LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

dokumen-dokumen yang mirip
AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY

KIAT SEHAT DAN BUGAR PADA LANSIA

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI


KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

PENGURUTAN (MASSAGE)

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

2. Tunduk Syukur. 3. Duduk Perkasa

Olahraga Bagi Orang yang Sibuk Di Kantor

Peta Konsep GERAK RITMIK

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Resep Menjaga Keindahan. dan Kesehatan Payudara

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

BABY WRAP TUTORIAL Content:

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

Latihan Olah Nafas Zhen Qi

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

AKTIVITAS FISIK BAGI KEBUGARAN DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah modal utama untuk memulai berbagai aktivitas. Bukan

ANALISIS POLA BUSANA Oleh: As-as Setiawati

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Jl. Kentang I/ 126 Perum I Tangerang. 4. Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul, Jakarta (2005-Sekarang)

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Catatan Observasi. CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... Lama terbangun. No. Observasi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Siklus I)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemak. Massa bebas lemak biasa disebut Fat Free Mass (FFM), terdiri dari massa

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

Problem kebugaran dan kesehatan. Suharjana FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi


BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

RPP KELAS KONTROL. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALATIHAN SOAL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa mengalami kegemukan. Di Amerika orang meninggal. penduduk menderita kegemukan (Diana, 2004).

Tipe Tubuh Manusia. Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat).

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALATIHAN SOAL BAB 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

untuk Mencegah Sakit Punggung

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH

ROM (Range Of Motion)

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

PENDAHULUAN. cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biologi

MODUL. Disampaikan dalam Pelatihan Pijat Bayi di Cibiru Bandung Sabtu, 3 November Disusun Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saja akan tetapi sudah menjadi permasalahan bagi kalangan anak - anak

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

HEADSTAND / KOPSTAND

PERTEMUAN 1 s/d 3 MENGINJAK AIR

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ]

PENGERTIAN ROLLING DEPAN

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.1

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALatihan Soal 3.1

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

GERAKAN DASAR. I. 10 GERAKAN TANGAN SERANGAN (GTS) hitungan 3, 2, 1,

BAB I PENDAHULUAN. hingga kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam tubuh yang

Latihan Persiapan Tai Chi Chi Kung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel


Transkripsi:

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti TUJUAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta dapat: 1. Memahami konsep dukungan latihan fisik untuk asuhan gizi lansia 2. Mempunyai gambaran mengenai jenis latihan fisik dengan sasaran utama organ pencernaan 3. Memodifikasi macam gerakan yang dapat meningkatkan nafsu makan, memperlancar pencernaan dan buang air besar, serta mengatur pengeluaran energi. 4. Memotivasi para lansia untuk mau melakukan latihan fisik dalam rangka mendukung efisiensi dan efektivitas asuhan gizi lansia. I. PENGANTAR Lansia sebagai akronim lanjut usia mengandung konotasi ganda. Di satu pihak dikaitkan dengan kelemahan, ketidak mampuan, ketidak bergunaan, dan harus dikasihani, namun di lain pihak dikatakan sebagai usia emas yang membuka dan memberikan banyak kesempatan bagi individu untuk menjadi dirinya sendiri, dan mengembangkan minat yang tidak sempat dikembangkan 1

(Kompas Minggu, 13 Agustus 2000). Proses menua pada lansia sebenarnya merupakan proses alami yang terjadi dalam tubuh, dan berjalan perlahan tapi pasti. Pada proses tersebut terjadi penurunan fungsi tubuh baik secara anatomis, fisiologis maupun biokemis. Pengeroposan tulang dan pengecilan otot merupakan contoh perubahan anatomis, sedangkan penurunan kapasitas aerobik dan anaerobik, serta berkurangnya kelentukan sendi merupakan contoh perubahan fisiologis. Perubahan biokemis terlihat pada peningkatan kadar kolesterol, penurunan berbagai enzim, dan zat penghantar saraf (Soekarman, 1987). Semua sel di tubuh kita (kecuali sel saraf?) akan mengalami pergantian, sehingga jaringan yang telah aus akan diganti dengan jaringan baru. Pergantian jaringan pada umur muda, jauh lebih cepat dibanding umur tua. Disamping dengan pengelolaan gizi, kemunduran akibat proses menua akan bisa dihambat apabila semua organ tetap diaktifkan. Tubuh manusia sangat adaptif, ia akan menyesuaikan diri dengan beban yang ditimpakan kepadanya. Atas dasar inilah maka latihan fisik tetap diperlukan bagi orang tua, agar tetap sehat dan bugar. Secara umum, latihan fisik yang benar, teratur, maju dan berkelanjutan akan memberi manfaat pada kesehatan dan kebugaran tubuh. 2

Secara khusus, latihan fisik dapat memberi manfaat untuk bekerjanya organ tertentu, seperti misalnya untuk menguatkan jantung, untuk mengelola kadar gula darah, untuk menjarangkan serangan asma, dan untuk memperlancar proses pencernaan makanan. Dalam hubungannya dengan gizi, manfaat terakhir inilah yang banyak berperan. Problem yang ditemui pada lansia adalah kurang nafsu makan, proses pencernaan yang tidak sempurna, sulit buang air besar, dan pemanfaatan makanan sebagai sumber energi. Dengan berorientasi pada problem ini, dapat dirancang suatu latihan fisik yang bertujuan untuk menambah nafsu makan (input), memperlancar proses pencernaan dan buang air besar (proses), dan mengefisienkan pemanfaatan energi di tubuh (out put). Sehebat apa pun komposisi gizi yang disediakan, kalau tidak dimakan, diproses, dan dimanfaatkan oleh tubuh, maka belum dapat memberi hasil guna. Dukungan latihan fisik untuk input - proses - out put inilah yang akan dikaji dalam modul ini. II. LATIHAN FISIK PENDUKUNG GIZI LANSIA Ada mitos yang mengatakan bahwa lansia sebaiknya tidak banyak bergerak, apalagi melakukan latihan fisik. Meskipun demikian mitos ini telah banyak ditentang oleh para lansia sendiri. Seperti dilihat, Senam Sehat 3

Indonesia beranggotakan ribuan orang, dan sebagian besar para lansia. Dalam dukungannya terhadap asuhan gizi lansia, latihan fisik dapat berperan baik dalam kerangka input, proses maupun out put. Dalam rangka mendukung input, latihan fisik terutama ditujukan untuk menambah nafsu makan. Dengan nafsu makan yang tinggi, akan menambah jaminan masuknya makanan yang telah dirancang kandungan gizi, bentuk serta cara penyajiannya. Makanan yang telah masuk di mulut, akan diproses lanjut oleh organ pencernaan. Pemrosesan makanan di lambung dan usus sangat tergantung pada peristaltik usus dan kerja enzim pencernaan. Dalam rangka mendukung proses ini lah maka latihan fisik ditujukan untuk untuk memperbaiki peristaltik usus, dan memperlancar keluarnya enzim pencernaan. Disamping mendukung proses pencernaan, perbaikan peristaltik usus juga akan memperlancar buang air besar, yang biasanya merupakan salah satu problem pada lansia. Dalam rangka mendukung out put, latihan fisik ditujukan untuk mengatur pengeluaran energi sesuai dengan kebutuhan. Latihan Fisik Untuk Menambah Nafsu Makan Latihan fisik yang ditujukan untuk menambah nafsu makan, terutama dilakukan dengan sasaran lambung. Titik-titik akupunktur untuk lambung, sepeti misalnya di bahu, dan kanan-kiri tulang belakang, harus dimanipulasi 4

dengan pukulan, pijatan dan gerakan. Disamping itu lambung perlu didesak, dari segala arah dengan gerakan membungkuk, menegang ke belakang dan memuntir perut. Latihan Fisik Untuk Memperlancar Proses Pencernaan Latihan fisik ini terutama ditujukan untuk usus. Manipulasi pada perut bagian tengah dengan arah vertikal dan melingkar dimaksudkan untuk memperlancar aliran darah ke usus dan merangsang peristaltik usus. Desakan dan tarikan di perut bagian tengah maupun bawah akan menambah efektif perangsangan tersebut. Dengan aliran darah yang baik, kelenjar pencernaan akan dapat memproduksi enzim dengan kuantitas yang cukup dan kualitas baik. Kesulitan buang air besar pada lansia, selain diatasi dengan makanan berserat dan banyak minum, perlu ditambah dengan latihan fisik perangsang peristaltik usus. Latihan Fisik Untuk Mengatur Pengeluaran Energi Keseimbangan antara input dan out put perlu banyak dipertimbangkan pada lansia, untuk mendapatkan berat badan yang sesuai. Kegemukan pada lansia akan memperberat atau bahkan memicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif, mulai dari Diabetes Mellitus sampai Hipertensi dan Penyakit Jantung Koroner. Disamping itu kegemukan juga akan memperberat beban 5

sendi penyangga badan terutama lutut dan pergelangan kaki. Ada lingkaran setan antara kegemukan dengan latihan fisik. Lansia gemuk cenderung malas untuk melakukan latihan fisik, dan kurang latihan fisik akan menyebabkan bertambah gemuk. Hal tersebut terjadi bolak-balik, sehingga akan semakin melemahkan lansia kegemukan. Pengaturan diet dan latihan fisik merupakan kombinasi ideal untuk memutus lingkaran tersebut. Latihan fisik bagi lansia yang kegemukan disarankan untuk menggunakan sepeda stasioner, atau latihan di air untuk mengurangi beban di sendi lutut. Jenis latihan yang dilakukan adalah yang bersifat aerobik, yaitu intensitas rendah dengan waktu minimal 30 menit. Dengan waktu minimal 30 menit diharapkan lebih banyak energi dari lemak akan terbakar, dan nafsu makan tertekan. Bagi mereka yang terlalu kurus, disarankan untuk melakukan latihan fisik ringan dalam waktu 20-30 menit. Latihan yang tidak melelahkan ini akan merangsang nafsu makan. III. RANGKAIAN LATIHAN FISIK HARIAN PENDUKUNG ASUHAN GIZI LANSIA Latihan ini sebaiknya tetap terdiri atas pemanasan, latihan inti, dan pendinginan. Waktu yang dibutuhkan lebih kurang 10 menit, dan sebaiknya 6

dilakukan pada pagi hari sehabis bangun tidur. Untuk menghindari kejenuhan, latihan ini dapat dimodifikasi dengan tetap memegang prinsip dan tujuan latihan. Pemanasan 1. Tepuk seluruh tubuh mulai dari kepala, wajah, leher, bahu, dada, punggung, pinggang, perut, panggul dan kaki. Berikan tepukan lebih lama pada tempat- tempat yang terasa lebih peka. Lakukan tepukan jari pada wajah dan lengan. 2. Sambil berdiri tegak, lakukan pijatan di bahu atas kanan dan kiri (titik lambung). Pijatan bahu yang lebih belakang dilakukan dengan kedua tangan sesisi, sedangkan bahu yang di depan dilakukan dengan kedua tangan menyilang. 7

3. Sambil membungkuk lakukan pijatan disamping kanan-kiri tulang belakang. Pijatan dimulai dari ujung tulang belikat sampai ke dubur. 4. Sambil berdiri tegak, pijatlah perut dengan kedua tangan, mulai dari ujung tulang dada kearah kiri dan kanan, kemudian lakukan pula pijatan mulai dari ujung tulang dada kearah pusar. 5. Dengan kedua telapak tangan diatas perut, lakukan gosokan perut secara melingkar, dari kiri ke kanan. Rasakan kehangatan sampai kedalam perut. Gerakan ini seringkali disertai dengan membuang angin (kentut), tanda peristaltik usus terangsang. 8

Latihan Inti 1. Lakukan jalan ditempat dengan mengangkat kaki cukup tinggi, sehingga lutut menekuk hampir 90 derajad. Imbangi dengan gerakan jari-jari tangan yang membuka dan menutup bergantian. Kedua lengan dijatuhkan disamping badan. 2. Putar bahu berulang-ulang, dan sedikit demi sedikit libatkan lengan sampai dapat memutar bahu dengan lengan lurus. Lakukan pemutaran ke belakang lebih banyak dari pada ke depan. 3. Angkat kaki dan tangan berlawanan secara bergantian. Lakukan dengan pelan, namun gerakan benar. 9

4. Bungkukkan badan dan arahkan tangan ke kaki yang berlawanan. 5. Berdiri tegak, putar badan ke kiri dan ke kanan, dengan mengangkat satu kaki bergantian, diimbangi oleh gerakan tangan mendorong ke samping. Pendinginan 1. Benturkan pangkal jari kaki ke lantai, seirama dengan benturan antara sela jari tangan kanan dan kiri. Lakukan dengan irama yang makin lama makin perlahan. 10

2. Lakukan peregangan mulai dari leher, tangan, togok, sampai kaki. 11