PENDAHULUAN. Sebagai gambaran pada pada kondisi puncak, yaitu saat lebaran jumlah total pemudik pada tahun 2012 ini adalah sebanyak 14,41 juta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini menyebabkan kepadatan arus Lalu Lintas yang terjadi pada jam jam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN SEMENTARA ANALISA DAN EVALUASI ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2011 (1432 H) PADA H-7 S.D H+6

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah administrasi yang luas dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PENGESAHAN ANALISIS TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DITINJAU DARI PERSPEKTIF GEOMETRIK JALAN ( STUDI KASUS : RUAS NGAWI MANTINGAN ) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Jalan adalah sarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu hal pokok untuk perkembangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan framework penyusunan laporan secara keseluruhan. Bab ini

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan untuk menunjang perekonomian maupun kegiatan-kegiatan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Kota Denpasar merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Bali.

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan kepemilikan kendaraan makin meningkat, pada gilirannya. berdampak pada kecelakaan yang terjadi cenderung meningkat.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

STUDI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN SOEKARNO HATTA BANDUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri.

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

BAB I PENDAHULUAN. karena fungsi utama jalan raya adalah sebagai prasarana untuk melayani pergerakan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Agar penelitian ini dapat terarah dan mendapatkan hasil yang optimal dan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

Rilis PUPR #1. 2 Juni 2018 SP.BIRKOM/VI/2018/263

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan. lintas melalui rekayasa dan upaya lain adalah keselamatan berlalu lintas. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR. STUDI IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN KECELAKAAN (BLACK SPOT dan BLACKSITE) PADA JALAN TOL JAGORAWI

BAB I PENDAHULUAN. di sisi jalan. hal ini seringkali mengakibatkan terjadinya penumpukan kendaraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan transportasi. Akibatnya terjadilah peningkatan pengguna jaringan. hambatan bila tidak ditangani secara teknis.

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. mencapai tujuan nasional (Lemhannas,1997). Mencermati kondisi masyarakat

LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOYOTA KIJANG NOMOR KENDARAAN T 1756 DC TERJUN KE SUNGAI LUBAI, JEMBATAN BERINGIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA, SEPTEMBER 2012

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

PELAKSANAAN UJI COBA SISTEM INFORMASI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN UNTUK DAERAH BALI DAN SUMATERA BAGIAN UTARA

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KATA HANTAR ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA AREA BLACK SPOT DI. RUAS JALAN YOGYA-MAGELANG ANTARA KM 4-KM 17 yang disusun

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MELIBATKAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN KARANGASEM TUGAS AKHIR. Oleh: I KETUT CAHYADI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan mengikuti bagan alir pada Gambar 3.1. Mulai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA

FINAL KNKT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN ( STUDI KASUS BUNDARAN WARU ) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional. Salah satu bidang yang terus mengalami perkembangan yaitu Bidang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat, sebaliknya peningkatan taraf

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Lokasi kejadian kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL KRAPYAK - SRONDOL, SEMARANG 1

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

BAB III METODOLOGI. Garis besar penelitian secara singkat ditunjukkan dalam bagan alur pada Bagan 3.1. berikut.

NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBATASAN JAM OPERASIONAL KENDARAAN ANGKUTAN TANAH DAN PASIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

EVALUASI KECELAKAAN LALULINTAS SELAMA MUDIK LEBARAN MELALUI JALUR DARAT DI INDONESIA TAHUN 2015 DAN 2016

BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor : 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan

^ Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 99 ayat (1) dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

BAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang

1) Sub Bagian umum Sub Bagian Umum mempunyai tugas : a) melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan ketatalaksanaan. b) melaksanakan pengelolaan urusan su

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN JALAN TERKAIT KESELAMATAN JALAN

AUDIT KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (STUDI KASUS GEOMETRIK JALAN M.T. HARYONO KOTA SAMARINDA)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi:

Laporan Akhir (Final Report) PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG Dalam rangka Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi khususnya di Pulau Jawa selain dibutuhkan penciptaan kawasankawasan ekonomi baru, diluar pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang telah ada, juga diperlukan pengembangan dan peningkatan pelayanan sistem transportasi angkutan barang dan orang di kawasan Pulau Jawa. Berdasarkan kondisi sistem transportasi di Pulau Jawa saat ini, peran angkutan jalan masih sangat dominan, dan untuk pelayanan pergerakan regional, Jaringan Jalan Nasional Lintas Utara Dan Selatan Jawa, berperan sangat penting. Permasalahan yang ada, sistem jaringan jalan nasional tersebut, masih banyak pias jalan yang masih dapat dikatakan tidak laik fungsi sebagai jalan arteri primer, yang berdampak pada kualitas pelayanan arus lalu lintas; disisi lain pertumbuhan arus lalu lintas yang menggunakan jaringan jalan tersebut makin meningkat, yang akan berdampak pada naiknya resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. Sebagai gambaran pada pada kondisi puncak, yaitu saat lebaran jumlah total pemudik pada tahun 2012 ini adalah sebanyak 14,41 juta 1-1

atau meningkat 10,76 persen dibanding tahun 2011; sementara menurut data POLRI, data korban tewas pada arus mudik dan arus balik lebaran 2012 hingga Senin (27/8/2012) mencapai 908 orang, serta korban luka berat 1.505 orang, dan korban luka ringan 5.139 orang. Sedangkan pada musim mudik 2011 kecelakaan lalu lintas dibandingkan pada tahun 2010 juga meningkat. Berdasarkan catatan kepolisian ada 4.006 kasus (23 Agustus 4 September). Angka ini naik sekitar 996 kejadian, dibandingkan Lebaran 2010 tercatat 3.010 kasus. Sementara korban meninggal akibat kecelakaan, turun dari 746 pada 2010, menjadi 661 orang, tapi jumlah kecelakaan naik terus hingga 33,08 persen. Sementara korban luka berat naik 155 orang, atau 15,91 persen. Bertitik tolak dari data statistik tersebut, mengindikasikan keterjaminan keselamatan pengguna jalan di jaringan jalan nasional lintas utara dan selatan semakin menurun; dimana faktor penyebabnya bisa disebabkan oleh faktor manusia, kendaraan, cuaca atau prasarana jalan beserta kelengkapannya. Untuk dapat menurunkan jumlah kecelakaan tersebut, perlu dilakukan kajian faktor utama penyebab kecelakaan dan lokasi daerah rawan kecelakaan di jaringan jalan nasional tersebut, sehingga dapat dicari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah kecelakaan lalu lintas tersebut. Bertitik tolak hal tersebut di atas, perlu dilakukan studi/penelitian mengenai Faktor Utama Penyebab Kecelakaan Dan Lokasi Daerah Rawan Kecelakaan Di Jaringan Jalan Nasional Lintas Utara dan Selatan Jawa beserta Upaya Penanganannya. 1-2

B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud kegiatan adalah melakukan kajian/penelitian terhadap faktor utama penyebab kecelakaan dan penentuan lokasi daerah rawan kecelakaan di jaringan jalan nasional Lintas Utara dan Selatan Jawa, yang kemudian dilakukan analisis upaya penanganannya yang tepat. Tujuan kegiatan adalah untuk dapat menentukan upaya penangangan tepat terhadap daerah rawan kecelakaan dan faktor penyebab kecelakaan lalu lintas di jaringan jalan nasional Lintas Utara dan Selatan Jawa, yang dapat digunakan oleh pemerintah dalam menyusun strategi peningkatan keselamatan lalu lintas di lintas utara dan selatan Jawa. C. RUANG LINGKUP PEKERJAAN Uraian kegiatan/ruang lingkup dari studi ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan inventarisasi data kecelakaan lalu lintas (3L) di provinsi, kabupaten/kota yang dilalui oleh jaringan jalan nasional, provinsi dan kabupaten/kota. 2. Melakukan identifikasi daerah rawan kecelakaan. 3. Melakukan evaluasi lokasi daerah rawan kecelakaan, manajemen dan rekayasa lalu lintas. 4. Melakukan analisis dan evaluasi kondisi di lokasi daerah rawan kecelakaan yang mencakup kondisi : a. Geometrik jalan (alinement horisontal dan vertikal), b. Perkerasan, 1-3

c. Pemanfaatan ruang jalan, d. Bangunan pelengkap jalan (rambu, marka, sistem penerangan jalan, dan lain-lain), e. Volume dan arus lalu lintas angkutan jalan. 5. Melakukan analisis faktor penyebab kecelakaan lalu lintas 6. Melakukan audit keselamatan jalan 7. Menyusun usulan alternatif penanganan daerah rawan kecelakaan 8. Menyusun strategi dan upaya penanganan daerah rawan kecelakaan 9. Menyusun tahapan penanganan daerah rawan kecelakaan. 10. Melakukan studi literatur/benchmarking dari negara lain; 11. Lokasi obyek studi ini akan dilaksanakan di Jalur Utara (Indramayu, Semarang, Surabaya) dan Selatan Pulau Jawa (Nagreg (Bandung), Purwokerto, Ngawi) untuk jalan Nasional (tidak termasuk Jalan Tol). D. BATASAN KEGIATAN Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalan Nasional Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan adalah berupa analisis dan rekomendasi yang efektif dan dapat digunakan untuk mengurangi kecelakaan. 1-4

E. TAHAPAN KEGIATAN Tahapan pelaksanaan Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan adalah sebagai berikut: 1. Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan ini meliputi perencanaan survei di lapangan dalam pengumpulan data primer dan sekunder sesuai dengan lokasi survei dan diskusi interaktif dengan pakar di bidang transportasi jalan di pusat maupun di daerah. 2. Tahapan Laporan Pendahuluan (Inception Report) Penyusunan laporan pendahuluan ini berisi penjabaran dari kerangka acuan yang meliputi metodologi dan pendekatan atau teori yang akan diterapkan, rencana kerja dan jadual kegiatan serta daftar kuisioner yang akan digunakan dalam penelitian. 3. Tahapan Laporan Antara (Interim Report) Penyusunan laporan antara memuat hasil-hasil pengumpulan data serta penjelasan metode pengolahan/analisis serta penyusunan langkah selanjutnya untuk analisis lengkap. 4. Tahapan Rancangan Laporan Akhir (Draft Final Report) Penyusunan rancangan laporan akhir berisi pengolahan data, analisis dan evaluasi dari hasil pengumpulan data pada laporan antara serta draft rekomendasi. 5. Tahapan Laporan Akhir (Final Report) dan Executive Summary Report 1-5

Penyusunan pada tahap laporan akhir merupakan perbaikan/penyempurnaan dari Rancangan Laporan Akhir setelah melalui serangkaian diskusi dan pembahasan. F. SISTEMATIKA LAPORAN AKHIR Sistematika laporan akhir ini disusun sebagai berikut: 1. BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini berisi uraian tentang latar belakang studi, maksud dan tujuan, ruang lingkup pekerjaan, hasil yang diharapkan, dan sistematika penulisan laporan. 2. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan hasil peninjauan terhadap peraturan perundangan dan standar-standar yang digunakan, beserta studistudi yang telah dilakukan mengenai lokasi black spot pada ruasruasjalan sepanjang Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa. 3. BAB 3METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan black spot baik yang ada di Jalur Pantai Utara maupun Jalur Pantai Selatan. 4. BAB 4. HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil survei baik pada data sekunder maupun data primer beserta penentuan lokasi black spot. 5. BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan mulai dari analisis penyebab kecelakaan sampai ke rencana dan program kerja untuk 1-6

menanggulangi permasalahan kecelakaan, yang diharapkan nilai kecelakaan bisa ditekan. 6. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menyimpul kan hasil analisis yang telah dilakukan. Berbagai rekomendasi juga diusulkan di dalamnya. 1-7