I. PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia itu sendiri diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. efisien. Hal ini ditandai dengan semakin terintegrasinya pasar keuangan dunia yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

I. PENDAHULUAN. perekonomian. Kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap sektor masyarakat

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

I. PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam rangka memelihara

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat dan menyalurkannya secara efektif dan efisien pada

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, perkembangan suatu bank mengalami krisis dapat diartikan. Sementara itu dalam bentuk memberikan pelayanan kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Indonesia merupakan salah satu sektor yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang telah memiliki beberapa Undang-undang yang mengatur tentang

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, tidak

BAB IV PENUTUP. Universitas Indonesia. Aspek hukum..., Ariyanti, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. kembali kepada masyarakat. Selain itu, bank juga memberikan jasa-jasa keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. warga perseorangan lainnya, kenyataannya para ahli hukum mendefinisikan hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Dalam rangka

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan penyediaan dana untuk perkembangan pembangunan atau untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menunjukkan perkembangan yang baik. dalam segala aspek, terlebih dari aspek ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tersebut

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 1 /PBI/2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/5/PBI/2006 TENTANG MEDIASI PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

I. PENDAHULUAN. tersebut sebagian besar memerlukan jasa-jasa bank dan lembaga keuangan lain

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan tarf hidup

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya. Perbankan Syariah dalam menjalankan fungsinya

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

dari Bank adalah sebagai lembaga perantara dalam arus dana, baik dalam pasar uang

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang, antara lain dalam kegiatan masyarakat khususnya di bidang

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Fungsi Bank Umum dalam Pemberian Kredit. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. mendominasi kegiatan perekonomian Indonesia. Kegiatan sektor perbankan

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat. Saat ini perbankan merupakan salah satu unsur pengembangan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. di dalam mewujudkan cita-cita atau tujuan pembangunan nasional, sub sektor ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modal dalam suatu kegiatan usaha memegang peranan yang sangat

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.7/24/DPNP tanggal 18 Juli 2005 PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN PENANGANAN DAN PENYELESAIAN PENGADUAN NASABAH

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi

BAB I PENDAHULUAN. perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara (Kasmir, 2004).

I. PENDAHULUAN. Sipil. Ada juga beberapa orang yang bekerja di perusahaan-perusahaan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal. sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

Keuntungan Penggunaan Kredit

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai lembaga keuangan. Kegiatan-kegiatan dunia usaha, baik di sektor

BAB I PENDAHULUAN. Baik di Indonesia maupun di seluruh dunia banyak orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian transaksi ritel (retail) dan sistem kredit, yang namanya berasal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah dan beberapa perusahaan besar, telah berubah menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

PROSEDUR KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI BANK ANDA CABANG BONGKARAN SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan dengan barang dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

STIE DEWANTARA Manajemen Kartu Plastik

UPAYA PENYELESAIAN TERHADAP PELANGGARAN PERJANJIAN KARTU KREDIT

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan bank tersebut dimana dalam penilaian kesehatannya, Bank

BAB I PENDAHULUAN an di Amerika Serikat, pada saat itu system ini dikenal dengan nama charge-it

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tata Cara Pengaduan Permasalahan Transaksi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak membutuhkan dana yang besar. 1 Salah satu sumber dananya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman dana, kliring, hingga settlement. Cara pembayaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pembangunan di Indonesia merupakan salah satu wujud dari kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Tujuan pembangunan Indonesia itu sendiri diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. Salah satu contoh dari perkembangan pembangunan Indonesia adalah dibidang perbankan. Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Perkembangan di bidang perbankan memiliki fungsi utama yaitu sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat, selain itu perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Banyak kebutuhan masyarakat yang sedikit terpenuhi dengan adanya usaha bank, baik dalam bentuk tabungan, deposito, sampai penggunaan kartu kredit. Bank itu sendiri diatur dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dalam peraturan tersebut memberikan pengertian tentang bank. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

2 menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Selain pengertian tentang bank, Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan juga menjelaskan mengenai jenis bank yang salah satunya adalah bank umum. Pengertian bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran pembelian barang dan jasa. Salah satu jenis usaha bank umum adalah dengan menyediakan kartu kredit. Kartu kredit ( credit card) merupakan alat pembayaran berbentuk kartu yang diterbitkan oleh lembaga keuangan yaitu bank. Kartu kredit dapat digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi pembelian barang dan jasa. Prosedur pengunaan kartu kredit bermula dari adanya perjanjian atau kesepakatan antara pemilik kartu kredit dengan penerbit kartu kredit yang salah satunya adalah bank. Penggunaan kartu kredit dalam transaksi pembelian barang dan jasa dilakukan dengan cara menggesekkan kartu kredit pada perangkat yang sudah disiapkan oleh penjual barang dan jasa, sehingga transaksi pembeliannya tercatat pada alat tersebut dan dicetak. Setelah kartu kredit digunakan, pihak pemilik kartu kredit wajib membayar sejumlah tagihan atas penggunaan kartu kredit tersebut. Pembayaran pelunasan tagihan kartu kredit itu sendiri dapat dilakukan oleh pemilik kartu kredit secara sekaligus atau angsuran pada jangka waktu tertentu. Kartu kredit berbeda dengan kartu debit, di mana pada kartu kredit penerbit kartu kredit meminjamkan uang kepada nasabah khususnya pemilik kartu kredit.

3 Sedangkan pada kartu debit nasabah mengambil uang dari rekening nasabah itu sendiri. Penggunaan kartu kredit ini sudah cukup dikenal dibeberapa kota besar dan dipakai dalam lalu lintas perdagangan. Di Indonesia perkembangan penggunaan kartu kredit sedikit meningkat, dan untuk saat ini peraturan yang mengatur mengenai kartu kredit adalah Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009 tentang Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu. Seiring dengan perkembangan penggunaan kartu kredit di Indonesia. Perkembangan penggunaan kartu kredit ini belum dibarengi dengan peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia penerbit kartu kredit. Selain itu pengetahuan si pemilik kartu kredit (card holder) mengenai seluk beluk pemakaiannya pun rata-rata sangat minim serta kurangnya pelayanan mengenai penggunan kartu kredit, tidak jarang membuat pemilik kartu dalam posisi lemah. Agar tidak terjerumus dalam masalah yang berkaitan dengan penggunaan kartu kredit, maka sikap positif pemilik kartu kredit sangat diperlukan, terutama dalam hal mengendalikan diri dan disiplin diri dalam menggunakan kartu kredit. Di dalamnya termasuk ihwal kepemilikan kartu kredit, prilaku belanja dengan kartu kredit dan pembayaran tagihan kartu kredit. Meski hanya sepotong kartu, kartu kredit bisa membuat hidup lebih nyaman jika dikelola secara baik dan benar. Kalau tidak, kenyamanan itu bisa berbalik manjadi beban bagi pemilik kartu kredit karena harus menanggung berbagai biaya yang tidak perlu. Bila kita amati penggunaan kartu kredit dalam kegiatan transaksi lalu lintas perdagangan atau transaksi pembelian barang dan jasa di Indonesia, menunjukkan

4 jumlah transaksi yang cukup meningkat dengan menggunakan kartu kredit. Hal ini dapat dimungkinkan terjadinya sengketa pada penggunaan kartu kredit di antara para pihak yang terlibat. Banyak kasus yang terjadi dalam penggunaan kartu kredit, berdasarkan data yang diperolah BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) di Kota Bandar Lampung, pengaduan sejak tahun 2003 sampai pertengahan September 2009 berjumlah 102 kasus. Pengaduan dalam bidang jasa menempati peringkat pertama, 60 kasus dan 13 diantaranya terjadi tahun 2009. Lebih dari separuh kasus jasa tahun ini berupa keluhan penggunaan kartu kredit, misalnya pemilik merasa tidak menggunakan kartu kredit mendapat lonjakan tagihan, atau tidak bisa menggunakan kartu kredit padahal kewajiban sudah dipenuhi. Selain itu pengaduan di mana kasir menggesekkan kartu kredit berkali-kali karena dianggap belum terjadi, ternyata pemilik kartu kredit mendapat tagihan lebih dari sekali. Berdasarkan kasus tersebut maka bank sebagai pihak penerbit kartu kredit dapat dinyatakan melakukan wanprestasi. Wanprestasi yang dimaksud adalah bank sebagai pihak penerbit kartu kredit telah lalai atau dengan sengaja tidak memenuhi salah satu kewajibannya. Pada penggunaan kartu kredit itu sendiri banyak terjadi kasus yang tidak hanya membuat pihak penerbit kartu kredit dinyatakan melakukan wanprestasi. Ada saatnya pihak pemilik kartu kredit juga dapat dinyatakan dalam keadaan wanprestasi. Salah satu contoh pemilik kartu kredit juga dapat dinyatakan wanprestasi adalah pihak pemilik kartu kredit tidak dapat membayar sejumlah tagihan setelah karrtu kredit digunakan. Namun apabila dibandingkan pada kedua

5 keadaan tersebut, yang lebih sering mengalami kerugian pada penggunaan kartu kredit adalah pihak pemilik kartu kredit, seperti contoh-contoh kasus yang dijelaskan pada BPSK kota Bandar Lampung sebelumnya. Apabila terjadi wanprestasi pada penggunaan kartu kredit tersebut, yang membuat pihak pemilik kartu kredit mengalami kerugian. Maka pemilik kartu kredit dapat melakukan pengaduan kepada pihak penerbit kartu kredit untuk proses penyelesaian sengketa. Bila diperhatikan ada berbagai macam cara untuk menyelesaian sengketa, baik dengan cara litigasi maupun non-litigasi, di mana setiap penyelesaian sengketa memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Salah satu penyelesaian sengketa secara non-litigasi adalah mediasi. Perkembangan terakhir di sektor perbankan saat ini telah diterbitkan Peraturan BI N0. 8/5/PBI/2006 tentang Mediasi Perbankan yang dilanjutkan dengan SE BI N0. 8/14/DPNP, tanggal 1 Juni 2006. Penyelesaian sengketa non-litigasi lebih banyak digunakan oleh usahawan (dunia bisnis) Indonesia dalam menyelesaikan perselisihan, karena yang dituntut oleh dunia bisnis adalah penyelesaian sengketa yang bersifat sederhana, cepat, dan biaya ringan. Di samping menyelesaikan sengketa dengan cara sedarhana, penyelesaian sengketa non-litigasi juga membantu dan melindungi para pihak yang bersengketa. Namun ada kalanya yang muncul dalam upaya penyelesaian sengketa untuk memperoleh kesepakatan hanya berupa bentuk pemaksaan. Yaitu para pihak yang bersengketa dipaksa menyetujui demi kepentingan pihak tertentu. Pada kasus seperti ini, kebutuhan dan kepentingan salah satu pihak yang bersengketa mungkin tidak dipenuhi sama sekali. Hal ini tentunya merugikan

6 salah satu pihak yang bersengketa, apabila para pihak yang bersengketa berasal dari komunitas yang berbeda. Salah satunya mungkin tidak ada rasa kebersamaan atau rasa kurang kepercayaan antar komunitas untuk menyelesaikan sengketa melalui negosiasi, mediasi, dan diskusi. Namun proses penyelesaian sengketa melalui pengadilan akan lebih unggul, apabila hakim yang memproses bertindak netral dan jujur, maka para pihak akan dengan senang hati menyerahkan persengketaannya kepada lembaga litigasi tersebut. Akan tetapi penyelesaian sengketa melalui pengadilan umum biasanya mahal dan menyita waktu, sedangkan penyelesaian sengketa non-litigasi masih dianggap murah karena mengeluarkan biaya yang sedikit dengan waktu yang cepat. Oleh karena itu, saat ini penggunaan cara penyelesaian non-litigasi yaitu dengan cara mediasi lebih disenangi dibandingkan penyelesaian melalui pengadilan, terutama oleh kalangan usahawan. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengkajinya secara ilmiah dalam bentuk skripsi yang berjudul Tinjauan Yuridis Penyelesaian Wanprestasi Dalam Penggunaan Kartu Kredit Melalui Lembaga Mediasi Perbankan. B. Permasalahan Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dibahas pada skripsi ini adalah : 1. Bagaimana bentuk wanprestasi penerbit kartu kredit terhadap pemilik kartu kredit dalam penggunaan kartu kredit?

7 2. Bagaimana penyelesaian wanprestasi bank penerbit kartu kredit terhadap pemilik kartu kredit dalam penggunaan kartu kredit? C. Ruang Lingkup Pembahasan Ruang lingkup penelitian ini meliputi dua hal yaitu : 1. Ruang lingkup bidang ilmu Penelitian ini termasuk dalam bidang ilmu perdata ekonomi, dengan lingkup materi mengenai hukum perbankan. Dari segi hukum dilakukan dengan menelusuri ketentuan perundang-undangan sejauh mana penyelesaian sengketa perbankan khususnya dalam penggunaan kartu kredit untuk diterapkan dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang perbankan. 2. Ruang lingkup kajian Ruang lingkup kajian dapat ditemukan dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan Peraturan Bank Indonesia No. 8/5/PBI/2006 tentang Mediasi Perbankan terdapat dua hal yaitu : a. Bentuk wanprestasi penerbit kartu kredit terhadap pemilik kartu kredit dalam penggunaan kartu kredit. b. Upaya penyelesaian wanpretasi bank penerbit kartu kredit terhadap pemilik kartu kredit.

8 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok bahasan yang dikemukakan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis : a. Bentuk wanprestasi penerbit kartu kredit terhadap pemilik kartu kredit ( card holder) dalam penggunaan kartu kredit. b. Penyelesaian wanprestasi bank penerbit kartu kredit terhadap pemilik kartu kredit (card holder). 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Secara teoritis penelitian ini berguna untuk memberi masukan terhadap mata kuliah Hukum Perdata Ekonomi dibidang Perbankan pada umumnya serta Hukum Perlindungan Konsumen pada umumnya. b. Kegunaan Praktis Secara praktis penelitian ini berguna untuk : 1) Sebagai bahan acuan dan informasi bagi pembaca yang membutuhkan terutama bagi pemilik kartu kredit (card holder), pihak perbankan, merchant, pemerintah maupun pihak-pihak yang terkait sehubungan dengan masalah penyelesaian sengketa akibat kerugian yang dialami pemilik kartu kredit dalam bentuk mediasi perbankan 2) Sebagai salah satu syarat dalam rangka mencapai gelar kesarjanaan pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.