WARISAN BUDAYA TAK BENDA TARIAN RAKYAT SUKU BANUA (BERAU) JAPPIN KABUPATEN BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
WARISAN BUDAYA TAK BENDA KAB. MERANGIN, JAMBI TARI SAYAK & TARI PISANG

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

Drumblek. Penyusunan Data Master Referensi NIlai Budaya Tak Benda untuk Output Layanan Data dan Informasi Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah

DAFTAR ISI. A. Pendahuluan. B. Pengertian Warisan Budaya Tak Benda. C. Definisi Sekura Cakak Buah. A. Kesimpulan dan Koreksi Kegiatan

TARIAN JHARAN KENCAK. Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur

Penyusunan Data Awal Master Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat

erau pelas benua guntung

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kab. Aceh Tengah, Provinsi D.I. Aceh Kesenian Didong

BAB I PENDAHULUAN. Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal

DAFTAR ISI. A. Pendahuluan. B. Pengertian Warisan Budaya Tak BendaHasil. C. Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kabupaten Bogor

Pesta laut Bontang kuala

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

Penyusunan Data Awal Master Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara dengan penduduk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebudayaan merupakan suatu pola hidup yang kompleks, namun menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

Setiap manusia sudah mengenal yang namanya seni yang sudah diterapkan

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

Workshop Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kab. Bangka Prov. Bangka Belitung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Ayu Yunuarti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya terdiri dari suku yang berbeda-beda, dan hal itu menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

BAB V KESIMPULAN. secara bertahap dimulai dari swadaya, boyongan, dan dibawa ketika terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Barat Daya. Aceh Barat Daya sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

TARI SAMAN Gayo Lues Penyusunan Data Awal Master Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh November 2016

Sambutan Presiden RI pd Penganugerahan Gelar Kehormatan Adat Budaya Banjar tgl. 24 Okt 2013 Kamis, 24 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rezki Puteri Syahrani Nurul Fatimah, 2015

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau

TAMADUN MELAYU : TERAS TAMADUN MALAYSIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tari Putri Asrini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. suku, agama dan bahasa daerah berbeda sehingga, Indonesia tercatat sebagai negara yang

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

PELESTARIAN KARUNGUT SENI TRADISI LISAN KLASIK DAYAK NGAJU DI KALIMANTAN TENGAH

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN. yang kini merupakan Provinsi Aceh. Mereka biasa menyebut dirinya Ureueng

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang

3. Karakteristik tari

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ARIF RAMDAN, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kusumah Dwi Prasetya, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013 Sabtu, 15 Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Peringatan Maulid Nabi Muhammad, merupakan peristiwa bersejarah bagi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lahir, hidup dan berinteraksi secara sosial-bekerja, berkarya,

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah salah satu unsur yang terdapat dalam kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. Garut merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Kabupaten

Soto Betawi. Penyusunan Data Master Referensi Nilai Budaya Takbenda Untuk Output Layanan Data Dan Informasi Kota Administrasi Jakarta Barat

KONSEP UMUM KEBUDAYAAN -Data Pokok Kebudayaan-

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

IDENTITAS NASIONAL. Mengetahui identitas nasional dan pluralitas bangsa Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH. Modul ke: Fakultas FAKULTAS.

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap etnik (suku) di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk berbudaya mengenal adat istiadat yang

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB V PENUTUP. Pengkajian uraian dari berbagai aspek historis tentang tarian Deo Tua dalam upacara minta

BAB 1 PENDAHULUAN. ekspresinya. Salah satu unsur yang turut membangun terciptanya sebuah syair

Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

Transkripsi:

WARISAN BUDAYA TAK BENDA TARIAN RAKYAT SUKU BANUA (BERAU) JAPPIN KABUPATEN BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan (PDSPK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016

DAFTAR ISI A. Pendahuluan B. Pengertian Warisan Budaya Tak Benda C. Hasil Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Tarian Rakyat Suku Banua Jappin 1) Asal Mula Tari Jappin Secara Umum 2) Asal-usul Tarian Rakyat Suku Banua Jappin 3) Unsur-unsur Dasar Tari Jappin Dan Maknanya 4) Filosofi Tarian Rakyat Suku Banua Jappin 5) Atribut Tarian 6) Sanggar Tari Lapau Kreasi Seni Tradisi Bulu Pattung 7) Profil Narasumber

Pendahuluan Latar Belakang dan Tujuan 1. Membangun satu Master Referensi Nilai Budaya Tak Benda 2. Membangun Informasi Kebudayaan, Pendidikan dan Bahasa yang terintegrasi Batasan Verifikasi Validasi 1. Verifikasi dan Validasi Tarian Rakyat Suku Banua (Berau) Jappin, Kab. Berau Prov. Kalimantan Timur Waktu Pelaksanaan: Tgl 15-18 November 2016 Yang Terlibat -Tim Pusat PDSPK 1) Nurhayati 2) Imarotul Mufidah -Tim Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Berau (5 Peserta) -Narasumber

Pengertian Warisan Budaya Tak Benda Warisan Budaya Tak Benda merupakan warisan budaya yang tidak bisa diindera dengan mata dan tangan, namun sebuah warisan budaya tak benda (WBTB) hanya bisa diindera dengan telinga dan akal budi. Warisan Budaya Tak Benda meliputi juga tradisi dan ekspresi lain, termasuk bahasa, seni pertunjukan, adat istiadat masyarakat, ritual dan perayaan perayaan. Contoh dari macam-macam warisan budaya tak benda antara lain lagu daerah, tarian daerah, upacara adat, makanan tradisional, dan lain sebagainya. Warisan Budaya Tak Benda Terdiri dari tiga kategori, yaitu : 1. Kategori daftar representatif, 2. Kategori daftar yang memerlukan perlindungan mendesak, dan 3. Kategori praktek terbaik (best practice). Sumber : http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/2319/seluk-beluk-warisan-budaya-takbenda

1) Asal Mula Tari Jappin Secara Umum Jappin dibawa oleh ulama-ulama Arab ke tanah Melayu lewat India. Ada yang menyebutkan, zapin berasal dari kata al-zappin yang berarti gerak kaki. Konon sejarahnya bermula ketika Rasulullah saw dalam hijrah telah sampai ke Madinah, beberapa sahabat mengekspresikan kegembiraan mereka atas kedatangan Rasulullah saw dengan selamat, sekaligus menjadi tanda bangkitnya agama Allah di bumi Thaibah (madinah). Oleh karena itu, seraya melantunkan syair kegembiraan, mereka melangkah dan menghentakkan kaki secara teratur bersemangat dengan sorakan lantunan kalimat kalimat pujian kepada Allah dan Rasulnya sehingga kemudian dikenallah dengan sebutan sapin/ zapin. Akan tetapi, ada pula yang menyebutkannya berasal dari kata Zaffa, yakni memimpin pengantin perempuan dalam perarakan perkawinan. Tarian ini berkembang subur di pusat-pusat kerajaan Melayu terutama sejak abad ke-19 M. seperti di Johor, Riau-Lingga, dan Siak, yang juga dimiliki berbagai daerah pesisir lain di Tanah Air, termasuk di Kalimantan. Gerakan-gerakan dalam tarian Jappin dikembangkan sesuai dengan daya kreativitas seniman yang berdasarkan adat istiadat budaya daerah setempat yang sudah barang tentu mengalami perubahan besar dibandingkan dari tanah asalnya, Gerakan jappin memiliki variasi mengikuti perbedaan lagu / pantun yang mengiringinya. Jappin yang di masa kegemilangan imperium Melayu hanya ditarikan di kalangan istana yang terbatas, sekarang telah berbaur menyatu di tengah-tengah masyarakat, sehingga tidak lagi tampak nilai-nilai eksklusifitas kesenian ini; semua seakan menyatu dan menjadi identitas bagi penari yang jelas-jelas bukan merupakan orang-orang istana. Setelah melewati proses akulturasi, jelaslah bahwa zapin kini lahir menjadi salah satu ikon budaya Melayu.

2) Asal-usul Tarian Rakyat Suku Banua Jappin Dalam masyarakat Berau khususnya suku Banua, tari Zapin ( dialek melayu ) disebut Jappin. Kalau sebutan dengan bahasa melayu yaitu biasa menyebut zapin, zapen, atau sepen, meskipun jelas kata jepen tersebut merujuk pada kata zapin dalam budaya Melayu. Semua sama dengan orang / masyarakat rumpun melayu yang menyebut zapin dengan jepen / jappin, sehingga dikenal Jappin Banua. Pada masa sekitar abad ke 1 ( satu ) silam, setelah kerajaan Berau berdiri dan masuknya Agama Islam yang seiring dengan masuknya perdagangan juga penyebaran Agama Islam dari Timur tengah yang melalui penyisiran pesisir Malaysia, Pulau Sumatera, Sulawesi, hingga Pulau Kalimantan, masyarakat Kerajaan Berau belum mengenal yang namanya Zapin atau Jappin. Para Pedagang ini sebenarnya bertujuan untuk menyebarkan Agama Islam melalui Seni syair dan dan musik petikan / kanon. Dan seiring itu juga masyarakat terkesima dengan cara mereka berorientasi, sehingga apa yang terjadi saat penyebaran itu masyarakat melihat, mendengar, mengingat lalu merealisasikan sesuai dengan kondisi budaya suku banua ( Berau ). Para tokoh Agama, Penasehat Kesultanan, tokoh tokoh yang dihormati pada saat itu dalam pengkajiannya tentang Islam memasyarakatkan Seni yang dibawa pedangang Arab dan untuk berkembangnya Islam mulailah mereka duduk melingkar untuk menyatukan pikiran mereka demi masyarakat Berau, Para tokoh ber-urun rembug untuk mengadopsi seni itu dengan unsur budaya setempat yang berdasarkan tuntunan syariat Islam yang telah diajarkan. Setelah terjadi kesepakatan maka di beri nama TARIAN RAKYAT

3) Unsur-unsur Dasar Tari Jappin Dan Maknanya Ada beberapa unsur yang mesti di taati atau dijadikan dasar dalam tarian Jappin. Inti dari makna langkah tersebut adalah ciri dan karakter jiwa suku banua, yang muncul dalam budaya dan tradisinya, kuat dengan keyakinan ilmu yang telah dipelajari dan diamalkan sesuai tuntunan syariat Islam. 7 Unsur Dasar Tersebut yaitu: 1) Salam / pambuka 2) Langka Dasar 3) Kapala bassai 4) Kambang Cangki 5) Ballit Kacang 6) Saliwa / Serong 7) Waina / penutup

3) Unsur-unsur Dasar Tari Jappin Dan Maknanya a) Salam / pambuka Berarti memberi salam kepada semua insan di dunia, dan utama kepada sang Khalik. Hakikatnya adalah adanya kita sebagai Hamba karena Allah SWT, hadirnya kita berkat kuasa Allah SWT. Selain itu, suatu makna symbol dari diri kita membuka pintu ilmu yang kita terima dan kita amalkan, menghormati pada semua kalangan.

3) Unsur-unsur Dasar Tari Jappin Dan Maknanya b) Langka Dasar Pada hakikatnya adalah berupaya sebagai akar pertahanan diri, akhlak yaitu pondasi kuat sebagai sumber karakter budaya dan tradisi.

3) Unsur-unsur Dasar Tari Jappin Dan Maknanya c) Kapala bassai Hakikatnya adalah langkah yang mencerminkan suatu upaya, usaha demi mencapai suatu tujuan berdasarkan niat yang mulia sesuai tuntunan syariat

3) Unsur-unsur Dasar Tari Jappin Dan Maknanya d) Kambang Cangki Merupakan symbol tetap mengedepankan tali persudaraan antar sesama, kokoh dalam kebersamaan.

3) Unsur-unsur Dasar Tari Jappin Dan Maknanya e) Ballit Kacang Yaitu suatu sifat yang memiliki rasa tanggung jawab, hidup dan berdiri dimanapun akan selalu menempat diri dengan rendah hati.

3) Unsur-unsur Dasar Tari Jappin Dan Maknanya f) Saliwa / Serong Sifat lembut, lemah, namun kokoh dalam pendirian aqidah.

3) Unsur-unsur Dasar Tari Jappin Dan Maknanya g) Waina / penutup Mengakhiri dengan salam, namun memberikan kesan, dan hormat pada semua kalangan

4) Filosofi Tarian Rakyat Suku Banua Jappin Menjunjung tinggi adab adat isitiadat, menghormati yang tinggi derajat, menghormati yang sama derajat, bersama saling menjaga arah, kuatkan tali silaturrahim antar sesama, manyatukan hati bertaqwa kepada Sang Pencipta alam semesta.

5) Atribut Tarian Kostum/pakaian Tidak ada kostum khusus, hanya menggunakan ba ju kurung layaknya baju khas melayu, akan tetapi di Kab. Berau ini kostum penarinya identik berwarna kuning yang mengandung arti kemakmuran Alat Musik Alat musik yang digunakan adalah rebana

6) Sanggar Tari Lapau Kreasi Seni Tradisi Bulu Pattung Nama : Lapau Kreasi Seni Tradisi Bulu Pattung Alamat :Jl. Durian 3 RT 12 Berdiri :25 Agustus 2007 Pembina dan Pelatih Tari: -Erson Susanto -Suryatin (33 thn) Pelatih tari Ibu Suryatin (33 tahun) Para penari berpose di depan sanggar

7) Profil Narasumber Nama Pekerjaan Unit kerja Jabatan Alamat Tinggal : Erson Susanto : Pegawai Negeri : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Berau : Pengelola Seni Pertunjukan dan Nilai Tradisional : Jalan Bulungan RT 4 Kecamatan Gunung Tabur Profesi Organisasi : 1) Pendiri, Pembina dan menjabat sebagai Ketua Sanggar Lapau Kreasi Seni Tradisi Bulu Pattung, 2) Guru musik tradisional dan modern 3) Pencipta lagu daerah berau 4) Arranger music 5) Menjabat sebagai warga pelatih silat kuntau / seni bela tradisional Berau 6) Budayawan Berau