STRATEGI PEMBELAJARAN SAINS UNTUK ANAK PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR AWAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini sangat perlu, hal ini dikarenakan pada usia itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang aktif dan sangat imajinatif serta

BAB I PENDAHULUAN. Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang. diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara teoritis, hakikat pendidikan merupakan belajar yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiyanto (2007: 1) bahwa Taman Kanak-kanak adalah pendidikan untuk anak

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diharapkan. Sadar pentingnya ketrampilan proses sains pada anak akan semakin

commit to user BAB I PENDAHULUAN

Upaya Meningkatkan Belajar Sains Anak Melalui Metode Eksperimen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Prasyarat Untuk Mengikuti Ujian Skripsi SI Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Pada Fakultas Ilmu Pendidikan O L E H :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN METODE GUIDED DISCOVERY PADA ANAK KELOMPOK B TK SALAFIYAH PLERET BANTUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu


BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

SITI MAHMUDAH SDN Wonojoyo I, Kec.Gurah, Kabupaten Kediri

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAINS PADA ANAK USIA DINI

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

PENGARUH PERCOBAAN SAINS SEDERHANA TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 1 PALU

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB I PENDAHULUAN. membebaskan manusia yang lain itu dari kegelapan ketidaktahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLAY DOUGH DI TK MTA MUNGGUR MOJOGEDANG KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, minat, dan kemampuan dalam belajar. Segala yang ia lihat, ia

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD.

BAB I PENDAHULUAN. bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan ini bertujuan. pendidikan nasional Bab I, Pasal I, Butir 14 bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP WARNA MELALUI METODE PROYEK. Sri Endah Cahyaningsih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal 1.Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

Pendidik. Pengertian. Pendidik. Hakekat PAUD-KBK PAUD-SPN AKD-NON. Oleh: Dra. OCIH SETIASIH, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa paling tepat dalam memberikan dorongan atau upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, pengalaman individu

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan konsep IPA yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangatmenentukan bagi perkembangan dan perwujudan diriindividu, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: SITI MUALIQOH SATTA NPM : P

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan golden age yaitu usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

MODEL PEMBELAJARAN SAINS DI TAMAN KANAK-KANAK DENGAN BERMAIN SAMBIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. Abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi informasi.

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. 1. IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang alam.

IьM Pelatihan Kader Pos Paud Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Anak Usia Dini yang Aktif dan Kreatif di Kelurahan Muktiharjo Telogosari

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

II.KAJIAN PUSTAKA. Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau input yang berupa

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

STRATEGI PEMBELAJARAN SAINS UNTUK ANAK PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR AWAL Eny Nur Aisyah PG-PAUD/KSDP/FIP Universitas Negeri Malang Abstrak Anak merupakan pembelajar aktif yang membangun pengetahuannya sendiri. Penanaman konsep pada anak dilakukan secara menyenangkan dengan melibatkan dan mengikut sertakan anak dalam kegiatan tersebut. Hal ini dilakukan agar mudah diingat dan dipahami anak. Pembelajaran sain merupakan salah satu cara penanaman konsep sederhana pada anak. Pengenalan sain pada anak ditekankan pada proses dari pada produk. Sains juga melatih anak menggunakan lima inderanya untuk mengeksplosasi terhadap berbagai kejadian maupun benda. Namun kenyataannya, masih banyak guru belum mampu menerapkan pembelajaran sains sederhana untuk menanamkan konsep pada anak. Guru kebanyakan hanya memberi lembar kerja siswa untuk kegiatan pembelajaran. Hal ini menyebabkan pembelajaran yang dilakukan pada anak kurang menarik dan sulit untuk diingat. Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pembelajaran sains sederhana bagi anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal. Kata kunci: strategi pembelajaran, pembelajaran sains, anak prasekolah dan sekolah dasar awal Anak prasekolah dan sekolah dasar awal yang berada pada rentang usia 0-8 tahun anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga disebut anak yang berada pada periode emas (golden age periode). Pada masa ini anak sangat mudah dirangsang untuk meningkatkan kecerdasannya. Pada fase ini lah yang menjadi penentu kedepannya. Kesalahan dalam memberi rangsangan, membimbing dan penanaman konsep dasar akan berakibat fatal untuk proses perkembangannya di masa mendatang. Diperlukan rangsangan, bimbingan dan penanaman konsep yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berfikir serta meningkatkan pengetahuan terhadap sesuatu. Anak memiliki kecerdasan masing masing. Hal tersebutlah, yang membedakan setiap anak dalam memahami setiap stimulus, bimbingan dan penanaman konsep. Diperlukan strategi pembelajran yang tepat untuk memberikan stimulus yang dapat diterima oleh anak. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien. Pemilihan strategi pembelajaran untuk anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal. yang menyenangkan, anak terlibat langsung dan menarik. Strategi pembelajaran untuk anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal. dikemas dalam bentuk yang menyenangkan, mengesankan, dan mengasikkan. Strategi pembelajaran dapat diterapkan pada pembelajaran sains sederhana pada anak pra sekolah dan sekolah dasar awal. Pelajaran sains sederhana perlu di perkenalkan pada anak. Pentingnya pembelajaran sains di kenalkan pada anak untuk membantu anak dalam penanaman konsep. Dalam pembelajaran sains lebih menekankan proses daripada hasil, selain itu anak terlibat langsung dalam pembelajran membuat anak mudah dalam mengingat pembelajaran tersebut. Selain itu, anak dilatih untuk mengeksplor dan menganalisis masalah yang dihadapinya dengan mengunakan lima panca inderanya. Pembelajaran sains merangsang anak untuk lebih ingin tau tentang suatu hal. 69

Untuk menjawab kebutuhan tersebut maka tulisan ini akan mengkaji lebih lanjut pengetahuan tentang strategi pembelajaran sains pada anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal. berdasarkan beberapa masalah yang dikaji: 1) bagaimana stategi pembelajaran sains untuk anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal? 2) Bagaimana penerapan strategi pembelajaran sains untuk anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal? PEMBAHASAN Strategi pembelajaran Strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan sumber belajar dan penilaian agar pembelajaran lebih efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diterapkan (Suyono, 2011: 20). Strategi yang digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam strategi pembelajaran terdapat beberapa komponen yaitu guru, peserta didik, tujuan, kegiatan pembelajaran, metode, alat, sumber, evaluasi, dan lingkungan. Strategi pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan pada usia pra sekolah dan sekolah dasar awal lebih menekankan pada pendekatan belajar melalui bermain untuk mestimulus perkembangan anak dan memperhatikan tahapan perkembangannya. Dalam pelaksanaan strategi pembelajarannya harus memperhatikan beberapa hal, yaitu: perhatian intens, memberi dorongan, memberikan umpan balik khusus, memberikan model atau contoh, mendemontrasikan, menciptakan tantangan, memberikan bantuan, dan memberikan informasi secara langsung. Karakteristik cara belajar anak merupakan fenomena yang harus dipahami dan dijadikan acuan dalam merencanakan pembelajaran untuk anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal. Adapun karakteristik cara belajar anak menurut Masitoh dkk. (2009: 6.9-6.12) adalah: 1. Anak belajar melalui bermain 2. Anak belajar dengan cara membangun pengetahuan 3. Anak belajar secara alamiah 4. Anak belajar dengan tetap mempertimbangkan keseluruhan aspek pengembangan, bermakna, menarik, dan fungsional Pemilihan strategi pembelajaran tetap mempertimbangkan beberapa faktor penting yaitu: 1. Karakteristik tujuan pembelajaran 2. Karakteristik anak dan cara belajarnya 3. Tempat berlangsungnya kegiatan belajar 4. Tema pembelajaran 5. Pola kegiatan Penggunaan stategi pembelajran harus mempertimbangakan sebelum melaksanakan dan menerapkan pada pembelajran anak di kelas Pembelajaran sains Sains adalah proses pengamatan, berpikir dan merefleksikan peristiwa serta aktifitas pemecahan masalah yang dilakukan oleh manusia yang di motivasikan oleh rasa ingin tau tentang dunia sekitar. Senada dengan Conant, Fisher (2003) mengartikan sains sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang didasarkan pada pengamatan dengan penuh ketelitian. 70

Sains ditinjau dari sudut anak, diantaranya menurut Carson, 1965 (holt, 1991) berdasarkan pengamatannya terhadap perilaku anak ketika belajar dengan berbagai objek sains, maka ia menarik kesimpulan bahwa sains bagi anak adalah segala sesuatu yang menakjubkan, sesuatu yang ditemukan dan dianggap menarik serta memberi pengetahuan untuk merangsang dan menyelidikinya. Pengenalan sains pada anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal. harus sesuai dengan tahapan umur dan perkembangannya. Dasar pembalajaran sains pada anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal. adalah teori konstruktivis. Teori konstruktivis percaya bahwa pengetahuan akan dibangun secara aktif oleh anak melalui persepsi dan pengalaman langsung dengan lingkungannya. Anak yang banyak bersentuhan dengan alam akan lebih baik memaknai dunia mereka sehingga anak perlu mendapatkan kesempatan berinteraksi dengan lingkungan mereka yang akan membuat mereka secara aktif terus menerus mendapatkan pengetahuan. Pada pendidikan sains untuk anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal., anak akan bermain berdasarkan kebebasan dan rasa ingin tahunya dianggap sebagai kesempatan bagi anak untuk membangun pengetahuannya tentang dunia mereka. Pembelajaran sains untuk anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal. memiliki beberapa manfaat yang bisa diperoleh jika anak sejak kecil dikenalkan dengan sains antara lain melatih anak bereksperimen dengan melaksanakan beberapa percobaan, memperkaya wawasan anak untuk selalu ingin mencoba dan mencoba. Sehingga anak terdorong menjadi kreatif, inisiatif, imajinatif, berpikir terstruktur terhadap aturan, dan jujur akan sebuah hasil. Pengenalan sains pada anak lebih di tekankan pada proses daripada produk. Untuk anak ketrampilan dalam berproses hendaknya di kemas secara sederhana serta dilakukan dengan bermain. Kegiatan pembelajaran sains menuntut anak untuk melakukan eksplorasi terhadap sesuatu. Anak juga melatih untuk menggunakan lima alat inderanya untuk menganal berbagai peristiwa. Leeper (1994) mengemukakan tujuan pembelajaran sains bagi anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal. adalah sebagai berikut: 1. Agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang di hadapinya melalui penggunaan metode sains, sehingga anak anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang di hadapinya 2. Agar anak memiliki sikap ilmiah. Hal hal yang mendasar, misalnya: tidak cepat-cepat dalam mengambil keputusan, dapat melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhatihati terhadap informasi yang diterimanya serta bersifat terbuka. 3. Agar anak-anak mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah 4. Ditunjukan agar anak menjadi lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan dalam lingkungan sekitar 5. Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan keterkaitannya dalam kehidupan sehari hari 6. Membantu meletakkan aspek aspek yang terkait dengan keterampilan proses sains 7. Membantu menumbuhkan minat pada anak untuk mengenal dan mempelajari bendabenda serta kejadian di luar lingkungan 8. Memfasilitasi dan mengembangkan sikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab dan mandiri dalam kehidupan 9. Membantu anak agar mampu menggunakan teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari 10. Membantu anak agar dapat mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari 11. Membantu anak agar dapat mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari kebesaran dan ke agungan Tuhan YME. 71

Berdasarkan tujuan tersebut, pengembangan pembelajaran sains menjelaskan bahwa bukan saja meningkatkan kemampuan kognitif, melainkan juga mengembangkan aspek afektif dan psikomotorik secara seimbang. Selain itu, akan menumbuhkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis yang semuanya akan sangat bermanfaat bagi kesiapan anak di masa depan. Penerapan stategi pembelajaran sains untuk anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal. Penerapan strategi pembelajran sains pada anak dilakukan untuk menumbuhkan rasa ingin tau yang tinggi, kritis dan kratif. Pembelajaran sains pada anak lebih menekankan kepada anak bahwa sains adalah hal yang menyenangkan dan sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka. Dengan melakukan suatu eksperimen bersama anak, anak mengenal konsep sains tidak hanya sebatas teori tetapi sekaligus mengajak anak berfikir dengan mengutarakan pertanyaan apa, bagaimana, dan mengapa sehingga anak dapat menjawabnya sendiri melalui kegiatan eksperimen yang mereka lakukan. Dasar penerapan strategi pembelajaran sains pada anak adalah karateristik belajar anak dan karateristik anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal.. Karakteristik anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal. menurut jean piaget, anak adalah seorang pengkontruksi yaitu seorang penjelajah yang aktif, selalu ingin tahu, selalu menjawab, selalu menjawab tantangan ssuai dengan interprestasi tentang ciri ciri yang esensial sesuai yang ditampilkan oleh lingkungan. sedangkan, karakteristik belajar anak menurut Masitoh dkk. (2009) adalah 1. Anak belajar melalui bermain 2. Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya 3. Anak belajar secara ilmiah 4. Anak paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan aspek pengembangan, bermakna, menarik, dan fungsional. Kaitannya dengan program pembelajaran sains untuk anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal., sains dapat dikembangkan menjadi tiga subtansi yang mendasar, yaitu 1. Sains sebagai suatu proses adalah metode untuk memperoleh pengetahuan. Rangkaian proses yang dilakukan dalam kegiatan sains tersebut, saat ini dikenal dengan sebutan metode keilmuwan atau metode ilmiah 2. Sains sebagai suatu produk terdiri atas berbagai fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori. 3. Sains sebagai suatu sikap, atau di kenal dengan istilah sikap keilmuwan, maksudnya adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai nilai yang harus di pertahankan oleh seorang ilmuan khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Dari uraian di atas dapat dipahami pentingnya pembelajaran sains diberikan sejak masih anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal. untuk menanamkan sikap keilmuan. Pembelajaran sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung. PENUTUP Strategi pembelajaran sains pada anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal. dilakukan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi, kritis dan kratif. Sains bagi anak-anak adalah segala sesuatu yang menakjubkan, sesuatu yang di temukan dan dianggap menarik serta memberi pengetahuan untuk merangsang dan menyelidikinya. Pengenalan sains pada anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal. harus sesuai dengan tahapan umur dan perkembangannya. Pembelajaran sains pada anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal. dikemas semenarik mungkin untuk meningkatkan keinginan belajar anak. Untuk itu pembelajaran sains pada anak tidak hanya dilakukan didalam kelas saja tetapi juga dapat memanfaatkan lingkungan sekitar. 72

DAFTAR RUJUKAN Suyono dan hartanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Rosda. Hapidin. 2006. Model Model Pendidikan Untuk Anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal.. Jakarta: Ghiyats alfiani press Fadlillah, Muhammad. 2012. Desain Pembelajaran PAUD: tinjauan teoritik dan praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Nurani, Yuliana. 2011. Konsep Dasar Pendidikan Anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal.. Jakarta: Indeks Yulianti, Dwi. 2010. Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak Kanak. Jakarta: Indeks Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal.. Jakarta: Depdiknas 73