Ukuran Populasi Efektif, Ukuran Populasi Aktual dan Laju Inbreeding Per Generasi Itik Lokal di Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN GENETIK, UKURAN POPULASI EFEKTIF DAN LAJU SILANG DALAM PER GENERASI POPULASI DOMBA DI PULAU KISAR

STRUKTUR POPULASI ITIK LOKAL DI KECAMATAN BAYANG SKRIPSI OLEH RAHMI YALTI

KEMAJUAN GENETIK SAPI LOKAL BERDASARKAN SELEKSI DAN PERKAWINAN TERPILIH

Tilatang Kamang Kabupaten Agam meliputi Nagari Koto Tangah sebanyak , Gadut dan Kapau dengan total keseluruhan sebanyak 36.

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari muda

PROGRAM PEMBIBITAN ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN: SELEKSI PADA POPULASI BIBIT INDUK ITIK ALABIO

PRODUKSI TELUR ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN

CIRI - CIRI FISIK TELUR TETAS ITIK MANDALUNG DAN RASIO JANTAN DENGAN BETINA YANG DIHASILKAN ABSTRACT ABSTAAK

ANALISIS POTENSI REPRODUKSI KAMBING KACANG DI WILAYAH PESISIR KEPULAUAN WANGI-WANGI, KABUPATEN WAKATOBI

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA

Bibit niaga (final stock) itik Alabio dara

Bibit niaga (final stock) itik Mojosari dara

Bibit induk (parent stock) itik Alabio muda

KERAGAMAN SIFAT KUALITATIF ITIK LOKAL DI USAHA PEMBIBITAN ER DI KOTO BARU PAYOBASUNG KECAMATAN PAYAKUMBUH TIMUR KOTA PAYAKUMBUH SKRIPSI

Bibit niaga (final stock) itik Mojosari meri umur sehari

KOMPARASI ESTIMASI PENINGKATAN MUTU GENETIK SAPI BALI BERDASARKAN SELEKSI DIMENSI TUBUHNYA WARMADEWI, D.A DAN IGN BIDURA

SISTEM BREEDING DAN PERFORMANS HASIL PERSILANGAN SAPI MADURA DI MADURA

SEBARAN POPULASI DAN POTENSI KERBAU MOA DI PULAU MOA KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

Bibit niaga (final stock) itik Alabio meri umur sehari

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK SIFAT-SIFAT PRODUKSI TELUR ITIK ALABIO

KORELASI GENETIK DAN FENOTIPIK ANTARA BERAT LAHIR DENGAN BERAT SAPIH PADA SAPI MADURA Karnaen Fakultas peternakan Universitas padjadjaran, Bandung

LABORATORIUM PEMULIAAN DAN BIOMETRIKA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADAJARAN JATINANGOR 2009

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari meri

KARAKTERISASI SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KOSTA JANTAN DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

I PENDAHULUAN. dari generasi ke generasi di Indonesia sebagai unggas lokal hasil persilangan itik

PENAMPILAN REPRODUKSI AYAM KAMPUNG DI DESA KOTO PERAMBAHAN KECAMATAN KAMPAR TIMUR KABUPATEN KAMPAR

Bibit induk (parent stock) itik Alabio meri

PENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan

Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh Itik Bali...Herbert Jumli Tarigan

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KABUPATEN LEBAK DAN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar

I. PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan

IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN UKURAN TUBUH PADA ITIK TEGAL, ITIK MAGELANG, DAN ITIK DAMIAKING

Peta Potensi Genetik Sapi Madura Murni di Empat Kabupaten di Madura. Nurgiartiningsih, V. M. A Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan UB, Malang

KARAKTERISTIK REPRODUKSI KELINCI REX, SATIN DAN REZA

BOBOT BADAN BERBAGAI JENIS AYAM SENTUL DI GABUNGAN KELOMPOK TANI TERNAK CIUNG WANARA KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Umum Kandang Local Duck Breeding and Production Station

Kajian Karakteristik Biologis Itik Pegagan Sumatera Selatan. Study on the Biological Characteristics of Pegagan Duck

PERFORMA TURUNAN DOMBA EKOR GEMUK PALU PRASAPIH DALAM UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH SULAWESI TENGAH. Yohan Rusiyantono, Awaludin dan Rusdin ABSTRAK

KONSERVASI SDGT. Oleh : Setyo Utomo

Kata Kunci : Kerbau Betina, Karakteristik Reproduksi, Tingkat Kesuburan. Keyword: Female Buffalo, Reproductive Characteristics, Fertility Rate

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

PERSILANGAN. Oleh : Setyo Utomo

E

Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ketersediaan bibit domba yang berkualitas dalam jumlah yang

PERTUMBUHAN ANAK KAMBING KOSTA SELAMA PERIODE PRASAPIH PADA INDUK YANG BERUMUR LEBIH DARI 4 TAHUN

(ANALYSIS OF NEEDED INVESTMENT FOR BROILER CHICKEN FARM IN PURBALINGGA)

Kemampuan Peternak dalam Memahami Sifat Kualitatif Itik Kerinci

Pemotongan Sapi Betina Produktif di Rumah Potong Hewan di Daerah Istimewa Yogyakarta

Identifikasi sifat-sifat Kualitatif ayam Wareng Tangerang. Andika Mahendra

Hubungan Antara Bobot Potong... Fajar Muhamad Habil

NI Luh Gde Sumardani

Karakteristik Eksterior Telur Tetas Itik... Sajidan Abdur R

KARAKTERISASI DAN EVALUASI SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK KERBAU

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

W. P. Prayogo, E. Suprijatna, dan E. Kurnianto*

PRODUKSI TELUR PERSILANGAN ITIK MOJOSARI DAN ALABIO SEBAGAI BIBIT NIAGA UNGGULAN ITIK PETELUR

PERBEDAAN FENOTIPE PANJANG BADAN DAN LINGKAR DADA SAPI F1 PERANAKAN ONGOLE (PO) DAN SAPI FI SIMPO DI KECAMATAN SUBAH KABUPATEN SAMBAS

REPRODUKSI AWAL KAMBING KACANG DAN BOERKA-1 DI LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

I.PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan

Karakteristik Sifat Kualitatif Domba Di Ex Upt Pir Nak Barumun Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padanglawas. Aisyah Nurmi

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DANKOMPONEN RAGAM SIFAT PERTUMBUHAN PADA BANGSA BABI YORKSHIRE

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT

NILAI PEMULIAAN. Bapak. Induk. Anak

SELEKSI YANG TEPAT MEMBERIKAN HASIL YANG HEBAT

KONSERVASI SUMBERDAYA GENETIK TERNAK: PERTIMBANGAN, KRITERIA, METODA DAN STRATEGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. species dari Anas plitirinchos yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi

PENDAHULUAN Latar Belakang

UKURAN-UKURAN TUBUH TERNAK KERBAU LUMPUR BETINA PADA UMUR YANG BERBEDA DI NAGARI LANGUANG KECAMATAN RAO UTARA KABUPATEN PASAMAN

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :

PENGUJIAN KEMURNIAN SAPI BALI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ISOELEKTRIC FOCUSING

Analisis Biaya dan keuntungan...simon pardede

DINAMIKA REKASATWA, Vol. 2 No. 2, 21 Agustus 2017 HUBUNGAN KARAKTER KUANTITATIF UKURAN TUBUH PADA BERBAGAI BANGSA PEJANTAN KELINCI ABSTRAK

VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA GENETIK

BAB I PENDAHULUAN. Sapi Bali adalah sapi asli Indonesia yang berasal dari Banteng liar (Bibos

POLA PERTUMBUHAN BOBOT BADAN KAMBING KACANG BETINA DI KABUPATEN GROBOGAN (Growth Pattern of Body Weight of Female Kacang Goats in Grobogan Regency)

EFISIENSI REPRODUKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIPELIHARA DI PEDESAAN

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

Kinerja Reproduksi Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein (PFH) di Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo

PENGANTAR. Latar Belakang. Itik yang dikenal saat ini adalah hasil penjinakan itik liar (Anas Boscha atau

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

FERTILITAS DAN DAYA TETAS TELUR ITIK PERSILANGAN PEKING X ALABIO (PA) DAN PEKING X MOJOSARI (PM) YANG DIINSEMINASI ENTOK JANTAN

STUDI KARAKTERISTIK MORFOLOGIS DAN GENETIK KERBAU BENUANG DI BENGKULU

KARAKTERISTIK HASIL TETAS TELUR ITIK RAMBON DAN CIHATEUP PADA LAMA PENCAMPURAN JANTAN DAN BETINA YANG BERBEDA

EFEKTIVITAS SELEKSI DIMENSI TUBUH SAPI BALI INDUK WARMADEWI, D.A, IGL OKA DAN I N. ARDIKA

KUALITAS TELUR ITIK ALABIO DAN MOJOSARI PADA GENERASI PERTAMA POPULASI SELEKSI

Contak person: ABSTRACT. Keywords: Service per Conception, Days Open, Calving Interval, Conception Rate and Index Fertility

ANALISIS UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL DI KOTA PADANG PADA JENIS KELAMIN BERBEDA

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya genetik

KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN ITIK BALI SEBAGAI SUMBER PLASMA NUTFAH TERNAK (GROWTH CHARACTERISTICS OF BALI DUCK AS A SOURCE OF GERMPLASM) ABSTRACT

IDENTIFIKASI KETURUNAN ENTOK BETINA YANG KAWIN DENGAN ITIK JANTAN PADA PETERNAKAN RAKYAT DI KABUPATEN SEMARANG DAN BREBES SKRIPSI.

POLA PERTUMBUHAN DAN KORELASI UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL KOTA PADANG SUMATERA BARAT PADA JENIS KELAMIN YANG BERBEDA

TINJAUAN PUSTAKA. Rataan sifat-sifat kuantitatif domba Priangan menurut hasil penelitian Heriyadi et al. (2002) terdapat pada Tabel 1.

KERAGAAN PRODUKSI TELUR PADA SENTRA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN (SPAKU) ITIK ALABIO DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA, KALIMANTAN SELATAN

DASAR SELEKSI DAN SISTEM PERKAWINAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

Jurnal Peternakan Indonesia, Oktober 2012 Vol. 14 (3) ISSN 1907-1760 Ukuran Populasi Efektif, Ukuran Populasi Aktual dan Laju Inbreeding Per Generasi Itik Lokal di Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam Effective Population Size, Actual Population Size and Inbreeding Rate of Local Duck at Tilatang Kamang Distric, Agam Regency 1 Rusfidra, 2 R. Zein dan 3 A. M. A. Hasibuan 1 Laboratorium Pemuliaan Ternak, Fakultas Peternakan Univ. Andalas, Padang 2 Laboratorium Produksi Ternak Ungas, Fakultas Peternakan Univ. Andalas, Padang 3 Program Studi Produksi Ternak Univ. Andalas, Padang email : rusfidra@gmail.com (Diterima 12 Mei 2012 ; Disetujui 1 Oktober 2012) ABSTRACT This study aims to obtain the effective population size, actual population size and rate of inbreeding of Kamang local duck. In this study used a sample local duck raised from 30 farmers. This research conducted was survey method with purposive random sampling. The variables were calculated in the study, namely the number of adult male ducks (Nm), number of adult female ducks (Nf), number of young male and young female ducks, number of male and female ducklings, actual population size (Na), effective population size (Ne), and the rate of inbreeding per generation (ΔF). The research was conducted in the District Tilatang Kamang of Agam Regency began on December 23, 2011 until January 25, 2012. The study concluded that the local duck population in the District Tilatang Kamang was 4.131 head. The highest populations were in Nagari Koto Tangah had 1.626 head of ducks. The structure population of the Local duck in the District Tilatang Kamang was an adult male ducks (11.73%), adult female ducks (24.88%), young male ducks (12.44%), young female ducks (13.12%), drake (13.58%), and female ducks (13.58%). Effective population size (Ne) Kamang Local ducks was 1.310 head and the rate of inbreeding per generation is 0.04%. Keywords: effective population size, actual population size, Kamang Local duck, rate of inbreeding. PENDAHULUAN Kegiatan inventarisasi, karakterisasi dan konservasi sumber daya genetik (SDG) perlu dilakukan untuk mengeksplorasi dan mempertahankan plasma nutfah ternak (FAO, 2012; Puslitbang Peternakan, 2011; Rusfidra dan Heryandi, 2010). Evaluasi plasma nutfah bertujuan menjaga kestabilan dan mempertahankan keanekaragaman populasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan manusia tanpa mengabaikan kaidah-kaidah pelestarian ternak. Kegiatan eksplorasi sumber daya genetik (SDG) merupakan kegiatan pengumpulan plasma nuftah di dalam maupun di luar habitat. Eksplorasi dilaksanakan untuk mengetahui potensi sumberdaya genetik asli Indonesia. Setioko, Sopiyana, dan Sunandar (2005) menyatakan bahwa pada dasarnya kegiatan evaluasi plasma nuftah ternak lokal merupakan kegiatan eksplorasi, identifikasi, evaluasi dan pemanfaatan serta pelestarian ternak lokal yang memiliki potensi genetik asli Indonesia. Subandriyo (2003) menyatakan bahwa populasi aktual adalah jumlah ternak jantan dan betina dewasa yang digunakan untuk proses perkawinan yang akan menghasilkan bibit. Ukuran populasi efektif (Ne) berkaitan dengan variabilitas genetik yang diperlukan untuk menduga koefisien inbreeding. Silang dalam (inbreeding) didefenisikan sebagai persilangan antar ternak yang memiliki hubungan kekerabatan lebih dekat dalam populasi tempat individu tersebut berada. Jika kedua tetua berkerabat, anak-anaknya dikata- Ukuran Populasi Itik Lokal Tilatang Kamang (Rusfidra, et al.) 461

kan inbred. Makin dekat hubungan kekerabatan antara kedua tetuanya maka akan semakin inbred anak-anaknya (Noor, 2008). Perkawinan inbreeding pada ternak sangat besar dampaknya terhadap produktivitas ternak. Tekanan inbreeding pada ternak dapat menyebabkan penurunan performa produksi ternak, meningkatnya mortalitas dan turunnya reproduktivitas (Praharani, Edi dan Budiarsana (2009); (Warwick et al., 1990); Sinar dan Rusfidra, 2007). Populasi merupakan kumpulan individu suatu spesies yang mempunyai potensi untuk melakukan hubungan secara dinamis antara satu individu atau kumpulan organisme sejenis yang hidup pada daerah tertentu (Warwick et al., 1990). Pengetahuan mengenai ukuran populasi dan laju penurunan populasi suatu rumpun ternak sangat penting untuk mengklasifikasikan status populasi ternak. Salah satu tahap awal dalam program pelestarian plasma nutfah adalah menentukan status populasi ternak. Status populasi dapat ditentukan dengan menghitung jumlah ternak dewasa yang digambarkan dari jumlah betina dewasa dan jumlah populasi efektif (Subandriyo, 2004). Untuk mengetahui status kerentanan populasi itik Lokal di Kecamatan Tilatang Kamang maka perlu diketahui data struktur populasi itik lokal yang dapat digunakan dalam mendisain program pemuliaan dan konservasi plasma nutfah itik Lokal di Kecamatan Tilatang Kamang. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung struktur populasi, menghitung ukuran populasi efektif (Ne), ukuran populasi aktual (Na) dan laju inbreeding per generasi ( F) itik lokal di Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam. METODE Pada penelitian ini digunakan itik lokal yang dipelihara oleh 30 peternak itik di Tiga Nagari di Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam. Peternak yang dijadikan responden memiliki pengalaman beternak >3 tahun dan mempunyai ternak itik >30 ekor. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive random sampling. Peubah yang dihitung adalah jumlah itik jantan dewasa (ekor), jumlah itik betina dewasa (ekor), jumlah itik jantan muda (ekor), jumlah itik betina muda (ekor), jumlah anak itik jantan dan anak itik betina (ekor), jumlah populasi aktual (Na), jumlah populasi efektif (Ne) dan laju inbreeding per generasi ( F). Jumlah populasi aktual dihitung dengan menjumlahkan itik jantan dewasa dengan itik betina dewasa. Na = Nm + Nf Jumlah populasi efektif dihitung menurut Hamilton (2009), yaitu: Laju inbreeding per generasi dihitung menurut Hamilton (2009): Dimana : Nm= Jumlah jantan dewasa (number of breed male). Nf = Jumlah betina dewasa (number of breed female). Na = Jumlah populasi aktual. Ne = Jumlah populasi efektif. F = Laju inbreeding pergenerasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey. Penelitian dilaksanakan di Nagari Kapau, Nagari Gadut dan Nagari Koto Tangah Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam dari tanggal 23 Desember 2011 sampai 25 Januari 2012. Tabel 1. Nagari, Jumlah Peternak dan Jumlah Ternak dari Sampel Itik Lokal di Tilatang Kamang. No Nagari Jumlah Peternak (Orang) Jumlah Ternak (Ekor) 1. Kapau 10 1.436 2. Gadut 10 1.069 3. Koto Tangah 10 1.626 Jumlah 30 4.131 462 Ukuran Populasi Itik Lokal Tilatang Kamang (Rusfidra et al)

HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Populasi Itik Lokal di Kecamatan Tilatang Kamang. Jumlah populasi dan persentase itik lokal di Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam dapat dilihat pada Tabel 2. Dari keseluruhan sampel itik lokal di tiga Nagari diketahui bahwa populasi ternak itik terbanyak terdapat di Nagari Koto Tangah berjumlah 1.626 ekor itik (39,36%), diikuti Nagari Kapau berjumlah 1.436 ekor itik (34,76%), dan Nagari Gadut berjumlah 1.069 ekor itik (25,88%). Jumlah itik jantan dari semua kategori umur di tiga Nagari berjumlah 1.540 ekor itik atau sekitar 37,28% dari jumlah itik, sedangkan jumlah itik betina dari semua kategori umur di tiga Nagari berjumlah 2.591 ekor atau sekitar 62,72%. Dari keseluruhan sampel itik lokal di tiga Nagari diketahui bahwa populasi ternak itik terbanyak terdapat di Nagari Koto Tangah berjumlah 1.626 ekor itik (39,36%), diikuti Nagari Kapau berjumlah 1.436 ekor itik (34,76%), dan Nagari Gadut berjumlah 1.069 ekor itik (25,88%). Jumlah itik jantan dari semua kategori umur di tiga Nagari berjumlah 1.540 ekor itik atau sekitar 37,28% dari jumlah itik, sedangkan jumlah itik betina dari semua kategori umur di tiga Nagari berjumlah 2.591 ekor atau sekitar 62,72%. Populasi Aktual (Na) Itik Lokal di Kecamatan Tilatang Kamang. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah populasi aktual (Na) itik Lokal di Kecamatan Tilatang Kamang adalah 1.510 ekor. Populasi terbesar berada di Nagari Koto Tangah (597 ekor), diikuti Nagari Kapau (493 ekor) dan Nagari Gadut (420 ekor). Subandriyo (2003) menjelaskan bahwa populasi aktual adalah jumlah ternak jantan dan betina dewasa yang digunakan untuk proses perkawinan yang akan menghasilkan bibit. Ukuran Populasi Efektif (Ne) dan Laju Inbreeding per Generasi ( F) Ukuran populasi efektif (Ne) itik Lokal di Kecamatan Tilatang Kamang adalah 1.315 ekor (Tabel 4). Laju inbreeding per generasi itik Lokal di Kecamatan Tilatang Kamang adalah sebesar 0,04 %. Tabel 2. Populasi dan Persentase Itik Lokal di Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam. No. Nagari Itik Dewasa Itik Dara (ekor) Anak itik (ekor) Total (ekor) (ekor) Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina 1. Kapau 152 341 219 417 160 147 1.436 2. Gadut 155 265 169 278 101 101 1.069 3. Koto Tangah 177 420 126 310 281 312 1.626 Total (%) 484 (11,72%) 1.026 (24,84%) 514 (12,44%) 1.005 (24,33%) 542 (13,12%) Tabel 3. Ukuran Populasi Aktual (Na) Itik Lokal di Kecamatan Tilatang Kamang 560 (13,56%) 4.131 (100%) Nagari No. Peubah Kapau Gadut Koto Jumlah Tangah (ekor) 1. Jumlah itik jantan dewasa (Number of breed male, Nm). (ekor). 152 155 177 484 2. Jumlah itik betina dewasa (Number of breed female, Nf). (ekor). 341 265 420 1.026 3. Populasi Aktual (Na) (ekor). 493 420 597 1.510 Ukuran Populasi Itik Lokal Tilatang Kamang (Rusfidra, et al.) 463

Tabel 4. Ukuran Populasi Efektif (Ne) dan Laju Inbreeding per Generasi dari Itik Lokal di Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam. No Peubah Nagari Total Kapau Gadut Koto Tangah 1 Jumlah itik jantan dewasa (Number of breed male, Nm). (ekor). 152 155 177 484 2 Jumlah itik betina dewasa (Number of breed female, Nf). (ekor). 341 265 420 1.026 3 Jumlah populasi efektif (Ne). (ekor). 421 391 498 1.315 4 Laju inbreeding ( F) (%) 0,11 0,13 0,1 0,04 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tekanan silang dalam (inbreeding) dari populasi ternak itik di Kecamatan Tilatang Kamang belum terjadi. Salamena dkk. (2007) menyatakan bahwa suatu populasi dapat bertahan apabila laju silang dalam per generasi lebih kecil atau sama dengan 1%. Sementara itu, Praharani dkk. (2009) menyatakan bahwa kenaikan 1% dari tingkat inbreeding per generasi akan menurunkan produksi dan menyebabkan penurunan sifat performa pada ternak. KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini adalah: 1. Populasi itik Lokal di Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam adalah 4.131 ekor itik yang terdiri atas itik jantan dewasa sebanyak 484 ekor (11,72%), itik betina dewasa sebanyak 1.026 ekor (24,84%), itik jantan muda sebanyak 514 ekor (12,44%), itik betina muda sebanyak 1.005 (24,33%), anak itik jantan sebanyak 542 ekor (13,12%), dan anak itik betina sebanyak 560 ekor (13,56%). 2. Ukuran populasi aktual (Na) itik Lokal di Kecamatan Tilatang Kamang adalah 1.510 ekor. 3. Ukuran populasi efektif (Ne) itik lokal di Kecamatan Tilatang Kamang adalah 1.315 ekor. 4. Laju silang dalam per generasi pada itik lokal di Kecamatan Tilatang Kamang adalah sebesar 0,04% Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada peternak untuk meningkatkan jumlah populasi itik Lokal di Kecamatan Tilatang Kamang dalam rangka mempertahankan keberadaan itik Lokal Kamang. Konservasi itik lokal dapat dilakukan oleh peternak itik (on-farm conservation). DAFTAR PUSTAKA FAO.2012. Phenotypic characterization of animal genetic resources.fao Animal Production and Health Guidelines No. 11. Rome. Hamilton, M. B. 2009. Population Genetics. Blackwell Publishing, John Wiley & Sons Ltd, The Atrium, Southern Gate, Chichester, West Sussex,PO19 8SQ, UK. Noor, R, R. 2008. Genetika Ternak. Cetakan Keempat. Penebar Swadaya. Jakarta. Notter, D. R., A.S. Mariante dan Z. Sheng. 1994. Modern approaches to active conservation of domestic animal diversity. University of Guelph. Ontario, Canada. Vol. : 509-516. Praharani, L. E. Juarni dan L. G. M. Budiarsana. 2009. Parameter indikator inbreeding rate pada populasi ternak kerbau di Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Makalah pada Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau. Bogor Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. 2011. Rencana Aksi Global Sumber Daya Genetik Ternak Dan Deklarasi Interlaken. Bogor: Pusat 464 Ukuran Populasi Itik Lokal Tilatang Kamang (Rusfidra et al)

Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Rusfidra dan Y. Heryandi. 2010. Inventarisasi, karakterisasi dan konservasi sumber daya genetik itik Lokal Sumatera Barat. Laporan Penelitian Strategis Nasional Tahun 2010. Salamena, J.F., R.R. Noor, C. Sumantri, dan I. Inounu. 2007. Hubungan genetik ukuran populasi efektif dan laju silang dalam per generasi populasi domba di Pulau Kisar. Artikel pada situs http://www.j.indon. trop.anim.agric.com. Diakses 25 Oktober 2011. Setioko, A.R., S. Sopiyana dan T. Sunandar. 2005. Identifikasi sifat sifat kualitatif dan ukuran tubuh pada ternak itik Tegal, itik Cirebon dan itik Turi. Makalah pada Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Sinar, T. E. dan Rusfidra. 2007. Pemuliaan Ternak. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. Subandriyo, 2004. Pengelolaan Data Plasma Nutfah Ternak. Buletin Plasma Nutfah 10 (2): 90-100. Subandriyo. 2003. Konservasi sumberdaya genetik ternak, pertimbangan, kriteria, metoda dan strategi. Artikel pada situs http://www.j.konsv.com. Diakses 15 Juli 2012 Ukuran Populasi Itik Lokal Tilatang Kamang (Rusfidra, et al.) 465