BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dan pelatihan dengan tujuan untuk mendapatkan bekal dasar

PRAKTIKUM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT PENETASAN TELUR DI SMK NEGERI 1 CIKALONGKULON, CIANJUR TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang berkualitas pula.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. untuk melanjutkan pendidikan tingkat yang lebih tinggi. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dian Widiyanti, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjun dalam dunia kerja. Menciptakan itu semua diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ahmad Shidiqi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan belajar setiap anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

2015 PENGUASAAN PENGETAHUAN PEMBUATAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK SMKN 14 BANDUNG

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

2015 STUDI KELAYAKAN DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA DI LABORATORIUM KOMPUTER JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 5 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara dapat diukur dari kemajuan pendidikan di negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu indikator tercapainya tujuan pembelajaran dapat diketahui dengan

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia yang berkualitas perlu disiapkan untuk berpartisipasi. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan akan dapat dihasilkan sumber

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syaiful Rahman, 2014

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan nasional adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pembangunan nasional, khususnya dalam menyiapkan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu lembaga pendidikan yang diisyaratkan untuk menciptakan

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilepaskan begitu saja. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah

I. PENDAHULUAN. Produktif atau Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan. kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum program keahlian teknik kendaraan ringan 1) menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB II KAJIAN TEORI. Untuk mengemukakan pengertian tentang fasilitas, penulis dapat sajikan

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal. disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi bagi peserta didik. Tidak semua lulusan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan dunia pendidikan tidak terlepas dari perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berhubungan dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu pengelolaan pendidikan yang terencana dan terorganisir dalam suatu sekolah

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), secara mendasar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dalam masyarakat, juga untuk menjawab tentang masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aktivitas dalam bidang-bidang pendidikan. Pembangunan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan juga mempunyai keterampilan. Persyaratan yang di tuntut adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan solusi permasalahan kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. membekali peserta didik dengan kompetensi kompetensi yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI. Lulusan JPTM FPTK UPI

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini, dihadapkan pada berbagai sumber masalah.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kejuruan (SMK) adalah memberi pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Multimedia dengan Menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. tercapaikah tujuan pembelajaran matematika. Hasil belajar diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang bertujuan menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang terampil dan mengutamakan kemampuan untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Dalam tatanan sistem pendidikan nasional, SMK mempunyai posisi yang patut diperhitungkan, khususnya dalam mengembangkan sumber daya manusia pada bidang kejuruan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 15, yang berbunyi : Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Tetapi pada kenyataannya masih banyak SMK yang belum mampu untuk menyiapkan peserta didik yang berkompeten, hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kurikulum, kegiatan belajar mengajar, biaya, sarana dan prasarana, peserta didik itu sendiri dan sistem pengelolaan. Faktor tersebut saling berpengaruh terhadap faktor yang lainnya. Namun demikian, faktor yang memegang peran penting adalah kegiatan belajar mengajar, karena kegiatan tersebut merupakan inti dari kegiatan di sekolah untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Pada dasarnya keberhasilan pembelajaran atau prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik internal maupun eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang memberikan masukan bagi proses belajar yang berasal dari dalam diri sendiri yang berupa bakat, minat, motif berprestasi dan cara belajar. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar, seperti lingkungan dan fasilitas belajar. Sehubungan dengan hal ini, Kartono (1985 : 6) menyebutkan bahwa : Lengkap tidaknya perlengkapan belajar baik yang dimiliki siswa maupun yang dimiliki sekolah dapat menimbulkan hasil tertentu terhadap hasil belajar siswa, 1

2 kekurangan peralatan belajar dapat membawa akibat negatif antara lain, murid tidak bisa belajar secara baik sehingga sulit diharapkan mencapai prestasi tinggi. Proses belajar mengajar akan berjalan lancar jika ditunjang dengan fasilitas belajar yang lengkap. Ketersediaan fasilitas belajar merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Arikunto (1997 : 6) Fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan sesuatu usaha. Fasilitas belajar meliputi semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif dan efisien sehingga seorang dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Fasilitas dalam kegiatan belajar mengajar tersebut antara lain berupa ruang kelas, laboratorium, media penyampaian materi dan lain sebagainya. Fasilitas belajar erat hubungannya dengan motivasi belajar, dengan adanya fasilitas belajar yang lengkap dapat memunculkan motivasi siswa dalam melakukan aktivitas belajar yang pada akhirnya akan menentukan keberhasilan belajar siswa, sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan belajar siswa tidak hanya ditentukan fasilitas yang lengkap tetapi juga motivasi belajar yang tinggi dari siswa itu sendiri. Menurut Hamalik (1992 : 173) motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan pembelajaran sehingga semakin besar motivasinya maka akan semakin besar pula kesuksesan belajarnya. Menggambar Bangunan Gedung (MBG) merupakan suatu mata pelajaran yang memerlukan banyak latihan untuk dapat menguasai mata pelajaran tersebut. Aspek psikomotorik menjadi lebih utama dalam mata pelajaran ini karena kerja praktik lebih diterapkan, sehingga selain memahami, siswa juga dapat melakukan dan menguasai

3 tekniknya secara langsung. Dalam mata pelajaran ini faktor fasilitas dan motivasi belajar merupakan faktor yang sangat penting untuk mencapai prestasi belajar siswa. Berdasarkan pengamatan penulis pada saat melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan) dan diskusi dengan guru mata pelajaran Menggambar Bangunan Gedung di SMKN 1 Sumedang. Mata Pelajaran MGB adalah mata pelajaran produktif yang dirasa sulit untuk dipahami oleh sebagian besar siswa. Berdasarkan hasil penilaian, diketahui 30 % siswa kelas XI program keahlian Teknik Gambar Bangunan mendapatkan hasil belajar yang kurang memuaskan. Prestasi belajar para peserta didik kurang dari Standar Kelulusan Belajar Mengajar (SKBM). Menurut hasil pengamatan di lapangan banyak siswa yang belum memahami dengan benar materi yang telah disampaikan. Terlihat dari banyaknya siswa yang masih sulit untuk menerapkan materi konstruksi yang sudah diberikan ke dalam praktik menggambar. Kebanyakan dari siswa kurang merespon dengan baik pelajaran yang disampaikan, mereka sibuk dengan kegiatan masing masing seperti berbicara atau mengobrol dengan temannya, meninggalkan kelas tanpa izin, tidak mengerjakan tugas yang telah diberikan. Selain itu kurangnya fasilitas belajar menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa. SMKN 1 Sumedang tidak memiliki ruang gambar manual beserta perangkat meja gambar manual. Hal ini menyebabkan siswa kurang antusias terhadap mata pelajaran yang berhubungan dengan kegiatan menggambar. Kebanyakan dari siswa yang tidak membawa peralatan menggambar pada saat mata pelajaran MBG. Keterbatasan sarana komputer juga menjadi faktor penyebab rendahnya motivasi siswa. Sebagian dari siswa harus menunggu giliran, karena jumlah siswa tidak sebanding dengan sarana komputer yang ada di laboratorium dan kebanyakan dari mereka yang menunggu giliran memilih meninggalkan kelas karena malas untuk menunggu giliran. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Ketersediaan Fasilitas Belajar

4 Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Menggambar Bangunan Gedung di SMKN 1 Sumedang. B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang diatas maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Menggambar Bangunan Gedung belum optimal. 2. Kebanyakan dari siswa kurang merespon dengan baik pelajaran yang disampaikan. 3. Kurangnya fasilitas belajar siswa di sekolah yang merupakan faktor pendukung motivasi belajar bagi siswa. 4. Terdapat sebagian siswa yang malas untuk mengikuti proses belajar. 5. Masih banyaknya siswa yang belum memiliki fasilitas belajar yang memadai. C. Pembatasan Masalah Agar masalah dalam penelitian ini lebih fokus dan tidak menyimpang dari apa yang ingin diteliti, maka penulis membatasi penelitian ini pada permasalahan sebagai berikut: 1. Ketersediaan fasilitas belajar yang menunjang proses pembelajaran tentu ada berbagai macam. Dalam penelitian ini dibatasi pada sarana dan prasarana belajar siswa yang berkaitan langsung dalam proses pembelajaran dalam mata pelajaran Menggambar Bangunan Gedung, yaitu alat-alat pengajaran, alat peraga, media pengajaran, tempat atau ruang belajar dan fasilitas ruang. 2. Motivasi belajar siswa yaitu sesuatu yang mendorong siswa dalam belajar. Motivasi ini meliputi motivasi yang digerakkan dalam diri siswa dan dari luar

5 siswa. Dalam penelitian ini dibatasi pada motivasi intrinsik atau yang berasal dari dalam diri individu. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah: 1. Bagaimana ketersediaan fasilitas belajar siswa dalam mata pelajaran Menggambar Bangunan Gedung di SMKN 1 Sumedang? 2. Bagaimana motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Menggambar Bangunan Gedung di SMKN 1 Sumedang? 3. Seberapa besar pengaruh ketersediaan fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Menggambar Bangunan Gedung di SMKN 1 Sumedang? E. Definisi Operasional Istilah-istilah pada judul perlu dijelaskan untuk menyamakan presepsi mengenai arah penulisan agar tidak terjadi salah pengertian. Pengaruh Ketersediaan Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Siswa Dalam Mata Pelajaran Menggambar Bangunan Gedung di SMKN 1 Sumedang 1. Pengaruh adalah suatu daya yang ada atau timbul pada ketersediaan fasilitas belajar terhadap motivasi siswa dalam mata pelajaran Menggambar Bangunan Gedung di SMKN 1 Sumedang.

6 2. Ketersediaan adalah kesiapan suatu sarana (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat digunakan atau dioperasikan diwaktu yang telah ditentukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002 : 1009). 3. Fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan sesuatu usaha (Arikunto, 1997 : 6) 4. Motivasi siswa adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut. 5. Mata pelajaran Menggambar Bangunan Gedung di SMKN 1 Sumedang adalah mata pelajaran yang memerlukan banyak latihan untuk dapat menguasai mata pelajaran tersebut. Aspek yang lebih diutamakan yaitu aspek psikomotorik karena kerja praktik lebih diterapkan, sehingga selain memahami, siswa juga dapat melakukan dan menguasai tekniknya secara langsung. F. Tujuan Tujuan yang hendak di capai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui ketersediaan fasilitas belajar siswa dalam mata pelajaran Menggambar Bangunan Gedung di SMKN 1 Sumedang. 2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Menggambar Bangunan Gedung di SMKN 1 Sumedang. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ketersediaan fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Menggambar Bangunan Gedung di SMKN 1 Sumedang. G. Manfaat Adapun manfaat yang hendak dicapai dari hasil penelitian ini adalah :

7 1. Dilihat dari segi teoritis a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan literatur yang memperkaya khasanah ilmu pengetahuan maupun kajian pustaka serta penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan bidang kependidikan. 2. Dilihat dari segi praktis a. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai pedoman dan bahan acuan dalam pelaksanaan pemanfaatan fasilitas belajar pada tahun ajaran yang akan datang. b. Memberikan masukan pada siswa bahwa peningkatan prestasi belajar dipengaruhi oleh fasilitas belajar dan motivasi belajar, sehingga siswa dapat mulai memperbaikinya untuk mencapai prestasi belajar yang diharapkan. c. Sebagai informasi dan bahan masukan bagi pihak sekolah mengenai sarana dan prasarana penunjang, sehingga dapat diketahui untuk lebih meningkatkan fasilitas belajar siswa di sekolah. d. Bagi peneliti untuk mendapatkan ilmu pengetahuan atau pengalaman dan melakukan penelitian, baik secara teori maupun praktik serta untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh.