Pengukuran Tekanan Intraokular pada Mata Normal Dibandingkan dengan Mata Penderita Miop sebagai Faktor Risiko Glaukoma

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN TEKANAN INTRAOKULER (TIO) ANTARA MATA MIOPIA DAN MATA EMETROPIA PADA MAHASISWA KEDOKTERAN UNS SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode observasional analitik-numerik dengan

Perbandingan keberhasilan monoterapi dengan multiterapi pada pasien glaukoma di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan jaringan yang berasal dari struktur intraokuler disebut tekanan

BAB I PENDAHULUAN. (Dorland, 2010). Dalam keadaan normal, tekanan intraokular rata rata sekitar 15 mm

PERBEDAAN TEKANAN INTRAOKULER PASCA OPERASI IRIDEKTOMI PERIFER DAN LASER IRIDOTOMI PADA GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP AKUT PERIODE 1 JANUARI 2004

ARTIKEL PENELITIAN. Putu Giani Anabella Bestari Putri 1, I Wayan Eka Sutyawan 2, AA Mas Putrawati Triningrat 2

PERBEDAAN TEKANAN INTRAOKULAR PRA DAN PASCAOPERASI KATARAK PADA PASIEN GLAUKOMA AKIBAT KATARAK DI RSUD DR MOEWARDI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

PERBANDINGAN PENURUNAN TEKANAN INTRAOKULER PADA TERAPI TIMOLOL MALEAT DAN DORSOLAMID PASIEN GLAUKOMA. Jurnal Media Medika Muda

PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TEKANAN INTRAOKULER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN TEKANAN INTRAOKULAR PADA PASIEN YANG MENDAPAT TERAPI KORTIKOSTEROID DI POLIKLINIK REUMATOLOGI DAN HEMATOLOGI RSUP H

GLAUKOMA DEFINISI, KLASIFIKASI, EPIDEMIOLOGI, ETIOLOGI, DAN FAKTOR RISIKO

BAB III METODE PENELITIAN. secara cross-sectional. Cross-sectional yaitu penelitian yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. hidup, suatu sistem antara tubuh, pikiran, dan jiwa. 2. kota besar tersebut. Yoga menjadi menu latihan di sanggar-sanggar senam,

Perbandingan Komplikasi Glaukoma Sekunder antara Pasien Post Operasi Tunggal dan Kombinasi Vitrektomi - Sklera Bukle

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menempati ruang anterior dan posterior dalam mata. Humor akuos

BAB I PENDAHULUAN. hilangnya serat saraf optik (Olver dan Cassidy, 2005). Pada glaukoma akan terdapat

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN DIABETES MELITUS DENGAN TEKANAN INTRAOKULAR

PERBEDAAN TAJAM PENGLIHATAN PASCAFAKOEMULSIFIKASI ANTARA PASIEN KATARAK SENILIS EMETROP DAN MIOPIA DERAJAT TINGGI DI RSUD DR.

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB I PENDAHULUAN. total kebutaan di dunia, disebabkan oleh glaukoma. 1 Sedangkan di Indonesia,

PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI

ABSTRAK GAMBARAN KELAINAN REFRAKSI ANAK USIA 6-15 TAHUN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

HUBUNGAN ANTARA GLAUKOMA DENGAN DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

PERBANDINGAN PENURUNAN TEKANAN INTRAOKULER PADA TERAPI TIMOLOL MALEAT DAN DORSOLAMID PASIEN GLAUKOMA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN PENGLIHATAN STEREOSKOPIS PADA PENDERITA MIOPIA RINGAN, SEDANG, DAN BERAT LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH OLAHRAGA AERIAL YOGA TERHADAP TEKANAN INTRAOKULER

The Incidence of Conjunctivitis in Rural Hospital Compared with Urban Hospital 1 January-31 December 2013

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DENGAN TEKANAN INTRAOKULAR PADA WANITA HAMIL TRIMESTER 3 DIBANDINGKAN DENGAN WANITA TIDAK HAMIL DI YOGYAKARTA INTISARI

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 7 MANADO TENTANG KATARAK.

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut data Riskesdas 2013, katarak atau kekeruhan lensa

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH KAPILER DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH VENA MENGGUNAKAN GLUKOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan dari adanya kecepatan produksi aqueous humor, tahanan terhadap. aliran keluarnya dari mata dan tekanan vena episklera.

ABSTRAK. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA RUMAH SAKIT SUMBER KASIH CIREBON PERIODE JANUARI 2015 SEPTEMBER 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA GLAUKOMA DENGAN KETAATAN MENGGUNAKAN OBAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

Kata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

ABSTRAK FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JUNI-AGUSTUS 2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. control untuk menganalisis hipertensi dengan kejadian presbiakusis yang

BAB I PENDAHULUAN. Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang

HUBUNGAN PERBEDAAN USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN DI ICU DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK, MEDAN PERIODE BULAN JULI 2014 HINGGA OKTOBER

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki efek yang kuat dalam menurunkan tekanan intraokular (TIO)

KEAKURATAN TAJAM PENGLIHATAN HASIL BIOMETRI DENGAN HASIL KOREKSI KACAMATA BERDASARKAN AXIAL LENGTH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN Penelitian pada pasien glaukoma di Rumah Sakit Dr.

ABSTRAK. PENGARUH BUAH BLEWAH (Cucumis melo L. var. cantalupensis) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL DAN PREHIPERTENSI LAKI-LAKI DEWASA

PREVALENSI OBESITAS PADA PASIEN YANG OSTEOARTHRITIS DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK, MEDAN TAHUN Oleh: Noormimi Khatijah Binti Kasim

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN BEROBAT PASIEN TB PARU DI RSI BANDUNG DENGAN DOTS DAN RS

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

MODEL LOG-LINEAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI (STUDI KASUS: RSUD ABDOE RAHEM SITUBONDO)

TEKANAN INTRAOKULAR PADA PENDERITA MYOPIA RINGAN DAN SEDANG ORIZA SATIVA. Bagian Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK. PENGARUH BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

Obat Diabetes Melitus Dapat Menghindari Komplikasi Mata Serius

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. penyakit. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu, dan. telah terjadi katarak senile sebesar 42%, pada kelompok usia 65-74

HIPERTENSI SKRIPSI. Persyaratan. Diajukan Oleh J

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENURUNAN TEKANAN INTRAOKULER PADA LASER IRIDOTOMI DENGAN POWER KURANG DARI 700mW DAN LEBIH DARI 700mW

AKURASI KEKUATAN LENSA INTRAOKULER PADA PASIEN MIOPIA AKSIAL MENGGUNAKAN ALAT OPTICAL BIOMETRY

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi tugas dan Melengkapi syarat dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutaan baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut World Health. (10,2%), age-macular degeneration (AMD) (8,7%), trakhoma (3,6%),

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

Oleh: KHAIRUN NISA BINTI SALEH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah Istimewa Yogyakarta. Responden penelitian adalah laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Mata

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

PROFIL GLAUKOMA SEKUNDER AKIBAT KATARAK SENILIS PRE OPERASI DI RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2011 DESEMBER 2011

ABSTRAK KORELASI UMUR, JUMLAH ANAK, DAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL TERHADAP KEPADATAN MASSA TULANG PADA WANITA DEWASA

Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO PERDARAHAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI

Abstrak. Dicky Sanjaya, 2009.Pembimbing I: Evi Yuniawati, dr., MKM Pembimbing II: Dani, dr., MKes

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN : PENELITIAN PADA PASIEN GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT DR.

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN MIOPIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

ABSTRAK. PENGARUH RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Katarak adalah keadaan terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di

Universitas Sumatera Utara-RSUP-HAM Medan

ABSTRAK. PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) DAN KOPI ARABICA (Coffea arabica) TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DEWASA

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA ARTRITIS GOUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

ABSTRAK PREVALENSI APENDISITIS AKUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

PERBANDINGAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS ANTARA DOKTER UMUM DAN DOKTER SPESIALIS JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

PENGARUH FAKTOR RISIKO TERHADAP FUNGSI PENDENGARAN BAYI BARU LAHIR BERDASARKAN PEMERIKSAAN DISTORTION PRODUCT OAE

PERBANDINGAN EFEK TIMOLOL DENGAN KOMBINASI TIMOLOL + ASETAZOLAMID PADA TERAPI INSIAL GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH.

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG

Transkripsi:

ARTIKEL PENELITIAN Mutiara Medika Vol. 11 No. 3: 189-194, September 2011 Pengukuran Tekanan Intraokular pada Mata Normal Dibandingkan dengan Mata Penderita Miop sebagai Faktor Risiko Glaukoma Measurement of Intraocular Pressure in Normal Eyes Compared with Eyes of Patients Myopia as Risk Factors for Glaucoma Abstrak Muflihatur Rasyidah 1, Yunani Setyandriana 2* 1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 Bagian Oftalmologi, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta *Email: dr_nanaspm@yahoo.co.id Pengukuran tekanan intraokular merupakan pemeriksaan rutin yang penting pada mata dan merupakan salah satu tanda untuk mengetahui kondisi mata seseorang dalam menilai dinamika humor aquos. Tekanan intraokular adalah tekanan yang dihasilkan oleh isi bola mata terhadap dinding bola mata dan sangat bervariasi pada orang normal dan penderita miop. Mata miop lebih rentan terhadap efek peningkatan tekanan intraokular (TIO) dibandingkan pada mata normal (non-miop) dan terutama merupakan risiko tinggi akan terjadinya glaukoma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tekanan intraokular (TIO) pada mata normal dibandingkan dengan pasien miop sebagai faktor risiko terjadinya glaukoma. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan metode observasi klinik non randomize untuk mencari perbedaan hasil pemeriksaan tekanan intraokular (TIO) pada pasien mata normal dan mata miop. Analisi data menggunakan Independent Sampel T-Test. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata usia pasien mata normal 21,24 dan pasien miop 26,12. Rata-rata jenis kelamin pasien mata normal dan miop adalah laki-laki yaitu 26 penderita (52,0 %). Uji statistik menunjukkan distribusi rata-rata tekanan intraokular pada pasien mata normal dan miop baik pada mata kanan maupun mata kiri tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05). Disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna tekanan intraokular antara mata normal dan miop, tetapi dijumpai peninggian tekanan intraokular pada beberapa kasus miop dan mata normal pada penelitian ini. Kata kunci: tekanan intraokular (TIO), miop, glaukoma Abstract Measurement of intraocular pressure is an important routine examination of the eye and is one of the signs to determine the condition of a person s eye in assessing the dynamics of humor aqueous. Intraocular pressure is the pressure generated by the contents of the eyeball to eyeball wall and varies greatly in normal individuals and patient s myopia. Myopia eyes more susceptible to the effects of increased intraocular pressure (IOP) than in normal eyes (non-myopia) and especially a high risk of occurrence of glaucoma. This study aims to determine intraocular pressure (IOP) in normal eyes compared with patients miop as a risk factor for glaucoma. The design of this research is analytical descriptive research with clinical observation of non Randomize method to look for differences in the results of intraocular pressure (IOP) in patients with normal eyes and eyes myopia. The data analyzed using Test of Independent Sampel T-Test. The result shows that the average age of the normal eye patients 21.24 and patient s myopia 26.12. The average patient s gender and myopia normal eyes were male 26 patients (52.0%). Statistical Test showed an average distribution of intraocular pressure in patients with normal eyes and myopia both on the right eye and left eye there was no significant difference (p> 0.05). It was cocluded that no significant difference in intraocular pressure between normal eyes and myopia, but in this study found elevated intraocular pressure in some cases myopia and normal eyes. Key words: intraocular pressure (IOP), myopia, glaucoma 189

Muflihatur Rasyidah, Pengukuran Tekanan Intraokular pada Mata Normal... PENDAHULUAN Pengukuran tekanan intraokular merupakan pemeriksaan rutin yang penting pada mata dan merupakan salah satu tanda untuk mengetahui kondisi mata seseorang dalam menilai dinamika humor aquos. Tekanan intarokular terutama diatur oleh dinamika cairan humor aquos termasuk diantaranya, produksi cairan aquos, aliran cairan, dan pembuangan humor aquos. 1 Tekanan intraokular sangat bervariasi pada orang normal demikian juga pada penderita miop. Miop merupakan suatu kelainan refraksi yang relatif banyak menyebabkan gangguan penglihatan, miop merupakan salah satu dari lima besar penyebab kebutaan. Dikatakan bahwa pada penderita miop, tekanan intraokular mempunyai keterkaitan yang cenderung meninggi pada tingkat keparahan miop. 2 Mata miop lebih rentan terhadap efek peningkatan tekanan intraokular (TIO) dibandingkan pada mata normal (non-miop) dan terutama merupakan risiko tinggi akan terjadinya glaukoma. 3 Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tekanan intraokular (TIO) pada mata normal dibandingkan dengan pasien miop sebagai faktor risiko terjadinya glaukoma. BAHAN DAN CARA Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan metode observasi klinik non-randomize untuk mencari perbedaan hasil pemeriksaan tekanan intraokular (TIO) pada pasien mata normal dan mata miop. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pasien dengan mata normal dan mata miop sedang dan tinggi (miop eh 3). Sampel yang diambil berdasarkan rumus: n > Z 2 cpq d 2 Untuk mendapatkan data penelitian, ditetapkan kriteria inklusi dan eksklusi. Sebagai kriteria inklusi adalah pasien yang menderita miop atau lebih sama dengan 3 dioptri dan pasien dengan mata normal (non-miop). Kriteria eksklusi adalah pasien yang menjalani operasi mata sebelumnya, pasien pernah mengkonsumsi steroid, topikal, dan oral jangka panjang, dan pasien yang menderita glaukoma. Sebagai variabel bebas adalah pasien mata normal dan pasien mata miop. Sedangkan variabel tergantung adalah tekanan intraokular. Pelaksanaan penelitian dengan memeriksa tajam penglihatan, pemeriksaan fundus, dan dilanjutkan dengan pengukuran intraokular (TIO). Setelah data didapat lalu dikumpulkan dan kemudian di tabulasi. Data yang terkumpul kemudian dimasukkan ke dalam komputer dengan menggunakan program SpSS Versi 15. Untuk melihat perbedaan tekanan intraokular (TIO) antara mata normal dan miop dilakukan dengan Uji Independent Sample T-Test. HASIL Tabel 1. memperlihatkan jumlah pasien mata normal dan miop yang diamati berdasarkan umur. Rata-rata umur pasien mata normal 21,24 dan pasien miop 26,12. Tabel 1. Gambaran Umur pada Pasien Mata Normal dan Miop Visus n X SD Normal 25 21.24 2.12 Miop 25 26.12 8.98 190

Mutiara Medika Vol. 11 No. 3: 189-194, September 2011 Tabel 2. Gambaran Tekanan Intraokuler (TIO) Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Usia (tahun) TIO (R) TIO (L) normal tinggi Total normal tinggi Total f % f % f % f % f % f % 16-26 39 78.0 5 10.0 44 88.0 42 84.0 2 4.0 44 88.0 36-46 5 10.0 1 1 6 12.0 5 10.0 1 2.0 6 12.0 Total 44 88.0 6 12.0 50 100.0 47 94.0 3 6.0 50 100.0 Jenis kelamin Laki-laki 22 44.0 4 8.0 26 52.0 24 48.0 2 4.0 26 52.0 Perempuan 22 44.0 2 4.0 24 48.0 23 46.0 1 2.0 24 48.0 Total 44 88.0 6 12.0 50 100.0 47 94.0 3 6.0 50 100.0 Tabel 2. menunjukkan bahwa pada pasien dengan usia 16-26 tahun didapatkan tekanan intraokular normal pada mata kanan sebanyak 39 mata (78,0%) dan pada mata kiri ditemukan sebanyak 42 mata (84,0%), serta ditemukan tekanan intraokular yang tinggi pada mata kanan sebanyak 5 mata (10,0%) dan pada mata kiri sebanyak 2 mata (4,0%). Sedangkan pada usia 36-46 tahun didapatkan tekanan intraokuler normal pada kanan sebanyak 5 mata (10,0%) dan pada mata kiri sebanyak 5 mata (10,0%), serta didapatkan tekananan intraokular yang tinggi pada mata kanan sebanyak 1 mata (2,0%) dan mata kiri sebanyak 1 mata (2,0%). Tabel 3. menunjukkan jumlah pasien mata normal dan miop yang diamati berdasarkan jenis kelamin. Rata-rata jenis kelamin pasien mata normal dan miop adalah laki-laki. Pada mata normal dan miop terlihat perbedaan jumah penderita lakilaki dan perempuan, dimana jumlah pasien lakilaki lebih banyak dari pada perempuan 26 penderita (52,0 %). Tabel 3. Distribusi Pasien M ata Normal dan M iop Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Mata Normal Mata Miop Jumlah f % f % f % Laki-laki 12 24 14 28 26 52.0 Perempuan 13 26 11 22 24 48.0 Jumlah 25 50 25 50 50 100.0 Tabel 2. menunjukkan bahwa pada pasien lakilaki dengan jumlah 26 pasang mata (52 mata) pasien didapatkan tekanan intraokular normal pada mata kanan sebanyak 22 mata (44,0%) dan pada mata kiri ditemukan sebanyak 24 mata (48,0%), serta ditemukan tekanan intraokular yang tinggi pada mata kanan sebanyak 4 mata (8,0%) dan pada mata kiri sebanyak 2 mata (4,0%). Sedangkan pada pasien perempuan dengan jumlah 24 pasang mata (48 mata) pasien didapatkan tekanan intraokuler normal pada kanan sebanyak 22 mata (44,0%) dan pada mata kiri sebanyak 23 mata (46,0 %), serta didapatkan tekananan intraokular yang tinggi pada mata kanan sebanyak 2 mata (4,0%) dan mata kiri sebanyak 1 mata (2,0%). Tabel 4. memperlihatkan jumlah pasien mata normal dan miop yang diamati berdasarkan tekanan intraokular. Rata-rata tekanan intraokular pasien mata normal pada mata kanan 15,4000 mmhg dan mata kiri 14,9440 mmhg. Pada penderita miop mata kanan 16,4200 mmhg dan mata kiri 16,3000. Hasil Uji Independent sample t test menunjukkan distribusi rata-rata tekanan intraokular pada pasien mata normal dan miop baik pada mata kanan maupun mata kiri tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05). 191

Muflihatur Rasyidah, Pengukuran Tekanan Intraokular pada Mata Normal... Tabel 4. Gambaran Tekanan Intraokular pada Pasien Mata Normal dan Miop Visus OD OS n X SD p n X SD p Normal 25 15.40 3.06 0.283 25 14.94 3.00 0.124 Miop 25 16.42 3.55 25 16.30 3.12 DISKUSI Hasil penelitian pada Tabel 1. didapatkan jumlah pasien mata normal dan miop yang diamati berdasarkan umur. Rata-rata umur pasien mata normal 21,24 dan pasien miop 26,12. Pada Tabel 2. menunjukkan gambaran tekanan intraokuler (TIO) berdasarkan usia. Didapatkan hasil bahwa pada pasien dengan usia 16-26 tahun didapatkan tekanan intraokular normal pada mata kanan sebanyak 39 mata (78,0%) dan pada mata kiri ditemukan sebanyak 42 mata (84,0%), serta ditemukan tekanan intraokular yang tinggi pada mata kanan sebanyak 5 mata (10,0%) dan pada mata kiri sebanyak 2 mata (4,0%). Pada usia 36-46 tahun didapatkan tekanan intraokuler normal pada kanan sebanyak 5 mata (10,0%) dan pada mata kiri sebanyak 5 mata (10,0%), serta didapatkan tekanan intraokular yang tinggi pada mata kanan sebanyak 1 mata (2,0%) dan mata kiri sebanyak 1 mata (2,0%). Sesuai dengan teori dari Becker-Shaffer (1999) yang menyatakan bahwa rata-rata usia muda mempunyai tekanan intraokular yang lebih rendah dibanding populasi umum, sedangkan pada orang tua peninggian tekanan ini mempunyai hubungan dengan tekanan darah yang meninggi, frekuensi nadi dan obesitas. Studi Histologi menghubungkannya dengan perubahan pada jaringan trabekula, termasuk penebalan dan penggabungan lapisan trabekula, degenerasi kolagen dan fibril elastik, akumulasi kolagen, hilangnya sel-sel endotel, hiperpigmentasi sel-sel endothelium, akumulasi organel intra selular, akumulasi dan perubahan matrik ekstra selular dan berkurangnya jumlah fakuola raksasa. 1 Abdullah dan Hamid dalam Sativa (2003) pernah meneliti tekanan intraokular pada mata normal dan miop rendah dan tinggi. Mereka menemukan bahwa peningkatan yang dihubungkan dengan umur pada tekanan intraokular, bahwa tekanan rata-rata pada kedua tingkat miop tersebut lebih tinggi dari pada mata normal. 4 Berdasarkan hasil penelitan pada Tabel 2. di atas didapatkan pasien miop dan mata normal berdasarkan jenis kelamin, 26 penderita laki-laki, 24 penderita perempuan. Pada miop 14 pasien adalah laki-laki dan 11 penderita adalah perempuan. Sedangkan pada mata normal didapatkan 12 penderita adalah laki-laki dan 13 penderita perempuan. Tabel 2. merupakan gambaran tekanan intraokular (TIO) berdasarkan jenis kelamin. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada pasien laki-laki dengan jumlah 26 pasang mata (52 mata) pasien didapatkan tekanan intraokular normal pada mata kanan sebanyak 22 mata (44,0%) dan pada mata kiri ditemukan sebanyak 24 mata (48,0%), serta ditemukan tekanan intraokular yang tinggi pada mata kanan sebanyak 4 mata (8,0%) dan pada mata kiri sebanyak 2 mata (4,0%). Sedangkan pada pasien perempuan dengan jumlah 24 pasang mata (48 mata) pasien didapatkan tekanan intraokuler normal pada kanan sebanyak 22 mata (44,0%) dan 192

Mutiara Medika Vol. 11 No. 3: 189-194, September 2011 pada mata kiri sebanyak 23 mata (46,0 %), serta didapatkan tekananan intraokular yang tinggi pada mata kanan sebanyak 2 mata (4,0%) dan mata kiri sebanyak 1 mata (2,0%). Menurut Krupin (1983) tidak banyak ditemui perbedaan tekanan intraokular antara pria dan wanita. Umumnya wanita usia menopause mempunyai tekanan intraokular yang relatif lebih tinggi di bandingkan pria pada umur yang sama. 5 Hasil penelitian ini (Tabel 4.) memperlihatkan jumlah pasien pada mata normal dan miop yang berobat ke RS JIH di Yogyakarta yang diamati berdasarkan tekanan intraokular. Rata-rata tekanan intraokular pasien mata normal pada mata kanan 15,4000 mmhg dan mata kiri 14,9440 mmhg. Pada penderita miop mata kanan 16,4200 mmhg dan mata kiri 16,3000. Hasil Uji Statistik dengan menggunakan Independent sample t test menunjukkan distribusi rata-rata tekanan intraokular pada pasien mata normal dan miop baik pada mata kanan maupun mata kiri tidak ada perbedaan yang bermakna (p > 0,05). Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis pada penelitian ini bahwa akan didapatkan tekanan intraokular (TIO) yang lebih tinggi pada pasien miop dibandingkan dengan pasien mata normal. Berdasarkan hasil analisis uji satatistik Independent sample t test pada penelitian ini tidak didapatkan perbedaan yang bermakna dikarenakan kemungkinan jumlah sampel yang digunakan kurang. Salah satu kendala peneliti pada penelitian ini, peneliti kesulitan mendapat khusus miop sedang dan tinggi yaitu miop lebih dari atau sama dengan 3 (miop e 3) karena jarang dijumpai. Jika dilihat secara langsung dari data peneliti ternyata ditemukan beberapa pasien dengan peningkatan tekanan intraokular, yaitu dari 25 sampel pada pasien miop ditemukan sebanyak 4 pasien terdiri dari 3 pasien laki-laki dan 1 pasien perempuan, dengan rata-rata 16,4200 mmhg mata kanan dan mata kiri 16,3000 mmhg. Sedangkan dari 25 sampel pada mata normal ditemukan sebanyak 2 orang yaitu 1 pasien laki-laki dan 1 pasien perempuan dengan nilai rerata pada mata kanan 15,4000 mmhg dan mata kiri 14,9440 mmhg. Sehingga dari data tersebut didapatkan perbedaan tekanan intraokular diantara keduanya mata normal dan mata miop. Terdapat hubungan antara miop tinggi dengan peninggian tekanan intraokular, dengan bertambahnya panjang sumbu bola mata akan menyebabkan meningkatnya tekanan intraokular. 2 Parkins dan Phelips (1982) pada suatu penelitian mengatakan bahwa mata miop lebih rentan terhadap efek peningkatan tekanan intraokular (TIO) dibandingkan pada mata non-miop, dan terutama merupakan risiko tinggi akan terjadinya glaukoma. 6 Data Parkins dalam Brian dan Wayne (1997) mengindikasikan bahwa mata miop secara bermakna lebih berisiko terdapat dan terjadinya glaukoma, paling tidak kemungkinan mendapat hipertensi okular. 7 Berdasarkan penelitian lain juga dilaporkan hubungan miop dengan peningkatan tekanan intraokular dan glaukoma. Telah diterangkan beberapa mekanisme mengenai hubungan antara miop dan glaukoma. Pasien dengan miop cenderung memiliki diskus optikus yang lebih besar dan sering dibingungkan dengan bentuk diskus optikus pasien glaukoma. Nervus optikus pada pasien miop secara struktural lebih peka terhadap kerusakan glaukomatosus akibat peningkatan tekanan intraokular (TIO) dibanding mata normal. 193

Muflihatur Rasyidah, Pengukuran Tekanan Intraokular pada Mata Normal... SIMPULAN Tidak ditemukan perbedaan yang bermakna (p>0,05) tekanan intraokular antara mata normal dan miop, tetapi dijumpai peninggian tekanan intraokular pada beberapa kasus miop dan mata normal pada penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Shaffer. Becker. Diagnosis and Therapy of The Glaucomas. In: Aquoeous Humor Formation, Aqueous Humoe Outflow Outflow, Intraocular Pressure. Seventh Edition. Mosby, St Louis Baltimore, Boston, Carlsbad, Chicago, Minneapolis, New York, Philadelphia, Portland, Milan, Sydney, Tokyo, Toronto. 1999. 2. Liesegang, TJ., Skuta GL., Cantor LB. Clinical Evaluation: History and General Examination, Gonioscopy. In: Basic And Clinical Science Course section (BCSC), section 10: Glaucoma 3-88. San Francisco: American Academy of Ophthalmology. 2006. 3. Friedman E. 1994. Aging changes of the sclera. In: Albert DM, Jakobiee FA. Eds. Principles and Practice of Ophtahalmology. Basic Sciences. Philadelphia: WB Saunders Co., 1994;726-727. 4. Sativa, O. 2003. Tekanan Intraokular Pada Penderita Myopia Ringan Dan Sedang. Bagian Ilmu Penyakit Mata Universitas Sumatra Utara. Diakses dari e-medicine. Oktober 2010. 5. Krupin T, Kaufman P, Mandell AI, Terry SA, Ritch R, Podos SM, Becker B. Long-term results of valve implants in filtering surgery for eyes with neovascular glaucoma. Am J Ophthalmol. 1983; 95 (6): 775 782. 6. Perkins ES, Phelps CD. Open angle glaucoma, ocular hypertension, low-tension glaucoma, and refraction. Arch Ophthalmol; 1982; 100 (9):1464-7. 7. Wayne GW and Brian JC. The Optics of Myopia. Chapter 42. Volume 1. Lippincet-Raven, Publisher, Philadelpia, New York, Revised Edition. 1997. p.1-10. 194