APARTEMEN DAN PERKANTORAN DENGAN PENDEKATAN TERHADAP EKONOMI BERKELANJUTAN DI JAKARTA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta barat adalah bagian dari kota Jakarta di Indonesia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipungkiri

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Topik Sustainable Economy Development

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Directorat Data Center UBiNus)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR. Tujuan penyusunan paper tugas akhir ini adalah sebagai syarat untuk kelulusan

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

APARTEMEN SEWA DENGAN PEMANFAATAN AIR HUJAN DI KAWASAN GROGOL JAKARTA BARAT. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2011/2012

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan % dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kendaraan tapi cukup dengan berjalan kaki saja.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

didirikannya dekat dengan lingkungan kampus.

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara. yang Berhubungan dengan Arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia terutamanya

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya kualitas hidup dari manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Agria Tri Noviandisti, 2012 Perencanaan dan Perancangan Segreen Apartment Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendasar yang harus diwujudkan untuk melangsungkan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta, seperti yang telah kita ketahui, merupakan kota dengan populasi

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Bel akan g. Pada dasarnya setiap mahluk hidup memiliki beragam kebutuhan

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam mengumpulkan data harus dilakukan studi lapangan, survei atau. observasi ke tapak secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Undip Sumber : BAPSI Undip

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

APARTEMEN MENENGAH DI KAWASAN CENGKARENG DENGAN PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN ALAMI PADA BUKAAN JENDELA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan makin meningkatnya kebutuhan dan permintaan hunian di

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengembangan perkotaan dalam sektor pusat bisnis dan hunian makin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Persoalan tempat tinggal masih menjadi masalah pelik bagi penduduk di

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB III DATA DAN ANALISA

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

RANCANGAN WISMA ATLET SENAYAN-JAKARTA BERDASARKAN MOBILITAS KEGIATAN HARIAN ATLET DI SENAYAN. Disusun Oleh : Nama : Hendri Tandiono NIM :

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Pertambahan dan kepadatan penduduk dari tahun ke tahun terus meningkat,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta yang mempunyai wilayah seluas 740 km 2. menjadikan Jakarta sebagai kota yang sangat padat penduduknya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PUSAT PERBELANJAAN DAN APARTEMEN DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Disusun Oleh: Nama : Selvi Febriane NIM :

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.

BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Latar Belakang Judul Proyek

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

DAFTAR ISI. Daftar Isi...1. Daftar Gambar...4. Daftar tabel...7. Kata Pengantar...8. Bab I: Pendahuluan...9

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Kata kunci (keywords): arsitektur tropis, apartemen sewa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MALL DAN APARTMENT DI SEMARANG MALL AND APARTMENT IN SEMARANG

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK APARTEMEN DAAN MOGOT CITY

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. cukup dan dapat di olah kembali sehingga menjadi uraian yang lebih terperinci.

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

HOTEL KAPSUL DENGAN PENDEKATAN PENGARUH PERILAKU ISTIRAHAT PENGHUNI DI TANAH ABANG JAKARTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PKM UNDIP DI TEMBALANG TA - 37 BAB I PENDAHULUAN

KANTOR SEWA DAN APARTEMEN DI JAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBIOSIS

Skripsi Program Studi Teknik Arsitektur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

KATA PENGANTAR. ini merupakan proses yang sangat panjang dan melibatkan banyak pihak.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Gedung Kantor LKPP BAB I PENDAHULUAN

GEDUNG ORKESTRA SURABAYA Harmoni

Transkripsi:

APARTEMEN DAN PERKANTORAN DENGAN PENDEKATAN TERHADAP EKONOMI BERKELANJUTAN DI JAKARTA BARAT Olivia Jon, Nina Nurdiani, Widya Katarina Jurusan Arsitektur Binus University, Jl. K.H. Syahdan no.9 Palmerah, Jakarta Barat, 11480, 021-5543287 Email : oliviajohn9090@gmail.com ABSTRACT Based on research related to the topic of sustainable economy in West Jakarta, the lack of land to accommodate the medium of economic activity (PKL) be the cause of the informal activities increasingly irregular and occupy land and should not cause harm multiple parties. The purpose of the project design apartments and the office is to support economic activity and provide economic opportunity for the middle to lower order to improve living standards. By analyzing data through site surveys and existing literature on mixed-use building and sustainable economic topics, produce a design space - space inside and outside of the tread as the trade area and start a business and residential support sustainable economic topics..keywords: Apartment, Office, Sustainable Economy, Economic Activity ABSTRAK Berdasarkan penelitian terkait topik ekonomi berkelanjutan di Jakarta Barat, kurangnya lahan untuk mewadahi kegiatan ekonomi menengah kebawah (PKL) menjadi penyebab kegiatan informal tersebut semakin tidak teratur dan menempati lahan yang tidak seharusnya dan menyebabkan kerugian beberapa pihak. Maksud dari perancangan proyek apartemen dan perkantoran ini ialah untuk menunjang kegiatan ekonomi dan memberikan peluang bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah untuk dapat meningkatkan taraf hidup. Dengan menganalisis data melalui survei lokasi serta literatur yang ada mengenai bangunan mixed-use dan topik ekonomi berkelanjutan, menghasilkan rancangan ruang ruang dalam dan luar tapak sebagai area berdagang dan memulai usaha serta hunian yang mendukung topik ekonomi berkelanjutan. Kata kunci: Apartemen, Perkantoran, Ekonomi Berkelanjutan, Kegiatan Ekonomi

PENDAHULUAN Banyaknya penduduk dan terus menerus bertambah, menyulitkan masyarakat memiliki hunian nyaman serta lapangan pekerjaan yang memadai karena keterbatasan lahan dan populasi penduduk yang meningkat Akibat faktor tersebut membuat konsep bangunan tidak lagi harus berada di atas tanah, melainkan mengacu kepada bangunan vertikal. Dengan perencanaan beberapa bangunan yang didesain dalam kesatuan tapak, dengan mengaitkan konsep ekonomi berkelanjutan pada masyarakat semua golongan terutama PKL (pedagang kaki lima) di area sekitar tapak yaitu di samping kampus universitas Tarumanegara, Grogol Jakarta Barat. Tidak adanya tempat dagang yang layak, pemalakan, terusir dan berpindah pindah merupakan latar belakang penyediaan lahan penghijauan dalam tapak sebagai tempat untuk mendukung pedagang (PKL) yang tidak beruntung menjadi lebih sejahtera karena diberikan wadah di dalam dan luar tapak. Pembangunan yang berkelanjutan sangat penting untuk diaplikasikan di era modern ini. Hunian dan lapangan pekerjaan yang layak semakin sulit dijangkau terutama bagi kalangan menengah kebawah yang berpenghasilan rendah. Biaya hidup yang semakin meningkat dan kurangnya peluang usaha yang semakin mempersulit keadaan ekonomi adalah beberapa faktor perancangan apartemen dan kantor yang dapat menyediakan fasilitas hunian dan lapangan usaha yang mewadahi kegiatan ekonomi terutama bagi golongan ekonomi rendah dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat kurang mampu. METODE PENELITIAN Pada metode penelitian, untuk mendapatkan hasil pembahasan mengenai proyek apartemen dan perkantoran dengan pendekatan terhadap konsep ekonomi berkelanjutan di Jakarta Barat dengan,mengumpulkan data sebenarnya / fakta dari para kondisi masyarakat menengah kebawah sekitar tapak, menganalisa konsep ekonomi berkelanjutan sesuai wawancara sebelumnya dan perilaku serta kegiatan yang dilakukan untuk dapat menentukan program ruang yang tepat pada proyek untuk diaplikasikan, memastikan kebutuhan yang akan diperlukan dalam menganalisa sehingga hasil dari langkah - langkah di atas dapat menjadi acuan mendesain ruang dalam dan luar dalam tapak untuk mendukung kegiatan ekonomi masyarakat menengah kebawah terkait hunian dan lapangan pekerjaan dan menemukan permasalahan untuk dipecahkan sehingga dapat mencapai tujuan penelitian yaitu merancang hunian apartemen dan perkantoran yang terjangkau dari segi ekonomi dan lapangan pekerjaan yang dapat mewadahi masyarakat menengah kebawah untuk diberikan peluan usaha. HASIL DAN BAHASAN Bangunan yang dirancang merupakan bangunan dengan beberapa fungsi berbeda dalam satu lahan yang sama. Jenis fungsi bangunan yang dipilih adalah apartemen dengan fungsi hunian, perkantoran dengan fungsi kantor, dan fasilitas penunjang berupa pujasera dengan area santai untuk semua golongan ekonomi terutama menengah kebawah. Hasil bahasan dan analisa pada proyek terkait topik ekonomi berkelanjutan mengenai ; 1. Ruang ruang yang sesuai dengan peruntukan dan nilai lahan yang ada dengan perhitungan analisa ekonomi sederhana serta fungsi dan ruang yang diterapkan dalam desain bangunan ini. 2. Ruang - ruang yang menunjang kegiatan ekonomi untuk semua golongan ekonomi khususnya masyarakat menengah ke bawah dengan melihat potensi lokal yang ada di sekitar tapak, sehingga hasil rancangan arsitektur proyek ini akan menunjang bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam dan lingkungan sekitar tapak. misal : pemberian lahan berdagang untuk PKL sekitar tapak. Berikut adalah kondisi PKL sekitar tapak yang perlu ditampung dalam tapak.

Gambar 1 Alur PKL sekitar Tapak Gambaran PKL yang terlihat sekitar tapak terlihat pada hasil pengambilan foto pribadi dibawah ini (Gambar 2). Kondisi sekitar yang terlihat adalah PKL mengambil lahan formal dijadikan informal dan sangat merugikan pejalan kaki. Gambar 2 Kondisi PKL sekitar Tapak Sehingga untuk mewadahi PKL yang ada disekitar tapak ke dalam, maka disediakannya area untuk kegiatan usaha di dalam tapak. Adapun lahan untuk penyediaanya dilakukan analisa besaran bangunan untuk menentukan porsi kebutuhan lahan dengan kaitan faktor ekonomi, sehingga dapat menentukan massa bangunan dalam tapak ini. Analisa besaran bangunan pada tapak terkait faktor ekonomi dimaksudkan untuk pembagian presentase fungsi bangunan dalam bentuk besaran massa bangunan dilihat

dari manakah yang menguntungkan supaya dapat terlihat dampak ekonomi yang berkelanjutan. Serta bagaimana mengolah unsur ekonomi dalam pembagian lahan sebagai area untuk dikomersilkan dan dapat berkelanjutan sesuai konsep ekonomi berkelanjutan. Adapun informasi tapak adalah sebagai berikut; Luas Lahan = 12.754,48 m2 KDB (Koefisien Dasar Bangunan) = 50 % KLB (Koefisien Lantai Bangunan) = 3.5 Jumlah lantai yang diizinkan = maksimal 16 lantai Peruntukan Lahan = KKT = Apartemen : Perkantoran : Fasilitas penunjang = 38.5 : 47.05 : 10 = 8 : 9 : 2 Perbandingan diperoleh dari mengaitkan faktor inflasi lahan sesuai kategori dengan nilai ekonominya. Berikut perincian perhitungan luasan ketiga fungsi bangunan; Luas Total Bangunan yang dapat dibangun: = Luas Tanah x KLB = 12.754,48 m2 x 3.5 = 44.640,68 m2 Luas bangunan terkait ekonomi berkelanjutan: -Apartemen = 8/19 x 44.640,68 m2 = 18.796,07 m2 -Perkantoran = 9/19 x 44.640,68 m2 = 21.145,58 m2 -Pujasera PKL = 2/19 x 44.640,68 m2 = 4.699,01 m2 Luas Ruang Terbuka Hijau: = KDB x Luas Tanah = 50 % x 12.754,48 m2 = 6.377,24 m2 Berdasarkan analisa sementara perhitungan luasan ketiga fungsi bangunan menurut inflasi fungsi bangunan yaitu: Apartemen, Perkantoran dan Pujasera / PKL area sebagai fasilitas penunjang di Jakarta, diperoleh fungsi perkantoran lebih besar yaitu 21.145,58 m2, kemudian apartemen sebesar 18.796,07 m2 dan fasilitas penunjang sebesar 6.377,24 m2. Jadi presentase zoningnya ialah; Apartemen = 18.796,07 / 44.640,68 x 100 % = 42 % Perkantoran = 21.145,58 / 44.640,68 x 100% = 47 % Fasilitas Penunjang = 6.377,24 / 44.640,68 x 100% = 11 % Apabila lahan diletakan di atas tanah, maka pembangunan perkantoran lebih menguntungkan sesuai analisa sederhana diatas. Namun dikarenakan perlu mengedepankan nilai kebutuhan hunian dibandingkan perkantoran, sehingga perlu kembali menganalisa kebutuhan tapak sesuai kebutuhan fungsi bangunan. Analisa kebutuhan hunian : Total mahasiswa setiap tahun ajaran baru di beberapa kampus terdekat dengan tapak yaitu ; Untar : 14.000 mahasiswa Trisakti : 19.300 mahasiswa

Ukrida : 3.200 mahasiswa Total mahasiswa yang berada di sekitar tapak = 36.500 mahasiswa, asumsi total keseluruhan sebenarnya lebih banyak dengan tambahan alumni dan mahasiswa yang berada di tingkat atas. Kebutuhan hunian diperlukan oleh masyarakat sekitar tapak yaitu mahasiswa, diperkuat dengan banyaknya pembangunan kost - kost an di sekitar kampus yang menyatakan kebutuhan hunian lebih diperlukan. - Analisa kebutuhan kantor : Bangunan kantor sekitar dan jumlah karyawan (lampiran 11) adalah; Gedung perkantoran : Gedung Gratika, Graha Vivere, Wisma Barito Pasific, The Capital Tower, Wisma 77,Total Building,APL Tower. Dari kantor kantor diatas ialah kantor sewa. Dilihat dari kebutuhannya, yang dibutuhkan di Letjend S. Parman, kantor sewa menguntungkan dalam jangka panjang,namun untuk pemutaran biaya secara cepat hunian jual lah yang lebih menghasilkan yaitu apartemen. Hunian apartemen lebih diperbesar dibanding perkantoran, dikarenakan mayoritas mahasiswa dan karyawan lebih,membutuhkan hunian terlihat dari pembangunan kost di sekitar kampus selalu ada pembangunan kost kostan.dan karyawan yang bekerja pasti ada sebagian yang butuh hunian kost. Dan karena perbandingan hanya terpaut 5 % antara perbandingan apartemen dan perkantoran bila mengacu pada nilai inflasi tanah kemudian hari. Dengan perbandingan apartemen dan perkantoran dibagi dua asumsi perkantoran hanya separuh yang dibutuhkan dari analisa = 42 % + (47%/2) = 42 % + 23,5 % = 65,5 % = 65 % Hunian Apartemen Jadi, Perbandingan yang digunakan untuk diaplikasikan pada desain; Apartemen : Perkantoran : Fasilitas Penunjang Indoor = 65 % : 24 % : 11 % Nilai hunian diperbanyak dibanding perkantoran sewa dengan memperhitungkan KLB sebagai berikut; = KLB x Luas total lahan untuk ke tiga bangunan = 3,5 x 12.754,48 m2 = 44.640,68 m2 Jadi dengan ketinggian total bangunan sebanyak 16 lantai, masing masing memiliki luas bangunan total; Apartemen = 65 % x 44.640,68 m2 = 29.016 m2 Perkantoran = 24 % x 44.640,68 m2 = 10.713 m2 Penunjang = 11 % x 44.640,68 m2 = 4.911 m2 Kesimpulan: Terdapat dua buah perbandingan mengenai besaran zoning ketiga fungsi bangunan yang berbeda terkait faktor inflasi dan kebutuhan. Dari hasil diatas faktor kebutuhan lebih bernilai besar sehingga menghasilkan persentase akhir berupa besaran zoning Apartemen = 65 %, perkantoran = 24 % dan penunjang ekonomi berkelnajutan = 11%.Analisa Bentuk massa dan zoning peruntukan yang diperoleh sesuai peruntukan adalah sebagai berikut; - Massa disesuaikan dengan GSB dan maksimal ketinggian lantai kemudian terbentuk massa masif dengan warna gelap merupakan area public.

-Massa massif dibentuk menjadi dua bagian massa supaya sirkulasi udara dapat diletakan di dalam tengah tapak. Massa dijadikan 3 bagian yaitu : Massa 1: Apartemen Massa 2 : Fasilitas Penunjang Ekonomi Massa 3 : Perkantoran Gambar 3 Analisa Bentuk massa dan zoning peruntukan Dengan hasil olahan desain dengan memiliki wadah untuk menampung PKL dan kegiatan ekonomi lainnya ke dalam tapak sebagai berikut;

Gambar 5 Bentuk Booth untuk Menyetarakan Desain dalam Tapak Gambar 6 Bentuk Gerobak untuk Menyetarakan Desain Luar Tapak Gambar 7 Bentuk Tenda untuk Menyetarakan Desain Luar Tapak Bazaar Pada gambar 5, gambar 6, gambar 7 adalah desain sebagai syarat sarana yang diberikan kepada calon pengguna kegiatan ekonomi untuk disetarakan di dalam dan luar tapak supaya terlihat harmonis. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil dan bahasan yang telah diperoleh, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut; Proyek bangunan yang dirancang ialah apartemen dan perkantoran dengan pendekatan terhadap konsep ekonomi berkelanjutan di Jakarta Barat. Tapak terletak di Jl Letjen S Parman, Grogol Jakarta Barat, dengan memiliki luas lahan seluas 12.754,48 m2 dengan ketentuan KDB 50%, KLB 3.5 dengan

ketinggian maksimal 16 lantai. Proyek dengan pendekatan terhadap konsep ekonomi berkelanjutan dimaksudkan supaya dalam pembangunan proyek, dapat membuat kegiatan ekonomi sekitar dapat meningkat. Saran : Proyek apartement dan perkantoran dalam pembangunannya terkait dengan tema ekonomi berkelanjutan di Jakarta Barat perlu memikirkan kesejahteraan lingkungan sekitar terutama masyarakat menengah kebawah dengan menyediakan area untuk kegiatan ekonomi walaupun memiliki fungsi bangunan yang berbeda-beda dalam satu tapak perlu menekankan mengenai sirkulasi dalam area tapak. Sehingga untuk kedepannya diharapkan masyarakat golongan ekonomi bawah dapat mendaptkan tempat layak. Dalam rancangan inipun memiliki kesan desain dengan memasukan unsur golongan ekonomi rendah tidak selalu identik dengan kumuh dan tidak elegan. Namun dengan menggabungkan kegiatan ekonomi seluruh golongan membuat ketertarikan bagi semua golongan untuk menghidupkan rancangan ini. Sehingga jangan pernah takut untuk mengeksplorasi. REFERENSI Budihardjo, E dan Sudjarto,DJ.(2009). Kota Berkelanjutann (Sustainable City). Bandung: PT.Alumni. Mandala,Zeji. 2013. Mixed Use Development sebagai Representasi Pembangunan Kota Berkelanjutan ( Sustainable City). http://eprints.undip.ac.id/3730/ http://id.scribd.com/doc/33625656/penanggulangan-pkl http://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/02/13-pertumbuhan-ekonomi-dalam-konseppembangunan-berkelanjutan.pdf http://www.sustainable.org/economy http://thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-01137-ar%20bab2001.pdf RIWAYAT PENULIS Olivia Jon lahir di kota Jakarta pada 09 Agustus 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Arsitektur pada tahun 2014.