BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

dokumen-dokumen yang mirip
IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR DENGAN TINGKAT BUNGA SBI DI INDONESIA TAHUN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menggunakan sistem perekonomian terbuka.

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana atau modal untuk

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

I. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

Kondisi Perekonomian Indonesia

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan stabilitas di bidang ekonomi yang sehat dan dinamis, pemeliharaan di bidang ekonomi akan tercipta melalui pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Dimulai ketika sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

I. PENDAHULUAN. aspek yang tidak terpisahkan dari perkembangan ekonomi negara terbuka. Keterbukaan ekonomi Indonesia akan membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BABI PENDAHULU~ Jumlah uang beredar teramat penting karena peranannya sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. terkuat di dunia, dan memberikan kontribusi sekitar 20-30% dari perputaran

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia lainnya. Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

I. PENDAHULUAN. Kebijaksanan moneter mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Singkat Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam ilmu ekonomi, keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2007, keadaan ekonomi di Indonesia dapat dikatakan baik

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uang memegang peranan yang sangat penting di sepanjang kehidupan manusia. Uang digunakan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum, yang dimana alat tukarnya itu dapat diterima oleh setiap masyarakat sebagai alat pembayaran dalam proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap manusia akan senantiasa mengejar uang tanpa mengenal lelah untuk memenuhi kebutuhannya, hal ini membuktikan bahwa sangat pentingnya peranan uang didalam suatu perekonomian. Keberadaan uang memberikan kemudahan transaksi yang lebih tepat daripada barter yang lebih rumit. Sistem barter kurang efisien digunakan dalam sistem perekonomian modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapat dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran. Dalam kehidupan manusia di zaman sekarang tidak ada satu negara pun yang tidak mengenal uang dan menggunakan uang. Jikalau pun ada maka perekonomian dalam peradaban tersebut pasti tidak akan berkembang. Pada awalnya di Indonesia, uang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia, namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang 1

kartal. Hak untuk menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi. Bank Indonesia mempunyai kewenangan dalam kebijakan moneter. Kewenangan BI tersebut antara lain dalam menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan laju inflasi dan melakukan pengendalian moneter. Aktivitas perekonomian suatu negara tidak pernah terlepas dari kegiatan pembayaran uang yang menyangkut jumlah uang beredar. Perubahan dalam jumlah uang beredar akan berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian diberbagai sektor. Peningkatan jumlah uang beredar akan mengakibakan inflasi dimana harga-harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan dan penurunan jumlah uang beredar akan berdampak pada deflasi yaitu terjadinya penuruhan harga-harga barang dan jasa. Jika kondisi ini berlangsung secara terus-menerus, kemakmuran masyarakat pada gilirannya akan mengalami penurunan. Hal ini melatarbelakangi upaya yang dilakukan oleh otoritas moneter suatu negara dalam mengendalikan jumlah uang beredar dalam perekonomian. Seiring berjalannya waktu membuktikan bahwa pengaruh jumlah uang beredar di luar kendali akan mengakibatkan konsekuensi atau pengaruh buruk bagi perekonomian. Meningkatnya jumlah uang yang beredar secara berlebihan dapat memicu peningkatan harga melebihi tingkat yang sudah ditentukan sehingga dalam jangka panjang dapat menggangu pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, jika peningkatan jumlah uang beredar sangat rendah, maka perekonomian akan menjadi melemah. Dalam hal ini jumlah uang beredar, baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas, akan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Jumlah uang beredar bisa membesar atau 2

mengecil tergantung dari kebutuhan perekonomian. Tujuan pengendalian uang beredar ini adalah untuk tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional yang sifatnya stabil. Para ahli ekonomi aliran Klasik berpandangan, bahwa uang tidak mempunyai pengaruh terhadap peningkatan output perekonomian. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa output ekonomi sudah diproduksi pada tingkat dimana faktor produksi, khususnya barang modal dan tenaga kerja, digunakan sepenuhnya (full employment). Dengan demikian penambahan jumlah uang beredar hanya akan menimbulkan inflasi yang proporsional dengan tingkat pertambahan jumlah uang beredar (Manurung dan Rahardja, 2004). Inflasi merupakan bagian dari indikator perekonomian yang penting, pergerakan inflasi selalu diupayakan rendah dan stabil agar tidak menimbulkan penyakit makroekonomi yang pada akhirnya berdampak pada ketidakstabilan dalam perekonomian. Inflasi yang berada pada posisi tinggi dan tidak stabil merupakan cerminan dari naiknya tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus selama periode tertentu. Inflasi juga dapat menciptakan lingkungan yang tidak stabil (unstable environment) bagi keputusan ekonomi. Jika sekiranya konsumen memperkirakan bahwa tingkat inflasi dimasa mendatang akan naik, maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian barang-barang dan jasa secara besarbesaran pada saat sekarang ketimbang mereka menunggu dimana tingkat harga sudah meningkat lagi. Periode 1990-1997 adalah periode yang menentukan dalam sejarah perekonomian Indonesia, karena mulai semakin intensifnya liberalisasi dan deregulasi. 3

Di sektor riil, memang terlihat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, mencapai rata-rata 7% per tahun. Inflasi kecuali di tahun 1997 juga senantiasa berada dibawah angka 10% per tahun. Di sektor moneter sangat terlihat upaya para pemilik modal untuk mengoptimalkan pendapatan dari aset finansialnya. Yang paling mencolok adalah besarnya porsi uang kuasi terhadap M2, selama periode 1990-1997 angkanya berkisar antara 75%-78% (Manurung dan Rahardja 2004:361). Krisis ekonomi di Indonesia dimulai pada pertengahan tahun 1997, diawali dengan krisis finansial pada bulan juli 1997 di Thailand dan mempengaruhi mata uang, bursa saham, dan harga aset lainnya di beberapa negara asia. Pada bulan Juni 1997, Indonesia terlihat jauh dari krisis. Indonesia memiliki inflasi yang rendah, perdagangan surplus lebih dari 900 juta dollar, persediaan mata uang luar yang besar, lebih dari 20 miliar dollar, dan sektor bank yang baik. Ketika krisis melanda Thailand, nilai baht terhadap dollar menurun dan menyebabkan nilai dollar menguat. Penguatan nilai tukar dollar berimbas ke rupiah, di sekitar bulan juli 1997 nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah. Sejak saat itu, posisi mata uang indonesia mulai tidak stabil. Untuk mengatasi krisis yang semakin merosot, banyak hal yang telah diupayakan oleh pemerintah, namun tetap saja tidak menujukan hasil karena adanya krisis kepercayaan terhadap kemampuan pengelolaan perekonomian yang semakin melemah. Hal tersebut mengakibatkan kegiatan ekonomi mengalami kontraksi yang tajam sehingga secara keseluruhan Produk Domestik Bruto pada tahun 1998 merosot tajam hingga menjadi minus 13,68% dibandingkan 4,65% pada tahun 1997 dan laju inflasi melonjak menjadi 77,63% pada tahun 1998 dibandingkan hanya 11,05% pada 4

tahun 1997. Kelemahan fundamental mikroekonomi juga tercermin pada kerapuhan (fragility) yang terdapat di dalam sektor keuangan, khususnya perbankan. Sebagian dari kerapuhan tersebut terkait kondisi makroekonomi yang kurang stabil terutama berupa gejolak nilai tukar rupiah dan tingginya tingkat suku bunga (Dahlan Siamat, 2005). Berbeda dengan krisis ekonomi 1998, krisis ekonomi 2008 yang berdampak pada negara Indonesia disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika Serikat yang terjadi akibat adanya dorongan konsumsi yang berlebihan (propicity to consume). Krisis global yang semakin dalam telah memberi efek depresiasi terhadap mata uang. Kurs rupiah melemah Rp.11.711 per dollar AS pada November 2008 yang merupakan deperesiasi yang cukup tajam, karena pada bulan sebelumnya Rupiah berada di posisi Rp.10.048. Indonesia sebagai negara yang banyak mengimpor bahan baku industri mengalami dampak dari ketidakstabilan kurs ini, yang dapat dilihat dari melonjaknya biaya produksi sehingga menyebabkan harga barang-barang hasil produksi Indonesia mengalami peningkatan. Melemahnya rupiah menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi goyah dan dilanda krisis ekonomi dan kepercayaan terhadap mata uang dalam negeri. Dari data yang diperoleh dari Bank Indonesia, tingkat suku bunga SBI selama periode 2006-2008 terus mengalami penurunan. Pada tahun 2006 adalah sebesar 12,74%, yang menurun menjadi sebesar 9,75% pada tahun 2007, dan kembali menurun sebesar 8,00% di tahun 2008. Semakin menurunnya tingkat suku bunga SBI ini dipicu 5

oleh krisis keuangan global yang terjadi pada September 2008 yang pada akhirnya juga mempengaruhi tingkat inflasi pada perekonomian indonesia. Sementara inflasi pada krisis 2008 sempat mencapai level 12,14 persen pada bulan september. Inflasi tersebut didorong dari lonjakan harga minyak dunia yang mendorong dikeluarkannya kebijakan kenaikan harga BBM subsidi. Tekanan inflasi makin tinggi akibat harga komoditi global yang tinggi. Namun inflasi tersebut berangsur menurun di akhir tahun 2008 karena harga komoditi yang menurun dan penurunan harga subsidi BBM. Gambar 1.1 Pergerakan Inflasi Indonesia Diolah dari: www.bi.go.id Menurut teori ekonomi klasik, uang bersifat netral jika jumlah uang beredar tidak mempengaruhi variabel-variabel riil. Terdapat situasi dimana perubahan dalam jumlah uang beredar hanya akan menyebabkan perubahan variabel-variabel nominal, seperti tingkat harga, kurs, dan upah yang diterima setiap orang. Penambahan jumlah 6

uang beredar hanya akan menyebabkan depresiasi kurs dan naiknya inflasi. Sementara itu aktivitas sektor riil tidak dipengaruhi sama sekali. Netralitas uang (money neutrality) merupakan fenomena jangka panjang. Penyesuaian harga bisa dilakukan secara instan, maka perubahan jumlah uang beredar hanya akan mengakibatkan perubahan harga dan tidak akan diterjemahkan sebagai perubahan dalam jumlah barang yang diproduksi. Implikasinya adalah ketika terjadi krisis ekonomi, kenaikan jumlah uang bererdar tidak bisa dipakai sebagai instrumen untuk mempercepat pemulihan ekonomi karena yang akan tercipta hanyalah kenaikan harga. Berdasarkan fenomena di atas, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi netralitas uang. Penelitian ini akan difokuskan terhadap obyek penelitian bagaimana pengaruh jumlah uang beredar terhadap inflasi dan output riil jangka panjang selama periode 2000-2014. Saya akan melakukan penelitian dalam skripsi ini yang berjudul: Analisis Netralitas Uang terhadap Inflasi dan Output Riil dalam Jangka Panjang di Indonesia 1.2 Rumusah Masalah Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan pada latar belakang penelitian, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti dan diidentifikasi sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh jumlah uang beredar terhadap inflasi (IHK) pada tahun 2000-2014? 2. Bagaimana pengaruh jumlah uang beredar terhadap output riil (PDB Riil) pada tahun 2000-2014? 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikannya, guna mengkaji netralitas uang serta pengaruh jumlah uang beredar dan output terhadap Inflasi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh jumlah uang beredar terhadap inflasi (IHK) selama periode 2000-2014. 2. Mengetahui pengaruh jumlah uang beredar terhadap output riil (PDB Riil) selama periode 2000-2014. 1.3.2 Manfaat Penelitian Dengan adannya penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi penulis, sebagai salah satu media latihan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan sesuai disiplin ilmu yang dipelajari. 2. Bagi peneiti dan mahasiswa, sebagai data dasar dan tolok ukur bagi penelitianpenelitian selanjutnya sehingga dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Bagi para pengambil kebijakan dan pemerintah, sebagai bahan rekomendasi dalam mengambil kebijakan dan sebagai rekomendasi implikasi pada pertumbuhan ekonomi. 8