Key words: Skin disorder, Personal Hygiene, Sanitation Facilities

dokumen-dokumen yang mirip
Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula

KUESIONER PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KELUHAN PENYAKIT KULIT DI KELURAHAN DENAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2012

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KELUHAN PENYAKIT KULIT DI KELURAHAN DENAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2012 SKRIPSI

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat dijelaskan di dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kurang maksimalnya kinerja pembangunan kesehatan (Suyono dan Budiman, 2010).

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena

PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PEMULUNG DI TPA KEDAUNG WETAN TANGERANG

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

1. No. Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Lama tinggal dikost :

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pediculosis humanus capitis (kutu) adalah salah satu ektoparasit penghisap

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah.

PENGETAHUAN DAN TINDAKAN PERSONAL HYGIENE PEMULUNG SAMPAH DI TPA GANET TANJUNGPINANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

Apa itu menstruasi? Menstruasi adalah tanda anak perempuan tumbuh menjadi dewasa. Menstruasi adalah proses alami bagi perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

Hubungan Personal Higiene dengan Kejadian Skabies pada Santri Pondok Pesantren Al Falah Putera Kecamatan Liang Anggang Tahun 2016

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad Sarjana S-1 KEPERAWATAN. Diajukan Oleh : NURMA RAHMAWATI J

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Depkes RI, 2010).

Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Buol termasuk di Kecamatan Biau Kabupaten Buol Ibu Kota

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO KECACINGAN PADA PETANI DI DESA KATEPUL KECAMATAN KABANJAHE TAHUN 2014

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

BAB 1 : PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pembangunan

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KEPADATAN LALAT, PERSONAL HYGIENE

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok, umumnya murid-murid sekolah. Asrama biasanya merupakan sebuah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

1. Pendahuluan SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN

HYGIENE SANITASI DAN KELUHAN KESEHATAN KULIT PENGHUNI RUMAH KOST KELURAHAN PADANG BULAN SELAYANG I KECAMATAN MEDAN SELAYANG TAHUN 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. rumah responden beralaskan tanah. Hasil wawancara awal, 364

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI SUROKARSAN II YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. perilaku hidup bersih dan sehat. Pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat (healthy life style), tetapi hal ini dipengaruhi oleh faktor. seseorang akan mengatakan betapa enaknya hidup sehat.

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUMUR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA DUMAI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kakimantan Tengah, Kalimantan selatan, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan karena akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB I PENDAHULUAN. tubuh dari pengaruh lingkungan hidup. Organ ini merupakan alat tubuh

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

The Effect of House Environment on Pneumonia Incidence in Tambakrejo Health Center in Surabaya

GANGGUAN KESEHATAN PADA PEMULUNG DI TPA ALAK KOTA KUPANG. Health Problems of Scavengers at the Alak Landfill, Kupang City

PERILAKU SANTRI DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT SKABIES DI PONDOK PESANTREN ULUMU QUR AN STABAT

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi yang baik ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang dikonsumsi.

BAB I LATAR BELAKANG

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN RAMBUT PADA LANSIA DI DESA PATALAN, KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. merupakan Panti Asuhan yang menampung anak-anak terlantar dan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala

dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk yang hidup dengan perilaku dan satunya dilaksanakan melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit

PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PERILAKU HIGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA SISWA SD NEGERI 01 TRANGSAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. pekerja yang terpapar pada bahan-bahan iritatif, alegenik atau faktor fisik khusus

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri.

POTENSI SANTRI DALAM PELAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA PONDOK PESANTREN

BAB 1 PENDAHULUAN. (Heukelbach et al. 2006). Skabies terjadi pada kedua jenis kelamin, di segala usia,

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

STUDI TENTANG HIGIENE DAN SANITASI PADA USAHA SALON KECANTIKAN DI KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI

PEDOMAN WAWANCARA. I. Identitas Informan : 1. Nama : 2. Umur : 3. Suku : 4. Pendidikan : 5. Pendapatan :

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita

Transkripsi:

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KELUHAN KULIT PADA PEMULUNG DAN FASILITAS SANITASI DI TPA TERJUN KELURAHAN TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 214 Ade Paramitha Zebua 1, Devi Nuraini Santi 2, Evi Naria 2 1. 2. Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Departemen Kesehatan Lingkungan. Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan 21, Indonesia E-mail : paramitha_ade@yahoo.co.id Abstract Garbage is something that is not in use, or something that is not liked in the waste derived from human activities and does not happen by itself. Scavengers is closely related with garbage, because of his work dealing with trash. Scavengers are particularly at risk diseases related with skin disorder. The purpose of this analytical survey study with cross sectional design was to analyze the relationship between personal scavengers hygiene (knowledge about personal hygiene, cleanliness of skin, hands, foots and nails, and hairs) with skin disorder and sanitation facilities at TPA Terjun, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan 214. This research is analytical survey with cross sectional design. The entire study population are scavengers in the landfill Terjun 3 people and samples in this study were people. The research found the most of knowledge personal hygiene and cleanliness of hands, foots and nails were bad category, whereas cleanliness of skin, and hairs were good category. There was related knowledge personal hygiene (p=,22), cleanliness of skin (p=,6), cleanliness of hands, foot and nails (p=,13), and cleanliness of hairs (p=,1) with skin disorder. It is suggested to Dinas Kebesihan Kota Medan to improve their sanitation facilities, especially toilets, thus becoming eligible sanitation facilities health. So scavengers improve personal hygiene avoiding skin disorder. Key words: Skin disorder, Personal Hygiene, Sanitation Facilities Pendahuluan Manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, melakukan aktivitas memproduksi makanan minuman dan barang lain. Selain menghasilkan barangbarang yang akan dikonsumsi, setiap aktivitas yang dilakukan selalu menghasilkan bahan buangan yang tidak digunakan lagi yang disebut dengan sampah (Sarudji dan Keman, 21). Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatan penduduk. Semakin padat penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat untuk menampung sampah kurang dan semakin meningkat aktivitas penduduk, sampah yang dihasilkan semakin banyak (Chandra, 2). Berdasarkan data Dinas Kota medan, Kota Medan sebagai kota metropolitan, memiliki luas 26,1 km 2, yang terdiri dari 21 kecamatan dan 11 kelurahan. Jumlah timbunan sampah pada 29 mencapai 88, ton/hari dengan komposisi 4,2% organik dan 2,8 non

organik. Untuk mengoptimalkan dan memperbaiki tingkat pelayanan sampah di Kota Medan maka Kota Medan dibagi dalam 3 (tiga) wilayah pelayanan. Pada setiap daerah pelayanan terdiri dari kecamatan. Sampah dari wilayah pelayanan Medan I dan Medan II dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang, terletak di Kelurahan Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, berjarak 16 km dari pusat kota yang luasnya 18, Ha, dapat menampung sampah sebanyak. m 3 dan telah dioperasikan sejak tahun 1988, sedangkan wilayah pelayanan III dibuang ke TPA Terjun, yang terletak di Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, berjarak 9 km dari pusat Kota Medan. TPA Terjun merupakan TPA yang baru. Luas TPA Terjun adalah 14 Ha, baru terpakai 1 ha, dengan daya tampung. m 3 dan telah beroperasi sejak tahun 1993 yang menampung seluruh jenis sampah termasuk sampah dari kawasan industri.terdiri dari 2 zona yaitu, zona aktif dan zona tidak aktif. Sistem pembuangan di TPA ini adalah open dumping yang mau menuju sanitary, di mana sampah ditaburkan pada suatu lahan, kemudian diratakan dan dipadatkan. Ketinggian tumpukan sampah saat ini sudah mencapai kira-kira -8 meter tanpa pemilahan sampah, dengan air lindi yang tidak terolah dan tidak ada penanganan terhadap gas. Berdasarkan data Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 211 ada 3 jenis penyakit yang berhubungan dengan sampah yaitu Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sebagai penyakit terbesar di Puskesmas Terjun yaitu sebanyak 28 kasus, diare yang merupakan urutan nomor 2 dari 1 penyakit terbesar sebanyak 1661 kasus dan penyakit kulit sebanyak 11 kasus yang merupakan penyakit urutan ke 9 dari 1 penyakit terbesar. Pemulung setiap harinya bergelut dengan sampah dari seluruh pelosok daerah. Risiko sebagai pemulung tentunya sangat besar sekali karena sampah tentunya mengandung banyak sekali bakteri-bakteri patogen akibat pembusukan zat-zat organik yang bisa masuk ke tubuh melalui pori pori, kulit dan pernafasan. Jika komponen zat berbahaya pada barang bekas tersebut masuk ke tubuh, maka akan menyebabkan berbagai macam penyakit (Triyanto, 29). Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) di Kelurahan Terjun Kecematan Medan Marelan diketahui bahwa jumlah pemulung yang datang bekerja sebanyak 3 orang dengan karakteristik umur yang beraneka ragam dan kebiasaan pola hidup yang tidak sehat seperti tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan sabun. Selain itu pada saat wawancara mengenai keluhan penyakit, keluhan yang sering dirasakan adalah batuk, pilek, kepala pusing, gatalgatal dan kulit kemerahan dan binti-bitik berisi cairan. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan untuk melakukan penelitian mengenai hubungan personal hygiene dengan keluhan kulit dan fasilitas sanitasi di TPA Terjun Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 213. Angka kejadian penyakit kulit yang berada pada urutan ke-9 dari 1 penyakit terbesar di Puskesmas Terjun serta perilaku hidup bersih dan sehat terutama kebersihan perorangan dan sanitasi yang kurang bagus yang menyebabkan angka kesakitan, maka perumusan masalah yang dapat dikembangkan adalah bagaimana hubungan personal hygiene dengan keluhan penyakit kulit pada pemulung dan gambaran fasilitas sanitasi di TPA Terjun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene dengan keluhan kulit pada pemulung dan fasilitas sanitasi di TPA Kampung Terjun

Kecamatan Medan Marelan tahun 213. Adapun manfaat dari penelitian ini Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai masukan terhadap perbaikan kebiasan hidup yang merugikan bagi kesehatan sehingga dapat menjaga kesehatan diri khususnya yang berkaitan dengan keluhan kulit dan sebagai bahan masukan atau referensi yang berkaitan dengan keluhan kulit untuk penelitian lebih lanjut. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional study yang bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene dengan keluhan kulit pada pemulung dan fasilitas sanitasi di TPA Terjun Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 214. Penelitian ini dilakukan di TPA Terjun Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 214. Penelitian ini dilakukan dari November-Januari 214. Hasil Dan Pembahasan Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di TPA Terjun dapat dikategorikan baik atau buruk pada personal hygiene sedangkan untuk fasilitas sanitasi dapat dikategorikan memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat kesehatan. Adapun gambaran pengetahuan tentang personal hygiene responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1. Berikut: Tabel 1. Distribusi Pengetahuan Tentang Personal Hygiene Pada Responden di TPA Terjun Tahun 214 Sko r 1. Apa yang dimaksud dengan kebersihan diri (personal hygiene)? a. cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka sendiri 2 69,3 b. cara perawata untuk memelihara kesehatan sekeluarga c. perawatan untuk memelihara kesehatan se-dunia Total 2 69,3 2. Menurut saudara, apa saja yang termasuk kebersihan diri? a. kebersihan kulit, tangan, kaki dan kuku 9 8, b. kebersihan pakaian, topi dan kaca mata c. kebersihan sandal, tangan dan sepatu Total 9 8, 3. Berapa kali sebaiknya mandi dalam sehari? a. 2 kali sehari 62 82, b. 1 kali sehari c. 3 kali sehari Total 62 82, 4. Menurut saudara, apa hal yang mempengaruhi kebersihan kulit? a. makan yang bergizi terutama makan buah dan sayur 63 84, b. merapikan atau menyisir rambut agar tampak indah c. memotong kuku secara rutin Total 63 84,. Apakah pinjam meminjam pakaian juga berpengaruh terhadap kesehatan? a. ya 12 16, b. tidak c. tidak tahu Total 12 16, 6. Menurut saudara, apakah tangan, kaki dan kuku yang kotor dapat menimbulkan penyakit-penyakit tertentu? a. ya 14 18, b. tidak c. tidak tahu Total 14 18,. Menurut saudara, mencuci rambut sebaiknya berapa kali? a. 2-3 kali seminggu 22 29,3 b. sekali seminggu c. Setiap hari Total 22 29,3 8. Menurut saudara, apa yang haru diperhatikan dalam kebersihan rambut? a. memakai alat pemeliharaan rambut sendiri 64 8,3 b. memakai alat pemeliharaan rambut bersama-sama c. memakai alat pemeliharaan rambut punya orang lain Total 64 8,3 9. Menurut saudara, apa fungsi sampo? a. untuk perawatan rambut, agar terpelihara dengan subur dan indah sehingga terkesan indah dan tidak 69 92, berbau apek b. agar rambut tampak cantik c. tidak ada gunanya Total 69 92, Berdasarkan tabel 1. Responden yang menjawab dengan benar paling banyak pada pertanyaan tentang fungsi sampo,

sedangakan pertanyaan lain masih banyak yang menjawab dengan benar. pengetahuan tentang personal hygiene, dapat dikategorikan baik dan tidak baik. hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 2. Tabel 2. Kategori Pengetahuan tentang Personal Hygiene Pada Responden di TPA Terjun Tahun 214 Kategori Jumlah Pengetahuan 1. Baik 23 3, 2. Tidak baik 2 69,3 Total 1, Berdasarkan tabel 2. Penegetahuan tentang personal hygiene paling banyak masuk dalam kategori tidak baik. Menurut Notoatmodjo (23), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang ( overt behavior), dan perilaku yang didasari pengetahuan yang baik akan bertahan lebih lama daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan yang tidak baik. Adapun gambaram kebersihan kulit pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3. Berikut: Tabel 3. Distribusi Kulit Pada Responden di TPA Terjun Tahun 214 No. 1. Apakah anda mandi secara teratur (2 kali sehari)? 2. Apakah anda mandi dengan sabun? 3. Apakah anda mandi n air bersih? 4. Apakah anda memakai sabun sendiri saat mandi? Apakah anda mengganti pakaian minimal 1 kali sehari? 6. Apakah anda menjemur pakaian yang telah dicuci dibawah terik matahari. Apakah anda n handuk sendiri? Ya Tidak Jumlah n n n 6 93,3 6, 1, 1,, 1, 1, 86,,, 1,,, 1 13,3 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, Berdasarkan tabel 3. Seluruh responden mandi dengan sabun, mandi dengan air bersi, mengganti pakaian 1 kali sehari dan menjemur handuk dibawah terik matahari. Tetapi masih banyak juga yang tidak mandi secara teratur, kebiasan n sabun dan handuk sendiri. kebersihan kulit, dapat dikategorikan baik dan tidak baik. Hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 4. Tabel 4. Kategori Kulit Pada Responden di TPA Terjun Tahun 214 Jumlah Kulit 1. Baik 6 8, 2. Tidak baik 1 2, Total 1,

Berdasarkan tabel 4. kebersihan kulit pada responden paling banyak termasuk dalam kategori baik. Menurut Wartonah (23), kebersihan diri termasuk kebersihan kulit sangat penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan seperti mandi 2 kali sehari n sabun. Selain kenyamanan fisik juga merupakan kebutuhan integritas kulit, maka perawatan kulit sangat diperlukan agar terhindar dari penyakit kulit. Adapun gambaram kebersihan tangan, kaki dan kuku pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel. Berikut: Tabel. Distribusi tangan, kaki dan kuku Pada Responden di TPA Terjun Tahun 214 1. Apakah anda mencuci tangan memakai sabun sebelum makan? 2. Apakah anda mencuci tangan dengan sabun setelah makan? 3. Apakah anda memotong kuku tangan dan kaki anda secara teratur? 4. Apakah anda mencuci kaki sebelum tidur?. Apakah kuku anda selalu dalam keadaan bersih? Ya Tidak Jumlah n n n 8 1, 6 89,3 1, 8 1, 6 89,3 1, 3 9,3 2 2, 1, 8 1, 6 89,3 1,, 1, 1, Tabel 6. Kategori Tangan, Kaki dan Kuku Pada Responden di TPA Terjun Tahun 214 Tangan, Kaki dan Kuku Jumlah 1. Baik 1 22, 2. Tidak baik 8,3 Total 1, Berdasarkan tabel 6. kebersihan tangan, kaki dan kuku pada responden paling banyak termasuk dalam kategori tidak baik. Menurut Andarmoyo (212), mengabaikan tangan, kaki, dan kuku rentan terhadap berbagai macam penyakit infeksi. dimulai dengan mencuci tangan dan kaki n sabun dan mengeringkannya dengan handuk, menghindari pemakaian sepatu sempit, sedangkan perawatan kuku dilakukan dengan memotong kuku jari tangan dan kaki. Adapun gambaram kebersihan tangan, kaki dan kuku pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel. Berikut. Berdasarkan tabel. Responden masih banyak yang tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, kuku tidak dalam keadaan bersih, dan tidak mencuci kaki sebelum tidur. kebersihan tangan, kaki dan kuku, dapat dikategorikan baik dan tidak baik. Hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 6.

Tabel. Distribusi rambut Responden di TPA Terjun Tahun 214 No. 1. Apakah anda mencuci rambut secara teratur (2 kali seminggu)? 2. Apakah anda n sampo saat mencuci rambut? 3. Apakah anda n air bersih saat mencuci rambut? 4. Apakah anda n handuk yang bersih dan kering setelah rambut dicuci?. Apakah pada saat mencuci rambut anda melakukan pijatan pada seluruh kulit kepala? Ya Tidak Jumlah n n n 3 6 6, 1, 9,3 2 2, 1, 1, 88, 9,, 12, 1, 1, 1, 1, 1, Berdasarkan tabel. Responden tidak mencuci rambut secara teratur yaitu 2 kali sehari. Tetapi saat mencuci rambut responden masih banyak yang n sampo, air bersih, n handuk yang kering dan bersih dan melakukan pijatan pada kepala. kebersihan rambut, dapat dikategorikan baik dan tidak baik. Hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 8. Tabel 8. Kategori Rambut Pada Responden di TPA Terjun Tahun 214 Jumlah Rambut 1. Baik 66 88, 2. Tidak baik 9 12, Total 1, Berdasarkan tabel 8. kebersihan rambut pada responden paling banyak termasuk dalam kategori baik. Menurut Perry (2), rambut berguna untuk melindungi kepala dan memberikan keindahan. Rambut yang bersih tidak akan menjadi sarang kutu dan ketombe. Rambut dicuci sebaiknya 2 kali seminggu, n sampo, saat mencuci rambut sebaiknya disertai dengan melakukan pijatan pada seluruh kulit kepala dan n handuk kering dan bersih untuk mengeringkan rambut setelah dicuci. Adapun distribusi keluhan kulit responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 9. dibawah ini. Tabel 9. Distribusi Keluhan Kulit Pada Responden di TPA Terjun Tahun 214 1. Apakah anda mengalami keluhan kulit 3 bulan terakhir ini? 2. Apakah anda merasakan gatal pada kulit anda pada pagi, siang atau malam hari? 3. Apakah terasa panas pada kulit yang gatal tersebut 4. Apakah anda merasakan perih pada bagian kulit yang gatal tersebut? Ya Tidak Jumlah n n n 48 64, 2 36, 1, 48 64, 2 36, 1, 48 64, 2 36, 1, 39 2, 36 48, 1, Berdasarkan tabel 9. Dapat dilihat bahwa responden banyak mengalami keluhan kulit 3 bulan terakhir, merasakan gatalgatal, terasa panas pada kulit yang gatal dan meraskan perih pada kulit yang gatal. keluhan kulit, dapat dikategorikan mengalami keluhan dan tidak mengalami keluhan kesehatan. Hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 1.

Tabel 1. Kategori Keluhan Kulit Pada Responden di TPA Terjun Tahun 214 Keluhan Kulit Jumlah 1. Mengalami 4 62, keluhan 2. Tidak mengalami keluhan 28 3,3 Total 1, Berdasarkan tabel 1. Keluhan kulit pada responden paling banyak termasuk dalam kategori mengalami keluhan kesehatan. Penyakit kulit ada yang disebabkan oleh parasit. Garukan dari kulit yang sudah terinfeksi parasit tersebut akan menular dan berpindah-pindah kebagian kulit yang lain. Sangat dianjurkan pada penderita untuk mencuci tangan memakai sabun apabila telah menggaruk kulit yang terinfeksi dan tidak bertukaran pakaian dan handuk dengan orang lain (Soebono, 211). Adapun distribusi fasilitas sanitasi di TPA Terjun pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 11. dibawah ini. Tabel 11. Distribusi Fasilitas Sanitasi Pada Responden di TPA Terjun Tahun 214 No kategori Objek Pengamatan Ya Tidak Fasilitas Sanitasi Toilet 1 Ada 2 Terspisah anatara perempuan dan laki-laki 3 Tersedia air bersih 4 Toilet bersih Terdapat kamar mandi 6 Terdapat Jamban Terdapat Peturasan 8 Terdapat Wastafel 9 Terdapat lebih dari 3 kamar mandi, jamban, peturasan, wastafel Total 6 3 terdapat peturasan, wastafel dan jumlah kamar mandi, jamban, peturasan dan wastafel tidak lebih dari 3. Fasilitas sanitasi, dapat dikategorikan memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat kesehatan. Berdasarkan hasil observasi, fasilitas sanitasi di TPA Terjun terdapat 6 jawaban ya dan 3 jawaban tidak. Maka dapat diketahui bahwa fasilitas sanitasi di TPA Terjun tahun 214 masuk dalam kategori tidak memenuhi syarat, karena terdapat 3 jawaban tidak pada penilaian fasilitas sanitasi. Berdasarkan kepmenkes RI 14 tahun 22 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industri, lingkungan kerja harus terdapat fasilitas sanitasi. Salah satu fasilitas sanitasi di lingkungan kerja yakni toilet. Syarat-syarat toilet yaitu terpisah antar wanita dan pria dan terdapat wastafel, jamban dan peturasan. Adapun hasil analisa bivariat personal hygiene dengan keluhan kulit secara statistik dengan n uji chisquare pada taraf kepercayaan 9% disajiakan pada tabel 12. berikut : Berdasarkan tabel 11. diketahui bahwa, ada fasilitas sanitasi (toilet) di TPA Terjun, terpisah anatara perempuan dan laki-laki, tersedia air bersih, toilet bersih, terdapat kamar mandi, terdapat jamban, tetapi tidak

Tabel 12. Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Kulit Pada Responden di TPA Terjun Tahun 213 Personal Hygiene Keluhan Kulit Ya Tidak n % n % Pengetahuan tentang Personal Hygiene 1. Baik 1 43, 13 6, 2. Kurang Baik 3 1,2 1 28,8 Kulit 1. Baik 33, 2 4, 2. Tidak Baik 14 93,3 1 6, Kersihan Tangan, Kaki dan Kuku 1. Baik 16 88,2 2 11,8 2. Tidak Baik 32,2 26 44,8 Rambut 1. Baik 4 1,2 19 28,8 p- value,22 *,6 *,13 *,1 * 2. Tidak Baik, 9 1, * ) Signifikan pada p-value <, Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan tentang personal hygiene, kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki dan kuku dan kebersihan rambut mempunyai hubungan signifikan dengan keluhan kulit pada responden. Kesimpulan Dan Saran Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden paling banyak mengalami keluhan kulit sebanyak 4 orang (62,%).Fasilitas sanitasi (toilet) di TPA Terjun masuk dalam kategori tidak memenuhi syarat kesehatan.ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang personal hygiene dengan keluhan kulit (p=,22).ada hubungan yang bermakna antara kebersihan kulit dengan keluhan kulit (p=,6).ada hubungan yang bermakna antara kebersihan tangan, kaki dan kuku dengan keluhan kulit (p=,13).ada hubungan yang bermakna antara kebersihan rambut dengan keluhan kulit (p=,1). Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) sehingga memenuhi syarat kesehatan. Disarankan agar puskesmas atau instansi terkait memberikan pengetahuan pada pemulung tentang personal hygiene. Disarankan agar pemulung dapat memperhatikan kebersihan diri mereka agar terhindar dari penyakit khususnya keluhan kulit. Daftar Pustaka Andarmoyo, S. 212. Personal Hygiene: Konsep, Proses dan Aplikasi Praktik Keperawatan. Graha Ilmu. Yogyakarta. Chandra, B. 2. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta. Notoadmodjo, S. 23. Ilmu Kesehatan Lingkungan. PT. Rineka Cipta, Jakarta. Perry, P. 2. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta. Sarudji. D & Keman, S. 21. Kesehatan Lingkungan. CV. Karya Putra Darwati. Bandung. Soebono, H. 21. Dermatomikosis Superfisialis Pedoman Untuk Dokter dan Mahasiswa Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta Triyanto, E. 29. Aplikasi Konsep at Risk pada Populasi Pemulung Sampah. Diakses dari http: www. Scribd.com/doc/1692292/at riskpemulung. Wartonah. 23. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. Disarankan agar memperbaiki fasilitas sanitasi khususnya toilet yang ada di