BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara bahasa, pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan. sumber daya manusia. Karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SISWA MISKIN TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMBERIAN BEASISWA BAGI SISWA TIDAK/KURANG MAMPU DI KABUPATEN KUDUS

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. bagian utama untuk suatu Negara yang ingin maju dan ingin menguasai

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM INDONESIA PINTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

PETUNJUK TEKNIS BEASISWA UNGGULAN BIDANG PERFILMAN PUSAT PENGEMBANGAN PERFILMAN FAKULTAS FILM DAN TELEVISI INSTITUT KESENIAN JAKARTA TAHUN AJARAN 2018

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR : 508 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM INDONESIA PINTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) TAHAP - 1 (JANUARI-JUNI 2014) TAHUN ANGGARAN 2014

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi semua anak. Sebab

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan satu kata yang sudah tidak asing lagi, bukan hanya bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Panti Sosial Bina Remaja sebagai salah satu Panti Sosial dari Unit Pelaksana

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU

A. Latar Belakang Masalah

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

USULAN KOMPENSASI KENAIKAN HARGA BBM: PROGRAM BANTUAN SOSIAL TERPADU

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2015

KEPUTUSAN BUPATI CIANJUR

I. PENDAHULUAN. memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi. penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) TAHAP - 1 (JANUARI-JUNI 2014) TAHUN ANGGARAN 2014

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan adalah upaya mewujudkan amanat pembukaan UUD 1945,

PERMENDIKBUD NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PELIBATAN KELUARGA PADA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. dasar sekaligus kekayaan suatu bangsa, sedangkan sumber-sumber modal dan

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Masalah kemiskinan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

, NlP

BAB I PENDAHULUAN. Dengan pendidikan manusia menjadi lebih mampu beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TAMAN ANAK SEJAHTERA

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

RENCANA KERJA UNIT PELAKSANATEKNIS DINAS (UPTD PAUD DAN SD)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL

PENGARUS UTAMAAN GENDER DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR TAHUN 2012 BATAM, 29 NOVEMBER 2012

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 56 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

LAPORAN TNP2K ATAS PELAKSANAAN UJI COBA MEKANISME BARU PENETAPAN DAN PENYALURAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM)

BAB I PENDAHULUAN. berketrampilan serta berdaya saing yang dibutuhkan dalam menghadapi

BAB III PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA

PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN UNTUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA (PTKIS) TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2017, No Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil N

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan L

PENDIDIKAN DAN SEKOLAH

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) BAGI WARGA BELAJAR PENDIDIKAN KESETARAAN (PAKET A, B, DAN C)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 30 / HUK /2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBERIAN ASISTENSI SOSIAL

PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP)

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

d) mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan e) membina pemerintahan kelurahan di wilayah kerjanya.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 209 /KPTS/013/2015 TENTANG

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negaranya tanpa terkecuali, Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Undangundang

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN DASAR

Transkripsi:

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arti Penting Pendidikan Secara bahasa, pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan. Pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan paedagogos. Dalam bahasa Romawi, pendidikan diistilahkan sebagai educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa Inggris, pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual. 1 Pendidikan dapat diartikan ke dalam 2 macam arti, yaitu dalam arti sempit dan luas. Dalam arti sempit, pendidikan berarti sekolah. Maksudnya ialah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Sedangkan dalam arti luas, pendidikan adalah hidup. Maksudnya yaitu segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Banyak pendapat lainnya lagi yang berlainan tentang arti pendidikan. Walaupun demikian, pendidikan berjalan terus tanpa menunggu keseragaman arti. 2 1 Umar Tirtarahardja dan La Sulo, Pengantar Pendidikan (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008), hlm. 33. 2 Abdul Kadir, dkk, Dasar-Dasar Pendidikan (Jakarta : Kencana Prenada Group, 2008), hlm. 59.

9 Pendidikan sebagai sebuah aktivitas tidak lepas dari fungsi dan tujuan. Fungsi pendidikan yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, kepribadian, serta peradaban yang bermartabat dalam hidup dan kehidupan. Atau dengan kata lain, pendidikan berfungsi memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang benar sesuai dengan norma yang dijadikan landasan kehidupannya. Setiap kegiatan apapun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar, selalu dihadapkan pada tujuan yang ingin dicapai. Bagaimanapun, segala usaha yang tidak mempunyai tujuan, tidak akan mempunyai arti apa-apa. Dengan demikian, tujuan merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap kegiatan, termasuk dalam kegiatan pendidikan. Adapun tujuan pendidikan yang ingin dicapai yaitu mengoptimasi potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki oleh peserta didik, mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi agar tidak tercabut dari akar budaya dan kehidupan berbangsa dan bernegara, mengembangkan daya adaptabilitas untuk menghadapi perubahan situasi masa depan bangsa dan negara, baik intensitas maupun persyaratan yang diperlukan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan transformasi sosial, dan membentuk masyarakat terpelajar sebagai salah satu syarat terbentuknya masyarakat maju, mandiri, demokratis, sejahtera, dan bebas kemiskinan. Cita-cita atau tujuan tersebut harus dinyatakan secara jelas sehingga semua pelaksana dan sasaran pendidikan memahami atau mengetahui suatu proses kegiatan pendidikan

10 bila tidak mempunyai tujuan yang jelas untuk dicapai, maka prosesnya akan menjadi kabur. 3 2.2 Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) adalah program yang memberikan bantuan yang diberikan kepada siswa dari keluarga tidak mampu untuk dapat melakukan kegiatan belajar di sekolah. 4 Bantuan ini memberikan peluang bagi siswa untuk mengikuti pendidikan khususnya di jenjang SMP. Program BSM ini merupakan salah satu Program Perlindungan Sosial Nasional yang mencakup seluruh provinsi di Indonesia. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, secara eksplisit menyatakan bahwa pemerintah wajib memberikan beasiswa yang dapat menjamin kesempatan yang sama bagi semua anak (serta bagi semua negara) untuk memperoleh pendidikan dasar. Pada tahun 2005, sebuah program baru bantuan sekolah yang dinamakan Bantuan Operasi Sekolah (BOS) diperkenalkan sebagai bentuk dukungan pendidikan secara langsung kepada rumah tangga agar dapat terus mengirimkan anak mereka bersekolah tanpa harus membayar biaya sekolah seperti biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).Tetapi seiring berjalannya waktu ternyata kebijakan BOS tersebut belum mampu menjamin seluruh masyarakat untuk dapat sekolah, terutama bagi anak-anak usia sekolah yang berasal dari keluarga miskin. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan kepada Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun lembaga 3 Sudarwan Danim, Op.Cit., hlm. 41. 4 Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan,Op.Cit.,hlm.69.

11 penyelenggara Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) setara SMP, hanya mampu mengurangi beban biaya pendidikan yang harus dikeluarkan masyarakat tetapi tidak mampu untuk membebaskan seluruh biaya pendidikan, sehingga banyak siswa miskin yang tidak sanggup atau melanjutkan pendidikannya karena harus mengeluarkan biaya untuk buku, transportasi, seragam sekolah, sepatu, buku tulis atau biaya lainnya yang tidak dapat dipenuhi dari dana BOS. Sementara kita semua melihat bahwa mayoritas siswa sekolah berasal dari keluarga kurang mampu bahkan dapat dikategorikan miskin. Melalui adanya program BSM ini, diharapkan mampu membantu/menolong anak usia sekolah dari rumah tangga/keluarga miskin agar dapat terus bersekolah, tidak putus sekolah, dan di masa mendatang dapat memutus rantai kemiskinan yang saat ini dialami orang tuanya. Program BSM juga turut mendukung komitmen pemerintah Indonesia dalam meningkatkan angka partisipasi sekolah di wilayah kabupaten/kota miskin dan terpencil serta kelompok masyarakat marginal. 2.3 Tujuan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) Adapun tujuan program Bantuan Siswa Miskin (BSM), yaitu : 5 1. Menghilangkan hambatan siswa miskin berpartisipasi dalam pendidikan dengan membantu dan menarik siswa miskin tersebut agar memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak. 2. Mencegah anak-anak putus sekolah. 5 Ibid.,hlm. 69.

12 3. Membantu siswa miskin memenuhi kebutuhan/keperluan dalam kegiatan pembelajaran. 4. Ikut serta mendukung pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun (Wajar Dikdas 9 Tahun). 2.4 Penggunaan Dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) Dana BSM yang diberikan kepada siswa seluruh tingkat/jenjang pendidikan antara lain untuk : 1. Pembelian buku; 2. Pembelian baju seragam sekolah; 3. Pembelian alat keterampilan; 4. Pembayaran transportasi ke sekolah; dan 5. Keperluan lainnya yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah. 6 2.5 Kriteria Calon Penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM) Tingkat SMP Dalam menentukan dan menetapkan calon penerima BSM pada tingkat SMP, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu : 1. Pada tahun anggaran dinyatakan masih berstatus siswa SMP yang dibuktikan dengan adanya raport siswa; 2. Merupakan siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP; 3. Khusus siswa yang masih duduk di bangku kelas I SMP, harus dibuktikan dengan adanya surat keterangan dari kepala sekolah yang bersangkutan; 4. Minimal persentase kehadiran siswa di kelas sebesar 75 %; 6 Ibid.,hlm. 7.

13 5. Orang tuanya tidak mampu/miskin dengan penghasilan rumah tangga kurang dari Rp 600.000,00 yang dibuktikan dengan surat keterangan tidak mampu dari kepala sekolah yang diketahui oleh komite sekolah; dan 6. Memiliki kepribadian terpuji, seperti : - Menunjukkan kerajinan dan disiplin tinggi; - Selalu melaksanakan tugas sekolah dengan baik; - Selalu menaati peraturan dan tata tertib sekolah; - Hormat pada orang tua, guru, dan warga sekolah lainnya; - Tidak merokok atau pernah terlibat penyalahgunaan narkoba; dan - Bersikap jujur. 2.6 Tahapan-Tahapan Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) dilakukan oleh setiap daerah/wilayah melalui kedua macam tahapan berikut : 1. Tahapan penentuan dan pemberian dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) Untuk menentukan dan memberikan dana BSM agar jatuh tepat pada siswa yang berhak/layak menerimanya atau tidak salah sasaran, ada beberapa tahapan yang mesti dilalui, yaitu : a) Penentuan kuota; b) Penentuan siswa penerima bantuan; c) Pendataan. 2. Tahapan pencairan, penyaluran, dan pengambilan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) Dalam tahapan ini, dibedakan menjadi 2 macam tahapan, yaitu :

14 a) Pencairan dan penyaluran dana Pencairan dana diajukan oleh Direktorat Pembinaan Tingkat SMP kepada Biro Keuangan Sekretariat Jenderal pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Biro Keuangan menerbitkan suratpencairan dana dan menyampaikannya ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) III Jakarta. Kemudian, dana dicairkan oleh KPPN ke PT. Pos Indonesia dan disalurkan lagi ke Kantor Pos Pemeriksa (KPRK) melalui Sentral Giro dan Layanan Keuangan (SGLK). Terakhir, disalurkan ke Kantor Posdi lokasi-lokasi terdekat dengan penerima bantuan. b) Pengambilan dana Para siswa yang telah ditentukan berhak menerima BSM dapat mengambil dananya secara langsung di Kantor Pos di lokasi-lokasi terdekat. 2.7 Dasar Hukum Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) Pengaturan hukum mengenai pelaksanaan pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Kota Bandar Lampung ini diatur dalam : 1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 4. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan; 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional; dan

15 6. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 1 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan. 2.8 Tugas dan Peran Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam Melaksanakan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) ini dilakukan oleh Dinas Pendidikan di setiap wilayah kabupaten/kota pada setiap tahun ajaran yang sedang berlangsung. Dalam hal ini, dilakukan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandar Lampung. Disdik Kota Bandar Lampung memiliki tugas dan peran sebagai berikut : 1. Mengadakan koordinasi dan sosialisasi dengan Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Kecamatan dalam menetapkan nama-nama sekolah calon penerima BSM (tingkatsmp) di Kota Bandar Lampung dengan berpedoman pada petunjuk pelaksanaan pemberian BSM. 2. Menyusun rekapitulasi data peserta didik penerima BSM di wilayah Kota Bandar Lampung dan menyampaikan kepada Disdik Provinsi Lampung. 3. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pemberian BSM di tingkat Kota Bandar Lampung dan menyerahkan hasil monitoring dan evaluasi ke Disdik Provinsi Lampung. 4. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat. 5. Mensosialisasikan program pemberian BSM ke berbagai sekolah (tingkat SMP).