BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan. mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. berbeda (create new and different) melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran yang cukup besar. Tingkat pengangguran yang semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. menuju keadaan yang lebih baik pada kurun waktu tertentu dan dengan adanya. pembangunan ekonomi dari suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa yang selesai menempuh jenjang pendidikan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia membutuhkan banyak wirausahawan untuk menjadikan negara

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah Pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik (BPS) hanya sekitar 1,65% pada tahun Dan saat ini

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan

Prof. Dr. H.MASYKURI BAKRI, M.Si REKTOR UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

Mempersiapkan Generasi Muda yang Kompetitif, Produktif dan Inovatif dalam Menghadapi Tantangan Global di Era MEA 2015

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367).

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Tangan Di Atas Visi dan Misi Tangan Di Atas

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menuju sebuah kesuksesan karir dimasa depan. Berbagai disiplin ilmu yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

I. PENDAHULUAN. kerja dengan penawaran angkatan kerja yang tersedia. upaya menumbuhkembangkan kewiraswastaan kepada masyarakat luas

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. berdampak keras terhadap perekonomian Indonesia. 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru menjadi kegiatan yang nyata dalam setiap usahanya. ada namun lapangan kerja yang tersedia sangat sedikit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang harus dilakukan. Salah satunya adalah bekerja. Bekerja adalah aktifitas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu bangsa semakin banyak orang yang terdidik, namun

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan terjadi karena perbandingan antara jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pengangguran yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini diakibatkan oleh jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap. Peningkatan jumlah penduduk tidak seimbang dengan peningkatan jumlah industri atau usaha, pada akhirnya mengakibatkan meningkatnya pengangguran. Pendapat pribadi dari Ali Rahman, Pengurus DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Periode 2011 2104 menyatakan bahwa mengacu pada data Badaan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran terbuka di Indonesia pada Agustus 2011 mencapai 7,7 juta orang atau 6,56% dari total angkatan kerja. Pengangguran lulusan Diploma I/II/III mencapai 7,16% atau turun dari Februari 2011 sebesar 11,56%. Pengangguran lulusan universitas turun menjadi 8,02% dari level 9,95% pada Februari 2011. Data-data di atas seakan hendak mengatakan kepada kita semua bahwa apabila masalah pengangguran ini tidak segera memperoleh perhatian serius dari pemerintah dan dicarikan jalan keluar tentu akan memunculkan masalah-masalah sosial, seperti kriminalitas, premanisme, dan lainlain. Mengingat kian terbatasnya daya serap tenaga kerja, maka banyak pihak meyakini bahwa cara terbaik untuk menurunkan tingkat pengangguran di

Indonesia adalah menciptakan wirausahawan-wirausahawan muda (Jurnal Medan, Selasa, 17 April 2012). Sarjana yang ada di Indonesia semakin banyak mengindikasikan masyarakat yang sadar akan kepentingan pendidikan yang tinggi. Tetapi, semakin banyaknya sarjana yang lulus dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia bukan berarti lulusan tersebut dijamin dapat bekerja di berbagai perusahaan dan instansi, malah faktanya banyak yang menjadi pengangguran. Tidak dapat dipungkiri bahwa di masa sekarang ini banyak lulusan perguruan tinggi menghadapi keterbatasan lowongan pekerjaan karena minimnya ekspansi kegiatan usaha. Semakin meningkatnya jumlah pengangguran terdidik mengakibatkan lulusan perguruan tinggi harus berfikir keras untuk berhasrat mencari lapangan kerja dengan persaingan yang ketat atau malah membuat lapangan kerja sendiri. Oleh karena itu, para sarjana lulusan perguruan tinggi perlu diarahkan dan didukung untuk tidak hanya berorientasi sebagai pencari kerja (job seeker), namun dapat dan siap menjadi pencipta pekerjaan (job creator). Menurut Hendro (2011:5), saat ini pertumbuhan lapangan kerja lamban dan arus modal dari luar negeri rendah. Fakta ini menuntut lulusan Perguruan Tinggi membekali diri dengan ilmu untuk menciptakan lapangan kerja. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu kewirausahaan. Dengan ilmu kewirausahaan ini, tercipta mindset di dalam diri para lulusan perguruan tinggi untuk tidak hanya berorientasi pada mencari kerja saja, yaitu menciptakan lapangan kerja. Dalam kurun waktu yang sama, pilihan menciptakan lapangan kerja terbukti menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada pilihan berkarir, mencari kerja, atau menjadi karyawan.

Tentu saja hal itu bisa tercapai apabila mahasiswa dibekali pengetahuan, wawasan, keterampilan, pola pikir, strategi, dan taktik yang mumpuni, yaitu kewirausahaan yang cerdas, bukan hanya kerja keras semata. Kewirausahawan merupakan salah satu motor penggerak serta dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang melanda dunia bisnis dan ekonomi suatu negara, tak terkecuali Indonesia. Oleh karena itu, sudah selayaknya dilakukan upaya untuk menumbuhkannya, seperti misalnya melalui dunia pendidikan serta berbagai kemudahan dalam mendirikan sebuah bisnis baru sehingga akan lebih banyak orang-orang yang tersedia memilih jalan hidup sebagai seorang wirausahwan. Namun kesuksesan dalam berwirausaha tidak hanya semata-mata ditentukan oleh berlimpahnya fasilitas serta kemudahan yang tersedia. Pada negara yang menganut sistem ekonomi pasar, kewirausahaan merupakan penggerak roda perekonomian serta pendorong bagi berkembangnya dunia bisnis. Kontribusi kewirausahaaan bagi dunia ekonomi dan bisnis yaitu mengembangkan pasar baru; menemukan sumber-sumber material yang baru; memobilisasi sumber daya modal; memperkenalkan teknologi baru, industri baru, dan produk baru, serta menciptakan lapangan pekerjaan. Pilihan untuk menjadi seorang wirausahawan ternyata belum banyak diambil oleh masyarakat, terutama di kalangan generasi muda, karena adanya kepercayaan sejumlah mitos terkait dengan profesi wirausahawan, seperti untuk menjadi seorang wirausahawan yang sukses harus keturunan dari keluarga yang sukses dalam berwirausaha. Kenyataannya, banyak wirausahawan sukses yang berasal dari keluarga non-wirausahawan. Calon wirausahawan harus memiliki

modal yang kuat. Modal memang penting, namun faktor terpenting dalam berwirausaha adalah ide-ide serta kreativitas yang dimiliki. Mahasiswa sebagai salah satu golongan elit masyarakat yang diharapkan menjadi pemimpin bangsa masa depan, sudah sepantasnya menjadi pelopor dalam mengembangkan semangat kewirausahaan. Dengan bekal pendidikan tinggi, lulusan perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan diri menjadi seorang wirausahawan dan bukan sebaliknya lulusan yang hanya bisa menunggu lowongan kerja bahkan menjadi pengangguran yang menjadi beban pembangunan. Pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda sebab belum banyak mahasiswa yang termotivasi untuk berwirausaha. Pendidikan kewirausahaan diharapkan memahami tentang cara mengembangkan dan mendorong lahirnya wirausaha wirausaha muda yang potensial. Keinginan berwirausaha para mahasiswa merupakan sumber bagi lahirnya kewirausahaan masa depan (Indarti dan Rostiani, 2008). Menurut Sarosa (2005:2) Entrepreneur adalah seseorang yang mempunyai visi, semangat, dan melakukan tindakan-tindakan nyata dalam usaha menciptakan dan mengembangkan sendiri sumber-sumber incomenya tanpa bergantung sematamata pada orang lain. Dengan merujuk pada pengertian entrepreneur tersebut, maka young entrepreneur secara sederhana dapat diartikan sebagai orang muda/mahasiswa yang mempunyai visi, semangat, dan melakukan tindakan-

tindakan nyata dalam usaha menciptakan dan mengembangkan sendiri sumbersumber incomenya tanpa bergantung semata-mata pada orang lain. Kewirausahaan merupakan kemampuan melihat dan menilai peluang bisnis serta kemampuan mengoptimalkan sumberdaya dan mengambil tindakan dan risiko dalam rangka mesukseskan bisnisnya. Berdasar definisi ini kewirausahaan itu dapat dipelajari oleh setiap individu yang mempunyai keinginan, dan tidak hanya didominasi individu yang berbakat saja. Menurut Hendro (2011:30), entrepreneurship atau kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada di dalam diri seseorang untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup di masa mendatang. Entrepreneurship meliputi ilmu pengetahuan (knowledge), kepribadian atau sikap, filosofi, skill atau keterampilan, seni (art), profesi, naluri, mimpi seseorang, dan pilihan hidup seseorang. Kewirausahaan adalah sebuah pengetahuan yang merupakan hasil uji coba di lapangan, dikumpulkan, diteliti, dan dirangkai sebagai sumber informasi yang berguna bagi orang lain yang membutuhkannya sehingga kewirausahaan bisa dimasukkan ke dalam disiplin ilmu baik itu yang bersifat teori ataupun yang bersifat empiris (hasil uji lapangan). Kewirausahaan adalah penggabungan dua konsep penting dari pengetahuan dan pengalaman yang dirasakan serta dilakukan melalui jatuh-bangun untuk menjadi terampil dan akhirnya menjadi sebuah keahlian dalam menjalankan roda bisnis. Oleh sebab itu, kewirausahaan juga merupakan sebuah keterampilan.

Unsur yang terkandung dalam karakteristik kewirausahaan adalah sikap positif, kepribadian yang ulet, pantang menyerah, menjadi contoh bagi yang lain, dan tidak mudah puas diri. Jadi, kewirausahaan adalah sebuah kepribadian atau sikap. Menjadi wirausahawan juga dipahami sebagai mimpi seseorang bahkan cita-cita yang terpendam sejak ia masih remaja atau dewasa. Mimpi akan benarbenar terwujud setelah memilih menjadi wirausaha sebagai pilihan hidup. Kemampuan kewirausahaan adalah benang merah dari rangkaian pengetahuan seseorang untuk menjadi satu kekuatan dalam menghadapi kesulitan pekerjaan atau usaha agar tetap bertahan dan meraih kesuksesan (Hendro, 2011:14). Benang merah yang dimaksud adalah kreativitas dalam merangkai pengetahuan yang dimiliki. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, maka seseorang akan semakin berkualitas dan kreativitasnya dapat dibayar mahal. Dewasa ini, anak muda telah mampu mengambil keputusan sendiri untuk memilih jalan hidupnya. Mereka juga ingin membuktikan bahwa mereka bisa lebih sukses dari orang tuanya yang sudah puluhan tahun bekerja namun kondisinya tidak berubah banyak. Istilahnya, saat ini entrepreneurship telah menjadi ajang pembuktian diri (aktualisasi diri) bagi kalangan anak muda. Inilah suatu fenomena baru yang terjadi pada kawula muda lulusan perguruan tinggi. Contoh nyatanya adalah YouTube atau bisnis online yang dapat dilihat di jejaring sosial yang pelakunya rata-rata adalah kawula muda. Penghasilan yang didapat dari bisnis online semata-mata bukan penghasilan biasa. Banyak dari kawula muda yang mendapatkan penghasilan

yang sangat memuaskan dari bisnis tersebut. Para kawula muda tentunya termotivasi untuk dapat mengembangkan bisnisnya ke arah yang lebih baik. Pemahaman dan kesadaran mahasiswa akan pentingnya kewirausahaan dalam sekedar menyalurkan hobi untuk menunjang kreativitas atau mengubah hidup menjadi lebih bermakna dengan bertambahnya pendapatan mengisyaratkan bahwa lulusan perguruan tinggi atau kawula muda lainnya telah siap menjadi young entrepreneur. Faktanya, para mahasiswa sudah tidak asing lagi mendengar kata entrepreneurship dan telah memahami apa yang dimaksud dengan kata tersebut. Tanpa sadar juga mereka telah melakukan kegiatan kewirausahaan dari hal kecil salah satunya seperti berjualan pulsa dengan modal yang kecil dan tentu saja akan berpenghasilan besar. Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi di pada umumnya termasuk mahasiswa yang sudah bekerja baik di perusahaan swasta maupun negeri. Tidak sedikit juga mahasiswa yang telah memiliki pekerjaan sampingan sebagai wirausahawan, seperti berjualan pulsa dan bisnis online. Dengan modal kecil mereka sudah dapat mengantongi uang saku ataupun bisa lebih untuk biaya perkuliahan mereka masing-masing. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa telah mengetahui mengenai kewirausahaan bahkan telah menjalankan kegiatan kewirausahaan tersebut. Akan tetapi, perlu digali lagi bakat mahasiswa dalam mengelola kewirausahaan agar lebih berkembang dan tidak semata-mata hanya sebagai pekerjaan sampingan tetapi pekerjaan tetap yang dapat mengangkat sebagian

rakyat kecil yang pengangguran agar bisa dilatih kreatifitasnya, dan secara tidak langsung dapat membangun perekonomian negara. Banyak pihak yang menyelenggarakan seminar, workshop, maupun pelatihan dan pengembangan motivasi berwirausaha di kalangan mahasiswa yang bertujuan untuk mendorong para mahasiswa untuk menciptakan pekerjaan bukan mencari pekerjaan. Untuk menumbuhkan motivasi berwirausaha dibutuhkan informasi keuntungan dalam berwirausaha agar pencari kerja mengubah pola pikirnya untuk membuka lapangan pekerjaan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Analisis Pemahaman Kewirausahaan Terhadap Motivasi Mahasiswa Untuk Menjadi Young Entrepreneur Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah pemahaman kewirausahaan berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa untuk menjadi young entrepreneur? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis pemahaman kewirausahaan berpengaruh terhadap motivasi untuk menjadi young entrepreneur.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa Dengan memahami kewirausahaan, mahasiswa dapat termotivasi untuk menjadi young entrepreneur. Mahasiswa yang berhasil menerapkannya dapat melakukan testimoni kepada wirausahawan pemula maupun wirausahawan yang belum berhasil. 2. Bagi Peneliti Peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan mengenai kewirausahaan ke realitas kehidupan sehingga dapat menambah wawasan dan mengembangkan pola pikir yang lebih inovatif agar wirausaha yang dijalankan lebih berkembang. 3. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan referensi yang nantinya melakukan penelitian yang mendekati sama dengan penelitian ini untuk dapat dibandingkan pada masa yang akan datang. 4. Bagi Masyarakat Luas Sebagai wacana dan pengetahuan tentang pemahaman kewirausahaan yang memotivasi mahasiswa agar berkeinginan menjadi entrepreneur.