I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. A. Pendahuluan. B. Pengertian Warisan Budaya Tak Benda. C. Definisi Sekura Cakak Buah. A. Kesimpulan dan Koreksi Kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tari adalah gerakan spontan yang dipengaruhi oleh emosi yang kuat (Rohkyatmo,

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

3. Karakteristik tari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif, yakni

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

I PENDAHULUAN. Pendidikan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Azzela Mega Saputri, 2013

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

Proses Penciptaan Tari. Oleh : Joko Pamungkas, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lilis Melani, 2014 Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

Gambar 2.4. Eksplorasi langsung melihat kegiatan di tempat pembuangan sampah Koleksi : Program nstudi Pendidikan Tari Tari FBS UNJ

BAB II KAJIAN TEORI. relevan dengan penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa kajian relevan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. menurut tuntutan sejarahnya sendiri-sendiri. Pengalaman serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku lemah lembut, ramah tamah, mengutamakan sopan santun, serta

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi


I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SILABUS PEMBELAJARAN

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

GITA MARDIAN KUSNANDANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cintya Iftinan, 2014 Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume D esigner

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

BAB I PENDAHULUAN. rias, tata busana, pentas, setting, lighting, dan property. Elemen-elemen tari dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Guru berusaha mengatur lingkungan belajar agar dapat

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya insan yang terbentuk dari bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah salah satu penentu keberhasilan dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

GAMBARAN MENGENAI SELF REGULATION PADA PENARI TRADISIONAL STUDI PADA PENARI TRADISIONAL DARI KELOMPOK TARI CIOFF INDONESIA ALIFAH ZAHRA ABSTRAK

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan model pembelajaran untuk membentuk kurikulum (rencana

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar (SD) terdapat dalam mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

Standar Kompetensi Guru SI/SK Kompetensi Guru Mapel KD Indikator Esensial

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

SKRIPSI OLEH: NI KADEK NOVIA SANTI NIM:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. membuat bahasa tersebut menjadi sarana komunikasi, karena fungsi bahasa adalah

Oleh Rudiansyah Siregar Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar-mengajar merupakan kegiatan inti dari pendidikan formal

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu. Tari juga merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak yang ritmis dan indah (Rohkyatmo, 1986:83). Media tari adalah gerak tubuh manusia. Melalui gerak tubuh itu manusia dapat mengungkapkan ide-ide, perasaan, dan pengalaman. Tari merupakan media ungkap berupa keinginan berbentuk refleksi gerak sehingga menjadi gerak yang maknawi. Tari juga bisa dikatakan sebagai ungkapan ekspresi perasaan manusia yang diubah berdasarkan imajinasi sehingga menjadi wujud gerak simbolis. Tari juga merupakan keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika (keindahan). Menurut jenisnya, tari digolongkan menjadi tari rakyat, tari klasik, dan tari kreasi baru. Tari rakyat adalah tari yang berpijak kepada unsur budaya (primitif), tari klasik adalah tari yang semula berkembang dikalangan raja dan bangsawan dan telah menempuh jalan sejarah yang cukup panjang sehingga memiliki nilai tradisional, dan tari kreasi baru ialah tari yang penggarapannya mengarah kepada kebebasan pengungkapan yang tidak berpijak pada pola tradisi (Rohkyatmo, 1986:95).

2 Tari kreasi baru berbentuk improvisasi. Improvisasi merupakan proses peningkatan pengembangan kreatif. Aktifitas gerak yang dihasilkan pada saat improvisasi adalah mencari kemungkinan gerak sebanyak-banyaknya. Prosedur bergerak spontanitas. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005, khususnya pada Pasal 7 dijelaskan bahwa mata pelajaran estetika dilaksanakan melalui Seni Budaya dan muatan lokal yang relevan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 mata pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA), khususnya bidang tari bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam eksplorasi gerak. Hal ini berkaitan erat dengan latihan mengolah rasa, penalaran, dan daya imajinasi. Gerak improvisasi atau proses kreativitas dalam gerak tari merupakan salah satu kompetensi yang penting diajarkan kepada siswa SMA khususnya kelas XI, karena sesuai dengan KTSP 2006 dengan SK dan KD sebagai berikut. Standar Kompetensi (SK): Mengekspresikan diri melalui karya seni tari dan Kompetensi Dasar (KD): Menyiapkan pertunjukan tari kreasi daerah (tunggal atau kelompok). Melalui kegiatan eksplorasi gerak di sekolah, siswa dapat berkreasi dan berimajinasi agar menjadi siswa yang kreatif. Pengajaran tari di sekolah khususnya gerak improvisasi akan berhasil jika siswa berhadapan langsung dengan media pembelajaran yang digunakan untuk menstimulus siswa. Siswa tidak hanya dituntut untuk memahami teori tentang gerak improvisasi, tetapi lebih mengeksplorasi dalam bentuk gerak yang sesungguhnya. Anggapan bahwa gerak improvisasi dirasa sulit, karena

3 memerlukan daya imajinasi sehingga membuat siswa jenuh, grogi, malu-malu, serta tidak berani seharusnya dihilangkan. Hal ini disebabkan, guru dapat memanfaatkan media dalam pembelajaran agar siswa mampu bergerak improvisasi dengan terarah. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat menstimulus pikiran, perasaan, minat, serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Arsyad, 2007:3). Pentingnya penggunaan media pembelajaran dalam tari secara kreatif dapat memungkinkan untuk membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar lebih giat. Penggunaan media tersebut sebagai salah satu strategi agar proses pengajaran berlangsung dengan efektif, sehingga komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik. Media terbagi tiga diantaranya audio, visual, dan audio visual. Audio ialah media yang dapat menghasilkan suara, visual berupa benda, audio visual ialah media yang menggunakan benda dan juga dapat menghasilkan suara. Media visual berupa benda dalam tari biasanya adalah properti seperti kipas, ketipung, bisa juga berupa topeng yang dikenakan di wajah. Media khususnya topeng dengan berbagai karakter dapat membantu siswa dalam improvisasi gerak. Pemanfaatan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar akan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, memberikan pengalaman yang konkret, dan memotivasi belajar siswa. Guru hendaknya lebih terampil, kreatif, dan profesional dalam menentukan media pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa serta kemampuan siswanya.

4 Pembelajaran tentang gerak improvisasi dengan media pembelajaran berupa topeng akan lebih menyenangkan, karena melalui topeng siswa dapat menemukan imajinasi sesuai dengan karakter lalu mengeksplorasi dalam bentuk gerak improvisasi sehingga menjadi tarian yang bermakna. Topeng yang akan dibahas pada penelitian ini merupakan topeng Lampung yang digunakan dalam karakter tari sakura. Sakura menunjuk pada benda penutup wajah yang terbuat dari sepotong kayu, diukir dalam sifat dan tingkah laku manusia (derajat, 1992:47). Sakuraan adalah pesta budaya Lampung tepatnya pestanya rakyat Lampung yang berada di Lampung Barat. Pesta budaya sakura adalah pesta budaya tradisional yang dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri biasanya mulai dari 1 Syawal sampai 6 atau 7 Syawal setiap hari bergantian dari pekon ke pekon (pekon: kampung) yang lain. Pesta budaya sakura dalam pandangan secara umum kegiatan ini hampir sama dengan pentas theatre luar ruang dengan pelaku adalah masyarakat. Gambaran kegiatan budaya ini adalah identik dengan kemenangan, kebebasan dan kegembiraan sebagai ungkapan jiwa manusia untuk berkreasi dan berekspresi. Sakura dalam kebudayaan ini artinya topeng atau penutup wajah atau merubah penampilan yang menggambarkan berbagai bentuk sifat dimuka bumi ini. Pesta sakura penggambarannya adalah suasana kegembiraan, kebebasan berkreasi dan berekspresi dalam kebersamaan berkelompok. Pesta budaya sakura secara definisi merupakan perayaan dan ungkapan kegembiraan masyarakat secara bersama-sama dengan bertopeng (menutup wajah) dan merubah penampilan sedemikian rupa yang sifatnya menghibur serta bertujuan

5 utama bersilaturahim yang berpuncak pada panjat pinang secara berkelompok dengan sistem beguwai jejama (gotong royong). Unsur-unsur dalam pesta sakura yang menjadi ciri identitasnya dapat dikenal dari: tarub atau kubu (rumah panggung), atraksi pencak silat, makan dan minum, sakura bertamu, parade atau pawai sakura, nyakak buah (memanjat pohon), musik pengiring, tata busana sakura, tema lakon atau cerita sakura, gaya gerak sakura, dan jenis sakura (Derajat, 1994: 47). Salah satu unsur dalam pesta sakura yakni gaya gerak sakura. Gaya gerak ini lebih cenderung diwujudkan dalam bentuk tarian topeng. Tarian topeng yang dipentaskan dalam bentuk adegan tari dengan titik beratnya tidak pada macam tarian dengan pola tertentu. Tarian apapun dapat ditampilkan menurut kehendak hati nurani sakura dengan membuat gerakan improvisasi tersendiri mengikuti irama musik. Gerakan tari dilakukan untuk menampakkan emosi dan kreativitas. Gaya geraknya spontan tanpa urutan gerakan baku. Gaya gerak sakura juga menampilkan permainan secara sepotong-sepotong (fragmentaris), adegan yang satu tidak ada hubungan dengan adegan lainnya dalam suatu cerita atau lakon tertentu. Gaya gerak seperti ini terlihat ketika Sakura memerankan suatu karakter manusia tertentu. Misalnya, sakura anak dengan karakter merajuk, yakni berwatak dan bertingkah laku seperti orang yang sedang bersedih. Properti yang digunakan dalam gerak improvisasi tari sakura yakni topeng dengan karakter sakura. Topeng ini dengan berbagai karakter, ada 14 karakter yang sering

6 ditampilkan dalam tari sakura. Namun, dalam penelitian ini hanya digunakan dua karakter yakni sakura anak dan karakter sakura ksatria. Topeng memang menjadi ciri khas dalam sakura, tetapi masih ada properti pendamping lain seperti kain selendang dan kaca-mata yang dikenakan sakura (dipakai sakura helau) dan ada juga yang tanpa menggunakan properti apapun. Sekolah Menengah Atas (SMA) yang telah mempelajari tari sakura diantaranya ialah SMA Negeri 14 Bandar Lampung. Pembelajaran tari sakura di sekolah ini ialah pembelajaran yang menggunakan topeng dan tanpa menggunakan topeng. Penelitian yang dilakukan di sekolah ini menggunakan dua karakter yaitu karakter sakura anak dan karakter sakura ksatria dalam bergerak improvisasi baik menggunakan topeng maupun tanpa menggunakan topeng. Topeng yang dikenalkan terbuat dari kayu. Alasan memilih karakter sakura anak dan sakura ksatria, karena karakter ini tepat dengan keseharian siswa. Contohnya dengan karakter sakura anak, guru hanya memberi penjelasan bagaimana anak yang sedang sedih, bagaimana biasanya sikap siswa dan apa yang harus siswa lakukan, dengan stimulus-stimulus yang diberikan guru, siswa diharapkan cepat tanggap berimajinasi untuk bergerak improvisasi baik menggunakan topeng maupun tanpa menggunakan topeng. Dari masalah tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengulas perbedaan kemampuan berimprovisasi menari sakura dengan menggunakan topeng dan tanpa topeng pada siswa kelas XI di SMA Negeri 14 Bandar Lampung, karena sekolah ini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan

7 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sudah mempelajari pembelajaran tari sakura. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat ditelaah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bagaimanakah bentuk improvisasi siswa kelas XI IPS1 dalam menari sakura dengan menggunakan topeng? b. Berapa besarkah kemampuan berimprovisasi menari sakura dengan menggunakan topeng pada siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 14 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012? c. Bagaimanakah bentuk improvisasi siswa kelas XI IPS1 dalam menari sakura tanpa menggunakan topeng? d. Berapa besarkah kemampuan berimprovisasi menari sakura tanpa menggunakan topeng pada siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 14 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012? e. Adakah perbedaan kemampuan siswa berimprovisasi menari sakura dengan menggunakan topeng dan tanpa topeng pada siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 14 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Mendeskripsikan bentuk improvisasi siswa kelas XI IPS1 dalam menari sakura dengan menggunakan topeng.

8 b. Mendeskripsikan skor kemampuan berimprovisasi menari sakura dengan menggunakan topeng pada siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 14 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. c. Mendeskripsikan bentuk improvisasi siswa kelas XI IPS1 dalam menari sakura tanpa menggunakan topeng. d. Mendeskripsikan skor kemampuan berimprovisasi menari sakura tanpa menggunakan topeng pada siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 14 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. e. Mendeskripsikan perbedaan kemampuan berimprovisasi menari sakura dengan menggunakan topeng dan tanpa topeng pada siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 14 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis dan secara praktis. a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis, yakni dapat menambah referensi penelitian di bidang pendidikan seni, khususnya tentang pesta budaya sakura. Hasil penelitian ini pula dapat dijadikan sebagai bahan untuk penelitian lanjutan. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis, yaitu sebagai informasi bagi:

9 1. Siswa, terkait khususnya kemampuan mereka berimprovisasi dalam menari sakura, baik menggunakan topeng maupun tanpa topeng. 2. Guru mata pelajaran, khususnya seberapa besar kemampuan siswa dalam berimprovisasi menari sakura, baik bertopeng maupun tanpa topeng. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut: a. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 14 Bandarlampung tahun pelajaran 2011/2012. b. Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa berimprovisasi menarikan sakura anak dan sakura ksatria, baik menggunakan topeng maupun tanpa topeng. Gerak yang harus dilakukan jika karakter sakura ksatria ialah tangguh, gagah, dan kasar. Karakter sakura anak ialah lembut dan halus. 1.6 Kerangka Pikir Menari ialah suatu aktifitas yang dilakukan seseorang dengan memanfaatkan keterampilan motorik pada tubuh dan menyerasikannya dengan musik. Tari sakura ialah tari kreasi daerah Lampung, gerak yang dihasilkan merupakan gerak spontan atau gerak improvisasi yang tidak baku sehingga terbentuk menjadi suatu tarian yang bermakna. Faktor pembentukan kemampuan menari sakura diantaranya ialah tidak gerogi, antusias, tidak malu-malu, rileks, lebih berani dan menari sesuai dengan tema sakura. Karakter sakura yang digunakan dalam penelitian ini adalah sakura anak dan sakura ksatria, karakter ini ditarikan oleh siswa baik menggunakan topeng

10 maupun tanpa topeng. Penggunaan topeng ialah sebagai properti atau media pembelajaran dalam tari sakura. Karakter yang sudah terbentuk di topeng mempermudah siswa untuk bergerak improvisasi. Sedangkan jika tanpa menggunakan topeng, siswa merasa sulit dan bingung untuk mengekspresikannya sesuai karakter sakura yang diperankan. Topeng berfungsi untuk meningkatkan kemampuan berimprovisasi menari sakura. Topeng dengan karakter sakura memacu agar saat siswa bergerak tidak merasa gerogi, antusias, tidak malu-malu, rileks, lebih berani dan menari sesuai dengan tema sakura, sehingga gerak improvisasi yang dihasilkan akan optimal dibandingkan tanpa menggunakan topeng. 1.7 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya (Margono, 2007: 67-68). Hipotesis pada penelitian ini adalah penggunaan topeng lebih meningkatkan kemampuan berimprovisasi menari sakura dibandingkan tanpa menggunakan topeng.