BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indri Cahyani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mivtha Citraningrum, 2013

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, sedangkan ayat 5. mendapatkan pendidikan sesuai dengan minat dan bakatnya tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Slameto (2010:3) belajar adalah proses usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya disebut

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

Irfani ISSN E ISSN Volume 12 Nomor 1 Juni 2016 Halaman 1-8

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan yang

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam rangka

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bidang studi yang menduduki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan karakter akhir-akhir ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang pendidikan dari pendidikan dasar, menengah, hingga di pendidikan tinggi, pendidikan karakter pun mendapatkan perhatian yang cukup besar. Pendidikan karakter ini juga diperjelas melalui UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. (UU No 20 tahun,2003 : 3). Pada dasarnya pembentukan karakter dimulai dari fitrah yang diberikan Ilahi, yang kemudian membentuk jati diri dan perilaku. Dalam prosesnya sendiri fitrah Ilahi ini sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, sehingga lingkungan memilki peranan yang cukup besar dalam membentuk jati diri dan perilaku. Pendidikan karakter ini tidak dijadikan kurikulum yang baku, melainkan dibiasakan melalui proses pembelajaran. 1

2 Selain itu mengenai sarana-prasarana, pendidikan karakter ini tidak memiliki sarana-prasarana yang istimewa, karena yang diperlukan adalah proses penyadaran dan pembiasaan. Dalam pendidikan karakter nilai yang perlu dikembangkan, yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung-jawab (Balitbang Kemendiknas, 2013 : 6). Mujib, (2012) menyatakan bahwa, karakter diturunkan dari pelajaran akhlak, yaitu bagian isoteris dari komponen ajaran islam. Sehingga dari penjelasan tersebut jelas ada keterkaitan antara nilai-nilai karakter dan keislaman. Hakikat pendidikan karakter itu sendiri adalah penanaman nilai, membutuhkan keteladanan dan harus dibiasakan, bukan diajarkan. Namun untuk memudahkan penanaman nilai tersebut, perlu dirumuskan secara sederhana sesuai dengan tingkat pendidikan itu sendiri. Asyanti (2012) menyatakan bahwa, perguruan tinggi sebagai tempat latihan dan pendidikan putra putrinya menjadi kaum intelektual yang memiliki ilmu tinggi dan perilaku terpuji. Ironisnya tak ada perguruan tinggi yang menjamin lulusannya memiliki karakter yang baik. Banyak faktor yang menyebabkan kepribadian atau karakter mahasiswa memburuk. Yenni (LSM XIX) menyatakan bahwa, dari perilaku atau etika mahasiswa dalam belajar mudah putus asa jika belum bisa, tidak jujur dalam belajar jika belum tahu untuk mengatakan saya belum tahu, kurang

3 dapat menghargai pendapat teman, kurang demokratis, tidak disiplin dalam belajar, tidak mandiri dalam belajar, dan juga kurang kreatif. Strategi pembelajaran yang dibutuhkan sekarang cenderung lebih menuju pada peningkatan bidang keilmuan dengan tidak melepaskan diri dalam rangka peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan yang diaplikasikan pada pengalaman keagamaan. Dalam kehidupan sehari-hari, aplikasi tersebut sering digunakan strategi pembelajaran matematika di lingkungan mahasiswa yang terintegrasi dengan nilai-nilai islam. Penerapan strategi pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai islam pada suatu pembelajaran matematika pada awalnya terasa sulit, apalagi untuk mengembangkan nilai-nilai karakter mahasiswa. Pada umunya matematika yang banyak berhubungan dengan bilangan, aksioma, definisi, teorema, dan rumus-rumus. Kondisi ini secara umum cenderung diakibatkan oleh pengajaran ilmu pengetahuan yang paradigma kerangka berfikirnya masih terpilah-pilah. Terpilahnya kerangka berfikir suatu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu lain, memungkinkan memberi peluang yang sangat besar untuk terpisahnya ilmu tersebut dengan nilai-nilai kehidupan berkarakter mahasiswa, seperti nilai-nilai islam dalam pembelajaran matematika. Saat ini telah dikembangkan model-model pembelajaran Tematik, mulai dari pendidikan tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Model-model pembelajaran saat ini mencoba mengkolaborasikan antara bidang ilmu pengetahuan yang satu dengan yang lain. Sehingga akan menciptakan

4 keterpaduan ilmu pengetahuan, baik secara toeritik maupun aplikatif. Dahulu para ilmuan muslim telah menempatkan cara berfikir keilmuan mereka agar pembelajaran dapat berkaitan satu dengan yang lain. Mereka adalah sosok sosok ilmuan yang senantiasa mengaitkan keahliannya untuk kesejahteraan masyarakat dan memberikan solusiatas permasalahan sosial pada masanya disamping sebagai penjabaran, penanaman, dan peningkatan keimanan dan ketaqwaan mereka kepada Allah SWT. Sebagai contoh, seorang Al Biruni atau Al Haitham yang melakukan riset tentang penghitungan penetapan arah kiblat dalam ilmu ukur segitiga bola. Hasil perhitungannya yang akurat membuat masyarakat muslim lebih yakin dan tentram dalam melaksanakan ibadah shalat. Sudah selayaknya seorang dosen, khususnya yang mengampu spesialisasi bidang pendidikan untuk memotivasi guru atau tenaga pendidik atau mahasiswa untuk mengembangkan beberapa strategi pembelajaran dan membuka cakrawala berfikir yang dimulai dari diri sendiri agar lebih semangat untuk menciptakan atau mengkaji cara-cara pengembangan pembelajaran matematika yang berintegrasi dengan nilai-nilai Islam. Oleh sebab itu perlu diadakan penelitian ilmiah lebih lanjut tentang pengembangan karakter yang mengimplimintasi pembelajaran matematika yang mengintegrasikan nilai-nilai islam. Sutama (2012: 11) menyatakan bahwa, penelitian ilmiah adalah penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena-fenomena alami yang dipandu oleh teori dan hipotesis tentang

5 hubungan yang dikira terdapat antara fenomena-fenomena. Karena hal-hal tersebut maka perlunya dilakukan penelitian kualitatif. Model pembelajaran matematika pada mata kuliah Matematika Dasar di FKIP UMS menerapkan model pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai islam disini pengajar memberikan pembelajaran yang didalamnya terkandung nilai-nilai keislaman. Misal dalam pembelajaran guru selalu memberikan motivasi yang merujuk dari pengetahuan agama, soal yang diberikan ada kaitanya dengan keagungan tuhan, dan pengajar selalu memberikan pengarahan bahwa nilai-nilai islam erat kaitanya dengan matematika. Pada pembelajaran pengajar memberikan pembelajaran dengan sistem kelompok dimana setiap mahasiswa dituntut untuk mengembangkan pemikiranya dengan berdiskusi. Pada pembelajaran dosen menerangkan tentang arti pentingnya pendidikan yang didasari oleh nilai-nilai karakter yang termuat dalam soal yang terintegrasi nilai-nilai islam. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikemukakan fokus penelitian untuk mengembangkan metode pembelajaran matematika yang mengintegrasikan nilai-nilai islam dapat berjalan dengan baik. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, yang telah dikemukakan di atas, dapat dilakukan fokus penelitian ini adalah 1. Bagaimana respons mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran matematika yang mengintegrasikan nilai-nilai islam terhadap pengembangan nilai-nilai karakter?

6 2. Nilai-nilai karakter apa saja yang berkembang pada mahasiswa setelah implemintasi model pembelajaran matematika yang mengintegrasikan nilai-nilai islam? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan bagian yang penting dari suatu penelitian, karena akan menentukan arah dari hasil penelitian secara terperinci. Penelitian ini bertujuan untuk 1. Mendiskripsikan respons mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran matematika yang mengintegrasikan nilai-nilai islam terhadap pengembangan nilai-nilai karakter. 2. Mendiskripsikan nilai-nilai karakter mahasiswa yang berkembang setelah mengikuti pembelajaran matematika yang mengintegrasikan nilai-nilai islam. D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Mengembangkan nilai karakter yang muncul setelah dilakukan implementasi model pembelajaran matematika yang mengintegrasikan nilai-nilai islam. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi mahasiswa 1) Memanfaatkan implementasi pembelajaran matematika yang terintegrasi oleh nilai-nilai islam bagi pengembangan nilai-nilai karakter.

7 b. Manfaat bagi peneliti. 1) Diharapkan dapat dapat mengetahui perkembangan nilai-nilai karakter mahasiswa. 2) Bersama mahasiswa, hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki layanan pembelajaran. E. Daftar Istilah 1. Pengembangan nilai-nilai kararter Karakter pada dasarnya adalah watak, perilaku dan tingkah laku manusia yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Jadi pengembangan nilai-nilai karakter adalah usaha untuk memperbaiki nilainilai dari karakter manusia itu sendiri ke arah yang lebih baik. Prilaku manusia yang lebih baik itulah yang menjadikan nilai-nilai karakter perlu di kembangkan. Sebagai pedoman dan acuan, ada beberapa nilai-nilai karakter yang perlu dikembangkan yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung-jawab (Balitbang Kemendiknas, 2013 : 6). 2. Implementasi. Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap sempurna. Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya

8 mekanisme suatu sistem, implemantasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Sekarang ini pada mata kuliah Matematika Dasar di FKIP UMS menerapkan model pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai islam yaitu pembelajaran nilai islam yang disisipkan ke dalam pembelajaran mata kuliah matematika dasar. 3. Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah menerapkan sesuatu yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dikembangkan berdasarkan Kompetensi Inti (KI), standar kompetensi (SK) atau Kopetensi Dasar (KD). Pada kopetensi dasar telah dikembangkan langkah-langkah pembelajaran yang di dalamnya termuat nilai-nilai islam. Misal dalam penilaian sikap Kompetensi Dasarnya adalah, mempunyai perilaku jujur dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah matematika sebagai manifestasi keimanan kepada Allah. Dengan memberikan makna atau materi inilah sebagai dasar metode pembelajaran matematika yang mengintegrasikan nilai-nilai islam. 4. Respons Respons berasal dari kata response, yang berarti jawaban menjawab balasan atau tanggapan (reaksi) dalam kamus besar bahasa indonesia disebutkan bahwa respons adalah tanggapan, reaksi atau jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi. Jadi tanggapan atau reaksi atas suatu peristiwa disebut sebagai respons. Dapat dijelaskan

9 bahwa respons mahasiswa terhadap nilai-nilai karakter adalah tanggapan mahasiswa mengenai gejala atau peristiwa pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksud disini adalah metode pembelajaran matematika yang mengintegrasi nilai-nilai islam.