BAB I PENDAHULUAN. 1 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hlm. 54.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang serius. Banyak kritikan dari praktisi pendidikan, akademisi dan masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan saranasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH METODE RESIPROKAL ATAU TIMBAL BALIK TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI PADA SISWA SMPN 6 KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Authenthic Assessment dalam Kurikulum 2013 pada Mata. Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Tulungagung

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN PRODUKTIF 1 DI SMK NEGERI 1 GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULIAN. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2006,

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta didik, Malang: UMM Press, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. dengan lancar dan maksimal. Dan dalam proses pembelajaran tersebut seorang

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2001), hlm Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB I PENDAHULUAN. prilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik baik pada aspek kognitif, aspek

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

kurikulum. Bahkan, ada yang mengatakan No teacher no education. Maksudnya, tanpa guru, tidak terjadi proses pendidikan. 3

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral,

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

ANALISIS SOAL TES PILIHAN GANDA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB DI MAN PURBALINGGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang ini, pendidikan berbasis religius merupakan sebuah motivasi hidup sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Kukaba, Yogyakarta, 2012, hlm.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.2

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. 1 Sebagai suatu sistem

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN

BAB V PENUTUP. dapat dikatakan baik dari hasil kegiatan observasi. Kegiatan penerapan. kondisi kelas sebagai tempat kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2013, hlm Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH/ PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan peserta didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik

SKRIPSI ANISATUL FITRI NIM :

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008), hlm Winata Putra Udin S., dkk, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas. Terbuka, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Metode Ceramah dalam Pembelajaran PAI Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII di SMPN 2 Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Press, Yogyakarta, 2010, hlm.58. 3

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, implementasi metode Amṡāl Qur ānī pada

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas XII

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MI MUHAMMADIYAH BADAKARYA BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENILAIAN BERBASIS KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALIMANAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan. Dalam pembelajaran banyak faktor yang saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Media Group, 2008), hlm Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Multi Presindo, 2009), hlm. 24.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan guru, dan sumber belajar pada lingkungan belajar. 1 Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu rekayasa yang diupayakan untuk membantu peserta didik agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan maksud dan tujuan penciptaannya. Istilah pembelajaran sebelumnya lebih populer dengan sebutan kegiatan belajar mengajar maupun proses belajar mengajar. Dalam pembelajaran pelaksanaannya tidak ada keseimbangan antara guru dengan peserta didik, dimana dalam kegiatan pembelajaran menekankan keaktifan guru sementara peserta didik hanya pasif. Sehingga kegiatan belajar mengajar guru bersifat teacher oriented. Seiring kurang berhasilnya kegiatan pembelajaran, maka proses pembelajaran merupakan jawaban terhadap kelemahan kegiatan pembelajaran selama ini. Dalam pembelajaran baik guru maupun peserta didik dituntut untuk aktif. Dalam memperoleh kondisi pembelajaran yang efektif tersebut maka guru sangat berperan dalam menentukan kualitas dan kuantitas pembelajaran. Oleh karena itu dalam hal ini, seorang guru harus mampu merencanakan dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Untuk memenuhi hal tersebut, guru dituntut mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada peserta didik sehingga mau belajar. Usaha peningkatan pendidikan bisa ditempuh dengan peningkatan kualitas pembelajaran dan sistem evaluasi yang baik. Keduanya saling berkaitan sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik, selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik. Proses Belajar mengajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan 1 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hlm. 54. 1

tidak. 4 Agar tujuan evaluasi atau penilaian dapat terwujud sesuai dengan 2 dapat dikuasai oleh peserta didik setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya. Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar-mengajar agar sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan. 2 Sebagaimana urgensi pembelajaran yang secara fungsional menjadi media atau kegiatan pembentukan dan pengembangan kompetensi peserta didik, maka kegiatan evaluasi mutlak dibutuhkan untuk memperoleh informasi pencapaian tujuan dan keberhasilan dari serangkaian kegiatan pembelajaran. 3 Evaluasi pembelajaran merupakan inti bahasan evaluasi yang kegiatannya dalam lingkup kelas atau dalam lingkup proses belajar mengajar. Evaluasi pembelajaran kegiatannya termasuk kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Bagi seorang guru, evaluasi pembelajaran adalah media yang tidak terpisahkan dari kegiatan mengajar, karena melalui evaluasi seorang guru akan mendapatkan informasi tentang pencapaian hasil belajar. Di samping itu, dengan evaluasi seorang guru akan mendapatkan informasi tentang materi yang telah ia gunakan apakah dapat diterima siswanya atau prinsip-prinsip yang mendasari serta syarat-syarat yang diperlukan, pelaksanaannya perlu menyesuaikan langkah atau proses yang diperlukan. Dalam melakukan evaluasi pembelajaran kita dapat menggunakan teknik tes dan teknik non tes. 5 Teknik tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran tang disampaikan meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan. Teknik nontes merupakan prosedur yang 2 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012, hlm. 22. 3 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 2004, hlm. 111. 4 Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2015, hlm. 5. 5 Slameto, Evaluasi Pendidikan, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2001, hlm.25.

3 dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sifat, dan kepribadian. 6 Keberhasilan siswa dalam pembelajaran tidaklah selalu dapat diukur dengan alat tes, sebab masih banyak aspek-aspek kemampuan siswa yang sukar diukur secara kuantitatif dan obyektif misalnya aspek afektif dan psikomotor yang mencakup sifat, sikap, kerjasama, kejujuran, tanggung jawab, tenggang rasa, dan lain-lain. Untuk mengukur aspek afektif dan psikomotor diperlukan alat evaluasi pembelajaran yang sesuai yaitu salah satunya dengan teknik observasi sistematik. Observasi sebagai salah satu alat atau teknik evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati. Di dalam observasi sistematik disini seorang guru terlebih dahulu membuat perencanaan yang secara matang sebelum hendak akan mengamati. 7 Oleh karena itu kemampuan guru menyusun alat dan melaksanakan evaluasi merupakan bagian dari kemampuan menyelenggarakan proses belajar mengajar secara keseluruhan. Evaluasi pembelajaran nontes pada mata pelajaran akidah akhlak di MTs Tarbiyatul Islamiyah Desa Lengkong dilakukan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas, yang berorientasi pada perilaku siswa sehari-hari sebagai pengamalan nilai-nilai agama. Aspek afektif inilah yang menjadi perhatian utama penilaian mata pelajaran pendidikan agama. Aspek afektif yang perlu dinilai meliputi sopan santun siswa kepada guru, karyawan dengan teman sekolah dan sopan santun siswa kepada orang tua, keluarga, teman dan orang yang lebih tua dirumah atau di masyarakat. Pentingnya evaluasi pembelajaran nontes dalam pembelajaran akidah akhlak didasarkan pada konsep pembentukan manusia yang berkepribadian islami diawali dan didasari dengan pendidikan akidah maupun akhlak. Mengingat juga letak Mts Tarbiyatul Islamiyah Desa Lengkong berada dalam 6 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogjakarta, 2013, hlm. 67-69 7 Ibid, hlm. 94.

4 lingkungan pesantren. Begitu pentingnya penanaman nilai akidah dan akhlak sehingga al-qur an memberi contoh nyata melalui kehidupan pribadi muslim yaitu figur Lukman al-hakim yang memulai pendidikan anaknya dengan dasar-dasar akidah dan akhlak sebab penanaman nilai akidah dan akhlak sudah seharusnya dimulai sejak dini. Dalam penelitian ini, kami menyajikan tentang teknik evaluasi yang dapat digunakan dalam penilaian terhadap peserta didik, baik itu tentang kemampuan belajar, sikap, keterampilan, sifat, bakat, minat dan kepribadian yaitu dengan evaluasi pembelajaran nontes dan salah satu dari alat evaluasi pembelajaran nontes adalah dengan menggunakan teknik bservasi sistematik. Mengingat pentingnya evaluasi dalam pembelajaran, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang evaluasi pembelajaran nontes pada mata pelajaran aqidah akhlaq yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan serta hasil dan bagaimana umpan balik yang diberikan. Untuk itu penulis mengambil judul Implementasi Evaluasi Pembelajaran Nontes Melalui Teknik Observasi Sistematik Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Di MTs Tarbiyatul Islamiyah Desa Lengkong Kecamatan Batangan Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/2017. B. Fokus Penelitian Penelitian ini lebih difokuskan pada implementasi evaluasi pembelajaran dengan teknik observasi sistematik pada pembelajaran akidah akhlak kelas IX A dan IX B di MTs Tarbiyatul Islamiyah Desa Lengkong Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. Implementasi evaluasi pembelajaran nontes menyangkut proses dan pelaksanaan evaluasi pada mata pelajaran akidah akhak, faktor pendukung implementasi evaluasi pembelajaran nontes dengan teknik observasi sistematik, kendala dan hambatan yang ditemukan serta solusi yang dapat ditawarkan terhadap masalah yang dihadapi guru sebelum, pada saat dan sesudah evaluasi dilaksanakan.

5 C. Rumusan Masalah Sebagaimana kita ketahui bahwa perumusan masalah merupakan pencerminan isi pokok yang dibahas dalam penelitian, maka masalah pokok dalam skripsi ini meliputi : 1. Bagaimana implementasi evaluasi pembelajaran nontes melalui teknik observasi sistematik pada mata pelajaran aqidah akhlaq di MTs Tarbiyatul Islamiyah Desa Lengkong Kecamatan Batangan Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/2017? 2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi evaluasi pembelajaran nontes melalui teknik observasi sistematik pada mata pelajaran aqidah akhlaq di MTs Tarbiyatul Islamiyah Desa Lengkong Kecamatan Batangan Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/2017? D. Tujuan Penelitian Tujuan adalah suatu rangkaian yang menjadi titik akhir dari suatu kegiatan. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui implementasi evaluasi pembelajaran nontes melalui teknik observasi sistematik pada mata pelajaran aqidah akhlaq di MTs Tarbiyatul Islamiyah Desa Lengkong Kecamatan Batangan Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/2017. 2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi evaluasi pembelajaran nontes melalui tekik observasi sistematik pada mata pelajaran aqidah akhlaq di MTs Tarbiyatul Islamiyah Desa Lengkong Kecamatan Batangan Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/2017. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada guru tentang teori-teori evaluasi pembelajaran nontes melalui teknik observasi sistematik pada mata pelajaran aqidah akhlak.

6 2. Manfaat Praktis a. Bagi Madrasah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan masukan yang bermanfaat, dalam rangka implementasi evaluasi pembelajaran nontes melalui teknik observasi sistematik pada mata pelajaran aqidah akhlak. b. Bagi Pendidik Memberikan informasi kepada pendidik dalam rangka mengimplementasikan evalausi pembelajaran nontes melalui teknik observasi sistematik dengan mengetahui prosedur serta langkahlangkah dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran. c. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi peneliti untuk menekuni dan mempersiapkan diri dalam dunia pendidikan serta mengembangkan keterampilan maupun pengetahuan yang sesuai dengan profesi peneliti.