MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. Oleh. Sudrajat. Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. maupun internal diidentifikasikan sebagai berikut. Faktor-faktor eksternal

BAB I PENDAHULUAN. memiliki 4 (empat) program studi keahlian yaitu keuangan, tata niaga,

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

I. PENDAHULUAN. Pada proses pembelajaran di Universitas Muhammadiyah Metro perlu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KURIKULUM DAN PENGEMBANGAN MATERI IPS DI SMP. Oleh : Dr. Agus Mulyana, M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia

A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keterampilan intelektual. Karena itu pengorganisasian materi pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin

BAB I PENDAHULUAN. diakses pada tanggal 03 Nopember 2014, hlm.4.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Hakekat Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Nani rosdijati, dkk. Panduan PAKEM IPS SD,(Jakarta: Erlangga, 2010),58 2

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tri Suryani, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK ILMU SOSIAL. Grendi Hendrastomo

BAB I PENDAHULUAN. terampil, bermartabat, bermoral dan berkualitas. Usaha perbaikan mutu

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu. sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar berperan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) suatu bahan kajian terpadu yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. manusia. Pendidikan manusia dimulai sejak anak masih dalam kandungan,

I. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena pendidikan merupakan gerbang menuju wawasan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

INISIASI 1 PERSPEKTIF DAN TUJUAN PENDIDIKAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

TINJAUAN MATA KULIAH. Kunci Jawaban Tes Formatif Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang

I. PENDAHULUAN. Kota Metro adalah kota pendidikan, terdapat Sekolah Menengah Tingkat Atas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi belajar yang dicapai siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda, ada

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan. untuk belajar, khususnya pada mata pelajaran IPS.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Metode Peer Tutoring ( Tutor Sebaya )

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

INISIASI 1 PERSPEKTIF DAN TUJUAN PENDIDIKAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebuah proses yang terus menerus dialami oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses Belajar Mengajar merupakan interaksi edukatif yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan menggunakan ilmu politik, ekonomi, sejarah, sosiologi,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidaklah lepas dari berbagai hal

PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA

Pengelompokkan model 1. Pengolahan Informasi 2. Interaksi Sosial atau Social Models 3. Personal atau Personal Models 4. Sistem Prilaku atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan isu sosial. Masalah-masalah sosial dalam materi pelajaran IPS khususnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini dari Amelliyani Salsabil, mahasiswa fakultas ilmu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Oka Nazulah Saleh, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

I. PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Guru juga sebagai pengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. guru harus mampu dalam mengelola komponen pembelajaran dan kreatif dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS.

BAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut adanya. pemecahan masalah itulah yang kita kenal dengan diskusi.

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu program pendidikan yang

SUBSTANSI IPS DAN KARAKTERISTIKNYA

PENDAHULUAN. Leli Nurlathifah, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

BAB I PENGANTAR. mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menengah kejuruan yaitu

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

I. PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok berupa latar

S K R I P S I. Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA DI KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (dalam

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN. sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa hilang selama kehidupan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

Transkripsi:

MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Oleh Sudrajat Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta A. Muqadimah Bagi kebanyakan siswa IPS merupakan mata pelajaran yang membosankan. Mereka menganggap IPS sebagai mata pelajaran hafalan tentang nama orang, tanggal, nama kota dan fakta lain yang tidak memiliki makna dalam kehidupan mereka. Hal ini merupakan salah satu kelemahan pembelajaran IPS di sekolah disamping kelemahan lain misalnya: cara mengajar guru yang membosankan, tidak digunakannya media pembelajaran yang menarik, dan sebagainya. Komponen IPS dalam kurikulum di sekolah memfokuskan pada beberapa isu yang menjadi tantangan bagi integritas nasional. Di dalam mata pelajaran IPS siswa berusaha menghadapi aspirasi manusia, masalah-masalah sosial, dan potensi yang dimilikinya secara langsung. Oleh karenanya tidak berlebihan apabila salah seorang pakar pendidikan IPS, Walter Parker, mencatat bahwa mata pelajaran IPS merupakan suatu petualangan besar bagi umat manusia. Beberapa kalangan yakin bahwa mata pelajaran IPS seharusnya sebagian besar isinya berasal dari disiplin akademik khususnya sejarah. Pandangan seperti ini dikemukakan oleh tokoh seperti ED Hisrsch yang memiliki rencana untuk mempromosikan perluasan dari apa yang disebutnya cultural literacy. Di pihak lain terdapat pandangan yang menyatakan bahwa IPS harus didesain untuk membantu anak-anak menjadi manusia dewasa yang secara sosial bertanggungjawab yaitu manusia yang dapat beradaptasi dengan lingkungan dalam rangka merubah kondisi sosialnya. Pandangan ini menyatakan merupakan suatu kebutuhan bahwa pengajaran IPS mengharuskan siswa untuk mengembangkan sikap dan ketrampilan sehingga memungkinkan mereka untuk beradaptasi dan membangun beberapa pengetahuan 0

baru yang dibutuhkan untuk menghadapi masa depan, yang sangat mungkin, berbeda dengan keadaan sekarang. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa siswa yang lebih muda lebih peduli terhadap masalah-masalah sosial yang penting. Generasi muda lebih peduli terhadap realitas dari apa yang terjadi daripada orang yang lebih dewasa. Beberapa pihak juga menyakini bahwa guru IPS di sekolah dasar dapat mengambil keuntungan atas hal tersebut. Siswa harus diajarkan kerjasama, resolusi konflik, menghargai keragaman, dan pentingnya menyelesaikan isu-isu dengan cara yang berbeda. Beberapa fokus pertanyaan yang memiliki kaitan dengan pembelajaran IPS serta dilema manusia antara lain: stabilitas dan perubahan, kebebasan individu dan hak masyarakat, sikap terhadap perbedaan, pemenuhan kebutuhan dan keinginan, mengontrol pertumbuhan penduduk, menggunakan lingkungan dan perubahan teknologi. Pengajaran IPS tidak untuk menjadi seorang penakut. Kadang-kadang perasaan tentang suatu gagasan menjadi begitu mendalam. Misalnya kontroversi tentang beberapa gagasan seperti tujuan program, materi khusus pelajaran dan metode alternatif untuk pembelajaran. Guru IPS yang efektif mengakui bahwa konflik dan perubahan merupakan hal yang selalu ada dalam kehidupan. Mereka cenderung mengajarkan orang tentang siapa yang melihat dan siapa yang berbicara. Buku ini didesain guna menolong guru yang memandang masalah ini dengan seksama dan secara aktif berusaha untuk meningkatkan profesi serta kehidupannya. B. Mendefinisikan IPS Meskipun IPS telah telah diajarkan di sekolah selama beberapa dekade, namun masih belum ada konsensus tentang apa saja yang termasuk dalam mata pelajaran IPS. Kadang-kadang ketiadaan konsensus tentang definisi IPS menimbulkan rencana untuk mengabaikan istilah IPS dan pada saat yang bersamaan menggantinya dengan istilah yang lebih familiar seperti Sejarah, geografi, atau kewarganegaraan. Ada yang menolak hal ini dan masih sangat percaya bahwa label tersebut dapat mempersempit beberapa pengajaran yang seharusnya ada dalam mata pelajaran IPS. 1

1. Pendidikan Kewarganegaraan National Council for the Social Studies (NCCS) pada bulan November 1992 mendefinisikan IPS sebagai berikut: IPS adalah mata pelajaran yang merupakan perpaduan dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang meningkatkan kompetensi kewarganegaraan. Di dalam program sekolah IPS merupakan studi yang sistematis atas berbagai disiplin ilmu antara lain antropologi, arkeologi, ekonomi geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama dan sosiologi. Tujuan pokok dari IPS adalah untuk membantu generasi muda dalam rangka mengembangkan kemampuannya untuk membuat informasi dan mengambil keputusan yang rasional untuk kebaikan masyarakat karena warga negara secara kultural berbeda, masyarakat yang demokratis di dalam dunia yang penuh dengan ketergantungan. Pernyataan ini secara jelas menyatakan pentingnya tujuan pembelajaran IPS yaitu meningkatkan kemampuan warga negara atau apa yang sering disebut dengan kewarganegaraan. Tiga gagasan pokok yang terkait dengan pendidikan kewarganegaraan yaitu: pertama, generasi muda didorong untuk memiliki komitmen dengan nilai-nilai bangsa Amerika Serikat, kedua pendidikan kewarganegaraan mendorong siswa untuk mengkritisi cara-cara yang dilakukan untuk mengerjakan sesuatu, dan ketiga pendidikan kewarganegaraan yang baik dapat menghasilkan warga negara yang aktif dalam masalah-masalah publik. 2. Sejarah dan Pendidikan Ilmu Sosial Dalam rangka penambahan pendidikan kewarganegaraan, pada tahun 1992 definisi IPS menurut NCCS dinyatakan menitikberatkan isinya dari berbagai disiplin akademis. Namun meskipun isi dari IPS digambarkan dari berbagai bidang, sekarang ini program-program IPS menitikberatkan pada informasi dari sejarah dan disiplin ilmu sosial lainnya seperti geografi, ilmu politik, ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi, arkeologi dan hokum. Pendidikan kewarganegaraan didasarkan pada pengetahuan yang solid. Sejarah dan ilmu sosial dikembangkan oleh informasi dan merupakan metode investigasi yang sangat berhasil. Hal tersebut mempunyai potensi untuk memperkaya kehidupan dan membantu siswa dalam meningkatkan kemam- 2

puan mereka dalam mengambil keputusan secara rasional yang mana hal tersebut sangat diharapkan untuk menjadi warga negara yang baik. Di samping sejarah, beberapa mata pelajaran lainnya yang berkaitan dengan perilaku manusia dapat menjadi materi dalam mata pelajaran IPS. Ketika melihat isi pelajaran maka tujuannya adalah untuk menemukan informasi yang dapat membantu siswa dalam memahami dunianya. Kita tidak membimbing mereka untuk memilih isinya karena berkaitan dengan suatu subjek akademik yang khusus, seperti sejarah atau atau geografi, tetapi karena ini memiliki potensi untuk membantu siswa dalam belajar sesuatu secara signifikan tentang apakah dunia dan segala kemungkinannya. 3. Berfikir Reflektif dan Pendidikan Pemecahan Masalah Dalam suatu masyarakat yang demokratis warga negara dituntut untuk menjadi seorang pemikir yang baik. Orang dewasa dihadapkan pada tantangan untuk menghadapi semua permasalahan. Keputusan mereka mempengaruhi kehidupan mereka sendiri dan warga masyarakat lainnya, negara, dan bangsa. Oleh sebab itu pendidikan yang mengajarkan cara berfikir reflektif dan pemecahan masalah merupakan komponen kunci dalam pengajaran IPS di sekolah dasar. Sebagai kesimpulan, IPS mempunyai tujuan yang khusus yang bertanggungjawab untuk meningkatkan pendidikan kewarganegaraan. Hal ini dilakukan dengan pembelajaran yang isinya berasal dari sejarah, dan ilmu sosial lainnya. C. Perhatian Umum Dalam Program IPS Dalam rangka memperluas tujuan IPS ada tiga perhatian yang dapat diidentifikasi yaitu: pengetahuan, ketrampilan, dan nilai. Pengetahuan merujuk pada fakta khusus dan pemahaman seseorang untuk mengetahui. Ketrampilan merujuk pada proses untuk memperoleh dan mempergunakan pengetahuan. Sedangkan nilai merujuk pada tingkah laku dan kepercayaan individu yang digunakan untuk melandasi tindakantindakan mereka. Ketiga hal tersebut dikombinasikan dengan pendidikan kewarganegaraan, sejarah dan ilmu sosial lainnya, dan berfikir reflektif dan pemecahan 3

masalah maka muncullah gambaran yang jelas tentang isi dari IPS. Untuk memperjelas maka di bawah ini akan disajikan tabel yang melukiskan gambaran tentang isi dari program IPS. Pendidikan Kewarganegaraan Pengetahuan American heritage: Bill of Right, proses politik, dan lain-lain. Ketrampilan Membuat keputusan yang rasional: negosiasi, kom-promi, serta mengekspresikan pandangan. Nilai Membuat keputusan berdasar nilai-nilai per-sonal dan sosial Sejarah dan ilmu sosial lainnya Informasi yang mem-berikan wawasan tentang perilaku manusia Ketrampilan khusus yang digunakan untuk memperoleh dan meng-akses informasi penting Memahami bagaimana nilai berdampak dalam dirinya dan menjadi nyata atau penting Berfikir reflektif dan pemecahan masalah Mengidentifikasi informasi yang berkaitan untuk pemecahan masalah, teknik mengorganisir dan mengevaluasi data Mengembangkan ketrampilan dalam meningkatkan produktivitas dalam kehidupan kelompok. Mengembangkan sikap toleran terhadap perbe-daan, menilai keputusan berdasar teori dan logika. Tiap-tiap tingkat diharapkan ada keseimbangan dalam pengalaman pembelajaran, meskipun mungkin hal tersebut tidak tercapai. Satu distrik dengan distrik lainnya juga mempunyai penekanan yang berbeda. D. Standard Penampilan Siswa Sumber informasi yang paling baik yang berkaitan dengan standard penampilan untuk program IPS di sekolah adalah Curriculum Standards for Social Studies yang dipersiapkan oleh National Council for Social Studies Task Force on Curriculum Standard for the Social Studies. Kurikulum standard menyajikan daftar penampilan yang diharapkan untuk sisw di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah, dan sekolah tinggi. Kurikulum standard juga menampilkan daftar perilaku yang dapat dilihat sebagai standard penampilan bagi siswa. 4

Secara tradisional kurikulum IPS diorganisasi berdasar ide perluasan wawasan. Dalam pola yang demikian siswa pertama-tama belajar tentang keluarga dalam kehidupan sehari-hari, sekolah, tetangga, dan masyarakat lokal. Pada tingkat selanjutnya topik diperluas dengan perhatian terhadap lingkungan wilayahnya, negara dan dunia. Sebagai contoh disajikan harapan tentang penampilan siswa terhadap masalah budaya. Dalam hal tersebut IPS seharusnya memasukkan pengalaman yang dapat dijadikan sebagai studi budaya dan perbedaan budaya, maka siswa sekolah dasar diharapkan dapat: 1) Mendiskripsikan persamaan dan perbedaan di dalam kelompok, masyarakat dan budaya yang didasarkan pada kebutuhan dan perhatian manusia. 2) Memberikan contoh bagaimana pengalaman diinterpretasikan secara berbeda oleh orang dari budaya yang berbeda. 3) Mendiskripsikan bahasa, cerita, musik, sebagai ekspresi budaya dan mempunyai pengaruh bagi kehidupan seseorang. 4) Membandingkan cara berfikir seseorang tentang suatu hal dari budaya yang berbeda. 5) Memberikan contoh pentingnya persatuan budaya dalam kelompok-kelompok yang berbeda. Standard penampilan mengalami perluasan dan pendalaman pada jenjang pendidikan menengah dan sekolah tinggi. Pada jenjang pendidikan menengah misalnya siswa dituntut untuk bisa mengaplikasikan perbedaan budaya dan kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk jenjang pendidikan tinggi siswa dituntut untuk mampu merekonstruksi pengambilan keputusan secara rasional khususnya dalam budaya yang khusus sebagai jawaban atas isu-isu kemanusiaan. Di samping itu siswa juga dituntut untuk menjelaskan dan mengaplikasikan ide, teori dan metode inquiry dari antropologi dan sosiologi yang menjelaskan isu-isu dan permasalahan sosial lainnya. E. Struktur Pengetahuan Pendekatan struktur pengetahuan dibangun atas teori pembelajaran dan spesialis IPS seperti Jerome Bruner dan Hilda Taba yang memberikan cara untuk 5

mengorganisir berbagai isi dalam kepentingan mereka. Dalam struktur pengetahu-an, isi dari elemen nyata dipandang lebih penting untuk meningkatkan kemampuan karena dipandang memberikan informasi yang merujuk pada situasi yang berbeda. Struktur pengetahuan dapat dilukiskan sebagai berikut: fakta, konsep dan generalisasi. 1) Fakta Fakta merujuk pada keadaan khusus dan mempunyai kekuatan penjelas yang sangat terbatas. Contoh: Lincoln lahir pada tahun 1809, tanah di New Mexico 10-15% terdiri dari pegunungan, dan lain-lain. Fakta penting karena merupakan fondasi dasar untuk membangun konsep dan generalisasi. Karena ada sangat banyak fakta, maka tidak mungkin kita dapat mengajarkan semua fakta yang ada namun kita harus memilihnya sehingga siswa dapat menggengam konsep dan generalisasi yang penting. 2) Konsep Konsep merupakan label yang membantu seseorang untuk membuat informasi yang jumlahnya sangat banyak. Konsep merupakan alat intelektual yang sangat hebat dimana seseorang dapat menyederhanakan dunia dan membuat mudah berfikir dalam pemecahan masalah. Sebagai contoh konsep tentang mobil membantu kita dalam mengorganisir dengan cepat dalam mengenali ukuran, warna, dan lain-lain. Konsep mempunyai hubungan dengan konsep yang lain. Tidak seperti fakta yang memiliki keterbatasan dalam situasi khusus, konsep mempunyai keluasan dalam mengaplikasikannya. Konsep memiliki makna atau definisi yang disebut dengan atribut. Sebagai contoh konsep segitiga didefinisikan dengan beberapa atribut misalnya: fugur dengan dua dimensi, tiga garis yang dihubungkan, dan lain-lain. Salah satu tantangan bagi guru IPS adalah mengembangkan rencana pelajaran untuk membantu siswa dalam memahami konsep-kosep yang kompleks secara tuntas. 3. Generalisasi 6

Generalisasi adalah pernyataan atau hubungan diantara beberapa konsep. Kebenaran dari generalisasi ditentukan oleh referensi yang membuktikannya. Beberapa generalisasi yang kita terima sekarang ini mungkin akan mengalami modifikasi pada masa yang akan datang dan seharusnya teori baru akan lebih baik. Secara singkat generalisasi merangkum informasi dalam jumlah yang sangat banyak. F. Khatimah Mata pelajaran IPS menyediakan alat bagi siswa yang dapat digunakan untuk membuat keputusan tentang masalah-masalah pribadi dan sosial. Terdapat ketidaksetujuan tentang apa komponen yang seharusnya disajikan dalam program IPS. Beberapa ahli menekankan kepada beberapa disiplin akademik untuk menjamin siswa keluar dari sekolah dengan pengetahuan yang memadai. Sementara itu yang lain berpendapat bahwa IPS harus fokus pada beberapa isu dan membantu siswa menjadi individu yang berfikir secara reflektif serta memiliki komitmen untuk berpartisipasi aktif di dalam membuat keputusan yang demokratis. Ada konsensus bahwa kewarganegaraan merupakan salah satu tujuan yang paling penting dalam IPS. Ada tiga hal penting yang harus ditekankan dalam program IPS terutama dalam kaitan dengan kewarganegaraan, pendidikan sejarah dan ilmu sosial, serta berfikir reflektif dan memecahkan masalah yaitu: pengetahuan, ketrampilan dan nilai. Struktur pengetahuan merupakan skema untuk mengilustrasikan hubungan antara fakta, konsep, dan generalisasi. Hal ini dapat dipergunakan sebagai pemandu untuk membantu guru dalam memilih isi dari pelajaran IPS. Konsep dan generalisasi merupakan kunci IPS yang dapat membantu siswa untuk memahami dunia di sekitar mereka. Buku ini menyajikan kajian yang menarik tentang seluk beluk IPS baik dari segi definisi maupun isi dari program pembelajaran IPS. Di bawakan dengan bahasa yang mudah dan pembahasan yang mendalam sehingga tidak membingungkan pembaca dalam memahaminya. Bagi guru IPS maupun mahasiswa dalam program studi IPS diharapkan membaca buku ini sehingga wawasan keilmuan mereka semakin bertambah. 7