Implementasi Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2017

dokumen-dokumen yang mirip
M O N E. LANGKAH STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN Jakarta, 2017 DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU KPPN JAKARTA VI

LANGKAH LANGKAH STRATEGIS TAHUN ANGGARAN 2018

2016, No dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang

STRATEGI PERCEPATAN PENYERAPAN ANGGARAN SATUAN KERJA PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU TAHUN 2017

Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PENYIAPAN DOKUMEN PENGGANTIAN UANG PERSEDIAAN REVOLVING

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM BOGOR, 1 FEBRUARI 2016

LANDASAN HUKUM KEUANGAN DANA DEKONSENTRASI

2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang

PMK NOMOR 170/PMK.05/2010 TANGGAL 20 SEPTEMBER 2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN APBN PADA SATUAN KERJA

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. MEKANISME PENYALURAN bantuan PENDIDIKAN DALAM BENTUK BANTUAN sosial DAN BELANJA BARANG

Metode Pembayaran Tagihan Negara

KEMENTERIAN KEUANGAN RI PELAKSANAAN ANGGARAN 2012

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA

DIPA SEBAGAI DOKUMEN PELAKSANAAN APBN DI LINGKUNGAN KEMHAN DAN TNI. Jakarta, 4 Juni 2018

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2014 TENTANG

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR). Dalam pelaksanaan kerja praktek

PENGELUARAN NEGARA. Batas Waktu Pengajuan Data Kontrak dan Penerbitan NRK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN RENCANA PENARIKAN DANA BULANAN DAN RENCANA PENERIMAAN DANA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PANDUAN ADMINISTRASI KEUANGAN APBN SATKER DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA

PMK nomor 197/PMK.05/2017 tentang Rencana Penarikan Dana, Rencana Penerimaan Dana, dan Perencanaan Kas

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA

SISTEM PENGELUARAN NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman.

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III 2015

PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PINJAMAN LUAR NEGERI

Denpasar, 25 November Oleh : R. Wiwin Istanti, S.E., Ak., M.Laws Kakanwil DJPB Prov. Bali

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 115/PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ROKOK

Langkah-Langkah Dalam Menghadapi Akhir Tahun Anggaran

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115 /PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ROKOK

- 2 - Penyelenggara Pemilu Ad Hoc di Lingkungan Komisi Pemilihan Umum;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/ /2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG

Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PELAKSANAAN PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PNBP

POIN PENTING SATUAN KERJA DALAM MENGHADAPI AKHIR TAHUN ANGGARAN 2016

MEKANISME PENCAIRAN APBN DAN SYARAT ADMINISTRASI PEMBEBANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengawasan anggaran dan pertanggungjawaban penyerapan anggaran.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pertanggungjawaban Anggaran Untuk SBK sub output Penelitian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PNBP

KEMENAG. Perbendaharaan Negara. Pejabat. Pencabutan.

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t

2015, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undan

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

2015, No Pembayaran Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2 Pelaksanaan, Pengendalian dan Pelaporan Program dan Anggaran; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Neg

Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA DARURAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG

PENCAIRAN DANA. B. Standar Kompetensi Memahami tata cara pelaksanaan pencairan dana melalaui KPPN.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (Sesuai Peraturan Menkeu Nomor-168/PMK.05/2015)

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Bank adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam Un

BERITA NEGARA. No.1481, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Keuangan. Pejabat Perbendaharaan. Pencabutan.

PELAKSANAAN APBN 2017 DI SULAWESI UTARA

MENTER!KEUANGAN REPUBUK INDONESIA SALINAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

RI Focus Group Discussion Implementasi Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2017 Jakarta, 9 Maret 2017

Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran 2017 Arahan Menteri Keuangan dalam rangka pengendalian belanja K/L (Surat nomor S-153/MK.05/2017 tanggal 27 Februari 2017) Memastikan K/L melaksanakan Belanja dengan efektif, efisien dan optimal serta taat azas, untuk menjamin tercapainya program strategis nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Menjaga kredibilitas pelaksanaan APBN, dengan menjamin ketepatan waktu belanja negara selaras dengan kecukupan penerimaan dan ketersediaan kas Pemerintah 2

Langkah langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran K/L TA 2017 (Surat nomor S-153/MK.05/2017 tanggal 27 Februari 2017) 1 Melakukan reviu atas perencanaan kegiatan, penyerapan, dan capaian kinerja : 1. Mereviu target capaian output, penyerapan anggaran dan jangka waktu pelaksanaan a) memperbaiki informasi Rencana Penarikan Dana dan Rencana Penerimaan; b) memperbaiki Rencana Pelaksanaan Kegiatan untuk pencapaian target kinerja; c) menyampaikan informasi tersebut kepada BUN/Kuasa BUN (KPPN) 2. Melakukan revisi halaman III DIPA 3. Memastikan rencana pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana penarikan dana pada halaman III DIPA sebagai dasar pencairan dana. 4. Memperhatikan capaian output dan tidak hanya fokus pada penyerapan anggaran 2 Meningkatkan ketertiban penyampaian data kontrak ke KPPN 1. Memastikan data supplier tidak terdapat kesalahan, untuk menghindari proses pembayaran yang gagal dilakukan oleh KPPN. 2. Memastikan penyampaian data perjanjian/kontrak paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah ditandatanganinya perjanjian/kontrak. 3. Kontrak yang ditandatangani tanggal 3 Januari 2017 sampai dengan tanggal 21 Februari 2017 didaftarkan paling lambat tanggal 28 Februari 2017. 4. Kontrak yang ditandatangani setelah tanggal 21 Februari 2017 didaftarkan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah kontrak ditandatangani. 5. Data kontrak yang terlambat diajukan oleh Satker, pendaftaran kontrak dapat diproses setelah memperoleh dispensasi KPPN. 3

Langkah langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran K/L TA 2017 (Surat nomor S-153/MK.05/2017 tanggal 27 Februari 2017) 3 4 Memastikan ketepatan waktu penyelesaian tagihan 1. Tidak menunda proses pembayaran atas pekerjaan yang telah selesai 2. Penyelesaian tagihan terpenuhi sesuai dengan ketentuan, mengendalikan dan mengawasi setiap tagihan. 3. Tagihan s.d tanggal 31 Maret 2017 diselesaikan paling lambat tanggal 27 April 2017. Selanjutnya, tagihan bulan-bulan berikutnya diselesaikan paling lambat 17 hari kerja setelah timbulnya hak tagih. 4. Norma waktu penyelesaian tagihan : a. Tagihan kepada PPK paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah timbulnya hak tagih kepada negara. b. Proses penyelesaian SPP oleh PPK kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja c. Penerbitan SPM oleh PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak SPP diterima. 5. Memastikan KPPN menerima SPM selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah penerbitan SPM Pengendalian pengelolaan UP / TUP 1. Pengajuan UP agar dilakukan secara rasional sesuai kebutuhan operasional Satker satu bulan. 2. Segera melakukan revolving UP telah mencapai minimal 50%. 3. Apabila memerlukan dana lebih besar dari UP yang dimiliki, : a. Mempercepat frekuensi Penggantian Uang Persediaan (GUP); b. Mengajukan TUP sesuai norma, yaitu: 1) Pengajuan TUP disertai dengan rincian penggunaan TUP; 2) TUP habis digunakan dalam 1 (satu) bulan; 3) TUP digunakan untuk kebutuhan yang sangat mendesak dan tidak bersifat LS; c. Pertanggungjawaban TUP harus sesuai dengan rencana penggunaan TUP; d. Apabila penggunaan TUP tidak sesuai rencana KPA memberikan penjelasan kepada KPPN. 4. Pengelolaan UP/TUP akan direviu oleh Kanwil DJPB/atau KPPN. dasar pencairan UP/TUP 4

PETUNJUK TEKNIS Langkah langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran K/L TA 2017 The image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may have to delete the image and then insert it again. (Surat nomor S-153/MK.05/2017 tanggal 27 Februari 2017) Reviu atas perencanaan kegiatan, penyerapan, dan capaian output Satker Monitoring Penyelesaian Tagihan Monitoring Penyampaian Data Kontrak Pengendalian Pengelolaan Uang Persediaan (UP)/Tambahan Uang Persediaan (TUP) 5

1 2 3 Reviu atas perencanaan kegiatan, penyerapan, dan capaian output Satker Reviu atas rencana kegiatan : 1. KPPN meminta Satker untuk mereviu rencana kegiatan berdasarkan jenis belanja pada DIPA 2. KPPN meminta Satker untuk mereviu rencana kegiatan berdasarkan kategori output pada kertas kerja RKA-KL/POK Reviu atas rencana penyerapan/penarikan dana 1. KPPN dan Satker melakukan reviu deviasi Halaman III DIPA Satker setiap awal Triwulan menggunakan data yang disediakan pada tool ME Budget Execution untuk menilai kesesuaian rencana penarikan dana dengan realisasi Satker. 2. Meminta Satker untuk menyusun perbaikan rencana penyerapan/penarikan dana pada Halaman III DIPA untuk Triwulan selanjutnya. 3. Hasil reviu dan perbaikan rencana penyerapan/penarikan dana antara KPPN dengan Satker agar dituangkan dalam Kertas Kerja Reviu dan Analisis Ringkas Reviu. Reviu atas rencana capaian output 1. KPPN dan Satker melakukan reviu realisasi capaian output sesuai dengan rencana pencairan dana berdasarkan kategori output Satker setiap awal Triwulan, menggunakan data yang disediakan pada tool ME Budget Execution, untuk menilai kesesuaian rencana penyerapan/penarikan dana dengan rencana capaian output Satker 2. Meminta Satker untuk menyusun perbaikan rencana penyerapan/penarikan dana pada Halaman III DIPA akibat penyesuaian rencana capaian output, untuk Triwulan selanjutnya. 3. Hasil reviu dan perbaikan rencana penyerapan/penarikan dana antara KPPN dengan Satker agar dituangkan dalam Kertas Kerja Reviu dan Analisis Ringkas Reviu Tiap Triwulan Pelaksanaan reviu antara KPPN dan Satker dilakukan dalam bentuk pertukaran data melalui media surat elektronik dan media social (email, WA dan sejenisnya), atau rapat koordinasi, focus group discussion, one-on-one meeting, dan/atau bimbingan teknis, di KPPN atau di Satker 6

Kertas Kerja Reviu Bagian Anggaran Satuan Kerja No Jenis Belanja 1 Bel. Pegawai 2 Bel. Barang 3 Bel. Modal 4 Bel. Bansos 5 Bel. Lain-Lain Jumlah KERTAS KERJA HASIL REVIU RENCANA PENYERAPAN/PENARIKAN DANA Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Pagu DIPA Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Jumlah Hari/Tanggal NO PETUGAS REVIU NAMA JABATAN TTD 1 KPPN 2 SATKER KERTAS KERJA HASIL REVIU RENCANA REALISASI OUTPUT Bagian Anggaran Satuan Kerja Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV No Kategori Output Pagu DIPA Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi 1 Operasional 2 Pelayanan Publik/Tusi 3 Infrastruktur 4 Kesejahteraan Rakyat Jumlah Hari/Tanggal NO PETUGAS REVIU NAMA JABATAN TTD 1 KPPN 2 SATKER 7

Analisis Ringkas Reviu 8

Reviu atas perencanaan kegiatan, penyerapan, dan capaian output Satker KANTOR WILAYAH Evaluasi dan Analisis terhadap: 1. realisasi penyerapan menurut jenis belanja; 2. realisasi anggaran menurut kategori output; 3. rencana penyerapan triwulan berikutnya menurut jenis belanja; 4. rencana penyerapan triwulan berikutnya menurut kategori output. Direktorat PA Laporan EPA KPPN paling lambat Minggu Pertama pada bulan berikutnya Kertas Kerja Reviu dan Analisis Ringkas Reviu EVALUASI PELAKSANAAN ANGGARAN (EPA) paling lambat Minggu Pertama pada bulan berikutnya koordinasi KPPN dan Satker melakukan reviu SATKER Kertas Kerja: 1. Rencana Kegiatan; 2. Rencana penyerapan/penarikan dana; 3. rencana capaian output. 9

Berdasarkan Hasil Reviu... 1 Meminta Satker agar mengajukan revisi Halaman III DIPA akibat penyesuaian rencana penyerapan/penarikan dana dan rencana capaian output, kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan sesuai dengan mekanisme Revisi DIPA 2 3 4 Menyampaikan kertas kerja reviu kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan, paling lambat Minggu Pertama pada bulan berikutnya, setelah triwulan berkenaan berakhir. Mulai Triwulan I Tahun 2017, hasil reviu rencana penarikan dana dan capaian output tingkat KPPN agar disampaikan kepada Kanwil paling lambat tanggal 10 pada awal bulan, setelah triwulan periode reviu berakhir Hasil reviu agar digunakan oleh KPPN untuk melakukan monitoring, evaluasi, analisis, bimbingan teknis dan pendampingan pelaksanaan anggaran kepada Satker 10

Berdasarkan Hasil Reviu tingkat KPPN... 1 Meminta agar Satker segera menyampaikan usulan Revisi Halaman III DIPA paling lambat pada minggu pertama bulan berikutnya setelah akhir triwulan periode reviu 2 Melakukan evaluasi terhadap data realisasi penyerapan dan capaian output triwulan sebelumnya, dan analisis terhadap rencana penyerapan/penarikan dana dan capaian output triwulan berikutnya, yang meliputi: a. Evaluasi terhadap realisasi penyerapan menurut jenis belanja; b. Evaluasi terhadap realisasi anggaran menurut kategori output; c. Analisis terhadap rencana penyerapan triwulan-triwulan berikutnya menurut jenis belanja; d. Analisis terhadap rencana penyerapan triwulan-triwulan berikutnya menurut kategori output 3 Melakukan kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran (EPA) melalui focus group discussion (FGD), bimbingan teknis, forum diskusi, kunjungan/konsultasi, dan kegiatan sejenis dengan mengundang Satker atau stakeholders terkait. 4 Hasil kegiatan EPA, dituangkan dalam Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran (EPA) Triwulanan. 5 EPA Triwulanan agar disampaikan kepada Direktur Pelaksanaan Anggaran paling lambat pada Minggu ke-3 bulan berikutnya setelah berakhirnya triwulan periode EPA Dalam pelaksanaan revisi DIPA yang berakibat perubahan pada Halaman III DIPA, Kanwil Ditjen Perbendaharaan meneliti kesesuaian rencana penyerapan/penarikan dana Satker menggunakan data pembanding yang disediakan pada tool ME Budget Execution 11

Monitoring Penyelesaian Tagihan Untuk batas waktu penyelesaian tagihan s.d. tgl. 31 Maret 2017 diselesaikan paling lambat tanggal 27 April 2017. Selanjutnya, tagihan bulan-bulan berikutnya diselesaikan paling lambat 17 hari kerja setelah timbulnya hak tagih kepada negara. 5 HK 5 HK BAST SPP KPPN INVOICE 5 HK SPM 2 HK SP2D 17 Hari Kerja 12

Monitoring Penyelesaian Tagihan menyampaikan kepada Satker bahwa dalam uraian SPM yang diajukan agar dilengkapi dengan catatan sebagai berikut: 1 2 3 Untuk SPM-UP/GUP/ TUP/PTUP, paling kurang memuat: Nomor dan tanggal SPP Untuk SPM-LS yang ditujukan kepada penyedia barang/jasa, paling kurang memuat: a. Nomor dan tanggal SPP; b. Nomor dan tanggal Perjanjian/Kontrak; dan c. Nomor dan tanggal Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP) atau Berita Acara Serah Terima BAST); Untuk SPM-LS yang ditujukan kepada Bendahara Pengeluaran/pihak lainnya untuk keperluan belanja pegawai non gaji induk, pembayaran honorarium, dan perjalanan dinas, paling kurang memuat: a. Nomor dan tanggal SPP; b. Nomor dan tanggal Surat Keputusan/Surat Tugas 13

Monitoring Penyelesaian Tagihan 1 Memproses SPM yang diajukan Satker sesuai ketentuan yang berlaku, apabila norma penyelesaian tagihan masih dalam batas jangka waktu 17 hari kerja 2 3 Dalam hal jangka waktu penyelesaian tagihan melebihi 17 hari kerja, KPPN meminta Satker untuk melampirkan Surat Pernyataan SPM melebihi batas waktu, pada saat pengajuan SPM Melaporkan jumlah surat pernyataan pengajuan SPM Satker yang mengalami keterlambatan penyelesaian tagihan, kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan setiap triwulan 4 Dalam rangka monitoring dan evaluasi penyelesaian tagihan, KPPN dapat melakukan koordinasi dengan Satker terkait permasalahan dalam penyelesaian tagihan 5 Laporan surat pernyataan pengajuan SPM yang penyelesaian tagihannya melebihi batas waktu disampaikan kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan paling lambat Minggu Pertama pada bulan berikutnya setelah triwulan berkenaan berakhir. 14

SURAT PERNYATAAN PENYELESAIAN TAGIHAN LEBIH DARI 17 (TUJUH BELAS) HARI KERJA 15

FORMAT LAPORAN DAN REKAPITULASI SURAT PERNYATAAN PENGAJUAN SPM YANG PENYELESAIAN TAGIHANNYA MELEBIHI 17 (TUJUH BELAS) HARI KERJA 16

Monitoring Penyelesaian Tagihan KANWIL DJPB KPPN menyampaikan kepada Satker SP2D paling lambat Minggu Pertama pada bulan berikutnya setelah triwulan berkenaan berakhir KPPN tagihan diselesaikan paling lambat 17 hari kerja setelah timbulnya hak tagih kepada negara SPM-UP Nomor dan tanggal SPP terima lengkap laporan rekap SPM-LS PBJ Nomor dan tanggal SPP Nomor dan tanggal Perjanjian/Kontrak Nomor dan tanggal BAPP/BAST SPM-LS Bend Nomor dan tanggal SPP Nomor dan tanggal SK/ST Uraian SPM uraian tidak lengkap; atau melebihi 17 hari. KPPN meminta kepada KPA Satker untuk : 1. melengkapi uraian pada SPM; atau 2. melengkapi dengan Surat Pernyataan KPA keterlambatan tagihan melebihi 17 hari. SATKER SPM-UP SPM-LS PBJ SPM-LS Bend 17

Monitoring Penyelesaian Tagihan 1 2 Berdasarkan laporan surat pernyataan pengajuan SPM yang penyelesaian tagihannya melebihi batas waktu dari KPPN, Kanwil Ditjen Perbendaharaan melakukan analisis dan berkoordinasi dengan kantor wilayah K/L atau Satker bersangkutan terkait permasalahan dalam penyelesaian tagihan. Hasil analisis atas laporan surat pernyataan pengajuan SPM yang penyelesaian tagihannya melebihi batas waktu dan hasil koordinasi dituangkan dalam Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran. 18

Norma Penyampaian Data Kontrak A B C Kontrak didaftarkan ke KPPN paling lambat 5 hari kerja setelah kontrak ditandatangani. Kontrak tanggal 3 Januari 2017 sampai dengan tanggal 21 Februari 2017 (yang seharusnya sudah didaftarkan ke KPPN pada tanggal 28 Februari 2017) dan kontrak tanggal 21 Februari sd tanggal 3 Maret 2017, disampaikan kepada KPPN paling lambat tanggal 10 Maret 2017. Kontrak yang ditandatangani setelah tanggal 3 Maret 2017, didaftarkan ke KPPN paling lambat 5 (lima) hari kerja. D Terhadap penyampaian data kontrak yang terlambat, KPPN menerapkan ketentuan sebagai berikut : E 1) Apabila waktu pendaftaran data kontrak tidak bersamaan dengan waktu pengajuan SPM, maka data kontrak dapat didaftarkan kembali ke KPPN setelah terlebih dahulu mendapat Dispensasi Pendaftaran Data Kontrak dari Kepala KPPN. 2) Apabila waktu pendaftaran data kontrak bersamaan dengan waktu pengajuan SPM, maka data kontrak dapat didaftarkan kembali ke KPPN setelah terlebih dahulu mendapat Dispensasi Pendaftaran Data Kontrak dari Kepala KPPN, dan SPM baru dapat diajukan ke KPPN paling cepat 5 (lima) hari setelah data kontrak terdaftar di KPPN. Dalam kondisi mendesak, pengajuan SPM yang bersamaan dengan penyampaian data kontrak, dapat dipertimbangkan diproses oleh KPPN dengan melampirkan Surat Pernyataan dari KPA dan mendapat persetujuan Kepala KPPN. 19

FORMAT SURAT DISPENSASI PENDAFTARAN DATA KONTRAK 20

SURAT PERNYATAAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN 21

Monitoring Penyampaian Data Kontrak KPPN Proses Data Kontrak Proses Data Kontrak TERLAMBAT SPM dapat diajukan paling cepat 5 (lima) hari kemudian SATKER DATA KONTRAK Dispensasi Pendaftaran Data Kontrak dari Kepala KPPN Lebih dari 5 (lima) hari setelah kontrak di tandatangani SPM DATA KONTRAK Dispensasi Pendaftaran Data Kontrak dari Kepala KPPN pengajuan SPM 22

Monitoring Penyampaian Data Kontrak 1 KPPN melakukan monitoring terhadap pendaftaran data kontrak yang disampaikan oleh Satker 2 KPPN memastikan data supplier yang didaftarkan oleh Satker telah benar dengan mengacu pada data yang pernah dilakukan pembayaran untuk menghindari penolakan pembayaran oleh KPPN. 1 Kanwil Ditjen Perbendaharaan melakukan monitoring, evaluasi dan analisis ketepatan waktu penyampaian data kontrak Satker dalam wilayah kerja masingmasing. 2 Hasil evaluasi dan analisis menjadi bahan koordinasi dengan Satker dalam Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan dituangkan dalam Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran. 23

Pengendalian Pengelolaan Uang Persediaan (UP) / Tambahan Uang Persediaan (TUP) UP TUP Uang Persediaan UP harus diajukan secara rasional dengan mempertimbangkan kebutuhan operasional Satker dalam 1 (satu) bulan. Satker agar segera melakukan revolving UP (penggantian UP) jika penggunaannya telah mencapai minimal 50%. Dalam hal Satker tidak melakukan revolving UP dalam waktu 1 (satu) bulan, maka KPA harus memberikan penjelasan secara tertulis kepada KPPN saat mengajukan SPM-GUP Tambahan Uang Persediaan Dalam hal terdapat rencana kegiatan Satker yang memerlukan dana lebih besar dari UP yang dimiliki, maka Satker agar melakukan: 1) Mempercepat frekuensi Penggantian Uang Persediaan (GUP). 2) Mengajukan TUP sesuai norma, yaitu: a) Pengajuan disertai rincian rencana penggunaan TUP; b) TUP habis digunakan dalam 1 (satu) bulan; c) TUP digunakan untuk kebutuhan yang sangat mendesak dan tidak bersifat LS. 3) Mempertanggungjawabkan TUP sesuai dengan rencana penggunaan TUP. Dalam hal penggunaan TUP tidak sesuai dengan rencana, maka KPA harus memberikan penjelasan secara tertulis kepada KPPN saat mengajukan SPM-PTUP. 24

Surat Penjelasan Keterlambatan Revolving UP 25

Surat Penjelasan Ketidaksesuaian Penggunaan Dana TUP 26

Pengendalian Pengelolaan Uang Persediaan (UP) / Tambahan Uang Persediaan (TUP) Pengajuan TUP KPPN melakukan scan terhadap rincian rencana penggunaan TUP sebagai arsip untuk dijadikan bahan pengujian SPM-PTUP pada front office KPPN Pertanggungjawaban TUP KPPN meneliti kesesuaian antara penggunaan TUP dengan rencana penggunaan TUP, dengan ketentuan sebagai berikut: pada saat Satker mengajukan SPM-PTUP, petugas front office KPPN mencocokkan kesesuaian realisasi penggunaan TUP dengan rincian rencana penggunaan TUP. pencocokan tersebut dilakukan dengan membandingkan antara ADK SPM- PTUP dengan arsip rincian rencana penggunaan TUP. dalam hal terdapat ketidaksesuaian dengan rencana penggunaan dana TUP dan tidak disertai dengan surat penjelasan mengenai ketidaksesuaian penggunaan pada TUP oleh KPA, KPPN meminta kepada KPA untuk melengkapi SPM-PTUP dengan surat penjelasan 27

Pengendalian Pengelolaan Uang Persediaan (UP) / Tambahan Uang Persediaan (TUP) Reviu Pengelolaan UP/TUP melakukan reviu atas pengelolaan UP/TUP pada Satker mitra kerjanya secara triwulanan, dengan menggunakan data Aplikasi Om-SPAN dan tool ME Budget Execution, yang meliputi: 1. ketepatan waktu pertanggungjawaban; 2. besaran prosentase revolving UP; 3. pengenaan sanksi pemotongan UP; dan/atau 4. frekuensi pertanggungjawaban UP\ melakukan rekapitulasi terhadap SPM-PTUP yang tidak sesuai dengan rencana penggunaan TUP Tindak Lanjut Hasil Reviu Atas hasil reviu pengelolaan UP/TUP dan rekapitulasi terhadap SPM-PTUP yang tidak sesuai dengan rencana penggunaan TUP, KPPN membuat catatan dalam daftar Berdasarkan hasil reviu pengelolaan UP/TUP, KPPN melakukan: a. Menyampaikan surat teguran kepada satker yang terlambat mengajukan pertanggungjawaban UP/TUP dengan tembusan kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan b. Tidak memberikan TUP lagi kepada Satker yang sudah melakukan perpanjangan pertanggungjawaban TUP lebih dari 2 kali 28

Catatan Pengelolaan UP 29

Catatan Pengelolaan TUP 30

Pengendalian Pengelolaan Uang Persediaan (UP) / Tambahan Uang Persediaan (TUP) & KPPN dapat memberikan TUP kepada Satker yang sudah melakukan perpanjangan pertanggungjawaban lebih dari 2 kali, sepanjang telah mendapat ijin pemberian TUP dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan Pemberian/penolakan ijin pemberian TUP oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan dilakukan berdasarkan surat permohonan ijin pemberian TUP dari KPPN dan jika diperlukan, Kanwil Ditjen Perbendaharaan dapat melakukan rapat pembahasan dengan kantor wilayah K/L terkait atau Satker berkenaan 31

Format Surat Permohonan Ijin Pemberian TUP 32

Pengendalian Pengelolaan UP/TUP SPM-UP SPM-GUP penjelasan secara tertulis dari KPA kepada KPPN SPM-GUP 1 bulan sesuai SP2D KPPN Scan rincian penggunaan dana cek tidak sesuai SP2D SATKER SPM-TUP Rincian Penggunaan Dana Digunakan dalam waktu 1 bulan Mendesak dan tidak bersifat LS SP2D SPM-PTUP Surat Penjelasan dari KPA kepada KPPN KPPN dapat memberikan TUP kepada Satker yang sudah melakukan perpanjangan pertanggungjawaban lebih dari 2 (dua) kali, sepanjang telah mendapat ijin pemberian TUP dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan 33

Intergritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 34