BAB I PENDAHULUAN. Pembina Osis merupakan pemegang sekaligus pengendali yang sangat menentukan

dokumen-dokumen yang mirip
Peran pembina OSIS Di SMK Negeri 1 Gorontalo. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

OSIS, EKSTRAKURIKULER, DAN WAWASAN WIYATA MANDALA

OSIS, EKSTRAKURIKULER, DAN WAWASAN WIYATA MANDALA

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan potensi tersebut, seseorang akanmenjadi manfaat atau tidak untuk dirinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... ii. ABSTRAK... iii. KATA PENGANTAR... v. UCAPAN TERIMAKASIH... vi. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. karena di lembaga inilah setiap anggota masyarakat dapat mengikuti proses

Dasar (UUD) 1945 maupun didalam Garis-Garis Besar Haluan Negara dalam

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI LOKAL MELALUI KEBIJAKAN LEADER CLASS DI DAERAH CILACAP. Oleh : Ma rifani Fitri Arisa

STRUKTUR OSIS SMK NEGERI 9 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut proses melatih dan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS )

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG TATA LAKSANA ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (2008:28) mengemukakan guru sangat menentukan keberhasilan peserta didik

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Secara Umum, Pendidikan seni yang dilaksanakan di SMK Negeri 10

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBINAAN KESISWAAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI KECAMAATAN GUNUNG TALANG

BAB I PENDAHULIAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya.

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dibahas, maka dapat disimpulkan beberapa

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMP NEGERI 1 JATIROTO Alamat : Jln. Jatiroto Jatisrono, Wonogiri Tlp. (0273) blog : -

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

TANYA JAWAB PERTANYAAN UMUM TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, dan analisis data dan pembahasan hasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. mereka harus membayar mahal untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

KEGIATAN ADMINISTRATOR

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Guru adalah orang yang memiliki kemampuan merencanakan program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari masyarakat lingkunganya, sebaliknya masyarakat pun tidak dapat

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

C. Tujuan. D. Profil Lulusan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin dalam menerapkan teori kepemimpinan dalam organisasi. tujuan, serta mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dan mengacu pada tujuan

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Faktor menurut kamus sinonim Balai Bahasa Indonesia ( Ishak,1989:65) adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEBAGAI SALAH SATU JALUR PEMBINAAN KESISWAAN

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB II HASIL SURVEY. bertempat di Jl. Jenggolo Gg. III No. 61, Sidoarjo. Sekolah ini memiliki 4

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas, untuk itu perlu disiapkan sumber

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ai Mintarsih, 2013

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BAB I PENDAHULUAN A. La tar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif dan efisien. Sebagai pemimpin, kepala sekolah berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berperan sebagai pendengar saja, ketika guru menerangkan mereka justru

BAB VI PENUTUP Praktek Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Matauli Pandan mampu membangun interaksi komunikasi

MENCIPTAKAN BUDAYA SEKOLAH YANG TETAP EKSIS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi

BAB I PENDAHULUAN. mengenai Upaya Bela Negara yaitu ketentuan Pasal 27 Ayat (3): Setiap warga

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GURU BERDEDIKASI YANG BERMARTABAT SIAP MENYUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS Pamungkas Stiya Mulyani, M.Pd.

2. Keadaan Fisik Sekolah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pembina Osis merupakan pemegang sekaligus pengendali yang sangat menentukan jalannya organisasi Sekolah. Kewenangan dan otoritasnya dalam mengelola organisasi dapat membawa organisasi ke arah kemajuan (Asmani, 2012 : 32). Adapun tugas pokok dari seorang pembina Osis, yaitu: a) melaksanakan tugas pookok, memberikan pendidikan dan pengajaran sesuai kurikulum yang berlaku; b) membantu wakaur kesiswaan dalam melaksanakan program pembinaan kesiswaan; c) mengatur kelancaran pelaksanaan upacara / apel senin pagi; d) mengkoordinir kegiatan upacara pada hari besar; e) penyelenggaraan latihan kepemimpinan dasar siswa; f) menghimpun data alumni dari tahun ke tahun; g) pembuatan buku memori siswa; h) mengkoordinir kegiatan perpisahan siswa; i) mengkoordinir kegiatan meeteng class kordinasi dengan pembina olah raga, seni dan wali kelas; j) tugas lain yang menunjang kegiatan kesenian. Faktor pendukung dari keberhasilan kegiatan Osis di antaranya kesungguhan dari pembina dan peserta didik dalam mengasah kemampuan sehingga mampu bersaing baik ditingkat kota maupun ditingkat provinsi. Organisasi Kesiswaan (OSIS) merupakan wadah organisasi siswa di sekolah untuk mencapai atau sebagai salah satu jalur tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan (Wahjosumidjo, 2007: 244). Dengan memperhatikan kondisi sekolah dan masyarakat saat ini yang umumnya masih dalam taraf perkembangan, maka upaya pembinaan kesiswaan perlu diselenggarakan untuk menunjang perwujudan sekolah sebagai

2 wawasan wiyatamandala (lingkungan pendidikan). Untuk mengimplementasikan wawasan wiyata mandala perlu diciptakan suatu situasi dimana siswa dapat menikmati suasana yang harmonis dan menimbulkan kecintaan terhadap sekolahnya, sehingga proses belajar mengajar, kegiatan kokurikuler, dan ekstrakurikuler dapat berlangsung dengan mantap. Organisasi siswa intra sekolah adalah suatu organisasi yang berada ditingkat sekolah di Indonesia yang di mulai dari sekolah menengah yaitu sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah ke atas (SMA). Osis di urus dan dikelolah oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing dari guru yang dipilih oleh pihak sekolah yaitu pembina Osis. Osis memiliki berbagai macam fungsi atau peranan dalam mencapai tujuan tertentu. Peranan osis sebagai jalur pembinaan kesiswaan adalah : (1) Sebagai wadah osis merupakan satu-satunya wadah kegiatan para siswa disekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung terciptanya tujuan pembinaan kesiswaan. (2) Sebagai penggerak osis tampil sebagai penggerak, harus dapat menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan yang diharapkan untuk menghadapi perubahan, memiliki daya tanggal terhadap ancaman, memanfaatkan peluang dan perubahan, dan memberikan kepuasan terhadap anggotanya. (3) Osis didalamnya berfungsi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan sikap kepemimpinan siswa, baik perilaku didalam maupun diluar sekolah. Agar peranan dari Osis bisa berjalan sesuai dengan tujuan yang telah dijelaskan

3 maka dibutuhkan pemimpin yang mempu memimpin dalam meningkatkan sikap kepemimpinan siswa. Peranan seorang pemimpin tidak hanya terbatas pada koordinasi. Salah satu peranan kepemimpinan yang teramat penting dalam proses pengelolaan suatu organisasi. Dalam kehidupan organisasial, berbagai peraturan, prosedur mekanisme kerja dan sejenisnya tidak dimaksudkan untuk menggantikan peranan kepemimpinan dalam organisasi (Siagian, 2003:9-11) Sifat kepemimpinan seseorang dapat dilihat dari sejak anak-anak dengan proses bimbingan orang tua. Pada tahap perkembangan selanjutnya kemampuan kepemimpinan anak sudah mulai terarah karena anak sudah dapat mengenal berbagai aktivitas kepemimpinan dalam organisasi disekolahan misalnya OSIS. Melalui organisasi OSIS tersebut peran kepemimpinan sangat mempengaruhi terhadap perkembangan siswa. Karena siswa juga merupakan anggota organisasi selain anggota inti dari organisasi OSIS tersebut (Dwiwibawa, 2008:9) Kepemimpinan yang efektif diperlukan untuk mengendalikan jalannya suatu organisasi perlu dibentuknya struktur organisasi dan pengelolaan organisasi secara baik. Dalam proses pengelolaan suatu organisasi adalah mengintegrasikan berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Organisasi (Siagian, 2003:9). Dalam organisasi diutamakan dengan adanya peranan sebagai seorang pemimpin, sebagai seorang pemimpin harus mampu berintegrasi dengan lingkungan yang selalu berubah dan berkembang dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada siswa dan anggota Osis lainnya dalam menjalankan kepemimpinan suatu

4 organisasi khususnya Organisasi Osis di sekolah. Selain itu dalam organisasi juga diimbangi dengan pola sikap dan pola pikir yang baik sehingga dapat membentuk kepribadian, gaya kepemimpinan dan sikap kepemimpinan yang sistematis. Atas dasar pengertian di atas mengandung arti bahwa sekolah memiliki peranan yang penting dalam membina sikap kepemimpinan, dan berbagai kegiatan positif di sekolah melalui organisasi kesiswaan (Osis) dapat menimbulkan sikap kepmimpinan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Peranan kepemimpinan akan terbentuk apabila dilandasi dengan kecerdasan, karakter, kemandirian, kedisiplinan seorang pemimpin. Karena semua aspek tersebut mempunyai penting untuk mempengaruhi kerja anggota dalam suatu organisasi. Kecerdasan seorang pemimpin untuk dijadikan peran kepemimpinan yang baik dapat diukur dengan perkembangan kecerdasan spritual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan intelektual. (Dwiwibawa, 2008: 11). Jadi keberhasilan seseorang memimpin suatu organisasi dengan sendirinya menjamin keberhasilan organisasi yang lain atau keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi dapat merupakan modal penting untuk menjadi pemimpin yang efektif. Selain itu salah satu langkah penting yang telah dimiliki adalah mempelajari situasi yang baru dan gaya kepemimpinannya dengan situasi nyata yang di hadapi dan sikap yang harus diperhatikan dalam memimpin suatu organisasi agar terjaga kewibawaannya. (Siagian, 2003:13). Keberadaan Osis SMK Negeri 1 gorontalo sebagai salah satu wadah yang tersedia untuk mengembangkan potensi peserta didik sangat relevan dengan anjuran yang terdapat pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

5 sebagaimana yang terdapat pada pasal 3, pasal 4 dan 12 ayat 1 (b) sebagai berikut : Pasal 3 ( bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkannya potensi peserta didik; Pasal 4 ( bahwa pendidikan diselenggarakann dengan materi keteladanan membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajara; Pasal 12 ayat 1 (b) (bahwa setiap peserta didik pada setia Stuan Pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya untuk mengembangkan bakat yang dimiliki. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Osis adalah suatu wadah bagi siswa dalam suatu sekolah untuk mengembangkan bakat, minat dan kemampuan mereka di dalam suatu kegiatankegiatan yang bersifat positif. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa-siswi dalam suatu sekolah mempunyai peranan penting dalam hal pembinaan siswa dalam melaksanakan kegiatan-kegiatn belajar mengajar disekolah, perubahan-perubahan yang terjadi terutama dapat kita rasakan pada masalah kedisiplinan siswa, siswa yang mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler sebagian besar mempunyai kepedulian terhadap kedisiplinan. Agar kegiatan-kegiatan tersebut terarah dan terbimbing dengan baik, maka pengaturan tersebut didasarkan 4 jalur pembinaan kesiswaan yaitu: organisasi kesiswaan, latihan kepemimpinan, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan wawasan wiyatamandala. Adapun faktor pendukung dari keberhasilan beberapa subbidang kegiatan Osis ini di antaranya kesungguhan dari Pembina subbidang kegiatan dan peserta didik itu sendiri dalam mengasah kemampuan sehingga mampu bersaing. Rasa kebersamaan, motivasi positif, rasa tanggung jawab yang dibina antar pengurus Osis, hubungan baik dengan

6 pembina dan kebijakan sekolah yang mendukung program Osis, sarana pendukung kegiatan yang memadai memberikan peluang untuk Osis mampu menjalankan beberapa program-program yang telah dirancang terlaksana sesuai target. Sesuai hasil observasi awal hari senin 06 januari 2014 di SMK Negeri 1 Gorontalo melalui pengamatan yang nampak terjadi menunjukan bahwa masih kurangnya pengontrolan pembina terhadap kegiatan-kegiatan organisasi di sekolah, Seperti Kegiatan Ekstrakurikuler. Dan masih terdapat kendala yang membuat jalannya program kurang optimal. Adapun kendala klasik dalam sebuah organisasi kurang solidnya antar pengurus dan kurang masukan dari Pembina. Pengaturan jadwal akademik dan organisasi yang belum optimal terkadang menyebabkan pengurus mengalami kendala dalam menjalankan program yang telah di rancang. Seperti kegiatan yang menuntut pengurus menjalankan program saat jam akademik berlangsung. Sehingga menyebabkan ketimpangan dalam menunaikan hak dan kewajiban. Berangkat dari kondisi rill tersebut, pembina osis beserta perwakilan kelas di tuntut untuk lebih memahami, mampu merumuskan dan melaksanakan program-program yang telah di rencanakan dengan tetap memperhatikan aspek keseimbangan antar kegiatan akademik dan organisasi. Begitu juga dengan kebijakan yang diterapkan di sekolah hendaknya tetap memperhatikan aspek pengembangan potensi anak melalui kegiatankegiatan organisasi lainnya melalui wadah Osis tersebu, dan peran dari pembina Osis harus lebih di tingkatkan lagi kepemimpinannya agar Osis bisa berjalan secara efektif. Dengan demikian Organisasi Sekolah akan lebih maju Karena kepemimpinan dari seorang pemimpin merupakan salah satu modal para penerus bangsa untuk bisa

7 membawa bangsa dan negara ini menjadi lebih baik di masa depan. Apalagi dengan adanya organisasi intra sekolah, tentunya membawa dampak yang besar bagi siswa. Dari gambaran tersebut peneliti mencoba mendeskripsikan melalui penelitian yang berjudul Peran pembina Osis Di SMK Negeri 1 Gorontalo A. Fokus Penelitian Berdasarkan konteks penelitian, maka fokus penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peran pembina Osis dalam Organisasi kesiswaan Di SMK Negeri 1 Gorontalo 2. Peran pembina Osis dalam Latihan Kepemimpinan Di SMK Negeri 1 Gorontalo 3. Peran pembina Osis dalam kegiatan Ekstrakurikuler Di SMK Negeri 1 Gorontalo 4. Peran pembian Osis dalam kegiatan wawasan wiyatamandala Di SMK Negeri 1 Gorontalo B. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan peran pembina osis dalam organisasi kesiswaan Di SMK Negeri 1 Gorontalo 2. Mendeskripsikan peran Pembina osis dalam Latihan Kepemimpinan Di SMK Negeri 1 gorontalo 3. Mendeskripsikan peran pembina osis dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMK Negeri 1 gorontalo 4. Mendeskripsikan peran pembina osis dalam kegiatan wawasan wiyatamandala Di SMK Negeri 1 gorontalo.

8 C. Manfaat Penelitian 1. Bagi Osis, sebagai informasi seberapa besar keterlaksanaan perannya sehingga akan menjadi masukan dalam peningkatan dan pelaksanaan peran dan fungsinya. 2. Bagi pembina Kesiswaan Osis, mendapat gambaran nyata mengenai peran kepemimpinan dalam organisasi intra sekolah. 3. Bagi sekolah, sebagai informasi untuk sekolah mengenai keadaan Osis dilihat dari keterlaksanaan perannya sehingga dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kepemimpinan pembina Osis. 4. Bagi peneliti, adalah dengan melaksanakan penelitian ini, peneliti dapat memperoleh pengalaman dan menulis laporan akhir khususnya mengenai Peran pembina Osis.