I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh HAMDA WARA

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan bagian dari kegiatan guru di sekolah. Proses

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

I. PENDAHULUAN. penting dalam pembelajaran. Pembelajaran berkualitas akan memperoleh hasil

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

I. PENDAHULUAN. Hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas XI SMA YP Unila Bandar

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran geografi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru, dengan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. muncul teori tentang belajar. Di dalam masa perkembangan psikologi pendidikan

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. lanjut dan penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPS di

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

I.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor dari kemajuan suatu bangsa. Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan kegiatan sehari-hari yang penting bagi siswa di sekolah.

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki, berpikir kritis dan memecahkan permasalahan yang. mengarah pada peningkatan hasil belajar.

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang penting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING) TIPE TRUE OR FALSE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah suatu pelajaran yang berkaitan dengan ilmu alam dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas hasil belajar anak didik yang diperoleh melalui jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Apriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Undang-undang RI No. 20 Th Bab 1 pasal 1. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan yang tercantum dalam undang-undang no 20 tahun 2003 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tentu tidak lepas dari dunia pendidikan. Karena. adalah dengan cara memeperbaiki proses pembelajaran.

seperti adanya fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah seperti bangunan sekolah yang baik, juga tersedia alat atau media pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

Transkripsi:

1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang berfalsafah Pancasila, memiliki tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, telah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi setiap individu untuk mengembangkan hubungan dengan Tuhan, dengan alam lingkungan, dengan manusia lain, selain itu juga untuk mengembangkan cipta, rasa dan karsanya, jasmani dan rohaninya secara integral. Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20 pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha. Siswa yang terlibat dalam proses belajar mengajar diharapkan mengalami perubahan baik dalam bidang pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap. Dalam proses belajar-mengajar guru akan menghadapi siswa yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sehingga guru tidak akan lepas dengan masalah hasil belajar. Keberhasilan dalam proses

2 belajar mengajar di sekolah tergantung kepada beberapa aspek yaitu kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa, dan metode. Aspek yang dominan dalam proses belajar mengajar adalah guru dan siswa. Kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam hubungannya dengan pendidikan disebut kegiatan belajar mengajar. Guru sebagai motivator dan fasilitator sedangkan siswa sebagai penerima informasi yang diharapkan dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk menciptakan suasana belajar siswa aktif, maka diperlukan pemilihan metode yang tepat agar keaktifan siswa dapat terjadi. Metode pembelajaran sangat diperlukan oleh guru sesuai dengan tujuan yang dicapai setelah pembelajaran berakhir. Guru harus memiliki strategi dalam proses pengajaran dan pembelajaran agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sehingga tercapai ketuntasan hasil belajar. Hasil belajar terdiri dari tiga aspek meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar kognitif merupakan tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Hasil belajar aspek afektif lebih berorientasi pada pembentukan sikap melalui proses pembelajaran. Sedangkan hasil belajar psikomotor berkaitan dengan hasil kemampuan fisik siswa. Pembelajaran geografi pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan sosial. Keberadaan geografi dalam struktur program pengajaran di SMA sangat penting untuk diajarkan, karena geografi memberi pengetahuan, pembentukan nilai, sikap dan keterampilan kepada peserta didik yang secara langsung berinteraksi dengan lingkungan. Pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperoleh dalam mata pelajaran geografi diharapkan dapat membangun kemampuan peserta didik untuk bersikap, bertindak cerdas, arif, dan

3 bertanggung jawab dalam menghadapi masalah sosial, ekonomi, dan ekologis. Selain itu peserta didik dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat dan wilayah. Hasil observasi penulis di SMA Al-Kautsar Bandar lampung pada kelas XI IPS memberikan sesuatu yang berbeda dengan apa yang diharapkan dalam pembelajaran geografi. Pembelajaran geografi di kelas tidak sepenuhnya melibatkan peserta didik untuk aktif. Hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan yaitu meliputi observasi kegiatan pembelajaran di kelas dan wawancara dengan guru mata pelajaran geografi kelas XI di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. Hasil yang diamati, siswa cenderung tidak termotivasi karena guru menerapkan metode yang konvensional dan kurang bervariasi. Saat ini Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sangatlah berkembang dengan cepat. Sebagai seorang guru disarankan untuk banyak belajar lagi mengenai teknologi dan berbagai macam ilmu pengetahuan. Salah satu hal yang harus terus dikembangkan bagi seorang guru adalah cara mengajar. Metode pembelajaran sangat penting dalam saat proses belajar mengajar. Saat ini sudah banyak metode yang baru yang dapat mengembangkan cara mengajar guru di kelas. Kita ketahui bahwa saat ini guru hanya mengunakan metode yang biasa digunakan, yaitu metode konvensional atau ceramah.

4 Metode yang cocok untuk pembelajaran geografi dapat mendukung guru untuk mengajar di kelas agar tercipta kelas yang efektif dan kondusif. Siswa cendrung tidak termotivasi di dalam kelas dikarenakan siswa merasa bosan dan tidak termotivasi dalam belajar. Saat ini sudah banyak sekolah yang waktu belajarnya sudah mulai ditambahkan. SMA Al-Kautsar adalah salah satu sekolah yang hampir kurang lebih 8 jam belajar di sekolah. Membuat siswa lebih termotivasi dan tidak bosan di kelas maka perlu metode yang tepat untuk diterapkan dalam saat pembelajaran. Terlihat juga pada observasi bahwa pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar siswa juga masih belum maksimal. Lingkungan sekolah yang baik dapat membuat siswa menjadi nyaman berada di sekolah. Karena lingkungan sekolah dapat menciptakan rasa nyaman bagi siswa untuk belajar. Di SMA Al- Kautsar merupakan salah satu sekolah yang memiliki lingkungan sekolah yang rapi dan tertata dengan baik. Dalam pembelajaran geografi erat kaitannya dengan ekologi (lingkungan), dimana geografi adalah ilmu yang mempelajari berbagai macam fenomena yang ada di lingkungan sekitar. Pemanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar siswa masih belum maksimal. Jika siswa belajar dengan memanfaatkan lingkungan sekolah dapat membuat ingatan siswa menjadi lebih lama karena siswa belajar langsung melihat lingkungan sekitar kita dan kenyataan yang ada, oleh karena itu guru perlu memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat.

5 Pembelajaran geografi merupakan pembelajaran yang diharapkan siswa mampu untuk mengetahui fenomena yang ada di lingkungan sekitar dan menjaga lingkungan sekitar kita. Kenyatannya siswa kurang mampu mengaitkan konsepkonsep geografi dengan fenomena yang ditemui dan terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Banyak siswa yang mengerti dengan teori tetapi belum dapat memahami isi dari teori tersebut di dalam kehidupan sehari-hari siswa. Siswa belum dapat mengaitkan apa yang dipelajari dengan fenomena yang ditemui dan terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa harus belajar untuk lebih mudah memahami gejala alam yang ada di kehidupan sehari-hari diperlukan metode yang sangat tepat untuk mengajar dan membuat siswa lebih paham dengan fenomena yang ada di permukaan bumi. Berdasarkan observasi terlihat juga bahwa minat belajar siswa yang masih kurang, dapat diketahui melalui sikap siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, mengobrol, mengganggu teman, dan lainnya. Melalui observasi yang saya lihat bahwa siswa paling lama fokus di dalam kelas adalah 30 menit pertama. Adanya rasa jenuh dan bosan di dalam kelas membuat siswa tidak memperhatikan guru menerangkan bahkan cendrung mengobrol bersama teman kelasnya. Minat belajar siswa harus lebih dikembangkan lagi agar siswa memperhatikan guru saat menerangkan di dalam kelas dan pembelajaran dapat lebih efektif dan hasil belajar meningkat. Hasil belajar Geografi siswa kelas XI di SMA Al-Kautsar masih rendah. Hasil belajar merupakan hal yang dapat menjadi acuan apakah siswa sudah memahami

6 mengenai materi yang sudah diajarkan oleh guru. Dapat dilihat dari tabel bahwa nilai siswa sebagian besar masih rendah. Tabel 1.1 Persentase Nilai Ulangan harian Siswa SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Kelas XI IPS Tahun Ajaran 2014/2015. Jumlah Jumlah Jumlah Kelas belum KKM siswa tuntas (>75) tuntas (<75) XI IPS 1 39 16 23 75 XI IPS 2 40 17 23 XI IPS 3 41 18 23 75 XI IPS 4 41 16 25 75 Jumlah 161 67 94 75 Jumlah 41,61% 58,39% prosentase Sumber: Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Geografi Semester Genap Kelas XI IPS di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015. 75 Dapat terlihat bahwa nilai mata pelajaran Geografi kelas XI IPS di SMA Al- Kautsar masih kurang baik. Hanya 41% siswa yang dapat mencapai nilai ketuntasan. Faktor utama yaitu cara mengajar guru di kelas masih tetap menggunakan cara lama, yaitu menggunakan metode konvensional. Guru sangat aktif dan siswa menjadi pasif dan tidak kreatif. Guru hanya menjalankan tugasnya sebagai pengajar yang merupakan sumber informasi satu-satunya bukan sebagai fasilitator belajar. Pembelajaran seperti ini berpusat pada guru yaitu dengan memadukan metode ceramah, tanya jawab, dan tanpa ada variasi lain pada tiap kali mengajar. Siswa sebagai penerima dan pelaksanaan tugas dari guru yang merasa kurang termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran geografi. Apabila guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami mereka hanya diam dan tidak mau bertanya.

7 Dibutuhkan pengembangan metode pembelajaran guna menciptakan lingkungan pembelajaran yang dapat meningkatkan peran aktif siswa dan meningkatkan hasil belajar geografi. Metode pembelajaran \yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan materi dan kreatifitas siswa. Dengan terlibatnya siswa secara aktif dalam pembelajaran, maka siswa akan merasa senang dan tertarik dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Salah satu metode pembelajaran yang erat kaitannya dengan lingkungan yaitu metode pembelajaran outdoor study. Siswa diharapkan mampu memahami materi dan mampu menunjukan contoh riil dari materi. Melalui metode pembelajaran outdoor study, lingkungan di luar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran guru di sini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungan. Metode di luar kelas juga dapat dipahami sebuah pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai situasi pembelajaran terhadap berbagai permainan, sebagai media transformasi konsep-konsep yang disampaikan dalam pembelajaran. Mengajar di luar kelas melibatkan siswa secara langsung dengan lingkungan sekitar mereka sesuai dengan materi yang diajarkan. Sehingga mengacu pada pengalaman pendidikan lingkungan yang berpengaruh pada kecerdasan siswa. Selain itu pembelajaran outdoor study juga sejalan dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), dimana peran aktif siswa dan suasana demokratif dalam pendidikan dijunjung tinggi, sehingga selain dapat meningkatkan kepekaan siswa

8 terhadap lingkungan juga menunjang siswa mengemukakan pendapat dan berinteraksi dengan lingkungan secara baik. Dalam variasi pembelajaran ini dapat mengurangi rasa jenuh, bosan siswa, dan dapat membuat siswa senang juga respek terhadap pelajaran dan lingkungan sekitarnya. Keadaan siswa demikian akan sangat mempengaruhi daya tangkap siswa dalam menerima dan memahami konsep yang dipelajari. Bila dalam suatu proses pembelajaran siswa merasa senang, tidak jenuh dan bosan, maka daya tangkap siswa dalam menerima dan memahami konsep yang dipelajari akan baik sehingga secara langsung dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik itu sendiri. Penulis ingin melakukan penelitian eksperimen dengan menerapkan metode pembelajaran outdoor study terhadap hasil belajar siswa.

9 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada analisis situasi dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: a. Siswa cenderung tidak termotivasi karena guru menerapkan metode yang kurang bervariasi. b. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar siswa masih belum maksimal. c. Siswa belum dapat menghubungkan konsep-konsep geografi dengan fenomena yang ditemui dan terjadi dalam kehidupan sehari-hari. d. Metode pembelajaran masih menggunakan metode konvensional, dan belum menerapkan model pembelajaran yang inofatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. e. Hasil belajar geografi siswa kelas XI masih rendah. C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah masih banyaknya nilai siswa pada pembelajaran geografi belum tuntas (masih di bawah KKM). Atas dasar rumusan masalah tersebut permasalahan (pertanyaan) peneliti adalah : 1. Apakah ada perbedaan signifikan antara nilai rata-rata pretest siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran outdoor study dengan metode pembelajaran konvensional?

10 2. Apakah ada perbedaan signifikan antara nilai rata-rata posttest siswa setelah menggunakan metode pembelajaran outdoor study dengan metode pembelajaran konvensional? 3. Apakah ada perbedaan n-gain hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran outdoor study dengan metode pembelajaran konvensional? Berdasarkan rumusan masalah diatas maka judul penelitian ini adalah Penerapan Metode Pembelajaran Outdoor Study Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran Geografi di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata pretest siswa sebelum menggunakan metode pembelajaran outdoor study dengan metode pembelajaran konvensional. 2. Untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata posttest siswa setelah menggunakan metode pembelajaran outdoor study dengan metode pembelajaran konvensional. 3. Untuk mengetahui perbedaan n-gain hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran outdoor study dengan metode pembelajaran konvensional.

11 E. Manfaat Penelitian Setiap orang melakukan kegiatan penelitian tentunya mempunyai tujuan tertentu sehingga kegiatan yang dilakukan mengandung manfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk pihak lain. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu : a) Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini sebagai pemahaman pengembangan pengetahuan dan memperluas wawasan berpikir. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang akan meneliti permasalahan tentang metode pembelajaran. b) Manfaat Praktis Manfaat bagi guru Dengan hasil penelitian yang diperoleh dapat memberikan masukan bagi para guru tentang pembelajaran outdoor study sebagai motode pembelajaran yang lebih efektif. Manfaat bagi sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik pada sekolah tersebut dalam rangka perbaikan proses belajar mengajar di sekolah. Manfaat bagi siswa Dengan penelitian ini diharapkan terjadinya perubahan pada diri siswa baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik sehingga bermanfaat bagi peningkatan hasil belajarnya.

12 F. Ruang Lingkup Guna mengarahkan penelitian agar dapat mencapai tujuan yang tepat, diperlukan adanya ruang lingkup penelitian. Penentuan ruang lingkup penelitian bertujuan untuk menghindari terjadinya uraian yang menyimpang dari pokok permasalahan yang diteliti. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah: 1. Subyek penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung tahun ajaran 2014/2015. 2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran outdoor study terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran geografi di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. 3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. 4. Waktu Penelitian Waktu penelitian akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2014/2015. 5. Ruang Lingkup Ilmu Ilmu yang digunakan pada penelitian ini adalah pendidikan geografi. Pendidikan geografi adalah ilmu yang mengkaji persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.