang lain tanpa adanya keterbatasan secara fisik adalah salah satu hal yang diinginkan setiap orang dalam hidupnya. Pada saat seseorang itu bisa melakukan itu semua dengan tanpa kendala atau keterbatasan fisik tersebut maka ia akan merasa sempurna secara fisik dibandingkan dengan orang lain yang mungkin memiliki kekurangan. Oleh karena itu, apabila ternyata terjadi

3 sesuatu hal yang mengakibatkan seseorang itu harus kehilangan kebebasannya dalam beraktivitas dikarenakan keadaan fisik yang terganggu seperti pemasangan Ilizarov ini, ia akan merasa tertekan dan sedih. Hal tersebut dapat menjadi suatu stresor psikososial yang mempengaruhi jiwanya. Pada seseorang yang kurang kuat mentalnya, kejadian tersebut dapat sangat menggoncang jiwa sehingga ia dapat mengalami depresi. Hambatan pribadi seperti keterbatasan-keterbatasan pribadi individu dalam bentuk cacat fisik atau penampilan fisik yang kurang menarik seperti pada pasien ilizarov ini dapat menjadi pemicu frustasi dan depresi pada individu. Konflik antara keinginan yang ingin dicapai dengan kenyataan yang terjadi ini bisa menjadi penyebab timbulnya depresi atau setidaknya membuat individu mengalami ketegangan yang berkepanjangan dan akan mengalami kesulitan untuk mengatasinya (Tristiadi, 2007). Depresi dapat dialami juga oleh pasien Ilizarov. Pada pasien ilizarov membutuhkan masa perawatan dan pemulihan yang sangat lama. Untuk menambah 5 cm saja dibutuhkan waktu 1 tahun penuh masa perawatan dan pemulihan. Dengan kata lain pasien akan mengalami keterbatasan dalam beraktifitas, bersosialisasi, gangguan image tubuh, bahkan gangguan untuk berhubungan dengan pasangannya bagi pasien yang sudah menikah. Pasien harus beradaptasi dengan keadaan ini, sehingga jika pasien tidak dapat beradaptasi dengan baik maka akan menimbulkan depresi

4 Telah ada beberapa penyebab dari depresi itu sendiri, seperti karena kehilangan. Kehilangan disini dapat dibedakan beberapa macam. Yang pertama kehilangan abstrak yaitu kehilangan harga diri, kasih sayang, harapan atau ambisi. Kedua adalah kehilangan sesuatu yang konkrit seperti rumah, mobil, orang atau bahkan binatang kesayangan. Ketiga adalah kehilangan hal yang bersifat khayal: tanpa fakta seseorang merasa tidak disukai atau dipergunjingkan orang. Keempat adalah kehilangan sesuatu yang belum tentu hilang seperti menunggu hasil dari suatu tindakan atau usaha. Dengan melihat beberapa penyebab depresi diatas maka pasien dengan pemasangan Ilizarov dapat mengalami depresi. Kenapa pasien Ilizarov ini dikatakan bisa mengalami depresi karena penyebab yang pertama adalah tentunya sebelum pasien terpasang Ilizarov pasien mengalami kehilangan harapan untuk bisa sembuh sehingga pasien mengalami depresi. Kemudian dengan solusi pemasangan Ilizarov bukan tidak mungkin depresi tidak terjadi atau akan hilang begitu saja. pasien tentunya masih bisa merasa khawatir apakah dengan tindakan pemasangan Ilizarov ini dapat benar-benar memberikan harapan baru atau bahkan sebaliknya. sehingga kemungkinan pasien mengalami depresi masih bisa terjadi. Maka, pemberian motivasi secara psoikologis oleh perawat kepada pasien terutama pada pasien Ilizarov sebelum dilakukan operasi sangat baik untuk dilakukan. Terutama untuk mencegah terjadinya depresi pada pasien. Berdasarkan data yang diperoleh dari RSO.Prof.DR.R.Soeharso Surakarta, bahwa jumlah pasien yang dilakukan external fixation device

5 dengan system ilizarov type Sheffield dari bulan januari 2010 sampai februari 2011 seebanyak 62 pasien. Berdasarkan gambaran diatas penting untuk diteliti bagaimanakah gambaran depresi pada pasien Ilizarov yang ada di RSO.Prof.DR.R.Soeharso Surakarta. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan yaitu bagaimana gambaran depresi pada pasien dengan pemasangan Ilizarov di Rumah Sakit Orthopedi Prof.DR.R.Soeharso Surakarta. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui gambaran depresi pada pasien dengan pemasangan Ilizarov di RSO Prof DR. R. Soeharso Surakarta. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui respon pasien yang berhubungan dengan tanda dan gejala depresi pada pasien dengan pemasangan Ilizarov. b. Mengetahui gambaran depresi pada pasien dengan pemasangan Ilizarov di RSO Prof DR. R. Soeharso Surakarta. c. Mengetahui tingkat depresi pada pasien dengan pemasangan Ilizarov.

6 D. Manfaat Penelitian 1) Bagi Rumah Sakit a. Memberikan masukan terhadap Rumah Sakit untuk meningkatkan asuhan keperawatan pada pasien depresi b. Memberikan masukan untuk meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. 2) Bagi penderita Memberikan dukungan dan support bagi pasien dan keluarga agar lebih memperhatikan pasien yang mengalami depresi. 3) Bagi institusi Pendidikan Memberikan masukan sebagai acuan atau bahan pertimbangan 4) Bagi Peneliti a. Menambah dan memperluas pengetahuan penulis tentang gambaran depresi pada pasien dengan pemasangan Ilizarov b. Sebagai bahan atau dasar bagi penelitian selanjutnya, khususnya mengenai gambaran depresi pada pasien dengan pemasangan Ilizarov E. Keaslian Penelitian Ardiani (2009) dengan judul penelitian Hubungan antara tingkat depresi dengan kemandirian dalam activity of daily living (ADL) pada pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali. Subjek penelitian sebanyak 24 orang penderita Diabetes Millitus yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali. Dengan menggunakan rancangan penelitian studi korelasi, instrument berupa kuesioner, dengan hasil

7 penelitian ada hubungan yang signifikan antara tingkat depresi dengan kemandirian dalam ADL (Activity of Daily Living). Perbedaan penelitian Ardiani (2009) meneliti hubungan tingkat depresi dengan kemandirian dalam ADL pada pasien Diabetes Millitus tetapi peneliti melakukan penelitian Gambaran depresi pada pasien dengan pemasangan Illizarov.