BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

PERAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMEDIASI PENGARUH NORMA SUBYEKTIF TERHADAP NIAT BERWIRAUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

sampel yang digunakan sebanyak 180 responden, dengan menggunakan teknik

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di negara maju, para entrepreneur telah memperkaya. pasar dengan produk-produk yang inovatif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi,

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu satu visi, satu identitas, satu komunitas dibuat sebuah upaya untuk merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengangguran terutama pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia membutuhkan banyak wirausahawan untuk menjadikan negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (PTP) di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

IRRA MAYASARI F

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 SD ke bawah , , ,69. 2 Sekolah Menengah Pertama , ,

BAB I PENDAHULUAN. lulusan atau tenaga kerja baru.perkembangan perekonomian Indonesia di prediksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Semakin banyaknya angka pengangguran jaman sekarang, memaksa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa yang selesai menempuh jenjang pendidikan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

2016 PENGARUH MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN MATA KULIAH KEAHLIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA DI BIDANG AGROINDUSTRI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gugun Ruslandi, 2016 Pengaruh Program Mahasiswa Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. pencari kerja. Orang yang mencari kerja lebih banyak, sehingga banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

PENGARUH LEVEREGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN HEDGING PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA RM Satwika Putra Jiwandhana, Nyoman Triaryati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia hingga beberapa waktu mendatang. Data statistik pada Februari 2012 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara berkembang termasuk di Indonesia (Caecilia, 2012). Tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. Menurut David McClelland dalam bukunya The Achieving Society suatu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya masyarakat yang sulit menemukan lapangan pekerjaan menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah pencari kerja yang lebih banyak tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang ada, akibatnya adalah banyak para pelamar kerja mendapat suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan pendidikan mereka, pekerjaan yang tidak layak, atau bahkan menjadi pengangguran. Dilihat dari kenyataan yang ada, pada dasarnya ada tiga pilihan yang akan dialami oleh lulusan perguruan tinggi. Pertama, menjadi pegawai negeri atau karyawan perusahaan swasta. Kedua, menjadi pengangguran intelektual, karena sengitnya persaingan dalam mencari pekerjaan. Ketiga, membuka usaha sendiri di bidang usaha yang sesuai dengan ilmu pengetahuan dan tekonologi yang didapat selama di Perguruan Tinggi (Siswadi, 2013). Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan sebagian dari jumlah pengangguran di Indonesia adalah mereka yang berpendidikan Diploma/Akademi dan lulusan perguruan tinggi (Kaijun et al., 2015). Kondisi yang dihadapi akan semakin buruk dengan adanya persaingan global yaitu pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean yang akan menghadapkan lulusan perguruan tinggi Indonesia yang bersaing secara bebas dengan lulusan perguruan tinggi asing. Sirait et al. (2013) menyatakan bahwa pengangguran dapat menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang sehingga akan menghambat pembangunan 1

ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah pengangguran yang relatif tinggi, jumlah wirausaha yang masih sedikit, dan terjadinya degradasi moral (Kemendiknas, 2010). Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, di Kota Denpasar Tahun 2012 2014 (Persen) No Tingkat Pendidikan Tahun 2012 2013 2014 Februari Agustus Februari Agustus Februari 1. SD ke bawah 3.59 3.55 3.51 3.44 3.69 2. SLTP 7.76 7.75 8.17 7.59 7.44 3. SLTA Umum 10.41 9.63 9.39 9.72 9.10 4 SLTA Kejuruan 9.50 9.92 7.67 11.21 7.21 5. Diploma I/II/III 7.45 6.19 5.67 5.95 5.87 6. Universitas 4.31 5.39 4.96 5.88 6.90 Jumlah 43.02 42.43 39.37 43.79 40.21 Sumber : BPS Denpasar, 2014. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat dengan jelas bahwa tingkat pengangguran di Kota Denpasar masih sangat tinggi dan berfluaktif khususnya ditingkat pendidikan. Data yang diperoleh menunjukkan lulusan universitas di Kota Denpasar memiliki angka yang tinggi dalam tingkat pengangguran, dilihat dari bulan Februari 2012 tingkat pengangguran lulusan universitas sebesar 4.31 persen yaitu 172.400 jiwa dan pada bulan Februari tahun 2014 tingkat pengangguran lulusan universitas semakin meningkat menjadi 6.90 persen yaitu 276.000 jiwa dari jumlah penduduk di Bali sebanyak 4 juta jiwa. Dari data di atas juga menunjukkan bahwa lulusan yang memiliki pendidikan tinggi tidak menjamin dalam mendapatkan pekerjaan. Hal ini terjadi karena kurangnya niat para lulusan perguruan tinggi khususnya tingkat universitas untuk membuat sebuah ide baru di dunia kerja yang sering 2

disebut sebagai wirausaha muda. Dengan demikian maka penelitian ini sangatlah penting dilakukan untuk mengubah pemikiran generasi muda khususnya lulusan universitas yang memilih sebagai pencari kerja menjadi pencipta lapangan pekerjaan. Masalah pengangguran merupakan masalah kompleks yang terjadi di Indonesia. Banyak solusi dan alternatif yang sudah diberikan oleh pemerintah. Salah satu alternatif pemerintah tersebut adalah dengan memberdayakan masyarakat melalui program kewirausahaan. Kewirausahaan dapat dikatakan sebagai salah satu faktor penentu bagi kemajuan Negara, karena pertumbuhan ekonomi dapat dicapai jika suatu negara memiliki banyak wirausaha. Menurut Mc Clelland, suatu negara untuk menjadi makmur minimum memiliki jumlah wirausaha 2 persen dari total jumlah penduduk contohnya seperti negara Amerika Serikat memiliki 11,5 persen wirausaha, Singapura terus meningkat menjadi 7,2 persen, Indonesia menurut data dari BPS (2010) d iperkirakan hanya sebesar 0,18 persen yaitu sekitar 400.000 dari yang seharusnya 4,4 juta jiwa (Siswadi, 2013). Pada tahun 2009, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan (Dirjen Dikti Kemendikbud) telah meluncurkan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap wirausaha berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi kepada mahasiswa agar dapat mengubah pola pikir dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja (Kemendikbud, 2013). Berdasarkan realita di lapangan sistem pembelajaran saat ini belum sepenuhnya efektif dalam membangun peserta didik yang memiliki akhlak mulia dan karakter bangsa 3

termasuk karakter wirausaha. Dengan demikian, diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kewirausahaan yang akan menjadi inspirasi bahwa untuk bersaing di era global dapat dilakukan dengan cara berwirausaha. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Udayana karena masih rendahnya niat mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Udayana yang memilih untuk menjadi seorang wirausaha setelah lulus menjadi sarjana. Hal ini disebabkan karena pembekalan ilmu yang diajarkan masih sebatas teori saja dan belum diikuti dengan pembelajaran keterampilan wirausaha di lapangan. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana sebagian besar juga takut untuk mengambil risiko dan cenderung untuk memilih menjadi seorang pegawai swasta, PNS, atau pegawai BUMN sebagai pilihan karirnya. Selain itu, dengan berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Udayana akan memiliki sumber daya yang berkualitas karena watak wirausaha akan timbul dengan sendirinya ketika mahasiswa memiliki niat untuk berwirausaha dan mereka dapat ikut serta dalam membangun sistem perekonomian dengan memanfaatkan tahap perkembangan remaja. Seorang wirausahawan adalah seorang yang memiliki keahlian untuk menjual, mulai dari menawarkan ide hingga komoditas baik berupa produk atau jasa. Zimmerer (dalam Risfi, 2014) menyatakan bahwa seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber 4

daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan. Menurut Kuratko dan Nabi (dalam Packham et al., 2010), perkenalan kewirausahaan telah menjadi obat mujarab ekonomi dalam penciptaan lapangan kerja dan kemakmuran ekonomi di negara berkembang dan maju. Berbagai upaya dilakukan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan terutama merubah mindset para pemuda yang selama ini hanya berniat sebagai pencari kerja (job seeker) apabila kelak menyelesaikan sekolah atau kuliah mereka (Lestari et al., 2012). Niat berwirausaha akhir-akhir ini mulai mendapat perhatian khusus, faktorfaktor seperti pendidikan kewirausahaan dan norma subyektif akan membentuk niat seseorang menjadi wirausaha dan langsung akan mempengaruhi perilakunya (Kaijun et al., 2015). Theory of Planned Behavior menyatakan bahwa niat merupakan variabel antara yang menyebabkan terjadinya perilaku dari suatu sikap maupun variabel lainnya Ajzen (1991). Niat juga merupakan salah satu aspek psikis manusia yang mendorongnya untuk memperoleh sesuatu untuk mencapai suatu tujuan, sehingga niat mengandung unsur keinginan untuk mengetahui dan mempelajari dari sesuatu yang diinginkannya itu sebagai kebutuhannya ( Risfi, 2014). Banyak peneliti telah berfokus untuk memahami faktor faktor yang mempengaruhi niat untuk berwirausaha. Niat berwirausaha ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: dimana seorang individu merasa baik atau kurang baik (sikap); pengaruh lingkungan sosial yang mempengaruhi individu untuk melakukan perilaku (Norma Subyektif); dan perasaan mudah atau sulit dalam melakukan suatu perilaku (kontrol perilaku) dan faktor lainnya seperti: faktor efikasi diri, gender, 5

pendapatan dan pengaruh lingkungan yaitu dari penelitian (Riani et al., 2012; Paulina et al., 2012; Wijaya et al., 2013; Silvia, 2013; Darmanto, 2013; Adhitama, 2014; Tshikovhi et al., 2015; Landini et al., 2015; Hussain, 2015; Malebana, 2015; Kaijun et al., 2015). Selain itu Niat berwirausaha juga dipengaruhi oleh pendidikan kewirausahaan dan norma subyektif (Riani et al., 2012; Andika et al., 2012; Wijaya et al., 2013; Amsal et al., 2013; Hussain, 2015). Salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan suatu negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Dorongan utama dari pendidikan kewirausahaan telah dimengerti, dan dapat mengembangkan pengetahuan dan prosedur yang diperlukan untuk membangun dan menumbuhkan kesuksesan (Packham et al., 2010). Lestari et al. (2012) menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan dapat membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku pada mahasiswa menjadi seorang wirausahawan sejati sehingga mengarahkan mereka untuk memilih berwirausaha sebagai pilihan karir. Metode pembelajaran kewirausahaan haruslah mampu mentransfer bukan hanya pengetahuan dan keterampilan melainkan juga kemampuan untuk mewujudkan suatu usaha yang nyata, dan memperoleh jiwa dari kewirausahaan itu sendiri (Siswadi, 2013). Pendidikan kewirausahaan sangat tergantung pada penerimaan pola pikir kewirausahaan di universitas dan penciptaan kewirausahaan lingkungan di dalam dan sekitar Universitas (Varblane et al., 2010). Penelitian sebelumnya telah menyimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan dan pelatihan yang dimiliki oleh seorang wirausaha dapat mempengaruhi perilaku dan sikap masa depan mahasiswa untuk menjadi wirausaha serta mengembangkan 6

kewirausahaan dan bisnis baik khususnya generasi muda melalui universitas dan perguruan tinggi (Packham et al., 2010). Selain pendidikan kewirausahaan norma subyektif juga menjadi salah satu faktor yang dapat mendukung niat mahasiswa untuk menjadi seorang wirausaha. Norma subyektif yaitu keyakinan individu untuk mematuhi arahan atau anjuran orang di sekitarnya, dengan indikator keyakinan dukungan dari keluarga dalam memulai usaha, keyakinan dukungan teman dalam usaha, keyakinan dukungan dari dosen, keyakinan dukungan dari pengusaha-pengusaha yang sukses, dan keyakinan dukungan dalam usaha dari orang yang dianggap penting (Andika et al., 2012). Guzman et al., (2012) menyatakan bahwa norma subyektif adalah keterkaitan persepsi individu tentang pendapat seseorang dari lingkungan sosialnya sehingga dukungan keluarga dan teman-teman mempunyai peran penting dalam membentuk niat seseorang untuk berwirausaha. Dukungan teman dapat memperkuat keyakinan untuk memulai usaha, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa norma subyektif yang mendukung keinginan berwirausaha mahasiswa terutama disebabkan oleh adanya dukungan keluarga, dukungan orang yang dianggap berpengaruh, dan dukungan teman. Malebana et al. (2015) menyatakan norma subyektif adalah keyakinan individu untuk mematuhi arah atau saran dari orang sekitarnya untuk mengikuti kegiatan kewirausahaan. Norma subyektif juga merupakan pandangan orang lain yang dianggap penting oleh individu yang menyarankan individu untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu. Semakin tinggi motivasi individu untuk mematuhi pendapat atau saran orang lain dalam berwirausaha maka semakin tinggi 7

niatnya untuk membuat usaha. Penelitian dari Riani et al. (2012); Wijaya et al. (2013) menyatakan bahwa norma subyektif berpengaruh positif signifikan terhadap niat berwirausaha, tetapi hasil berbeda diperoleh dari penelitian Malebana et al. (2015) yang menyatakan bahwa norma subyektif tidak berpengaruh signifikan terhadap niat berwirausaha. Menurut Kaijun et al. (2015) pendidikan kewirausahaan memiliki pengaruh langsung dalam memediasi hubungan norma subyektif terhadap niat berwirausaha, pendidikan kewirausahaan penting sebagai mediasi antara norma subyektif terhadap niat berwirusaha. Hal tersebut menjadi research gap yang membuka peluang bagi peneliti lebih lanjut. Penelitian ini diharapkan mampu menambah kajian literatur mengenai peran pendidikan kewirausahaan dalam memediasi pengaruh norma subyektif terhadap niat berwirausaha. Penelitian ini juga berfokus pada peran pendidikan kewirausahaan dalam memediasi pengaruh norma subyektif terhadap niat berwirausaha pada mahasiswa Ekonomi Bisnis Unversitas Udayana dengan melakukan kajian komprehensif bagi mahasiswa yang sudah lulus mata kuliah kewirausahaan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah pengaruh norma subyektif terhadap niat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Udayana? 8

2) Bagaimanakah pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap niat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Udayana? 3) Bagaimanakah pengaruh norma subyektif terhadap pendidikan kewirausahaan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Udayana? 4) Bagaimanakah peran pendidikan kewirausahaan dalam memediasi pengaruh norma subyektif terhadap niat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk menjelaskan pengaruh norma subyektif terhadap niat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Udayana. 2) Untuk menjelaskan pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap niat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Udayana. 3) Untuk menjelaskan pengaruh norma subyektif terhadap pendidikan kewirausahaan pada mahasiwa Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Udayana. 4) Untuk menjelaskan peran pendidikan kewirausahaan dalam memediasi pengaruh norma subyektif terhadap niat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.s 9

1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan tersebut, dapat disimpulkan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Kegunaan Teoritis (1) Bagi khasanah ilmu pengetahuan Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam hal pengetahuan dan dapat digunakan sebagai salah satu referensi tambahan dalam bidang ilmu manajemen pemasaran, khususnya dalam aspek yang mempengaruhi niat berwirausaha yaitu pendidikan kewirausahaan dan norma subyektif. (2) Bagi Universitas Bagi Universitas hasil penelitian ini diharapkan untuk lebih dapat memahami mengapa dan bagaimana mahasiswa berniat untuk menjadi seorang wirausaha. (3) Bagi mahasiswa Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan, wawasan, dan pertimbangan apabila melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini dan mengaplikasikan teori yang didapat dari proses perkuliahan. 10

2) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan informasi serta bahan pertimbangan mengenai pengambilan kebijakan strategi yang akan datang dalam mengefektifkan kegiatan pelatihan maupun pembelajaran kewirausahaan sehingga diharapkan semakin meningkatnya mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang memiliki niat berwirausaha. 1.5 Sistematika Penulisan Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan yang lainnya dan disusun secara sistematis dan rinci untuk memberi bagaimana gambaran yang ada dan mempermudah pembahasan tentang penelitian ini. Adapun sistimatika dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan Bab ini memuat latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penyajian. BAB II: Kajian Pustaka Dan Hipotesis Penelitian Bab ini memuat teori-teori yang berasal dari berbagai literatur yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diangkat untuk dapat mengakomodasi argumentasi yang akurat sesuai dengan pokok permasalahan yang ada serta dengan menyusun hipotesis yang digunakan. 11

BAB III: Metode Penelitian Bab ini memuat metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV: Data Dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menyajikan hasil-hasil penelitian yang diperoleh secara sistematis setelah dianalisis dengan menggunakan metode analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu disajikan pula hasil pengujian hipotesis yang selanjutnya dibahas berdasarkan atas semua hasil penelitian serta pengujian hipotesis yang telah ada tersebut, yaitu membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang dipakai acuan dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. BAB V: Simpulan Dan Saran Bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang menguraikan mengenai simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan saran-saran bagi berbagai pihak yang memiliki kepentingan ( stakeholder) terkait dengan topik penelitian yang telah dihasilkan ini. 12