BAB 1 PENDAHULUAN. Seperti ketika didalam kandungan, gizi yang tinggi sangat diperlukan ketika anak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan yang berisi zat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) di suatu negara merupakan gambaran dari

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan nutrisi bayi (Roesli, 2005). Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. vitamin dan mineral yang merupakan zat-zat yang dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan

BAB I PENDAHULUAN. MDG dilanjutkan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

ASI ADALAH ANUGERAH LUAR BIASA YANG DIBERIKAN TUHAN KEPADA MANUSIA KENAPA BANYAK ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN ASI

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

BAB I PENDAHULUAN. berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman (Depkes, 2004). ASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

Putri Kusumawati Priyono

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan ditunjukkan pada upaya penurunan angka

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui atau dalam bahasa asing disebut breasting adalah pemberian air

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang menerangkan derajat kesehatan didalam suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

1

I. PENDAHULUAN. terdapat di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang kemudian diterapkan diseluruh belahan dunia yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Indonesia. Derajat kesehatan anak

Peran ASI Bagi Tumbuh Kembang Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. memberikan kesimpulan dan saran sebagai berikut: intervensi selama 18 minggu dibandingkan dengan 0,1 minggu di daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia melakukan adanya pembangunan kesehatan sebagai salah satu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan kesehatan diarahkan pada pengembangan SDM

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup serta dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi. 1,2

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TEKNIK MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENYUSUI IBU PRIMIPARA DI BPS ENDANG PURWANINGSIH BANTUL¹

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi. ASI ibarat emas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TEKNIK MENYUSUI TERHADAP KETERAMPILAN MENYUSUI PADA IBU NIFAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS. Ansik Khoiriyah* Ravita Prihatini**

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. besar seperti benjolan di daerah areola (Saryono&Roischa, 2009).

PENGETAHUAN 1. Apakah ibu tahu apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a. Ya b. Tidak 2. Apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini terbukti dengan masih ditemukannya kasus gizi kurang dan gizi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air Susu Ibu (ASI), dan ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan perlu ditunjang. dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN.

AMENORE LAKTASI SEBAGAI METODE BER KB SERTA URGENSINYA TERHADAP PP 33 TAHUN 2012 Oleh : Andang Muryanta

BAB I PENDAHULUAN. Asi merupakan makanan utama bagi bayi pada enam bulan pertama UKDW

PENGARUH KONSELING LAKTASI TERHADAP PENGETAHUAN KEMAMPUAN DAN KEBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

BAB I PENDAHULUAN. dari usia neonatal dini terjadi pada hari pertama (Komalasari, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. postpartum adalah masa yang dimulai dari tanda akhir periode intrapartum

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asupan nutrisi bagi bayi yang paling penting adalah air susu ibu (ASI). Seperti ketika didalam kandungan, gizi yang tinggi sangat diperlukan ketika anak pertama kali menghirup udara di dunia. Kebutuhan nutrisi bayi sampai 6 bulan dapat dipenuhi hanya dengan memberikan air susu ibu (ASI) saja atau yang di kenal dengan ASI Esklusif. ASI esklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan. 1 Delapan puluh persen perkembangan otak anak dimulai sejak dalam kandungan sampai usia 3 tahun yang dikenal dengan periode emas, oleh karena itu diperlukan pembeian ASI esklusif selama 6 bulan dan dapat diteruskan sampai anak berusia 2 tahun. Hal tersebut dikarenakan ASI mengandung protein, karbohidrat, lemak dan mineral yang dibutuhkan bayi dalam jumlah yang seimbang. 2 Menurut WHO menyusui ada 3 macam yaitu menyusui esklusif, menyusui predominan, menyusui parsial. Menyusui esklusif adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obatobatan dan vitamin atau mineral tetes (ASI perah juga diperbolehkan). Menyusui predominan adalah menyusui bayi tetapi pernah memberikan sedikit air atau minuman berbasis air, misalnya teh, sebagai makanan/minuman prelaktel sebelum ASI keluar. Menyusui parsial adalah menyusui bayi serta diberikan makanan 1

2 enam bulan, baik diberikan secara kontinyumaupun diberikan sebagai makanan prelakteal. 3 Beberapa peraturan yang terkait dengan ASI yaitu Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, secara khusus mengamanatkan setiap bayi berhak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) esklusif sampai dengan 6 (enam) bulan setelah dilahirkan, kecuali bila ada indikasi medis lain. Selama pemberian ASI ini, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus, misalnya di tempat kerja maupun tempat sarana umum. Pasal 200 yang menyebutkan sanksi penjara hingga denda seratus juta rupiah, kemudian peraturan pemerintah republik Indonesia nomo 33 tahun 2012 dan keputusan menti kesehatan nomor 450/MENKES/SK/VI/2004. 3 Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2013 menunjukkan cakupan ASI di Indonesia hanya 54,3 % Dengan angka bayi 0-6 bulan di Indonesia 2.483.485 maka terlihat angka absolut ASI Esklusif sebesar 1.348.532 bayi an absolut bayi tidak ASI esklusif sebesar 1.134.953 bayi. Angka yang sangat besar. 3 Berasarkan data dari seksi gizi Dinas Kesehatan DIY pada tahun 2012 tercatat prevalensi pemberian ASI esklusif rata-rata mencapai angka 58,20% dari lima kabupaten/kota. Dari lima kabupaten/kota di DIY yaitu Sleman, Gunungkidul, Kulonprogo, Bantul dan kota Yogyakarta, angka presentase terendah disumbang oleh Gunung Kidul dengan angka 44,78% dan tertinggi di Sleman yaitu 70,39%. 4 Sedangkan berdasarkan data dari seksi gizi Dinas

3 Kesehatan DIY tahun 2013 presentase pembeian ASI terendah disumbang oleh kota Yogyakarta sebesar 51,6%, kemudian Gunung Kidul (Wonosari) bergeser pada posisi terendah kedua yaitu 56,6%. 5 Menurut data dari profil kesehatan Provinsi DIY, dari lima kabupaten/kota jumlah kelahiran tertinggi terdapat di kabupaten Sleman, diikuti oleh Gunungkidul kemudian bantul lalu kulonprogo dan yang memiliki angka kelahiran terendah adalah kota Yogyakarta. 5 Alasan yang menjadi penyebab kegagalan praktek ASI esklusif bermacam-macam seperti misalnya budaya memberikan makanan pralaktal, memberikan tambahan susu formula karena ASI tidak keluar, masalah menyusui, menghentikan pemberian ASI karena bayi atau ibu sakit, ibu harus bekerja, serta ibu ingin mencoba susu formula. 6 Masalah menyusui ada beberapa macam, seperti puting susu lecet, payudara bengkak, saluran ASI tersumbat, radang payudara. Puting susu lecet sering terjadi pada ibu menyusui dan sering diakibatkan oleh teknik menyusui yang salah. Puting susu yang lecet sering membuat ibu menyusui malas untuk menyusui karena ibu merasakan sakit saat menyusui, kemudian hal itu menyebabkan radang payudara hingga abses payudara. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab yang sering terjadi dalam kegagalan ASI esklusif. Paradigma baru dalam bidang kesehatan yang mengutamakan upaya preventif dan promotif membuat tenaga kesehatan banyak menggunakan cara pendidikan kesehatan melalui promosi kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah upaya pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan tindakan untuk memelihara (mengatasi masalah), dan meningkatkan

4 kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidik kesehatan ini didasarkan kepada pengetahuan dan sadarnya melalui proses pembelajaran. Masyarakat di dalam proses pendidikan dapat memperoleh pengetahuan melalui berbagai macam alat bantu dan media pendidikan. Media promosi kesehatan berfungsi untuk membantu dalam proses pendidikan atau pengajaran sehingga pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas, dan sasaran dapat menerima pesan tersebut dengan tepat dan jelas. 6,7 Faktorfaktor yang mempengaruhi praktik menyusui salah satunya adalah faktor pengetahuan ibu. Menurut penelitian robiatul, booklet terbukti media yang efektif dalam membantu meningkatkan pengetahuan. 8 Selain itu, booklet memiliki kelebihan yaitu dapat di bawa pulang dan dipelajari di rumah sehingga lebih praktis untuk mempelajarinya. Booklet juga banyak berisi gambar yang setiap orang dapat dengan mudah mengerti dan memahami bahkan dengan tingkat pendidikan yang rendah. Hasil dari studi pendahuluan yang telah dilakukan di RSUD Wonosari yaitu diperoleh hasil bahwa 9 dari 10 ibu menyusui yang dirawat di Rumah Sakit tersebut masih melakukan teknik menyusui yang salah karena dari hasil observasi peneliti, beberapa teknik yang dilakukan oleh 9 ibu tersebut belum sesuai dengan pedoman teknik menyusui yang telah dikeluarkan oleh DEPKES RI. Empat dari sepuluh orang mengatakan bahwa mereka hanya sedikit tahu tentang teknik menyusui, satu orang mengatakan tidak tahu sama sekali dan lima orang lainnya mengatakan tahu tentang teknik menyusui namun hanya satu orang yang melakukan teknik menyusui dengan benar, itu berarti hanya satu orang yang

5 benar-benar mengetahui teknik menyusui yang benar. Hal itu dibuktikan dengan perkataan mereka yang mengatakan bahwa mereka mengetahui atau sedikit tahu namun pada praktiknya mereka tidak melakukan dengan benar. Pengamatan lebih lanjut menunjukan bahwa dua dari delapan ibu atau 25% yang melakukan teknik menyusui yang salah mengalami puting susu lecet dan payudara bengkak. Dampak yang ditimbulkan ketika melakukan teknik menyusui yang salah ada beberapa macam. Contohnya apabila areola ibu tidak masuk sebagian besar ke dalam mulut bayi dan hanya puting susu yang masuk ke dalam mulut bayi, maka ASI yang keluar hanya sedikit karena kantong-kantong ASI tidak terhisap dan tidak terperah sehingga bayi tidak kenyang dan akan rewel kemudian juga bisa menyebabkan puting susu lecet karena hisapan bayi yang hanya di puting saja membuat lekukan antara puting dan areola tertrarik. Tidak mengoleskan ASI pada puting dan areola juga dapat menyebabkan puting susu lecet, karena dari puting yang kering langsung dihisap oleh bayi yang membuat kulit di puting mudah luka. Tidak menyendawakan bayi juga memiliki dampak yang buruk karena dapat menyebabkan gumoh atau muntah dan apabila hal itu terus menerus dalam jangka waktu lama, dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada bayi. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan sebelum dan sesudah pemberian booklet tentang teknik menyusui terhadap praktik menyusui pada ibu menyusui di RSUD Wonosari.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakangm rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada perbedaan teknik menyusui sebelum dan sesudah pemberian booklet teknik menyusui pada ibu menyusui di RSUD Wonosari? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah pemberian booklet tentang teknik menyusui terhadap praktik menyusui pada ibu menyusui. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik ibu menyusui yaitu umur, pendidikan dan paritas b. Mengidentifikasi rata-rata praktik teknik ibu dalam menyusui sebelum pemberian booklet c. Mengidentifikasi ratra-rata praktik teknik ibu dalam menyusui sesudah pemberian booklet d. Mengetahui perbedaan rata-rata praktik teknik menyusui sebelum dan sesudah pemberian booklet

7 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar terhadap mata ajaran yang berhubungan dengan promosi kesehatan. b. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa kebidanan pada khususnya maupun tenaga kesehatan pada umumnya mengenai sumber informasi cetak berupa booklet terdapat pengetahuan bagi ibu menyusui tentang praktik menyusui yang benar. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul adalah data dan hasil penelitian dapat dijadikan referensi dalam pemilihan media promosi terutama dalam praktik menyusui. b. Manfaat yang dapat diperoleh bagi masyarakat khususnya ibu menyusui adalah sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi ibu menyusui supaya dapat melakukan praktik menyusui dengan benar dan mengurangi resiko masalah menyusui. c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif oleh bidan komunitas dalam memberikan promosi kesehatan dan memudahkan bidan dalam memberikan promosi kesehatan karena media yang dapat di bawa pulang dan dipelajari di rumah.

8 E. Keaslian Penelitian No Nama Peneliti Judul Hasil Metode Perbedaan dengan penelitian 1. Robiatul Pengaruh Pemberian Booklet berpengaruh Randomized Control Metode yang digunakan one group Adawiyani 8 Booklet Anemia terhadap pengetahuan Trial (RCT) pretest postest design, responden yang terhadap Pengetahuan, dan kepatuhan ibu hamil diteliti ibu menyusui, waktu dan tempat. Kepatuhan Minum dalam meminum tablet Tablet Tambah Darah tambah darah dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Indah Pengaruh Media P value pengetahuan: Quasi Eksperimen Metode yang digunakan one group Rachma Booklet ASI Esklusif 0.001 dan P value sikap dengan Equivalent pretest postest design, responden yang Yanti dalam Meningkatkan : 0.007, booklet Control Group diteliti praktik ibu menyusui, waktu dan

9 Shabirah 9 Pengetahuan dan Sikap berpengaruh dalam Design tempat. Ibu Hamil meningkatkan pengetahuan dan sikap 3. Dian Efektivitas Modul untuk P : 0,000 Pre eksperimental Pengambilan data pada penelitian ini Ratnawati 10 Manajemen Laktasi H 0 ditolak berarti modul dengan one group dengan consecutive sampling. Pasca Melahirkan terbukti efektif untuk pretest postest Menggunakan booklet, tempat dan menejemen laktasi pasca design, pengambilan waktu juga berbeda melahirkan data dengan simple random sampling 4. Tri Peningkatan Produksi Kepuasan Produksi ASI Quasi Ekspeimen Metode yang digunakan one group budiarti 11 ASI Ibu Nifas Seksio P : 0,002 dengan Post test only pretest postest design, responden yang Sesarea Melalui Kelancaran produksi design diteliti praktik ibu menyusui engan Pemberian Paket dari indikator bayi P : Teknik sampel media yang digunakan booklet, waktu Sukses ASI 0,000 dengan consecutive dan tempat juga berbeda Kelancaran produksi sampling

10 ASI dari faktor ibu P : Uji chi-square 0,004 Pemberian paket sukses ASI dapat meningkatkan produksi ASI ibu nifas seksio sesarea