HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

BAB I PENDAHULUAN. usia dini, 50% akan mencapai kemampuan kemudian, 75% anak akan mencapai

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

BAB 1 PENDAHULUAN. serta biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi,

BAB I PENDAHULUAN. optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

ABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang. perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir

BAB 1 PENDAHULUAN. kecerdasan anak dan menyebabkan rendahnya perkembangan kognitif. Jika

DETERMINAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Oleh : Suyanti ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan anak saat ini. Akan tetapi pelaksanaan untuk meningkatkan

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peka menerangkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation) yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

BAB I PENGANTAR. gram yang mengabaikan penyebab dan tanpa memperhatikan umur kehamilan

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG SEKOLAH TK DAN ANAK YANG TIDAK SEKOLAH TK DI DESA BANJARSARI KEC. BANTARBOLANG PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 0 12 BULAN DI DESA GAMPONG JAWA KECAMATAN IDI RAYEUK ACEH TIMURTAHUN 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. aspek kognitif yang berhubungan dengan fungsi intelektual (Syaodih, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa balita merupakan periode penting dalam proses. tumbuh kembang manusia. Pertumbuhan dan perkembangan

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN :

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

Jesicca Omega Tarabit Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK

Key word: motorik development, nutrition status, children age 1-3 years old. Kata Kunci: Perkembangan Motorik, Status Gizi, Anak usia 1-3 tahun

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

BAB I PENDAHULUAN. kurang, gizi baik, dan gizi lebih (William, 2010).

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

NURJANNAH NIM

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kembang. Semarang. : Penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada. bulan April-Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN. peka terhadap rangsangan-rangsanganyang berasal dari lingkungan. Lingkungan

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Untuk menjadi seseorang yang dewasa dengan motorik yang baik,

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

BAB I PENDAHULUAN. tahun pertama dalam kehidupannya yang merupakan. lingkungan bagi anak untuk memperoleh stimulasi psikososial.

Laila Rahmi Stikes Syedza Saintika Padang ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI VERBAL DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK PGRI 116 BANGETAYU WETAN

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. orang yaitu terdiri dari ibu yang memiliki anak usia 0-5 tahun yang

HUBUNGAN ANTARA JARAK KELAHIRAN YANG DEKAT DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDONG BOYOLALI

Transkripsi:

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR Wa Ode Sri Asnaniar 1, Magfira B. Lasini 2 1 Program Studi Ilmu Keperawatan FKM UMI Makassar 2 Program Studi Ilmu Keperawatan FKM UMI Makassar (Alamat Korespondensi: NhyarNs@gmail.com/ 085241706088) ABSTRAK Masa bayi adalah masa emas (Golden Age) dalam perkembangan seorang individu. Pada masa ini anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa baik dari segi motorik, emosi, kognitif, maupun psikososial. Salah satu kelainan tumbuh kembang yang terjadi pada anak yaitu kelainan lingkar kepala, seperti mikrosefali dan makrosefali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkar kepala dengan perkembangan motorik anak usia 1-24 bulan di Poliklinik Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional study Adapun penentuan sampel dilakukan dengan tekhnik accidental sampling dengan besar sampel sebanyak 68 responden. Uji hubungan dilakukan dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan α < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang memiliki lingkar kepala abnormal dengan perkembangan motorik halus abnormal sebanyak 5,8 % dengan hasil uji statistik (p=0,000) dan anak yang memiliki lingkar kepala abnormal dengan perkembangan motorik kasar abnormal sebanyak 7,4% dengan hasil uji statistik (p=0,000). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara lingkar kepala dengan perkembangan motorik halus dan ada hubungan antara lingkar kepala dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia 1-24 bulan di Poliklinik Kata Kunci : Lingkar Kepala, Perkembangan Anak, Motorik Halus, Motorik Kasar PENDAHULUAN Masa bayi adalah masa emas (Golden Age) dalam perkembangan seorang individu. Pada masa ini anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa baik dari segi motorik, emosi, kognitif, maupun psikososial (Maryunani, 2010) Istilah pertumbuhan dan perkembangan pada dasrnya merupakan dua peristiwa yang berlainan, akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan (growth) merupakan masalah perubahan dalam ukuran besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individuyang bisa diukur dengan ukuran berat (gram,kilogram), ukuran panjang (cm,meter) (Muslihatun, 2010). Sedangkan perkembangan (development) yaitu bertambah sempurnanya fungsi organ tubuh yang terlihat dari tercapainya tumbuh kembang dan belajar, berupa kemampuan gerak kasar dan halus, pendengaran, penglihatan, komunikasi, bicara, emosi-sosial, kemandirian, dan perkembangan moral (Muslihatun, 2010). Perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh dan perkembangan tersebut berhubungan erat dengan perkembangan motorik kasar di otak. Pada anak gerakan ini dibedakan dengan jelas antara gerakan kasar dengan gerakan halus. Pada usia 0 2 tahun kemampuan perkembangan motorik kasar dan motorik halus sangat pesat dan luar biasa Setiap dua dari 1.000 bayi mengalami gangguan perkembangan motorik dan 3 bayi hingga 6 bayi dari 1.000 bayi juga mengalami gangguan pendengaran serta satu dari 100 anak mempunyai kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Mengingat jumlah bayi di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10% dari seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita perlu medapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta janglauan oleh pelayanan kesehatan yang berkualitas termasuk adanya deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes RI, 2010). Menurut Soetjiningsih (2010) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak seperti genetik, gizi, jenis kelamin,umur, penyakit kronis, hormon, dan perawatan kesehatan.salah satu kelainan Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 9 Nomor 2 Tahun 2016 ISSN : 2302-1721 227

tumbuh kembang yang terjadi pada anak yaitu kelainan lingkar kepala, seperti mikrosefali (lingkar kepala lebih kecil dari normal) dan makrosefali (lingkar kepala lebih besar dari normal), hal ini sering disebabkan oleh hidrosefalus dan megalensefali. Lingkar kepala mencerminkan volume intrakranial dan dipakai untuk menafsirkan pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka kepala akan kecil. Sehingga pada lingkar kepala (LK) yang lebih kecil dari normal (mikrosefali),maka hal ini menunjukan adanya retardasi mental. Sebaliknya apabila terdapat penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada hidrosefalus akan meningkatkan volume kepala, sehingga lingkar kepala lebih besar dari normal (Soetjiningsih, 2010). Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anna Uswatun dan Annisa Wulandari tentang hubungan lingkar kepala dengan perkembangan anak di Posyandu Tlogowatu Kemalang Klaten, hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara lingkar kepala dengan perkembangan anak. Dimana sebagian besar lingkar kepala adalah normal sebanyak 37 anak (75,5%) dan yang paling sedikit adalah mikrosefalus sebanyak 5 anak (10,2%) (Uswatun & Wulandari, 2011). Berdasarkan data kunjungan di poliklinik anak Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi pada tahun 2013 berjumlah 3918 anak, pada tahun 2014 jumlah pengunjung di poliklinik anak meningkat menjadi 4051 anak, dan pada tahun 2015 berjumlah 4124 anak. Dan data awal pada tahun 2016 bulan januari didapatkan bahwa pengunjung di poliklinik anak Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar berjumlah 215 anak (Data rekam Medik Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar). Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan lingkar kepala dengan perkembangan motorik pada anak usia 1-24 bulan. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Teknik pengambilan sampel secara accidental sampling dengan jumlah sampel 68 orang. Pengumpulan Data 1. Data primer Data primer diperoleh melalui pengukuran antropometri dan pengukuran DDST dari sampel yang memenuhi kriteria. 2. Data sekunder Data sekunder diperoleh dari informasi yang diberikan oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak Analisis Data 1. Analisis univariat Analisis univariat dilakukan dengan tujuan untuk membuat analisa deskriptif untuk menggambarkan setiap variabel yang diteliti secara terpisah dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi. 2. Analisis bivariat Analisis bivariat adalah analisis yang menunjukkan hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Pada penelitian ini variabel independen dan variabel dependen adalah kategorik dan kategorik, maka menggunakan uji Chi-Square dengan menggunakan program komputer. HASIL PENELITIAN Tabel 1: Distribusi Anak Berdasarkan Lingkar Kepala di Poliklinik Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar Tahun 2016 Lingkar Kepala n % 63 5 92,6 7,4 Berdasarkan tabel 1 diperoleh data bahwa sebagian besar anak memiliki lingkar kepala normal yaitu sebanyak 92,6%,dan anak yang memiliki lingkar kepala abnormal sebanyak 7,4%. Tabel 2: Distribusi Anak Berdasarkan Perkembangan Motorik Halus di Poliklinik Makassar Tahun 2016 Perkembangan Motorik Halus n % 64 4 94,1 5,9 Berdasarkan tabel 2 diperoleh data bahwa sebagian besar anak memiliki perkembangan motorik halus normal yaitu sebanyak 94,1%, dan anak yang memiliki perkembangan motorik halus abnormal yaitu sebanyak 5,9%. 228 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 9 Nomor 2 Tahun 2016 ISSN : 2302-1721

Tabel 3: Distribusi Anak Berdasarkan Perkembangan Motorik Kasar di Poliklinik Makassar Tahun 2016 Perkembangan Motorik Kasar n % 63 5 92,6 7,4 Berdasarkan tabel 3 diperoleh data bahwa sebagian besar anak memiliki perkembangan motorik kasar normal yaitu sebanyak 92,6% dan anak yang memiliki perkembangan motorik kasar abnormal yaitu sebanyak 7,4%. Tabel 4: Hubungan Lingkar Kepala dengan Perkembangan Motorik Halus Lingkar kepala Perkembangan Motorik Halus Jumlah n % n % n % 63 92,6 0 0 63 92,6 1 1,5 4 5,8 5 7,4 Total 64 94,1 4 5,8 68 100.0 p = 0,000 Tabel 5: Hubungan Lingkar Kepala dengan Perkembangan Motorik Kasar Lingkar kepala Perkembangan Motorik Kasar Jumlah n % n % n % 63 92,6 0 0 63 92,6 0 0 5 7,4 5 7,4 Total 63 92,6 5 7,4 68 100.0 p = 0,000 PEMBAHASAN 1. Hubungan Lingkar Kepala dengan Perkembangan Motorik Halus Dari hasil analisa data menggunakan uji statistik chisquaredengan alternatif fisher s exact test antara variabel lingkar kepala dan variabel perkembangan motorik halus pada 68 anak usia 1-24 bulan di Poliklinik Makassar di peroleh nilai p = 0,000, dimana (p<0,005) dengan demikian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara lingkar kepala dengan perkembangan motorik halus pada anak usia 1-24 bulan di Poliklinik Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak Hubungan antara lingkar kepala dari hasil penelitian dapatkan 5,9% anak yang mengalami lingkar kepala abnormal abnormal. Menurut Soetjiningsih (2010) bahwa volume intrakranial dan dipakai untuk mentaksir pertumbuhan otak dicerminkan oleh lingkar kepala. Apabila otak tidak tumbuh normal maka kepala akan kecil. Sehingga pada lingkar kepala (LK) yang lebih kecil dari normal (mikrosefali), maka hal ini menunjukan adanya retardasi mental. Sebaliknya apa bila terdapat penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada hidrosefalus akan meningkatkan volume kepala, sehingga lingkar kepala lebih besar dari normal. Pada penelitian ini peneliti berasumsi bahwa selain perkembangan motorik halus disebabkan oleh ukuran lingkar kepala yang abnormal, juga dapat disebabkan karena pemberian asupan makanan yang kurang baik. Dimana apabila pemberian asupan gizi yang di berikan oleh orang tua baik maka cenderung perkembangan motorik dan ukuran lingkar kepala anak akan normal. Hal ini sejalan dengan Siswono (2008) bahwa sejak awal kehamilan hingga usia 5 tahun dengan adanya pemberian asupan gizi yang baik dan benar pada ibu seperti mengkonsumsi makanan yang kaya protein, asam folat, mineral, dan nutrisi akan menunjang terbentuknya ukuran kepala atau tepatnya peningkatan volume otak yang sangat menunjang perkembangan motorik halus dan kecerdasan pada anak. Selain dari asupan pemberian makanan yang bergizi, peneliti juga berasumsi bahwa 5,9% anak yang mengalami lingkar kepala abnormal abnormal di pengaruhi juga olehpemberian stimulus pada anak seperti kurangnya penyediaan alat mainan yang dapat memberikan stimulasi dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak. Hal ini sejalan dengan teori Tedjasaputra (2009) bahwa faktor kebutuhan stimulasi atau rangsangan terhadap anak untuk memperkenalkan suatu pengetahuan atau pun keterampilan baru ternyata sangat penting dalam peningkatan kecerdasan anak. 2. Hubungan Lingkar Kepala dengan Perkembangan Motorik Kasar Dari hasil analisa data menggunakan uji statistik chi-square Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 9 Nomor 2 Tahun 2016 ISSN : 2302-1721 229

dengan alternatif fisher s exact test antara variabel lingkar kepala dan variabel perkembangan motorik kasar pada 68 anak usia 1-24 bulan di Poliklinik Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar di peroleh nilai p = 0,000, (p<0,005) dengan demikian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara lingkar kepala dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia 1-24 bulan di Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anna Uswatun dan Annisa Wulandari (2010) dengan judul hubungan lingkar kepala dengan perkembanga anak usia 12-24 bulan di Posyandu Tlogowatu Kemalang Klaten diperoleh bahwa ada hubungan lingkar kepala dengan perkembangan. Pada penelitian ini diperoleh data 7,4% anak mengalami lingkar kepala abnormal dengan perkembangan motorik kasar abnormal, hal ini dapat di sebabkan oleh ukuran lingkar kepala yang abnormal, apabila ukuran lingkar kepala tidak normal maka akan menyebabkan perkembangan otak tidak sempurna,dimana jika perkembangan otak tidak sempurna maka masingmasing bagian otak tidak berjalan sesuai fungsinya sehingga dapat berpengaruh terhadap motorik kasar anak.menurut Soetjiningsih (2010) bahwa lingkar kepala mencerminkan volume intrakranial dan dipakai untuk mentaksir pertumbuhan otak dalam hal ini perkembangan motorik anak. Selain dipengaruhi oleh ukuran lingkar kepala, pemberian asupan nutrisi yang baik juga berperan penting dalam perkembangan motorik anak.hal ini sejalan dengan Siswono (2008) bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi lingkar kepala adalah tumbuh kembang otak, faktor maternal, status gizi, umur, jenis kelamin, dan riwayat penyakit. Lingkar kepala yang diatas maupun yang dibawah normal cenderung terjadi pada anak yang dipengaruhi oleh status gizinya. Anak yang mempunyai lingkar kepala normal dan perkembangan normal cenderung dalam pemberian gizi yang baik. Maka ukuran lingkar kepala tepatnya peningkatan otak menunjang dalam perkembangan dan kecerdasan. Pemberian gizi yang baik dan benar seperti mengkonsumsi makanan yang kaya protein, asam folat, mineral dan protein, serta nutrisi sejak awal kehamilan hingga usia 5 tahun maka ukuran lingkar kepala tepatnya peningkatan volume otak sangat menunjang perkembangan dan kecerdasan pada anak dalam hal ini perkembangan motorik anak. Selain faktor di atas, kondisi abnormal yang di alami oleh anak baik itu lingkar kepala dan perkembangan motorik kasar dapat juga di pengaruhi oleh pola asuh orang tua. Dimana, pola asuh orang tua dalam hal ini pemberian stimulus pada anak seperti kurangnya penyediaan alat mainan yang dapat memberikan motivasi atau stimulus untuk anak agar berkeinginan untuk bergerak. Hal ini sejalan dengan teori Tedjasaputra (2009) bahwa faktor kebutuhan stimulasi atau rangsangan terhadap anak untuk memperkenalkan suatu pengetahuan atau pun keterampilan baru ternyata sangat penting dalam peningkatan kecerdasan anak. Stimulasi pada anak dapat dimulai sejak calon bayi berwujud janin, sebab janin bukan merupakan makhluk yang pasif. Berdasarkan dari bentuk kecerdasan yang perlu dikembangkan, mengharuskan stimulasi yang beragam pula. Salah satu yang utama stimulasi motorik, sebab perkembangan motorik anak usia balita sangat pesat, terutama motorik kasar. Perkembangan motorik kasar diusia balita terkait erat dengan perkembangan fisik dan rasa percaya diri. Apabila pada usia tertentu anak belum bisa melakukan motorik kasar, maka anak telah mengalami keterlambatan. KESIMPULAN 1. Sebagian besar anak usia 1-24 bulan memiliki lingkar kepala normal sebanyak 92,6% dan anak yang memiliki lingkar kepala abnormal sebanyak 7,4% di 2. Sebagian besar anak usia 1-24 bulan memiliki perkembangan motorik halus normal sebanyak 94,1% dan anak yang memiliki perkembangan motorik halus abnormal yaitu sebanyak (5,9%) di 3. Sebagian besar anak usia 1-24 bulan memilki perkembangan motorik kasar normal sebanyak 92,6% dan anak yang memiliki perkembangan motorik kasar abnormal yaitu sebanyak 7,4% di 230 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 9 Nomor 2 Tahun 2016 ISSN : 2302-1721

4. Ada hubungan antara lingkar kepala pada anak usia 1-24 bulan di Poliklinik 5. Ada hubungan antara lingkar kepala dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia 1-24 bulan di Poliklinik SARAN 1. Diharapkan bagi orang tua memberikan gizi yang baik agar pertumbuhan otak berjalan dengan normal sehingga ukuran lingkar kepala tumbuh sesuai ukuran dan umur anak. 2. Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan penyuluhan atau pun edukasi kepada orang tua mengenai pengaruh besar lingkar kepala dengan perkembangan anak, serta melakukan screening balita, agar anak yang mengalami lingkar kepala abnormal dan anak yang mengalami keterlambatan perkembangan motorik dapat dideteksi lebih cepat. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2006. Balita di Indonesia Alami Gangguan Perkembangan. Anonim. (Diakses tanggal 22 desember 2015 dari http://www.depkesri.com) Depkes RI.2010. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak. Dep.Kes.(Diakses tanggal 22 desember 2015 dari http://www.depkesri.com) Depkes. 2010. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang.(Diakses tanggal 22 desember 2015 dari http://www.depkesri.com) Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: TIM. Muslihatun, W. N. 2010. Asuhan Neonatus bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya. Siswono. 2008. Jaringan Informasi Pangan dan Gizi. Volume XIV. Jakarta: Ditjen Bina Gizi Masyarakat. Soetjiningsih. 2010. Tumbuh kembang Anak. Jakarta: EGC Tedjasaputra, M., 2009. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: EGC. Wulandari, A. U. 2011. Hubungan Lingkar Kepala dengan perkembangan Anak Usia 12-24. Jurnal Involusi Kebidanan, 39. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 9 Nomor 2 Tahun 2016 ISSN : 2302-1721 231