Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan urusan wajib yang harus dipenuhi oleh pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
Pengarusutamaan Gender di Sulawesi Tenggara Percepatan Pengarusutamaan Gender Dengan Kerjasama Multipihak

MANAJEMEN DATA : Peningkatan Pengelolaan Data untuk Mencapai Target SPM Bid. Kesehatan dan Pendidikan Dasar

Dra. Hj. Marhamah, MSi Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak dan KB Setdaprovsu Tahun 2016

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PROGRAM SANGIHE MENGAJAR: Kiat Baru Pemenuhan Guru di Pulau-Pulau dan Desa Terpencil DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE, SULAWESI UTARA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

1.1. Latar Belakang. Proses penyusunan dan penetapan Renstra SKPD tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada mekanisme perencanaan

PRAKTIK CERDAS DANA INISIATIF: SPM Bidang Kesehatan: Satuan Beban Pelayanan (unit cost) dan Bantuan Keuangan Khusus Kesehatan. Tantangan atau Peluang

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Pe

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM

1. Pelaksanaan Kegiatan Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Se Kalimantan Utara Tahun 2017 tanggal 08 Mei 2017 di Kota Tarakan

Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender di Kementerian Keuangan

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BAPPEDA PROV. SULTRA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

KLA DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN DAN PERWUJUDAN HAK ANAK

BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

OLEH KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Dalam acara Orientasi Parameter Kesetaraan Gender Dalam Pembentukan Per Uuan bagi Pusat

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

SERI ANALISA ANGGARAN MULTIPIHAK BERBASIS SPM/MDGs & BERKEADILAN GENDER PANDUAN ANALISA PRAKTIS APBD BAGI DPRD VERSI UJICOBA

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 15 TAHUN No. 15, 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN TAHUN 2013

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

Press Release Rapat Koordinasi Nasional Pembangunan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Tahun 2010

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PENGARUSUTAMAAN GENDER DI INDONESIA

PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS PENANGANAN PENDIDIKAN ANAK PUTUS SEKOLAH MELALUI KERJASAMA MULTIPIHAK

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

NOMOR : TANGGAL : TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 53 TAHUN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 26 Tahun 2016 Seri E Nomor 18 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR : 62 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2014

RAD PUG KABUPATEN KENDAL

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

NUSA 6 TAHUN MEMBANGUN SULAWESI TENGGARA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006 jo No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Keuangan di Daerah

LATAR BELAKANG DAN KONDISI UMUM

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

GENDER BUDGET STATEMENT. (Pernyataan Anggaran Gender) : Kedeputian Bidang SDM dan Kebudayaan. Perlindungan Anak

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DIDAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Sulawesi Tenggara. Tugu Persatuan

KESIAPAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG)

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Strategis Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

BAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

WALIKOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

Sulawesi Tenggara merupakan provinsi kepulauan yang kaya akan sumber daya alam.

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 84 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROVINSI BALI

Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

STRATEGI PUG dalam pembangunan daerah. Hj. ANDI MURLINA PA, S.Sos KEPALA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROV.

PROGRAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH:KONSEP PELAKSANAAN, PERENCANAAN, MONITORING, EVALUASI, DAN SUPERVISI

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS PENGELOLAAN PKBM MANDIRI DAN BERKUALITAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN

GUBERNUR GORONTALO, KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 277 / 02/ VII / 2013

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Transkripsi:

PRAKTIK CERDAS Seri Lembaran Informasi BASICS No.17 - September 2013 Komitmen Sultra Peran Pemerintah Provinsi dalam Mempercepat Pencapaian SPM dan MDGs di Sulawesi Tenggara Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan urusan wajib yang harus dipenuhi oleh pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Kewajiban untuk melaksanakan dan memenuhi target SPM dimuat dalam peraturan perundang-undangan, seperti: UU 32/2004 tentang Pemerintah Daerah, PP No. 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM, Permendagri No.79/2007 tentang Tata Cara Penerapan SPM oleh Pemerintah Daerah serta peraturan yang ditetapkan kementerian terkait. Sejalan dengan itu, pemerintah pusat juga telah berkomitmen dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencapai target agenda global dalam meningkatkan kesejateraan masyarakat, diantaranya adalah komitmen untuk mencapai tujuan pembangunana milenium pada bidang pendidikan dasar dan kesehatan. Untuk mengejawantahkan komitmen tersebut, pemerintah pusat telah memuatnya dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009, RPJMN 2010-2014, Rencana Pembangunan Tahunan Nasional (RKP) serta dokumen-dokumen APBN setiap tahunnya. Sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara mencoba mengoptimalkan perannya dalam mendukung percepatan pencapaian SPM dan MDGs yang menjadi kewajiban yang harus dicapai pemerintah daerah. Melalui dukungan BASICS, pemerintah provinsi mencoba menerapkan petunjuk teknis yang telah ditetapkan serta mengembangkan berbagai inovasi dalam mendorong percepatan pencapaian SPM dan MDGs bidang pendidikan dasar dan kesehatan di lima kabupaten/kota Sulawesi Tenggara. Berikut digambarkan kondisi umum yang menjadi masalah atau tantangan yang dihadapi pemerintah provinsi, beberapa tahap yang dilakukan serta hasil dan pembelajaran yang dipetik selama dukungan salah satu komponen BASICS atau disebut BASICS Responsive Initiative (BRI) selama periode 2010-2013. Telp : (+62) 21-251-1331 e-mail : info@basicsproject.or.id website : www.basicsproject.or.id 1

Masalah dan Peluang!! Fakta-fakta yang menggambarkan kondisi Provinsi Sulawesi Tenggara terkait dengan bidang pendidikan dasar dan kesehatan, sebagai berikut: - Masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Tenggara. IPM Provinsi Sulawesi Tenggara berada pada nomor urut 25 dari 33 provinsi di Indonesia; - Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu dari sembilan provinsi yang berkategori daerah bermasalah kesehatan. Hal tersebut sebagaimana dirilis oleh Kementerian Kesehatan sejak tahun 2007; - Data BPS tahun 2010 menyebutkan bahwa Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Dasar Provinsi Sulawesi Tenggara masih dibawah rata-rata nasional. Fakta-fakta tersebut sangat logis, mengingat Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu provinsi yang memiliki bentang alam yang sangat menantang. Sebagian besar daerahnya merupakan daerah kepulauan, perbukitan dan terpencil. Hal ini menyebabkan akses masyarakat untuk menjangkau pelayanan yang disediakan pemerintah menjadi sulit atau sebaliknya, pemberian layanan kepada masyarakat! oleh aparatur pemerintah membutuhkan energi, waktu dan biaya yang besar. Pertemuan Sub Komite BRI di Sulawesi Tenggara. Upaya mendorong percepatan pencapaian SPM dan MDGs tidak terlepas dari beberapa peluang dan investasi yang telah ada sebelumnya, seperti Program Pemerintah Provinsi Sulwesi Tenggara yang dikenal dengan Program Bahteramas. Program ini merupakan program pemerintah provinsi terkait dengan peningkatan pelayanan kesehatan, pendidikan, ekonomi serta penguatan masyarakat desa. Program ini telah dikembangkan sejak tahun 2008 hingga tahun 2018. 2

Langkah-langkah yang diambil Beberapa langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melalui kontribusi dukungan BASICS adalah: 1 4 2 3 5 Peningkatan kapasitas perencanaan dan penganggaran berbasis pada SPM, MDGs dan responsif gender. Melalui dukungan BASICS, beberapa pelatihan dan lokakarya dilakukan untuk menunjang hal ini, dintaranya: sosialisasi tentang SPM dan MDGs, studi banding inovasi pelayanan kesehatan dan pendidikan di Kota Solo, pelatihan dan bantuan teknis dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran berbasis SPM, MDGs dan responsif gender serta bantuan teknis lainnya. Peningkatan fungsi koordinasi antar Satuan Kerja Pemerintah Daerah tingkat Provinsi. Salah satu media dukungan BASICS guna mendorong peningkatan fungsi koordinasi di antara satuan kerja pemerintah daerah Pemprov Sultra adalah BASICS Responsive Inisiative (BRI). Beberapa satuan kerja pemerintah provinsi yang terlibat aktif dalam koordinasi kegiatankegiatan dukungan BASICS tersebut adalah Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kantor Kementerian Agama, Biro Ortala, Biro Keuangan dan Badan Pemberdayaan Perempuan. Pertemuan-pertemuan antar SKPD yang tergabung dalam Sub Komite BRI tersebut selain meningkatkan koordinasi dalam pengelolaan BRI sekaligus juga menjadi media yang efektif untuk sinergitas antar instansi sebagaimana tupoksinya masing-masing. Peningkatan peran pemerintah provinsi dalam mendukung pengelolaan data SPM dan MDGs bagi pengelola data pemerintah daerah. Tantangan utama dan pertama yang dihadapi pemerintah provinsi melalui Sub Komite BRI adalah ketersedian data, validitas data, analisis data terpilah, serta pengelolaan data SPM dan MDGs pada masing-masing pemerintah daerah. Beberapa hal yang dilakukan dalam menanganinya, diantaranya: bantuan teknis dalam validasi data, mengelola data, melakukan analisis data terpilah serta bantuan teknis dalam penyusunan standar operasional prosedur pendataan bagi pemerintah kabupaten/kota. Peningkatan peran pemerintah provinsi dalam memberikan pembinaan atau bantuan teknis bagi pemerintah daerah dalam mendukung percepatan pencapaian SPM dan MDGs. Pelaksanaan BRI tahun 2011-2013 merupakan sebuah laboratorium besar bagi pemerintah provinsi atau Sub Komite BRI dalam mendukung pemerintah daerah menyusun dan menjalankan program-program inovatif yang memiliki daya ungkit bagi percepatan pencapaian SPM dan MDGs dan responsif gender. Bahkan dalam setiap perencanaan tahunan BRI masing-masing pemerintah daerah, disyaratkan oleh Sub Komite BRI analisis gender pada dokumen perencanaan tersebut: seperti analisis Pathway dan GBS (Gender Budget Statement) Menetapkan kebijakan-kebijakan pada lingkup pemerintah provinsi dalam rangka mendukung upaya percepatan pencapaian SPM dan MDGs. Salah satu upaya mengoptimalkan peran pemerintah provinsi dalam mendukung pemerintah daerah yaitu melalui kebijakan pemerintah provinsi. Beberapa kebijakan pemerintah provinsi yang terkait disusun dan diterapkan guna menjadi pedoman bagi pemerintah provinsi dan pemerintah daerah. 3

Dampak dan Perubahan Berikut beberapa hasil dan perubahan yang dapat digambarkan atas upaya pemerintah provinsi dengan kontribusi dukungan BASICS. Hasil yang dicapai ini merupakan hasil-hasil yang langsung diraih oleh pemerintah provinsi maupun hasil yang diraih dengan kerjasama yang sangat baik dengan pemerintah daerah. Terbentuknya kebijakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam rangka percepatan SPM dan MDGs bidang pendidikan dasar dan kesehatan. Beberapa kebijakan tersebut diantaranya adalah; o Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 1 Tahun 2010 Tanggal 1 April 2010 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal Pada Organisasi Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. o Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 6 Tahun 2012, Tanggal 29 Januari 2012 tentang Pengintegrasian Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal dan Rencana Kerja Dalam Dokumen Perencanaan Provinsi Sulawesi Tenggara. o Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara No. 224 tahun 2013 tentang Tim Percepatan Penerapan SPM; o Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara tentang Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Millenium Development Goal (MDGs) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011-2015 o Rancangan Peraturan Daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tentang Pengaarusutamaan Gender Penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam rangka Percepatan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM). Salah satu dari lima provinsi di Indonesia yang mendapatkan penghargaan bagi upaya pemerintah daerah melakukan percepatan pencapaian SPM adalah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Penghargaan yang diselenggarakan di Bali tanggal 12-15 November 2013 tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen Pemerintah Sulawesi Tenggara dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 11 dan 12 Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 4

- Hasil tidak langsung juga diraih oleh pemerintah provinsi atas kontribusinya memberikan dukungan bagi pemerintah daerah, diantaranya: - Apresiasi dari Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal melalui Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) kepada pemerintah Kabupaten Konawe Selatan dalam kegiatan Jambore Nasional Pedesaan Sehat Tahun 2013. TNP2K merupakan satu lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 15 tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Lembaga tersebut memberikan apresiasi atas inovasi yang dikembangkan Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan atas prestasinya dalam mengembangkan pemberdayaan masyarakat desa dalam meningkatkan derajat kesehatan, pendidikan dan ekonomi masyarakat desa. Dalam bahasa lokal di kabupaten tersebut dikenal dengan Mandara Mandidoha (desa yang penduduknya sehat, bersekolah dan sejahtera). Dalam kegiatan tersebut Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan menjadi salah satu kabupaten yang diminta untuk menyampaikan pendekatan dan keberhasilan yang telah diraih untuk dapat direplikasi bagi kabupaten/kota lain di Indonesia. - Penghargaan CIDA (Canadian International Development Agency) untuk Pemerintah Kabupaten Buton Utara. Penghargaan ini merupakan satu bentuk penghargaan dari Pemerintah Kanada atas inovasi yang dikembangkan Pemerintah Kabupaten Buton Utara dalam peningkatan pelayanan kesehatan. Inovasi tersebut merupakan inovasi Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Utara yang didukung oleh BASICS dalam rangka mendorong pemberdayaan masyarakat untuk aktif merencanakan dan mengupayakan peningkatan derajat kesehatan masyarakat di desa. Inovasi ini merupakan satu bentuk inovasi dari desa siaga aktif dan dalam bahasa lokal disebut Waraka (artinya: perencanaan kesehatan masyarakat desa). Konseptualisasi penanganan urusan kesehatan dan pendidikan berbasis masyarakat desa. Pembelajaran dari praktik yang dilakukan di lima kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi tenggara yang difasilitasi BASICS terkait dengan peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dasar dan kesehatan telah dibentuk oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Konsep tersebut kemudian dikenal dengan Desa Sehat Cerdas. Konsep ini kemudian menjadi satu bagian dari isi program dan kebijakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan dimuat dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) dan Renstra (Rencana Strategis) Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara periode 2013-2018. - Peningkatan Alokasi Anggaran Pemerintah Provinsi dalam mendukung pencapaian SPM. Alokasi dana untuk mendukung pencapaian SPM Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara semakin baik hal ini utamanya ditunjukan dengan alokasi dana yang selalu dianggarkan sejak tahun 2012 oleh Biro Ortala Pemerintah Provinsi, khususnya dalam rangka mendukung pemerintah kabupaten/kota dalam upaya percepatan pencapaian SPM. 5

- Peningkatan beberapa indikator MDGs Bidang Pendidikan dan Kesehatan pada lima daerah yang difasilitasi BASICS. Angka Partisipasi Murni (APM) tingkat pendidikan dasar di daerah-daerah dukungan BASICS mengalami peningkatan sebagaimana ditunjukan tabel dibawah. Jika merujuk pada tabel tersebut, APM (SMP/MTs) tahun 2010 ke 2013 tidak terlalu besar sebesar 0,01 prosen kenaikannya, hal itu merupakan kontribusi upaya pengembalian anak putus sekolah SMP sebanyak 15 anak dan 100 anak masuk ke PKBM pada tahun ajaran 2012/2013. Sedangkan kemajuan pada urusan kesehatan dapat ditunjukan dengan penurunan kasus dan/atau angka kematian ibu dan bayi sebagaimana digambarkan pada tabel di bawah. Penghargaan Presiden Republik Indonesia kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara atas prestasinya dalam mendukung pelaksanaan dan pengarusutamaan gender, pemberdayaan perempuan dan anak. Penghargaan tersebut disebut juga Anugrah Parahita Ekapraya dan diberikan pada tanggal 18 Desember 2013 atau bersamaan dengan Hari Kartini. Data APM Tahun 2010 dan 2012 di Lima Kabupaten/Kota Prov Sultra Kabupaten APM 2010 (SD/MI) APM 2012 (SD/Mi) APM 2010 (SMP/MTs) APM 2012 (SMP/MTs) Konawe Selatan 95 96 72 73 Kolaka Utara 60 95 69 95 Wakatobi 94 95 79 81 Buton Utara 86 97 46 * Baubau 98 99 82, 9 83 Sumber: Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara * = data belum diperoleh Data Jumlah Kasus Kematian Ibu Tahun 2010 dan 2013 di Lima Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara (data per juni 2013) Kabupaten AKI 2010 AKI 2013 AKB 2010 AKB 2013 Konawe Selatan 226 (11 kasus) (3 kasus) 14 * Kolaka Utara (5 kasus) (1 kasus) 23 kasus (21 kasus) Wakatobi 269 (5 kasus) (1 kasus) 21 (40 kasus) (20 kasus) Buton Utara 92 (3 kasus) 0 kasus 15 (11 kasus) Baubau 197 (5 kasus) 130,8 (2 kasus) 14 (42 kasus) 9 (4 kasus) Sumber: Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara * = data belum diperoleh 6

Data SPM Kesehatan terkait Kesehatan Ibu dan Bayi Tahun 2010 dan 2013 di Lima Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara (data per okt 2013) Kabupaten Tahun Cakupan kunjungan K4 Konawe Selatan Kolaka Utara Wakatobi Buton Utara Baubau Cakupan ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani nakes Cakupan ibu hamil yang ditangani nakes Cakupan desa siaga aktif 2010 71 % 37% 81 % 9,6 % 2013 90 % 78 % 88 % 26 % 2010 81 % 9 % 98 % 9,7 % 2013 94 % 100 % 94 % 100 % 2010 92 % 43 % 93 % 9,5 % 2013 * * * * 2010 78 % 78 % 89 % 19,2 % 2013 * * * * 2010 76 % 31 % 91 % 100 % 2013 79 % 78% 95% 100% Sumber: Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara * = data belum diperoleh Data salah satu indikator SPM Pendidikan Dasar Tahun 2010-2012 di Empat Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Kabupaten Indikator Sekolah 2010 2011 2012 Konawe Selatan Kolaka Utara Wakatobi Baubau Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan Sumber: Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara SD 33,8% 38% 41% MI 69,2% 81% 85% SMP 10,4% 11,3% 11,39% MTs 46,6% 47,3% 65,2% SD 75% 80,3% 90,4% MI 70% 75% 91,6% SMP 77,4% 90,6% 97,1% MTs 54,5% 57,1% 92,8% SD * 30% 54% MI * 33% 67% SMP * 41% 63% MTs * 33% 44% SD 98,51% 98,53% 100% MI 80% 100% 100% SMP 85,71% 95,24% 100% MTs 83,33% 100% 100 * = data belum diperoleh 7

Anugerah Parahita Ekapraya (APE) atau Gender Award dari Presiden RI kepada Gubernur Sulawesi Tenggara Tahun 2012. (foto : www.antarafoto.com) 8 Pembelajaran Beberapa pembelajaran yang dapat ditarik dari komitmen Sulawesi Tenggara: Koordinasi yang baik antar SKPD pemerintah provinsi menjadi satu media yang efektif dalam menjalankan peran sebagai wakil pemerintah pusat dalam mendukung pemerintah daerah menjalankan kewenangan dan kewajibannya. Tim Koordinasi melalui Sub Komite BRI terbukti efektif meningkatkan kualitas koordinasi dan bantuan teknis yang dibutuhkan pemerintah daerah dalam rangka percepatan pencapaian SPM dan MDGs. Kemajuan pencapaian SPM dan MDGs merupakan kinerja pemerintah daerah dan juga pemerintah provinsi melalui peran koordinasi, bantuan teknis dan kebijakan yang mendukung. Meskipun sudah ada petunjuk teknis bagi penerapan SPM, tetap dibutuhkan inovasi-inovasi untuk mendukung upaya percepatan pencapaian SPM dan juga MDGs.