50 BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kelurahan Bontoala merupakan bagian dari Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Kecamatan Bontoala sendiri memiliki luas keseluruhan wilayah ±1,25 km 2 (Sumber data : Kantor BPS Kabupaten Gowa Tahun 2011). Kelurahan bontoala sebagian besar merupakan daratan. Kelurahan bontoala juga memiliki sungai dengan panjang 1 km dengan luas aliran sungai 0,25 km. Sedangkan batas-batas wilayah di Desa Bontoala adalah : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Somba Opu 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Pangka Binanga 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Je ne Tallasa 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Taeng B. Kondisi Demografis Dalam sebuah pembangunan jumlah penduduk sangatlah berpengaruh dalam wilayah, apabila ditunjang dengan tingkat partisipasi masyarakat dan kualitas penduduk. Berdasarkan data sekunder tahun 2011 yang diperoleh dari kantor BPS Kabupaten Gowa, Kelurahan Bontoala mempunyai penduduk sebanyak 17.839 jiwa dengan penduduk laki-laki sebesar 8.828 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 9.011 jiwa dengan jumlah sebanyak 3.907 Kepala Keluarga (KK). Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah tangga rata-rata terdiri dari 5 jiwa. Rata-rata kepadatan penduduk per km 2 adalah 14.271 jiwa.
51 Berdasarkan atas apa yang didapatkan dari data sekunder di Kantor BPS Kabupaten Gowa, bahwa jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 11 dan Rukun Tetangga sebanyak 54. C. Kondisi Sarana dan Prasarana Pembangunan dalam penyediaan sarana dan pra sarana dalam memberikan pelayanan sosial dapat dilihat dari tersedianya sarana dan prasarana dalam menyediakan segala kebutuhan masyarakat dalam lingkungan. Seperti sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan,dan sarana keagamaan. 1) Sarana pendidikan Pendidikan merupakan suatu hal yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Pendidikan sangat berperan dalam pembentukan pola pikir dalam pengembangan kualitas hidup masyarakat, dan ketersediaan sarana mauipun prasarana. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan masyarakat yang sangat mendukung dalam pengembangan masyarakat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.4 : Distribusi Jumlah Sarana Pendidikan Sarana Pendidikan Frekuensi Prosentase(%) Taman kanak-kanak 5 21,7 TPA 17 74 Sekolah Dasar 1 4,3 SMA/SMK 0 0 Total 23 100 Sumber : Kantor Kelurahan Bontoala 2011
52 Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa Kelurahan Bontoala memiliki jumlah sarana pendidikan seperti yang ditunjukkan dari tabel diatas yang terdiri dari 23 gedung yaitu sekolah dasar berjumlah 1 unit ( 4,3% ), taman kanak-kanak sebanyak 5 unit (21,7%), taman TPA 17 unit (74%). 2) Sarana keagamaan Dalam hal keagamaan penduduk kelurahan Bontoala rata-rata menganut agama islam. Sarana keagamaan di Kelurahan Bontoala hanya terdiri dari sarana peribadatan berupa Masjid yang berjumlah 3 buah dan tidak terdapat rumah peribadatan yang lain. 3) Sarana kesehatan Terpenuhnya kebutuhan masyarakat dalam hal kebutuhan akan kesehatan dapat dilihat dari tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang ada di dalam lingkungan masyarakat. Seperti di Kelurahan Bontoala terdapat 2 macam sarana kesehatan seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 3.5 : Distribusi Jumlah Sarana Kesehatan Sarana/ prasarana Frekuensi Prosentase(%) Puskesmas/pustu 1 25,0 Posyandu 3 75,0 Total 4 100,00 Sumber : Kantor Kelurahan Bontoala 2011 Dari data diatas menunjukkan bahwa sarana kesehatan yang ada di Kelurahan Bontoala terdapat 1 unit puskesmas/pustu (25,0%) dan posyandu berjumlah 3 unit (75,0%).
53 4) Sarana air bersih Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Air bersih juga merupkan faktor yang sangat menunjang kebutuhan akan kesehatan suatu masyarakat. Akan tetapi di Kelurahan Bontoala tidak adanya pelayanan air bersih seperti PAM, dan MCK. Jika dilihat dari letak geografis Kelurahan Bontoala, sebagian besar merupakan pemukiman penduduk yang dilintasi oleh sungai kecil (kanal) yang berasal dari perairan tanjung bunga dan terdapat banyak pemukiman penduduk yang padat. Para anggota masyarakat menjadikan daerah sungai (kanal) tersebut sebagai tempat pembuangan sampah. Sehingga sungai-sungai kecil maupun SPAL (Saluran pembuangan Air Limbah) yang ada di sekitar wilayah pemukiman penduduk menjadi tercemar dan menghasilkan bau yang tidak enak serta merupakan tempat bersarangnya berbagai macam penyakit. Pembangunan merupakan proses mengadakan atau membuat dan mengatur sesuatu yang belum ada termasuk memajukan, memperbaiki atau meningkatkan daya guna sesuatu yang sudah ada. Pembangunan nasional bertujuan menciptakan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Dalam usaha pencapaian tujuan pembangunan nasional tersebut, harus ada usaha dan kerja keras dari semua pihak yang terkait. Pemerintah, perencana, dan masyarakat itu sendiri. Tuntutan dari perkembangan zaman membawa pembangunan dalam dimensi yang senantiasa mengalami dinamika perubahan. Hal ini manjadikan pembangunan haruslah memiliki sistem perhitungan kompleks. Perencana
54 pembangunan harus mampu memperhitungkan aspek yang melandasi terjadinya pembangunan yang sinergis dan sesuai dengan perkembangan zaman.