BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanpa diragukan lagi, seiring berjalannya waktu, majalah menjadi salah satu dari media informasi yang paling menarik dan praktis. Majalah membagi informasi kepada pembaca dengan berbagai macam pendekatan agar menarik target marketnya. Majalah dapat memuat informasi yang cukup banyak serta menarik, dan dapat dinikmati dimana saja, dan dibawa kemana saja. Majalah yang akan saya angkat adalah majalah Salon Pro, majalah berukuran 21cm x 27,5 cm yang terbit setiap bulan dengan tagline Indonesia Hair & Beauty Magazine, Majalah ini hadir untuk memberikan contoh-contoh gaya rambut terkini, tips kecantikan, salon-salon terbaik, produk-produk kecantikan, dan inspirasi baru kepada pembaca, yang bertarget 21 hingga 30 tahun, golongan ekonomi A dan B (menengah keatas). Visi dan Misi majalah Salon Pro adalah selalu ingin menjadi majalah yang lebih baik, menjadi majalah yang inspiratif dan media informasi untuk para wanita Indonesia yang peduli dengan gaya rambut dan dunia kecantikan juga ingin berinteraksi dengan para pembaca, dan ingin menjadi pilihan pertama untuk para target jika perlu informasi tentang gaya rambut dan kecantikan. Gaya rambut dan seputar kecantikan adalah keharusan bagi seorang wanita, dan tipikal bagi wanita stylish yang selalu ingin up to date menginginkan informasi terkini. Majalah ini mengerti kebutuhan tersebut, dan berniat untuk memberikan informasi, referensi dan contoh berguna kepada para wanita yang peduli dengan gaya rambut dan kecantikan mereka, model rambut terbaru, hair treatment, makeup, skin treatment, dan salon-salon yang direkomendasikan. Majalah Salon Pro ber-fokus pada tujuan-nya untuk memberikan referensi dan informasi berkualitas kepada target. Majalah ini amat berpotensi untuk bersaing dengan majalah-majalah sejenis, majalah ini memberikan informasi berguna dengan referensi lengkap dan 1
contoh-contoh yang baik, mengingat semakin meningginya rasa ingin tahu tentang gaya rambut dan kecantikan dari para wanita, karena sangat berkembangnya mode dan trend. Maka itu, penulis memilih membuat alternatif desain untuk Majalah Salon Pro. 1.2 Masalah Majalah Salon Pro adalah salah satu majalah gaya rambut yang secara konten sudah lengkap untuk kebutuhan informasi wanita yang peduli dengan gaya rambut dan kecantikannya. Isi majalah Salon Pro mengutamakan informasi penting dan contoh gaya rambut yang berguna untuk pembaca yang memerlukan. Mulai dari bentuk rambut, gaya rambut yang merupakan gaya-gaya rambut eksentrik, modern, produk kesehatan rambut terbaru, tips-tips potong rambut, salon-salon yang direkomendasikan, dan juga aksesoris rambut masa kini. Namun sangat disayangkan, majalah ini mempunyai banyak kekurangan. 1. Images Untuk memberikan contoh, perlu visual yang kuat dan fokus sesuai dengan tujuan majalah, namun kualitas image yang digunakan oleh majalah ini, tidak mendukung gaya dan standard target yang diharapkan oleh majalah. Menurut buku Layout Dasar dan Penerapannya Surianto Rustan, elemen-elemen majalah yang harus diperhatikan adalah elemen teks dan elemen visual. Apalagi elemen visual, visual mewakili jutaan kata. Kekuatan image untuk sebuah majalah sangatlah kuat, meyakinkan dan mencerminkan jati diri dari majalah itu. Menurut buku Layout Essentials Beth Tondreau image merupakan salah satu bagian dari emphasis suatu majalah, yang membuat suatu majalah menjadi unggul, namun, pemilihan image majalah Salon Pro, sangat kurang. Banyak image yang masih low-resolution, warna tidak senada, dan tidak menarik untuk dilihat oleh target yang diharapkan, sementara kebanyakan pembaca membeli majalah yang dari garis besar visual-nya menarik, sehingga majalah ini tidak menjadi pilihan pembaca untuk dibeli. 2
2. Layout Menurut research yang saya adakan pada 70 responden sesuai dengan umur target, mereka menyukai layout majalah yang clean, lebih suka melihat images yang menarik dibanding text, dan tidak membosankan untuk dibaca, sementara layout majalah Salon Pro, tidak mengaplikasikan hal tersebut, layout majalah Salon Pro sangat monoton, terlalu padat dengan teks dan penumpukkan images, sehingga tidak ada emphasis yang dihasilkan pada layout tersebut. Menurut buku Magazine Design That Works Stacey King -, white space pada suatu layout sangat diperlukan, agar pembaca bisa fokus pada image atau berita yang ingin disampaikan, dengan menggunakan lebih banyak white space, layout menjadi lebih clean dan enak dilihat, sementara pada majalah Salon Pro, hampir sama sekali tidak ada aplikasi white space pada layout. Karena majalah Salon Pro adalah majalah yang bertujuan untuk memberi contoh, dan memberitakan sesuatu, majalah Salon Pro perlu pencitraan majalah yang bagus. Maka itulah white space diperlukan, agar images dan berita lebih kuat dan enak untuk dilihat, seperti yang sudah dibahas diatas, images mewakili jutaan kata. White space juga menambahkan kualitas pada suatu layout, yang otomatis membuat suatu layout menjadi lebih baik. First impression is the most important thing, use white space to make a good impression for layouts, clean and attracts the reader. (The Elements Of Graphic Designs Alex W. White). 3.Typography Elemen teks yang dipilih dalam majalah Salon Pro, juga mempunyai kekurangan. Menurut Robin Williams, seorang desainer grafis dan penulis, mengatakan bahwa trik kombinasi typeface adalah memilihnya dari kategori yang saling berbeda, sehingga adanya kontras bentuk pada font. Font yang dipilih untuk Judul, Sub-judul, bodytext, harus kontras agar enak dilihat dan mendukung keharmonisan suatu layout, membantu pembaca membedakan fungsi, dan menciptakan balance pada suatu 3
layout. Majalah Salon Pro menggunakan typeface yang konflik, pemilihan font untuk Judul, sub-judul dan bodytext, mirip sekali, size pada headline dan sub-head hampir sama sehingga tidak kontras, font bodytext terlalu besar, sehingga tidak ada emphasis yang dihasilkan dari elemen teks pada setiap layout-nya. Menurut buku Font Huruf Typografi Surianto Rustan, jarak antar huruf dan jarak antar kata pada elemen teks sangatlah penting. Di majalah ini, saya menemukan banyak sekali jarak antar huruf (kerning) dan jarak antar kata (word spacing) pada bodytext, yang terlalu dempet, dan adapula yang sangat renggang, sehingga mengurangi readability para pembaca. Karena word spacing tersebut, banyak paragraf yang terlihat river. Tipografi sendiri bisa menciptakan suatu emphasis pada layout, dengan permainan warna, bentuk, size, dan penempatan teks yang dibentuk menarik sehingga menciptakan sebuah emphasis. (Magazine Design That Works Stacey King). 5. Warna Pemilihan warna dalam majalah ini sangat tidak beragam, dan seperti yang sudah dibahas diatas, permainan warna membantu membedakan antar rubrik dan memberikan keragaman pada suatu layout (akan dibahas lebih lengkap di Bab II : Landasan Teori), sementara warna yang digunakan di dalam majalah Salon Pro sangat monoton, dengan hanya 2 warna yang sama pada setiap layout. Dalam beberapa layout, teks menjadi tidak terbaca karena warna yang digunakan bertabrakan dengan background, sehingga tidak contrast. 1.3 Batasan masalah Seperti masalah-masalah dan kekurangan dari majalah yang dijelaskan diatas, saya akan membuat alternatif desain dari majalah ini dengan mengolah kembali layout, grid system, pemilihan image, dan tipografi dengan dasar teoriteori desain yang sesuai agar menjadi menarik perhatian target yang dituju, dan 4
informasi dapat tersampaikan dengan baik. Saya akan mencoba membuat alternatif desain pada majalah ini meliputi : 1. Redesign Layout & menetapkan Grid System (Modular Grid) Menata kembali susunan layout yang ada, lebih bermain dengan elemenelemen visual yang ada sehingga layout tidak monoton. Mengaplikasikan white space di layout yang ada untuk memberikan emphasis pada image dan berita yang ingin disampaikan, juga memberikan kelegaan visual pada mata. Juga akan menetapkan grid system baru yang sangat penting pada proses desain suatu layout, grid system membuat suatu layout mempunyai konsistensi, dan membuat repetition yang menimbulkan unity pada keseluruhan majalah. Penulis akan menetapkan modular grid untuk alternatif desain majalah ini. Buku Grid Systems Kimberly Elam menjelaskan bahwa elemen yang tak terlihat, yaitu grid system, gutter, dan sebagainya sangat berpengaruh kepada sebuah layout. Pemilihan warna pada layout pun akan diolah kembali, untuk membantu memberikan emphasis dan membedakan fungsi antar halaman. 2. Redesign Tipografi Merubah dan mengolah lagi tipografi yang dipakai pada majalah Salon Pro, agar tidak konflik antar teks, tidak monoton, mencoba mengaplikasikan tipografi yang bervariasi. Kerning dan word spacing pada teks juga akan diatur agar tidak ada jarak antar huruf dan antar kata yang terlalu dekat atau terlalu renggang, menghindari river, yang mengganggu readability dan layout. Memilih font yang kontras antar headline, subhead dan bodytext agar masing-masing fungsi font jelas. 5
3. Pemilihan image baru Image akan dipilih menjadi image yang menghasilkan emphasis pada layout, yang mempunyai pencitraan bagus untuk majalah, dan juga high resolution. 1.4 Tujuan Pembuatan alternatif desain ini bertujuan untuk membuat majalah Salon Pro Indonesia menjadi majalah yang mempunyai layout yang lebih menarik dari sebelumnya. Untuk membuat layout dan desain baru pada majalah Salon Pro yang lebih sesuai dengan harapan target pembaca. Lebih menarik, lebih enak dilihat, dan lebih bermain dengan elemen-elemen visual. Juga untuk menonjolkan majalah Salon Pro dari segi desain, dengan teori-teori desain yang ada untuk membuat suatu majalah menjadi menarik, tanpa mengubah fungsi dan tujuan dari majalah Salon Pro Indonesia, yang ingin menjadi majalah yang inspiratif dan memberikan informasi kepada para targetnya. 6