III. METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Setiawati, E Studi distribusi Radionuklida Cs-134 Pada Sistem Perairan Tawar.Tesis magister Bidang Khusus Biof isika Departemen Fisika ITB.

DISTRIBUSI RADIONUKLIDA CS-134 PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG HIDUP DI AIR TERCEMAR CS-134

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. -Beaker Marinelli

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah puyuh betina yang

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

BAB III METODE PENELITIAN. tepung ikan gabus (Channa striata, BLOCH) pada pakan komersial terhadap

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI

BAB IV METODE PENELITIAN

3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

Lampiran 1 Prosedur pengukuran osmolaritas media dan osmolaritas cairan tubuh(hemolim) juvenil udang galah 1. Kabel disambungkan ke sumber listrik

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina fase grower

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB 3 METODE PERCOBAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

II. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan 2. Alat

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi Penelitian

METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan. Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

BAB III BAHAN DAN METODE

Poppy Intan Tjahaja, Putu Sukmabuana, Eko Susanto

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III BAHAN DAN METODE

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

BAB III METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurami

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

Bab III Metodologi Penelitian

L A M P I R A N. Lampiran 1. Dokumentasi. Gambar 1. Mesin Operator MBE. Gambar 2. Mesin Operator MBE

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

TRANSFER RADIONUKLIDA Cs DARI AIR KE IKAN LELE (Clarias sp.) SEBAGAI PARAMETER KAJIAN DOSIS INTERNA PADA MANUSIA

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina dalam fase

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

MATERI DAN METODE. Materi

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di

Bab III Metodologi Penelitian. III.1 Umum

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

MATERI DAN METODE. Prosedur

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

KOMPARASI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI INTERNA PEKERJA PPTN SERPONG BERDASARKAN ICRP 30 TERHADAP ICRP 68

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN III.1 Diagram Alir Penelitian Identifikasi masalah Percobaan pendahuluan Persiapan media pemeliharaan ikan Adaptasi Kolam perlakuan (dengan penambahan Cs-134) Kolam kontrol (tanpa penambahan Cs-134) Sampling Preparasi sampel Pencacahan dengan MCA Analisis data Gambar III.1 Diagram Alir Penelitian III.2. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Green House dan Laboratorium PLKL (Pengelolaan Limbah dan Keselamatan Lingkungan), Pusat Teknologi Nuklir, Bahan dan Radiometri, BATAN Jl. Taman Sari No. 71 Bandung. III-1

III.3. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian 1. Identifikasi masalah Identifikasi masalah bertujuan menelaah topik permasalahan dan mengkaji hal-hal apa saja yang berkaitan dengan topik permasalahan. Identifikasi masalah dilakukan melalui studi pustaka. Identifikasi masalah juga mencakup identifikasi ikan lele yang digunakan dalam penelitian. 2. Percobaan pendahuluan Percobaan pendahuluan dilakukan untuk mengetahui cara perlakuan terhadap ikan lele sehingga ikan lele dapat bertahan hidup dengan baik selama waktu penelitian yang direncanakan. Pada penelitian terdahulu dengan menggunakan ikan mas, awalnya digunakan bak berisi 50% air kolam alami dan 50% air kran yang berasal dari sumber artesis di kawasan PTNBR BATAN. Ternyata kandungan air kolam alami meningkatkan pertumbuhan lumut dalam bak yang mempercepat keruhnya air sehingga diputuskan untuk memakai air kran 100%. Pada penelitian dengan menggunakan ikan lele ini, digunakan 100% air kran untuk menghindari pertumbuhan lumut yang dikhawatirkan akan ikut menyerap Cs-134 dari air. Ikan lele termasuk ikan dengan perawatan yang mudah. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O 2 (Prihatman, 2000). Sesuai dengan literatur tersebut, maka perlakuan pada kolam untuk pemeliharaan ikan lele pada penelitian ini, antara lain tidak menggunakan sistem penyaring air, mengalirkan air menggunakan pompa dan menambahkan aerator yang berfungsi untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam air. 3. Persiapan media pertumbuhan ikan Media pertumbuhan ikan disiapkan untuk penelitian dengan kondisi sesuai hasil percobaan pendahuluan berupa dua buah kolam dengan volume air masingmasing 500 liter. 4. Adaptasi Ikan lele yang akan digunakan di dalam penelitian diadaptasikan selama 55 hari di dalam media pertumbuhan yang telah disiapkan. Terdapat dua kolam III-2

adaptasi, kolam kecil berukuran panjang =1,2 m, lebar =0,9 m, tinggi=0,5 m berisi ikan lele yang kemudian akan dimasukkan ke kolam aktif Cs-134 dan kolam besar yang merupakan kolam kontrol dengan ukuran panjang =1,75 m, lebar =1m, tinggi=0,5 m. Pada awal proses adaptasi ke dalam air kolam ditambahkan amoxilyn 500 mg per hari selama tiga hari untuk memberantas bakteri yang ada pada ikan. Masa adaptasi dibagi menjadi 2 tahap yaitu pada bulan April dan Mei. Pada bulan April, 18 ekor mati pada kolam kecil dan 15 ekor mati pada kolam besar. Jumlah tersebut relatif besar dibandingkan jumlah total ikan pada awal masa adaptasi yaitu 29 ikan di kolam kecil dan 47 ikan di kolam besar. Pada bulan Mei, dilakukan penambahan jumlah ikan sebanyak 65 ekor di kolam kecil. Sisa ikan yang masih hidup pada awal adaptasi di kolam kecil dipindahkan ke kolam besar, sehingga jumlah total ikan kolam besar sebanyak 65 ikan. Selama masa adaptasi tersebut 4 ekor mati dalam kolam kecil dan 15 ekor pada kolam besar. Jumlah tersebut relatif sedikit dibandingkan jumlah total ikan pada saat penambahan ikan yaitu 65 ikan di kolam kecil dan 65 ikan di kolam besar (Lampiran A). Dari lampiran A tersebut, pada bulan April tingkat kematian ikan per hari berkisar antara 3,57 7,69 % untuk kolam besar dan 1,43 3,18 % untuk kolam kecil. Sedangkan untuk bulan Mei, tingkat kematian ikan per hari berkisar antara 1,56 5,8 % untuk kolam besar dan 1,64 3,3 % untuk kolam kecil. Dilihat dari tingkat kematian ikan, masa adaptasi pada bulan Mei lebih efektif daripada bulan April, sehingga ikan siap dipelihara dalam kolam perlakuan dan kolam kontrol. 5. Penambahan Cs-134 Kolam aktif Cs-134 yang digunakan pada penelitian ini merupakan kolam yang digunakan pada penelitian sebelumnya yaitu untuk ikan mas dan ikan mujaer. Oleh karena itu, pada kolam aktif Cs-134 masih terdapat sisa konsentrasi Cs-134 hasil penelitian sebelumnya. Pada tanggal 7 Mei 2007, dilakukan sampling air kolam perlakuan pada tiga titik, yaitu titik 1 berada di inlet pompa sirkulasi, titik 2 berada di tengah kolam, dan titik 3 berada di dekat outlet pompa sirkulasi air. Dari sampling air kolam perlakuan tersebut didapat konsentrasi Cs- 134 sebesar 5,68 Bq/ml. Pada penelitian ini diperlukan konsentrasi Cs-134 sebesar 10 Bq/ml. Berdasarkan perhitungan pada lampiran D maka Cs-134 yang III-3

harus ditambahkan sebesar 1,7 ml. Sebelum ditambahkan ke kolam perlakuan, 1,7 ml CsNO 3 diencerkan pada 100 ml air, hasil pengenceran tersebut dibubuhkan di beberapa titik pada kolam perlakuan dan kemudian air kolam disirkulasikan menggunakan pompa air agar tercampur merata. Beberapa jam kemudian, dilakukan sampling air di tiga titik untuk mengetahui konsentrasi Cs-134 awal di dalam air dan untuk melihat apakah Cs-134 di dalam air telah tercampur merata. Perhitungan dan tabel sampling air dapat dilihat pada Lampiran D. 6. Pemeliharaan ikan selama penelitian. Sebanyak 61 ekor ikan lele dimasukkan ke dalam kolam perlakuan dan 48 ekor ikan lele dimasukkan ke kolam kontrol pada tanggal 25 Mei 2007. Ikan dipelihara selama 67 hari. Selama pemeliharaan, ikan diberi pakan dua kali sehari sebanyak 13,68 gram. Dilakukan pengukuran suhu dan ph air kolam, serta suhu dan kelembaban udara Green house. Apabila ph air turun menjadi < 7, maka ditambahkan kapur sampai ph menjadi 7. Ketinggian air dijaga tetap konstan, sehingga volume air tetap 500 liter. 7. Sampling Sampling ikan dan air kolam dilakukan setiap lima hari sekali. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya (ikan mas dan ikan mujaer), setiap kali sampling diambil 3 ekor ikan dan 1 sampel air dari masing-masing kolam dengan asumsi air tercampur merata karena selalu mengalami sirkulasi. Ikan ditangkap dengan jaring atau pancing, kemudian dimasukkan ke dalam ember kemudian ikan dimatikan dengan cara memukul kepala. Ikan dicuci dengan air mengalir, kemudian ditimbang. 8. Preparasi sampel Sampel ikan dipisahkan menjadi bagian yang dikonsumsi yaitu daging dan bagian yang dibuang yaitu tulang, dan organ dalam. Masing-masing bagian dicincang kecil-kecil, dimasukkan ke dalam tabung kemudian ditimbang, dan ke dalam tabung diisi HCl 1,85 M hingga mencapai volume total 100 ml. 9. Pembuatan larutan HCl 1,85 M Larutan HCL 37% diambil sebanyak 125 ml dan diencerkan dengan air secara perlahan-lahan dan diaduk sampai volume total 1000 ml. 10. Pencacahan dengan MCA III-4

Sampel yang telah disiapkan diletakkan di atas detektor HPGe pada spektrometer gamma dan hasil pencacahannya berupa cacah pada berbagai tingkatan energi radiasi gamma yang terdeteksi oleh alat. 11. Analisis data Data hasil pencacahan dihitung dan hasil perhitungan dianalisis. Pada Bab IV Hasil dan Pembahasan disajikan nilai rata-rata pada setiap kali sampling. Hasil pengukuran dan perhitungan yang lebih detail disajikan dalam lampiran. III.4 Alat dan Bahan III.4.1. Alat a. Bak berukuran panjang =1,75 m, lebar =1m, tinggi=0,5 m sebanyak 2 buah. Sistem dalam kolam penelitian dapat dilihat pada Gambar III.2. b. Bak berukuran panjang =1,2 m, lebar =0,9 m, tinggi=0,5 m sebanyak 1 buah. c. Pompa sirkulasi air 2 buah untuk dua buah bak dengan kapasitas maksimal 35 L/menit d. Dua buah aerator merk Hallea ACO 5505 dengan deskripsi alat : Hailea Air Pump, twin outlet - 330L/jam Beda tegangan : 220-240V. Frekuensi : 50Hz. Tenaga : 6Watt. Air output : 5,5L/menit Tekanan : 0,030Mpa e. Dua buah lampu TL untuk penghangat ruangan 1 x TLD 18 Watt, 220 Volt 50 Hz f. ph meter berupa indikator universal dengan merk kgaa, 64271 Darmstadt, Germany. g. Termometer untuk mengukur suhu air 2 buah h. Alat pengukur suhu (termometer) dan kelembaban (hygrometer) ruang i. Sarung tangan, jas lab, TLD badge, masker, dan sabun cair untuk mencuci tangan III-5

j. Neraca untuk menimbang sampel ikan utuh/sebelum preparasi, dengan spesifikasi: Merk : Five goats Kapasitas Maksimal: 2 kg k. Dua buah ember berfungsi sebagai tempat meletakkan sampel ikan yang baru ditangkap, masing-masing berukuran 10 liter untuk ikan lele dari kolam perlakuan dan 2,5 liter untuk ikan lele dari kolam kontrol. l. Dua buah gayung berfungsi untuk mengambil air sampel, masing-masing berukuran 2 liter untuk air aktif Cs-134 dan 0,5 liter untuk air kontrol. m. Kertas merang berukuran 50 x 30 cm sebagai alas pada nampan dan lantai green house untuk menghindari kontaminasi. Setiap sampling dibutuhkan ± 8 lembar kertas sampling. n. 228 tabung sampel untuk 18 kali sampling. o. Alat penangkap ikan berupa pancing dan jaring p. Neraca teknis PG3002-G untuk menimbang sampel yang telah dipreparasi dengan spesifikasi: Merk : Mettler Kapasitas maksimal : 3100 gram. Ketelitian : 0,01 gram q. Peralatan bedah ikan berupa 3 buah nampan, 2 buah gunting dan 2 buah pinset untuk sampel ikan dari kolam perlakuan dan 1 buah nampan, 2 buah gunting dan 2 buah pinset untuk sampel ikan dari kolam kontrol. r. Tabung erlenmeyer 100 ml s. Gelas beker 1000 ml 2 buah t. Pengaduk 2 buah u. Ruang asam untuk mengencerkan HCl v. Corong 1 buah w. Kertas saring, 1 buah setiap sampling x. Satu buah plastik klip berukuran 7,5 x 10 cm sebagai tempat kertas saring yang mengandung filtrat CsNO 3 dan endapan lainnya. III-6

y. Plastik berukuran 30 x 15 cm masing-masing 2 buah untuk aktif dan 2 buah untuk kontrol sebagai alas tabung sampel ketika dimasukkan ke dalam spektrometer gamma. z. Alat pencacah, yaitu spektrometer gamma dengan detektor High Purity Germanium (HPGe) yang dilengkapi dengan Multi Chanel Analyzer (MCA) dan komputer penampil. Spesifikasi alat spektrometer gamma yang digunakan dapat dilihat pada Tabel III.1. a b Keterangan: a pompa b: aerator c: papan terjunan hidrolis arah panah menunjukkan arah sirkulasi air c Gambar III.2. Bagan sistem sirkulasi dan aerasi dalam kolam penelitian Tabel III.1. Spesifikasi alat spektrometer gamma No Nama Alat Tipe/Model 1 Detektor HPGe Tennelec CPVDS 30-30125 2 Pre amplifier Tennelec Seri No. 2265 3 Bias Suply Voltage Tennelec TC 950 4 Tangki Ni Cair Tennelec 5 Amplifier Tennelec TC 244 6 MCA Card Nucleus Model 8000 7 CPU IBM Model 30286 8 Monitor IBM Model 30286 9 Printer Epson LQ 1050 Sumber: Laboratorium cacah bidang keselamatan dan kesehatan, PTNBR- BATAN. III-7

III.4.2. Bahan 1. Ikan Lele, 109 ekor dengan spesifikasi: Nama Pasaran : Ikan lele Nama Latin : Clarias sp. Diperoleh dari penjual ikan di Pasar Suci, Bandung. 2. Air sumur, 500 liter di masing-masing kolam. 3. Pakan ikan lele berupa makanan pellet apung dengan komposisi bahan (% berat): tepung ikan=27, bungkil kacang kedele=20, tepung terigu=10,5, bungkil kacang tanah=18, tepung kacang hijau=9, tepung darah=5, dedak=9, vitamin=1, mineral=0,5. 4. CsNO 3, ditambahkan pada kolam perlakuan sebanyak 1,7 ml pada tanggal 14 Mei 2007. Spesifikasi CsNO 3 yang digunakan sebagai sumber Cs-134 dalam penelitian ini pada tanggal 2 Juni 2005 adalah sebagai berikut : T 1/2 Impurity : 2,05 tahun Volume : 1000 ml : Cs-133 Aktivitas: 78 µci/ ml(2,886 MBq/mL) 5. HCl 1,85 M 6. Kapur sirih untuk menetralkan ph air. 7. Amoxilin 8. Standar Cs-134 1135 Bq sebanyak 100 ml dalam tabung sampel. III.5. Perhitungan III.5.1. Aktivitas Radionuklida dalam Sampel Aktivitas Cs-134 dalam sampel air kolam dan sampel ikan lele diperoleh dengan cara membandingkan nilai cacah sampel dengan efisiensi alat. Aktivitas pada sampel dihitung dengan persamaan: cacah(cps) A t... (III.1) alat III-8

A t t A 0 e... (III.2) 0,693... (III.3) T 1/2 Keterangan : A t A 0 t 1/2 T alat = Aktivitas Cs-134 dalam sampel pada saat pencacahan (Bq). = Aktivitas Cs-134 dalam sampel pada saat pengambilan sampel (Bq). = Konstanta peluruhan 9,25527 x 10-4 /hari. = Waktu paruh Cs-134 (2,05 tahun). = Waktu tunda dari pengambilan sampel hingga saat pencacahan. = Efisiensi pencacahan detektor yang didapat dari pencacahan standar. Nilai efisiensi alat dapat diperoleh dengan persamaan berikut: alat Nilai Cacah Std( cps)... (III.4) Aktivitas Std( Bq) Standard yang digunakan di dalam perhitungan efisiensi alat harus memiliki bentuk dan volume yang sama dengan sampel yang ingin diketahui aktivitasnya. III.5.2. Aktivitas Radionuklida dalam Air Kolam Untuk menganalisis aktivitas radionuklida dalam air kolam dilakukan tiga jenis perhitungan aktivitas yaitu aktivitas penelitian, alami dan perhitungan. Aktivitas penelitian di dalam air kolam adalah aktivitas total di dalam 500 L air kolam pada waktu t yang dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Martin, 2002): Bq A0 ( kolam) ( Bq) A0( sampel) ( ) 500000mL... (III.5) 100mL Aktivitas alami maksudnya adalah aktivitas Cs-134 di dalam air akibat peluruhan secara alami. Perhitungan dilakukan menggunakan Persamaan III.2. Besarnya aktivitas Cs-134 menurut perhitungan adalah aktivitas alami air dikurang penyerapan (Anggiana, dalam Fauzana 2007). III-9

A t 1 A1(0) e A2... (III.6) Keterangan: A I A 1(0) A 2 = Aktivitas total Cs-134 hasil Perhitungan (Bq). = Aktivitas awal total Cs-134 di air (Bq). = Konstanta peluruhan = 9,25527 x 10-4 /hari = Aktivitas total Cs-134 pada ikan. III.5.3. Konsentrasi Radionuklida dalam Sampel Ikan Konsentrasi dalam sampel ikan diperoleh dari nilai aktivitas dan berat sampel ikan lele. Untuk menghitung konsentrasi radionuklida dalam sampel ikan digunakan persamaan : A 0 Ci... (III.7) w Konsentrasi dalam sampel air dihitung dengan membagi nilai aktivitas sampel air dengan volume air. Keterangan : C 2 A 0 W V C 2 A 0... (III.8) V = Konsentrasi Cs-134 dalam sampel saat sampling (Bq/gr). = Aktivitas Cs-134 dalam sampel pada saat sampling (Bq). = Berat sampel (gr). = Volume sampel (ml). III.5.4. Nilai Faktor Transfer Nilai faktor transfer dihitung berdasarkan rasio konsentrasi radionuklida dalam ikan lele terhadap konsentrasi radionuklida dalam air. Faktor transfer dapat dihitung dengan persamaan : Keterangan : Aj Ft... (III.9) Aa III-10

Ft Aj Aa = Faktor transfer (ml/gram). = Konsentrasi di jaringan ikan lele (Bq/gram). = Konsentrasi di media (Bq/mL). III.5.5. Dosis Ekuivalen International Atomic Energy Agency (IAEA) merumuskan dosis total yang akan diterima oleh manusia apabila mengkonsumsi makanan yang mengandung 134 Cs, yaitu sebagai berikut: H 8 C K 1,3... (III.10) t 2 10 Keterangan : H = Dosis yang diterima oleh manusia (Sv). C 2(t) = Konsentrasi Cs-134 pada makanan pada saat t (Bq/gram berat basah). 1,3 x 10-8 = Koefisien dosis efektif untuk radionuklida cesium (Sv/Bq). K = Konsumsi/ tahun perkapita. III.5.6. Nilai Masukan Tahunan (Annual of Intake) Sesuai dengan publikasi ICRP no.26, kombinasi efek paparan eksterna dan interna yang diterima secara bersamaan agar tidak melebihi batas dosis yang direkomendasikan untuk efek stokastik, adalah mengikuti persamaan berikut: H H wb Ij 1 wb. L Ij. L.. (III.11) Keterangan: Hwb : Dosis ekuivalen dari paparan eksterna yang diterima. Hwb.L : Batas dosis ekuivalen tahunan Ij : Kontaminasi radionuklida j Ij.L : Batas tahunan kontaminasi radionuklida j. III-11

III.5.7. Model Perpindahan Radionuklida Air - Ikan Dengan mengabaikan discharge dari ikan kembali ke air diabaikan, digunakan Persamaan II.13 (Man, 1999). Untuk validasi model, dilakukan perhitungan faktor korelasi dan faktor koreksi. Faktor korelasi dihitung dengan menggunakan Pearson s product moment correlation (r) sebagai berikut: r Keterangan: r = Faktor korelasi Y1i Y1Y2i Y2 Y1i Y1 Y2i Y2 2 2 Y1i Konsentrasi hasil penelitian (Bq/gram) Y1 Konsentrasi rata-rata hasil penelitian (Bq/gram) Y2i Y 2 Konsentrasi pada model (Bq/gram) Konsentrasi rata-rata pada model(bq/gram) 1/2... (III.12) Faktor koreksi terhadap model diperoleh dengan menghitung standar deviasi dari model terhadap data penelitian, yang dirumuskan (Anggiana, dalam Fauzana 2007): SD 1 n 2 2 C C 2Model i 2Penelitian i i1 Keterangan: C 2Model(i) C 2Penelitian(i) n1... (III.13) = Konsentrasi Cs-134 berdasarkan model (Bq/mL) = Konsentrasi Cs-134 berdasarkan hasil penelitian (Bq/mL) III-12