BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil survey serta perhitungan di lapangan dan dari hasil perencanaan MRF TPS Bendul Merisi. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. a. Komposisi sampah pada TPS Bendul Merisi adalah organik (75,11 %), plastik total (10,63 %), kertas (6,47 %), gelas (0,84 %), kayu (1,29 %), kain (4,54 %), karet (0,19 %), logam (0,5 %), Styrofoam (0,43 %). Timbulan sampah pada masyarakat yang dilayani adalah 2,94 L/org/hari b. Sedangkan jenis sampah yang memiliki potensi daur ulang adalah kresek (5,66 %), plastik keras (PP) 0,53 %, plastik lemas (PE) 0,59 %, gelas aqua 0,78 %, botol plastik (plastik bak) 2,58 %, kaleng 0,19 %, alumunium 0,11%, besi (kawat) 0,22 %, kardus 0,81%, duplex 4,69 %, kertas putihan 0,96 % 2. Ukuran lahan fasilitas pada MRF TPS Bendul Merisi adalah sebagai berikut Lahan pemilahan I dan II masing masing mempunyai ukuran panjang 5,50 m dan lebar 5,50 m. Gudang penyimpanan plastik mempunyai ukuran panjang 10,5 m dan lebar 5,50 m. Gudang penyimpanan logam mempunyai ukuran panjang 2,50 m dan lebar 2 m. Gudang penyimpanan kertas mempunyai ukuran panjang 5,60 m dan lebar 5,50 m. Gudang penyimpanan kayu mempunyai ukuran panjang 2,50 m dan lebar 2 m. Lahan penampungan sampah organik yang akan dikompos mempunyai ukuran panjang 2,50 m dan lebar 1 m. 157
158 Lahan pencacahan sampah organik yang akan dikompos mempunyai ukuran panjang 3,50 m dan lebar 2,10 m. Landasan atau kolom untuk pengomposan yang direncanakan sebanyak 44 kolom. Dengan ukuran per kolom panjang 2,50 m, lebar 2 m, tinggi 5 cm. Lahan pengayakan kompos bergabung dengan lahan pengemasan kompos panjang 5 m lebar 3 m. Gudang penyimpanan kompos mempunyai ukuran panjang 2,70 m dan lebar 2,50 m Kolam lindi yang terbagi atas kolam lindi I mempunyai ukuran panjang 2 m, lebar 1,50 m, dan tinggi 1 m. Sedangkan kolam lindi II mempunyai ukuran panjang 1,50m, lebar 1 m dan tinggi 1 m Lahan pengemasan seperti yang telah disebutkan pada poin diatas bahwa bergabung dengan lahan pengayakan yang mempunyai ukuran panjang 5 m dan lebar 3 m. Kantor yang mempunyai luas 28 m 2 Toilet sebanyak dua buah berukuran masing- masing 2 m x 2 m. Parkir gerobak dengan luas 60 m 2 Penyucian dan pengeringan dengan luas 18 m 2 Insenerator (sudah ada/ eksisting) dengan ukuran panjang 6 m dan lebar 4 m. 3. Dari analisis ekonomi menunjukkan bahwa pengembalian modal pembangunan MRF Bendul Merisi ini diperkirakan terjadi pada tahun kedua bulan ketiga. Sedangkan nilai hasil analisis dengan menggunakan metode Net Present Value adalah lebih besar dari nol. Maka fasilitas daur ulang layak untuk dilaksanakan. 5.2. Saran Dari survey dan perencanaan yang telah dilaksanakan, maka saran yang dapat diberikan adalah: 1. Perlu adanya pengurangan sampah organik dari sumber karena bisa mengurangi volume sampah organik yang masuk
159 ke MRF. Sehingga pada MRF tidak membutuhkan lahan pengomposan yang luas, dan per sen pelayanan tiap hari yang dapat mencapai 100 % dengan artian setiap hari sampah diangkut. 2. Perlunya pemilahan sampah dalam tong sampah dan pengangkutan antara sampah organik dan non organik atau sampah basah dan kering yang pastinya memerlukan kesadaran dan partisipasi masyarakat. Sehingga memudahkan dalam pemilahan di MRF. 3. Perlu adanya penelitian untuk proses pengomposan agar tidak memakan waktu yang lama sehingga dapat menghemat penggunaan lahan.
160
DAFTAR PUSTAKA Al Layla, M. A.1998. Water Supply Engineering Design. Michigan : Ann Arbor Science. Anonim. 1999. Tata Cara Pengelolaan Sampah. Keputusan Dirjen Cipta Karya CT/S/Re-TC/001/98. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum. Anonim. 1991. Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. SK SNI M-36-1991-03. Bandung: Departemen Pekerjaan Umum. Yayasan LPMB. Bank Indonesia. 2006. Inflasi. <URL:http:// www.bi.go.id/web/id/indikator + moneter + dan + Perbankan/ Inflasi/> PT DJARUM. 2004. SOP Pengomposan PT DJARUM. Kudus. California Goverment. 2001. Executive Summary Material Recovery Facility (MRF) Process Models. California Integrated Management. Christianto dkk. 2005.Pengomposan Sampah Rumah Tangga. Surabaya : Pusdakota Ubaya (Pusat Pemberdayaan Komunitas Kota Universitas Surabaya). Diaz, L.F. Savage, G.M. Enggareth, L.L, Golueke, C.G. 2000. Composting And Recycling Municipal Solid Waste. Boca Raton USA : Lewis Publishing. Djuarnani,Nan, Kristian, dan Setiawan, Budi Susilo. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. Tangerang : Agromedia Pustaka. 161
162 Jala- Sampah. 2006. Harga Barang Lapak, <URL:http://www. jala- sampah.or.id/> Muhammadiyah. 1998. Pembinaan Masyarakat DalamPengelolaan Sampah Berwawasan Lingkungan (Studi Pada Aliran Sungai Walanae, Sulawesi Selatan). Ujung Pandang : Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.. Rochana, Indah,.2006. Perencanaan Awal Material Recovery Fasility (MRF) Untuk Sampah di Kawasan Agrowisata Kota Batu Malang. Tugas Akhir, Surabaya : Jurusan Teknik Lingkungan ITS. Siregar, Ali Basyah dan Samadhi, TMA Ari.1998. Manajemen. Bandung : Institut Teknologi Bandung. Soewodo. H. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta : Yayasan Idayu. Sukaptini. E. 2002. Evaluasi Tapak Pengolahan Sampah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Laporan Tesis. Surabaya : Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS. Syadat, M. 2003. Perencanaan Awal Material Recovery Facility (MRF) Untuk Sampah Hotel Bintang V Di kawasan Jl. Basuki Rachmat- Jl Embong Malang- Jl Tunjungan Surabaya. Laporan Tugas Akhir. Surabaya : Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS. Tchobanoglous, G, Theisen, H, Vigil, S.1993. Integrated Solid Waste Management. Singapore : Mc Graw Hill.
163 Triyono dan Patrik, P. 1993. Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Sebagai Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup (Swastanisasi Pengelolaan Sampah). Jurnal Penelitian. Direktorat Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Yuwono, D. 2005. Kompos. Jakarta : Swadaya.
164