BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu. Proses pembelajaran mempunyai makna dan. dengan guru yang mengajar (Usman dan Setyowati,1993 ).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha mengembangkan dan membina potensi. sumberdaya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Biologi. Diajukan oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan pengetahuan sesuai bidang studi yang dipelajari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. telah terencana, dengan adanya perencanaan yang baik akan mendukung

BAB 1 PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu memiliki dan memecahkan. kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 2 SIMO TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Winkel (dalam Darsono dkk., 2000) mengungkapkan pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas,

belajar yang diciptakan guru, yaitu sebagai subyek pembelajaran.

Ari Kusyono A

BAB I PENDAHULUAN. interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi. yang tersusun dalam suatu kurikulum pendidikan.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi LUSI NOVIASARI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar merupakan bagian penting lembaga formal, dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam dunia pendidikan, guru mempunyai peranan yang sangat

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh peran guru dan siswa sebagai induvidu- individu yang terlibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu masalah yang menuntut

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan seseorang akan terhindar dari kebodohan dan kemiskinan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup seseorang bahkan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. hidup seseorang bahkan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. belajar, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. usaha peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan dapat dilihat dari

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan karena dianggap sebagai alat pengubah taraf hidup manusia dari

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: ERWIN SETYANINGSIH

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Guru sebagai pengajar berharap agar para siswanya. kurang baik. Kompetensi tersebut menurut Benyamin Bloom (1956)

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdapat beberapa komponen yang dapat mempengaruhi hasil

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yaitu terdapatnya interaksi antara siswa dan guru. Belajar menunjuk. dan evaluasi pembelajaran (Hamalik, 2005).

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam. mempengaruhi hasil belajar siswa (Sagala, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kelemahan-kelemahan yaitu: 1) Sebanyak 27 siswa (79,4%) kurang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat dibutuhkan dalam kelangsungan dan kesejahteraan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

BAB I PENDAHULUAN. meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dan berlangsung seumur hidup menjadi tanggung jawab keluarga,

A UMS - Copy SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini

I. PENDAHULUAN. bertujuan agar guru menjadi lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangatlah penting, sebab pendidikan dapat diartikan sebagai proses. budi pekerti yang luhur serta moral yang baik.

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA DENGAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar, perlu menekankan adanya keterampilan proses

BAB I PENDAHULUAN. dipahami. Oleh sebab itu pelajaran Biologi hendaknya diusahakan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa adalah keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri. Jika seorang guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan pembelajaran peran guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Keberhasilan proses pembelajaran biologi dapat diukur dari

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang langsung dikaitkan dengan praktek pembelajaran. Pembelajaran aktif (Active Learning) adalah aktifitas pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB I PENDAHULUAN. proses yang tidaklah mudah. Hal paling mendasar yang perlu diterapkan. belajar mengajar yang menyenangkan dalam suatu kelas.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan belajar mempunyai komponen pokok yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan. Diperlukan penataan kembali sistem pendidikan secara menyeluruh

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB V PENUTUP. dengan metode ceramah dan metode tanya jawab. 2. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar K3 siswa. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tempat yang sangat strategis dalam pembangunan di negara kita

BAB I PENDAHULUAN. selain itu dibutuhkan kemampuan/skill dari guru yang bersa ngkutan dalam. menggunakan pembelajaran aktif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikannya. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006:7) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2008/2009

SKRIPSI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh: SRI HARYANI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1 Pendidikan Biologi. Diajukan oleh :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : MAYA NURHAYATI

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimilikinya dan menjadikan peserta didik. sebagai manusia yang berkepribadian luhur dan berakhlak mulia.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia akan tetapi semua pihak, baik guru, orang tua, maupun siswa sendiri.

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses interaksi pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai peranan utama. Selain itu proses pembelajaran merupakan serangkaian proses perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dengan situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Proses pembelajaran mempunyai makna dan pengertian yang luas daripada mengajar. Dalam proses pembelajaran tersirat adanya kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antar siswa yang belajar dengan guru yang mengajar (Usman dan Setyowati,1993 ). Tugas dari seorang guru adalah melaksakan pembelajaran di kelas, yang diartikan sebagai suatu kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Kegiatan tersebut memperlukan pengelolaan kelas yang optimal sehingga siswa terlibat secara aktif. Kenyataan di lapangan selama ini, justru masih menunjukan kecenderungan yang berbeda. Kecenderungan tersebut di antaranya adalah masih berlaku banyak siswa yang bersifat pasif selama pembelajaran. Mereka cenderung menunggu sajian materi dari guru daripada aktif mempersiapkan materi dan menemukan pengetahuan dan keterampilan secara mandiri (Mulyasa,2003). Seorang guru harus benar-benar memperhatikan proses pembelajaran yang berlangsung. Guru harus bisa menciptakan pembelajaran yang menyenangkan untuk siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Ketika siswa 1

2 pasif atau hanya menerima dari guru ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama kenyataan ini sesuai dengan kata-kata mutiara yang diberikan oleh seorang filosofi kenamaan dari cina Konfusius yang mengatakan bahwa apa yang saya dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat, apa yang saya lakukan saya paham (Hisyam Zaini, 2002). Untuk mendorong partisipasi peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya menggunakan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan peserta didik atau yang sering dikenal dengan pembelajaran aktif. Dalam model pembelajaran aktif, guru lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to Facilitate of Learning) kepada peserta didik. Peserta didik terlibat secara aktif dan banyak berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan serta mengatur sirkulasi dan jalanya proses pembelajaran( Mulyasa,2006 ). Dalam kurikulum SMP mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Oleh karena itu, pendekatan yang diterapkan dalam penyajian pembelajaran IPA adalah memadukan antara pengalaman proses dan pemahaman produk IPA dalam bentuk pengalaman langsung. Hal ini juga sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa SMP yang masih berada

3 pada fase transisi, akan sangat memudahkan siswa jika pembelajaran IPA mengajak anak untuk belajar merumuskan konsep secara indukatif berdasar fakta-fakta empiris dilapangan (Anonim,2003). Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru dan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanon Kab Sragen pada bulan April 2007 diperoleh hasil bahwa pembelajaran yang ada cenderung didominasi oleh guru, sehingga proses pembelajaran hanya berjalan satu arah saja. Hal seperti itu menyebabkan siswa tidak termotivasi untuk belajar biologi. Belajar dengan model siswa hanya menerima informasi kurang bermakna bagi siswa sehingga banyak siswa yang menganggap biologi sebagai pelajaran hafalan. Sering kali guru menciptakan suasana pembelajaran yang tidak menyenangkan bagi siswa, guru banyak bercerita tanpa memperhatikan siswa apakah sudah paham apa belum yang penting bagi guru adalah materi tersebut sudah diajarkan. Keadaan seperti ini membuat siswa beranggapan bahwa biologi merupakan pelajaran yang membosankan akibatnya siswa tidak termotivasi untuk mempelajari biologi dengan baik sehingga hasil yang dicapai rendah. Dalam pelaksanaannya dikelas lebih dari separuh waktu siswa dipergunakan untuk mendengarkan guru. Hal ini bukan berarti bahwa siswa merupakan pendengar yang baik tetapi akan membuat siswa merasa jenuh. Pembelajaran yang berpusat dari satu arah dengan guru sebagai penyampai materi dan siswa sebagai pendengar mempunyai kelemahan lain yaitu siswa cenderung ramai, mengantuk, tidak ada siswa yang mau bertanya, tidak mampu menjawab dengan sempurna pertanyaan dari guru, siswa yang aktif semakai aktif begitu sebaliknya siswa yang pasif akan semakin pasif, suasana

4 belajar menjadi kaku penuh dengan ketegangan yang membuat peserta didik menjadi pasif, tidak bergairah, cepat bosan dan mengalami kelelahan. Untuk dapat menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menimbulkan komunikasi dua arah serta dapat mencapai tujuan pengajaran maka penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tanon terutama kelas VIII dengan menggunakan pembelajaran aktif team quiz dikarenakan team quiz merupakan salah satu diantara macam pembelajaran aktif. Team quiz mempunyai kelebihan dapat meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik untuk apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan. Pembelajaran ini meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal pembelajaran yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berfikir tentang materi pelajaran dan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar (Komaruddin Hidayat, 2001). PTK (Penelitian Tindakan Kelas) merupakan suatu penelitian tindakan yang akar permasalahannya muncul dikelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada tanggapan bahwa permasalahan dalam penelitian tindakan kelas muncul dari lamunan peneliti. Dalam PTK peneliti atau guru dapat melihat sendiri praktek pembelajaran atau bersama guru lain, ia dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Dalam PTK, guru secara refleksif dapat menganalisis, mensistesis, terhadap apa yang telah dilakukan dikelas. Dalam hal ini berarti denga melakukan PTK pendidik dapat

5 memperbaiki praktek-praktek pembelajaran sehingga menjai lebih efektif (Supardi,2006 ). Berdasarkan latar belakang tersebut penulis akan mengadakan penelitian tentang Peningkatan Hasil Belajar Biologi Dengan Pembelajaran Aktif Team Quiz Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tanon Sragen Tahun Ajaran 2006/2007. B. Pembatasan Masalah Untuk menghindari meluasnya permasalahan, mempermudah memahami masalah dan mempermudah penelitian, maka peneliti membatasi permasalah sebagai berikut : 1. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian menggunakan pembelajaran aktif dengan Team Quiz. 2. Obyek Penelitian Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanon Sragen tahun ajaran 2006/2007. 3. Hasil Belajar yang dimaksud dari penelitian ini adalah hasil belajar biologi setelah pembelajaran aktif menggunakan team quiz dilihat dari aspek kognitif dan afektif. C. Perumusan Masalah Berdasarkan dari pembatasan masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

6 Bagaimana Peningkatan pembelajaran aktif team quiz untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Tanon Sragen tahun Ajaran 2006/2007. D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pembelajaran aktif team quiz untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Tanon Sragen tahun Ajaran 2006/2007. E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat berbagai pihak antara lain: 1. Bagi guru, memberi masukan tentang pembelajaran aktif, yang dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran biologi. 2. Bagi siswa, sebagai bahan masukan untuk memposisikan dirinya sebagai subyek belajar yang aktif dalam pembelajaran. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian yang akan datang.