BAB I PENDAHULUAN. pembentukan sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), dan keterampilan kerja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

MATA PELAJARAN : TEKNIK PEMESINAN JENJANG PENDIDIKAN : SMK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

2015 HUBUNGAN WAKTU KERJA TERHADAP HASIL KERJA PADA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG PEMESINAN BUBUT DI SMK TARUNA MANDIRI CIMAHI

PENGGUNAAN ALAT PENDUKUNG PRAKTIK PADA KOMPETENSI MENGUNAKAN MESIN BUBUT KOMPLEKS

HUBUNGAN WAKTU KERJA TERHADAP HASIL KERJA PADA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG PEMESINAN BUBUT

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mesin frais (milling) baik untuk keperluan produksi. maupun untuk kaperluan pendidikan, sangat dibutuhkan untuk

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN BAB II MESIN BUBUT

PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA SMK DALAM PRAKTIK BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

TORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal

Bab II Teori Dasar Gambar 2.1 Jenis konstruksi dasar mesin freis yang biasa terdapat di industri manufaktur.

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK KEJURUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT (DESAIN DYNAMOMETER SEDERHANA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Mesin bubut (Turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas

I. PENDAHULUAN. industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan

PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK

BAB 2 PROSES-PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM

PEMBUATAN PRODUK KUNCI CHUCK BOR DENGAN SISTEM DIMENSI PADA BEVEL GEAR MODUL 1,5 MM DENGAN SUDUT POROS 90 0

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan menuju era industrialisasi haruslah didukung dengan mutu

PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT BAJA AISI 1045

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Ujian Praktik Kejuruan Bidang Pemesinan Waktu Indikator Skor

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Berbagai proses pemesinan dilakukan guna mengubah bahan baku

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

I. PENDAHULUAN. Setiap pekerjaan mesin mempunyai persyaratan kualitas permukaan (kekasaran

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

RELEVANSI PENGUASAAN KOMPETENSI TEKNIK FRAIS DI SMK N 3 YOGYAKARTA DENGAN KEBUTUHAN INDUSTRI

HUBUNGAN ANTARA WAKTU PEMOTONGAN DENGAN WAKTU PEMESINAN BUBUT PADA UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG PEMESINAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan dan kebutuhan zaman yang bergerak relatif cepat. sumber daya manusia dengan perkembangan zaman.

HUBUNGAN WAKTU KERJA TERHADAP HASIL KERJA PADA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI BIDANG PEMESINAN BUBUT DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

Oleh : Sutopo, M.T. *)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Pengaruh Kemiringan Benda Kerja dan Kecepatan Pemakanan terhadapgetaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2

BAB IV MESIN SEKRAP. Laporan Akhir Proses Produksi ATA 2010/2011. Pengertian Mesin Sekrap

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia yang. bermartabat dan mencapai kemajuan. Hal tersebut dilakukan secara

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PERALATAN BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM ARTIKEL

Pengaruh Jenis Pahat dan Cairan Pendingin

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LU LUSAN...6 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...

BAB I PENDAHULUAN. 3 Selesai tidak tepat waktu dengan hasil baik dan benar. 2 Selesai tidak tepat waktu dengan kurang baik dan 1

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut

BAB I PENDAHULUAN. No. 20, Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

Competition (WSC), Asean Skill Competition (ASC), dan hampir tiap negara

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

KONTRIBUSI HASIL UJIAN TEORI TERHADAP HASIL UJIAN PRAKTIK PADA UJI KOMPETENSI KEAHLIAN SISWA SMK

PENGARUH KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL JIS G-3123 SS 41 DENGAN METODE TAGUCHI

PROSES PEMBUATAN ROUGH GUIDE DI PT. ARTECH PRESISI MESINDO NAMA: DENNI HARTONO NPM :

METROLOGI INDUSTRI DAN STATISTIK

PEMROGRAMAN CNC. Program adalah sejumlah perintah dalam bentuk kode yang dipakai untuk mengendalikan mesin.

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

PEDAGOGIS Mengenali karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik. sosial, kultural,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya proses permesinan merupakan sebuah keharusan. mesin dari logam. Proses berlangsung karena adanya gerak

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pendidikan yang diselenggarakan pemerintah salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH TIPE PAHAT TERHADAP KUALITAS HASIL PRAKTIK PEMESINAN BUBUT MAHASISWA JURUSAN MESIN FT- UNY

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik guna memasuki dunia kerja, serta mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. ( Magnesium ditemukan dalam 60

PELATIHAN PEMROGRAMAN MESIN CNC FANUC UNTUK GURU SMK DIY

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkemampuan dan berketerampilan, mampu diandalkan dan. mampu menghadapi tantangan persaingan era pasar bebas.

28 Gambar 4.1 Perancangan Produk 4.3. Proses Pemilihan Pahat dan Perhitungan Langkah selanjutnya adalah memilih jenis pahat yang akan digunakan. Karen

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

ANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE ANALISIS VARIANS

Mesin Milling CNC 8.1. Proses Pemotongan pada Mesin Milling

Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

KONTRIBUSI KOMPETENSI MEMBACA GAMBAR TEKNIK TERHADAP KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN BUBUT SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Studi Komparasi Hasil Pembelajaran Oleh Guru dengan Hasil Pembelajaran Simulator CNC oleh Peneliti

Gambar I. 1 Mesin Bubut

DASAR DASAR PROSES PERMESINAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

SURAT KETERANGAN No : 339C /UN /TU.00.00/2015

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu pembekalan bagi setiap individu berupa pembentukan sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), dan keterampilan kerja (skill). Dalam arti kata, pendidikan menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh, mampu dan siap bekerja sehingga dapat mengisi semua jenis tingkat lapangan kerja dalam pembangunan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapakan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Untuk menciptakan pendidikan yang baik, dimana pendidikan yang baik akan menghasilkan SDM yang berkualitas, maka pemerintah menetapkan tujuan pendidikan nasional. Hal ini sangat memberikan kontribusi pada pendidikan di negara kita, dimana akhirnya akan terfokus pada satu tujuan atau sasaran yang tepat. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. 1

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kompetensi keahlian Teknik Mesin Perkakas sebagai bagian dari pendidikan menengah bertujuan menyiapkan siswa tamatan: 1. Memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam lingkup keahlian teknik mesin. 2. Mampu memilih karier, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri dalam lingkup keahlian Teknik Mesin. 3. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam lingkup keahlian Teknik Mesin. 4. Menjadi warga yang produktif,adaptif dan kreatif. Dari pernyataan-pernyataan diatas, tampak bahwa siswa adalah sebagai subjek utama dalam pengembangan pembangunan nasional. Siswa merupakan calon tenaga kerja yang nantinya akan mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri melalui keterampilan dan sikap profesional yang diperoleh siswa dan sekolah. Penyiapan siswa sebagai tenaga kerja oleh SMK dititikberatkan pada keterampilan kerja (skill). Oleh karena itu lembaga pendidikan tersebut wajib memiliki workshop atau bengkel sebagai lokasi peraktikum siswa. Di dalam workshop inilah siswa dilatih dan dibekali dengan kemampuan aplikasi/praktek. Dengan demikian workshop tersebut harus dilengkapi sarana dan prasarana yang mendukung proses berlangsungnya peraktek. Khususnya pada jurusan Teknik Mesin Perkakas, haruslah dilengkapi dengan mesin-mesin perkakas seperti Mesin Bubut (Lathe Machine), Mesin Frais (Milling Machine), Mesin Ketam (Shaper Machine), Mesin Bor (Drilling Machine), dan lain sebagainya.

Disamping kelengkapan mesin-mesin perkakas diatas, workshop juga harus mempunyai alat-alat ukur sebagai alat untuk menentukan dimensi suatu objek ukur. Jenis alat ukur tersebut yakni alat ukur linier langsung, alat ukur linier tak langsung, rol dan bola, alat ukur sudut, alat ukur kedataran dan alat ukur ulir serta alat ukur roda gigi. Alat ukur tersebut terdiri dari berbagai macam bentuk dan kegunaan. Pada kenyataannya, mayoritas dari alat-alat ukur tersebut tidak dimiliki oleh sekolah, padahal disinilah kesempatan siswa untuk mengenal dan menggunakan alat-alat ukur tersebut. Dalam melakukan setiap pengerjaan permesinan, siswa harus memperhatikan petunjuk penggunaan yang terdapat pada setiap mesin. Cara dan ketentuan penggunaan mesin dicantumkan dalam petunjuk penggunaan tersebut, yakni petunjuk penggunaan proses pemotongan yang mencakup Kecepatan Potong (Cutting Speed), Kecepatan akanan (Feeding Speed), Kedalaman Potong (Depth of Cut) serta bentuk dan ukuran pahat dan penyesuainnya terhadap bahan yang akan dikerjakan siswa dapat mempelajarinya lebih rinci dalam buku petunjuk mesin atau dalam buku-buku cetakan yang berkaitan dengan pekerjaan permesinan. Hal ini merupakan tuntutan bagi setiap siswa agar tercapai tujuan teoritis tersebut yakni keahlian praktik. Pada kenyataannya masih banyak siswa yang tidak mendalami petunjuk-petunjuk dalam buku pedoman seagai dasar teori praktek. Pada hal kita ketahui bahwa kemampuan praktek yang dimiliki siswa sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dasar teori yang mereka peroleh pada saat proses belajar mengajar. Teori merupakan landasan awal dalam melakukan praktek. Oleh karena itu, mustahil bagi siswa dapat melakukan praktek dengan baik tanpa dasar teori dan cara-cara penggunaan mesin dan alat-alat ukur tersebut.

Sebelum melaksanakan proses praktik pemesinan siswa terlebih dahulu diberikan gambaran benda yang akan dikerjakan. Kemampuan siswa untuk membaca serta memahami gambar dari benda yang akan dikerjakan sangatlah penting. Karena gambar teknik adalah suatu bahasa grafis yang digunakan orang di seluruh dunia dan dapat menyatakan sesuatu yang lebih jelas dari kata-kata, sebab setiap gambar, garis, dan simbol mempunyai fungsi dan pengertian tertentu. Keterangan-keterangan dalam gambar yang tidak dapat dinyatakan dalam bahasa harus diberikan dalam bentuk lambang-lambang. Kemampuan membaca gambar serta memahaminya dapat diperoleh siswa dari mata diklat Menggambar Teknik. Oleh karena itulah, siswa diharapkan dapat membaca serta memahami gambar teknik dengan baik. Tetapi pada kenyataannya, banyak siswa yang kurang mampu untuk membaca dan memahami gambar teknik. Sehingga pada waktu praktik pemesinan benda kerja yang di kurang berkualitas bahkan ada yang tidak sesuai dengan benda kerja yang diinginkan. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya jam pelajaran menggambar dan keterbatasan waktu praktetk siswa. Pelaksanaan praktek akan diakhiri dengan penilaian hasil pemesinan. Ini merupakan hal yang paling final dalam praktik, dimana hasil atau produk akan dibandingkan dengan toleransi ataupun kesesuaiannya dengan gambar kerja seperti yang diinginkan. Pada kenyataannya banyak dari hasil praktek tersebut tidak sesuai dengan toleransi yang diinginkan ataupun ada yang tidak sesuai dengan gambar kerja yang diberikan. Banyak hal yang menyebabkan hal ini terjadi, seperti yang dinyatakan Schelsinger (1979) dalam Buku Panduan Praktikum Teknologi Pemesinan I, Teknik Mesin UNIMED, 2001 bahwa hasil pemesinan/ketelitian geometris suatu produk dipengaruhi oleh: 1) Parameter-parameter proses pemotongan, seperti kecepatan pemotongan,

tebal pemotongan, kecepatan putaran, dan lain-lain, 2) Ketelitian geometris suatu mesin perkakas, yang dipergunakan untuk proses pembuatan benda kerja. 3) Sifat benda kerja yang dikerjakan, yaitu bentuk dan ukuran benda kerja dan kekuatan benda kerja. 4) Kondisi dan tipe alat potong, kekerasan dan pemasangannya. 5) Sistem pencekamam dari benda kerja waktu dikerjakan. 6) Parameter-parameter yang timbul dari akibat proses pemotongan, misalnya getaran, temperatur, dan defleksi. 7) Peralatan yang digunakan untuk mengukur benda kerja, dan 8) keahlian operator. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa ada empat aspek yang mempengaruhi kualitas suatu produk yang dikerjakan pada suatu mesin perkakas yaitu: 1) Aspek mesin perkakas itu sendiri. 2) Aspek benda kerja. 3) Aspek alat ukur. 4) Aspek manusia/operator. Tapi untuk penelitian ini peneliti memfokuskan pada aspek manusia itu sendiri (operator) yakni kemampuan membaca gambar teknik dan hasil praktik permesinan. Walaupun siswa telah sering malakukan praktek tetapi hasilnya masih sering tidak memenuhi standar. Dikarenakan keterbatasan jam praktik sehingga mengakibatkan siswa kurang konsentrasi dan hasil praktik tidak sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini terus berkelanjutan dan ketika siswa melaksanakan Praktek Sistem Ganda (PSG), industri tempat ini malakukan PSG tidak memberikan kepercayaan dalam pengerjaan presisi dan akibatnya siswa hanya

malakukan pekerjaan kasar. Dan juga siswa melakukan pekerjaan yang itu-itu saja karena tidak diberi kesempatan untuk mengerjakan/membuat benda dari gambar kerja yang baru. Ini menyebabkan banyak lulusan SMK yang jadi pengangguran karena tidak diterima diperusahaan atau industri, menunjukkan bahwa mutu dan kualitas lulusan tersebut masilah kurang. Hal ini tentu tidak sesuai dalam bersaing di era globalisasi seperti yang diuraikan di awal. Berkat dari permasalahan diatas, mendorong semangat Penulis untuk meneliti tentang Hubungan Kemampuan Membaca Gambar Teknik Dengan Hasil Praktek Pemesinan Siswa Tingkat II Kompetensi Keahlian Teknik Mesin Di SMK Negeri I Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2011/ 2012. B. Identifikasi Masalah Hasil praktik siswa dalam melakukan pekerjaan pemesinan akan dipengaruhi beberapa faktor, baik faktor kemampuan membaca gambar teknik maupun faktor penguasaan penggunaan alat-alat ukur teknik. Agar lebih jelas faktor-faktor mana yang mempengaruhi tentang hasil praktek pemesinan berdasarkan latar belakang masalah seperti diuraikan diatas, maka masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Kurangnya pemahaman dalam membaca gambar 2. Kurang lengkapnya sarana dan prasarana sekolah 3. Keterbatasan jam praktik 4. Tingkat penguasaan siswa dalam menggunakan permesinan. C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari timbulnya penafsiran yang berbeda-beda, dan melihat banyaknya permasalahan yang muncul, maka peneliti membuat batasan-batasan yang akan diteliti yakni sebagai berikut: Peneliti memfokuskan peneliti pada faktor internal dari siswa yaitu kemampuan siswa dalam membaca dan memahami gambar teknik. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah seperti disebutkan diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kemampuan Membaca Gambar Teknik siswa dengan Hasil Praktek Pemesinan Siswa Tingkat II Kompetensi Keahlian Teknik Mesin Perkakas di SMK Negeri IPercut SeiTuan Tahun Pelajaran 2011/2012. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini merupakan sasaran yang akan dicapai dalam melakukan suatu kegiatan yang telah dirumuskan, adapun tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya hubungan antara Kemampuan Membaca Gambar Teknik Siswa dengan Hasil Praktek Pemesinan Siswa Tingkat II Kompetensi Keahlian Teknik Mesin Perkakas di SMK Negeri I Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2011/2012. F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penemuan-penemuan dilapangan nantinya, diharapkan dapat diambil beberapa manfaat antara lain: 1. Sebagai bahan masukan bagi pihak SMK untuk lebih memperhatikan kualitashasil praktek pemesinan siswa dimasa yang akan datang. 2. Sebagai bahan masukan bagi siswa jurusan Teknik Mesin untuk dapat lebih baik dalam membaca gambar teknik, menguasai penggunaan mesin dan memperbaiki hasil praktik. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan/khasanah ilmu baik untuk Peneliti dan pemerhati dunia pendidikan dalam mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi kualitas suatu hasil produksi pemesinan siswa.